Anda di halaman 1dari 2

Nama : Fauziyah Ilmi Maulida

NIM : C1C018102

Fakultas : F. Ekonomi & Bisnis

Jurusan : Akuntansi

Kelompok : 74

DIA ADALAH DILANKU TAHUN 1916

Inspirasi bagi saya adalah sebuah hal yang mampu menjadi referensi kita untuk
berubah dari suatu keadaan sebelumnya atau mengembangkan sesuatu hal menjadi lebih baik.
Tokoh inspirasi bagi saya dia lah salah satu panutan atau role model saya karenanya mampu
mengubah seseorang menjadi lebih baik adanya.

Begitu pula pak Abdul Rozak Fachruddin atau sering kita kenal dengan sebutan pak
AR. Beliau ini berasal dari keluarga Yogyakarta yang merupakan putra dari bapak
Fachruddin dan ibu Maimunah binti KH. Idris. Beliau lahir pada tanggal 14 Februari 1916 di
Yogyakarta. Beliau belajar di sekolah-sekolah Muhammadiyah. Pada tahun 1923, untuk
pertama kalinya pak A.R. Fachruddin bersekolah formal di Standaard School
Muhammadiyah Bausasran. Dua tahun kemudian ia pindah ke Sekolah Dasar
Muhammadiyah Kotagede dan melanjutkan masuk ke Madrasah Muallimin Muhammadiyah
Yogyakarta. Setelah dua tahun belajar di Muallimin, ayahnya memanggil dia untuk pulang
dan belajar kepada beberapa kiai seperti K.H. Fachruddin, yang merupakan ayahnya sendiri.

Dari sekian banyak tokoh yang mungkin menjadi idola dikalangan banyak orang
mengapa saya memilih pak AR sebagai tokoh yang menginspirasi saya? Alasannya karena
kesederhanaan beliau. Beliau ini merupakan mantan ketua umum PP Muhammadiyah namun
dalam kesehariannya nampak seperti bukan seorang ketua begitu. Tidak tampaknya bukan
karena beliau tidak cocok menjadi pemimpin melainkan sikap sederhana beliau yang tidak
seperti para pemimpin-pemimpin lainnya pada jaman itu hidupnya jauh dari kata sederhana.
Bayangkan saja pak AR ini berdakwah kemana-mana menggunakan sepedanya bahkan beliau
pernah diberi sepeda motor dan digunakan beliau motor tersebut rusak parah dan mati saat
beliau bawa untuk berdakwah di daerah pajangan, bahkan beliau menuntunnya sendiri ke
bengkel yang jaraknya jauh. Motor tersebut mati bukan karena beliau tidak bisa merawatnya
tetapi karena beliau yang tidak mau mengganti motornya tersebut selagi masih bisa
digunakan menurut beliau. Tak jarang orang-orang ingin memberi beliau mobil untuk beliau
gunakan berdakwah namun beliau selalu menolaknya dengan alasan tidak bisa
menggunakannya.

Hal tersebut menggugah hati saya untuk berperilaku sederhana walaupun memiliki
sebuah kekuasaan. Karena banyak orang terbanting harga dirinya karena kekuasaan
mengendalikan hidup mereka. Selain itu keistiqomahannya dalam menjaga kesederhanaan
tersebut juga perlu diacungi jempol karena pasti tidaklah mudah menguatkan hati dari godaan
hawa nafsu hidup bermewah-mewahan. Lihat zaman sekarang barang siapa tidak memiliki
uang niscaya tidak bahagia hidupnya padahal terlalu menghamburkan uang mampu
membawa kita menuju kesengsaraan.

Selain itu pak AR Fachrudiin juga sebagai guru di 10 sekolah secara bersamaan
selama 10 tahun lamanya. Hingga beliau sudah menginjak masa tua pun beliau menjadi dosen
di berbagai universitas. Yang dikagumi lagi dari kesederhanaannya, beliau ini tidak memiliki
rumah dan hanya menggunakan rumah dinas yang diberi oleh Muhammadiyah bisa
dibayangkan seorang ketua umum tidak memiliki rumahnya sendiri dan dalam berdakwah
pun beliau ini tidak mau dibayar sepeserpun jikalau pun dibayar maka uangnya akan beliau
bagikan kepada staf di kantor PP Muhammadiyah. Beliau mengungkapkan bahwa ini sudah
prinsipnya untuk berdakwah secara ikhlas semata karena Allah tanpa mengharap amplop.
Jika mau menerima amplop takut menjadi kebiasaan, dan akhirnya mempengaruhi niat
dakwah. Itulah sebabnya meski laris diundang ceramah, Pak AR tetap miskin. Karena
ceramahnya tak menghasilkan uang.

Sebagai penutup ada satu penggal yang menjadi penguat untuk saya “Di hati manusia
hanya ada satu cinta. Cinta kepada Allah. Jika cinta kepada Allah ini tercemari oleh cinta
kepada dunia, maka Allah akan cemburu”.

Anda mungkin juga menyukai