Anda di halaman 1dari 5

Pengolahan Sumber Daya Mineral dan Energi

Disusun Oleh :
Muhammad Fauzan Al Azmi (03021181823026)
Ranty Natasya Elizabeth Tobing (03021281924118)

Kelas B Indralaya

Dosen Pengampu
Ir. Taufik Arief, M.S

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
KEGIATAN CRUSHING PLANT
Pengertian Crushing Plant
Crushing plant merupakan tahapan pengolahan yang bertujuan untuk menyiapkan ukuran bijih
agar sesuai dengan ukuran yang dipersyaratkan pada operasi grinding plant. Pada dasarnya proses
peremukan material oleh crusher berlangsung karena adanya gaya tekan atau kompresi dan gaya geser
yang berlangsung silih berganti. Crushing dimaksud untuk memperkecil ukuran material agar dapat
digunakan pada proses berikutnya. Crushing plant memerlukan beberapa peralatan, yaitu hopper, ban
berjalan (belt conveyor), ayakan (screen), mesin peremuk (crusher) dan peralatan tambahan lain yang
saling berkaitan.

Persiapan Crushing Plant


1. Hopper
Hopper adalah alat pelengkap pada rangkaian unit peremuk yang berfungsi sebagai tempat
penerima material umpan yang berasal dari lokasi penambangan sebelum material tersebut masuk ke
dalam alat peremuk. Ukuran hopper 6m x 6m dengan kapasitas desain ± 18 ton/menit.
Terdapat dua tempat penerima material umpan tetapi pada kegiatan crushing yang sesungguhnya
hanya satu tempat yang digunakan karena belt conveyor tidak sanggup membawa material yang ada
jika dua tempat digunakan sekaligus, maka pada saat crushing hanya satu tempat yang digunakan.
2. Chain feeder
Merupakan susunan batang-batang baja yang tersusun sejajar. Chain feeder berfungsi sebagai
pengumpan mesin peremuk, juga untuk memisahkan material umpan yang sudah memenuhi ukuran
yang diharapkan. Dengan adanya alat ini maka material umpan yang telah memenuhi ukuran produk
tidak perlu dilakukan pengecilan ukuran lagi.
3. Vibrating Screen
Adalah alat yang digunakan untuk memisahkan ukuran material hasil proses peremukan
berdasarkan besarnya bukaan pada screen tersebut yang dinyatakan dengan mesh. Pengertian mesh
adalah jumlah lubang bukaan yang terdapat dalam 1 inchi panjang. Ukuran screen panjang 5,5 cm
dengan lebar 90 cm dan tinggi 5 m dengan kapasitas ± 700 ton/jam.(gambar 3.2)
a. Tujuan dilakukan screening (pengayakan) adalah:
 Mempertinggi kapasitas unit operasi lainnya
 Mencegah terjadinya over crushing atau over grinding
 Memenuhi permintaan pasar
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan material untuk menerobos masuk lubang ayakan
adalah:
 Ukuran lubang ayakan. Semakin besar ukuran diameter lubang ayakan maka akan semakin
banyak material yang akan lolos, selain itu bentuk opening juga menentukan banyak sedikitnya
material yang lolos. Semakin besar ukuran ayakan mka akan semakin besar efisiensi ayakan
tersebut.
 Ukuran relatif partikel, ukuran partikel yang dapat melewati opening. Material yang mempunyai
diameter sama dengan panjang yang sama pula akan mempunyai kesempatan dan kecepatan
masuk lebih besar daripada material yang ukurannya tidak beraturan.
 Persentase opening terhadap total permukaan screen. Apabila luas permukaan ayakan cukup
besar, namun lubang ayakannya banyak tertutup oleh partikel near mesh, maka kesempatan lolos
partikel menjadi kecil. Partikel near mesh adalah partikel yang ukurannya sama dengan lubang
ayakan, sehingga partikel ini terjebak dan menutup lubang ayakan (tidak dapat lolos dari lubang
ayakan).
 Kandungan air (moisture content) material. Kandungan air yang banyak akan membantu proses
pengayakan, demikian juga untuk kondisi kering. Tetapi apabila kandungan airnya sedikit akan
menyebabkan material menggumpal dan ini akan mempersulit pengayakan.
 Efek pantulan dari mineral/ material karena adanya screen, maupun sudut jatuh partikel terhadap
permukaan ayakan. Apabila jatuhnya partikel tidak tepat di atas lubang ayakan, dapat terjadi
proses pengayakan terhambat karena ada dua atau lebih partikel yang membentuk suatu
jembatan sehingga walaupun ukuannya lebih kecil dari lubang ayakan menjadi tidak dapat lolos
ayakan tersebut.
 Kecepatan feeding. Bila kecepatan pengumpanan terlalu besar yang memungkinkan disebabkan
oleh kemiringan dek yang besar, maka kesempatan lolos menjadi lebih kecil.
 Ukuran partikel near mesh. Partikel near mesh adalah partikel yang ukurannya pas dengan
ukuran lubang ayakan sehingga partikel tersebut tidak dapat masuk dan tidak dapat keluar.
Akibat dari banyaknya partikel near mesh adalah akan menutupi lubang ayakan, dan akan
menyebabkan kesempatan lolos partikel lainnya menjadi lebih kecil.
 Kesempatan partikel untuk menyusun lapisan di atas ayakan berdasar ukuran partikel. Apabila
waktu pengayakan cukup lama, akan memberi kesempatan partikel menyusun diri dalam lapisan-
lapisan, dengan susunan partikel yang lebih kecil ada di bagian bawah.
 Gerakan ayakan. Vibrating screen akan lebih baik daripada screen yang diam, sebab dengan
adanya getaran maka akan memberikan kesempatan kepada setiap partikel untuk menyusun
lapisan dan pada akhirnya dapat lolos dari lubang ayakan.
4. Crusher
Crusher merupakan salah satu alat mekanis terpenting yang terdapat pada unit coal processing
plant, alat inilah yang berfungsi untuk mengecilkan ukuran batubara. Yang digunakan double roll
crusher (gambar 3.3) dengan diameter drum 30 in dengan panjang drum 120 cm.
Produktivitas/kapasitas crusher dibedakan menjadi dua macam yaitu kapasitas desain dan
kapasitas nyata. Kapasitas desain adalah kemampuan produksi yang seharusnya dapat di capai oleh
crusher dan dapat diketahui dari spesifikasi yang dibuat oleh pabrik, sedangkan kapasitas nyata
merupakan kemampuan produksi sesungguhnya yang didasarkan pada sistem produksi yang
diterapkan. Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi kemampuan produksi crusher adalah sebagai
berikut :
 Sifat fisik material yang akan direduksi, sifat fisik ini meliputi : kekerasan, berat jenis,
kandungan air.
 Lubang bukaan dari crusher
 Lubang keluaran dari crusher
 Kecepatan dan jumlah umpan yang masuk setiap waktunya.

5. Ban berjalan ( Belt Conveyor )


Terdapat 5 belt conveyor pada rangkaian crusher dengan ukuran BC I memiliki panjang 8 m, tebal
10 mm/4ply, BC II memiliki panjang 30 m dan tebal 10 mm/4ply, BC III memiliki panjang 75 m dan
tebal 10 mm/4ply, BC IV memiliki panjang 150 m dan tebal 10 mm/4ply, BC V memiliki panjang 70
m dengan tebal 10 mm/4ply dan belt conveyor di rakit pada tahun 2009. Conveyor digerakkan oleh
motor penggerak yang dipasang pada head pulley. Conveyor akan kembali ke tempat semula karena di
belokkan oleh pulley awal dan pulley akhir. Material yang didistribusikan melalui pengumpan akan
dibawa oleh ban berjalan dan berakhir pada head pulley. Pada saat proses kerja di unit peremuk
dimulai, conveyor  harus bergerak lebih dulu sebelum alat peremuk bekerja. Hal ini bertujuan untuk
mencegah terjadinya kelebihan muatan (over load) pada conveyor. Belt Conveyor terdiri dari beberapa
bagian :
 Belt atau ban, berfungsi untuk membawa material yang diangkut.
 Idler atau Rol, berfungsi sebagai penahan atau menyangga Belt Conveyor,  sedangkan Idler
menurut letak dan fungsinya dibagi menjadi :
 Idler atas ( Rol pembawa ), untuk menahan Belt yang  bermuatan
 Idler bawah ( Rol pembalik ), untuk menahan Belt yang kosong.
 Pemberat ( Take Up ), berfungsi untuk mengatur tegangan Belt dan untuk mencegah slip antara
Belt.
 Pulley
Faktor-faktor yang berpengaruh pada pemakaian conveyor adalah :
 Sifat fisik dan keadaan material
 Keadaan topografi
 Jarak pengangkutan
 Produksi

Anda mungkin juga menyukai