Anda di halaman 1dari 15

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


Bab IV berisikan hasil penelitian dari masing-masing variabel variabel penelitian yang
mencakup data demografi, variabel independen, serta variabel dependen. Peneliti memulai
penelitian terhitung dari tanggal 3 Mei 2020 sampai 27 Mei 2020 via google form dengan
populasi kelas X dan kelas XI SMAN 2 Depok sebesar 754 serta total sampel yang diambil
oleh peneliti dengan total 262 siswa-siswi kelas X dan kelas XI. SMAN 2 Depok. Masing-
masing variabel yang diteliti dianalisis univariat serta bivariat. Analisis univariat dilakukan
untuk mengetahui frekuensi serta presentase dari variabel data demografi, variabel
independen dan variabel dependen.

Analisis bivariat meliputi apakah ada hubungan yang menyangkut antara variabel data
demografi, variabel independen dengan variabel dependen. Variabel data demografi meliputi
data usia, jenis kelamin, serta data motivasi masuk perguruan tinggi negeri. Variabel data
independen meliputi mekanisme koping dan dukungan sosial serta variabel dependen
meliputi kecemasan. Dalam mengolah data, peneliti menggunakan SPSS 26.

IV.1 Gambaran Lokasi Penelitian

SMAN 2 Depok didirikan oleh Pemerintah Jawa Barat pada tahun 1985. SMAN 2 Depok
berada di alamat Jl. Gede No.177, Abadijaya, Kec. Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat
16417. Sekolah ini memiliki dua jenis jurusan, yaitu jurusan IPA dan IPS yang ada pada
masing-masing dari kelas X sampai kelas XII. Sekolah yang unggul dengan akreditasi A+
memiliki fasilitas yang memadai yaitu ada fasilitas kelas, perpustakaan, masjid, berbagai
jenis laboratorium, laboratorium untuk IPA maupun laboratorium untuk komputer dan
kegiatan ekstrakurikuler lainnya. SMAN 2 Depok memiliki total Guru sebanyak 48 Guru dan
memiliki total siswa sebanyak 1546 dibagi menjadi ada 455 Siswa laki-laki dan 636 siswa
perempuan. Sekolah ini memiliki fasilitas kelas sebanyak 27 kelas IPA maupun IPS. SMAN
2 Depok Kepala sekolah dengan periode dari tahun 2017 sampai sekarang bernama Drs.
Rahmat Muhammad, M.Pd.
IV.2 Analisis Univariat

Analisis univariat didalam penelitian ini dilakukan dengan masing-masing variabel.


Variabel-variabel yang dianalisis didalam analisis univariat meliputi variabel umur, jenis
kelamin, motivasi masuk perguruan tinggi negeri, mekanisme koping, dukungan sosial teman
sebaya dan kecemasan pada siswa kelas X dan kelas XI di SMAN 2 Depok. Analisis
univariat menganalisis masing-masing frekuensi dan presentase variabel pada tiap responden.
Variabel usia dikelompokkan menjadi usia dari 15 tahun, 16 tahun, 17 tahun dan 18 tahun,
lalu variabel jenis kelamin dikelompokkan menjadi Laki-laki dan perempuan dimana masing-
masing variabel ini dikodingkan ; yaitu laki-laki dengan koding 1 dan perempuan koding 2,
selanjutnya ada variabel motivasi masuk perguruan tinggi negeri dimana motivasi masuk
perguruan tinggi negeri terdiri dari diri sendiri, teman, orang tua dan guru/kepala sekolah
dimana masing-masing koding dari variabel adalah diri sendiri 1, teman 2, orang tua 3 dan
guru/kepala sekolah 4. Variabel independen dari analisis univariat adalah mekanisme koping
dan dukungan sosial teman sebaya. Mekanisme koping dalam masing-masing soal terdapat
jawaban tidak pernah dengan koding 0, jarang dengan koding 1, kadang-kadang dengan
koding 2, sering dengan koding 3 dan selalu dengan koding 4. Variabel dukungan sosial
teman sebaya dibagi menjadi 4 jenis jawaban yaitu sangat tidak setuju dengan koding 1, tidak
setuju dengan koding 2, setuju dengan koding 3 dan sangat setuju dengan koding 4. Variabel
dependen dalam analisis univariat adalah kecemasan dimana jawaban dari masing-masing
soal kecemasan dibagi menjadi 4 jawaban yaitu tidak pernah dengan koding 1, jarang dengan
koding 2, sering dengan koding 3 dan selalu dengan koding 4. Masing-masing variabel
dependen dan independen peneliti menggunakan skala likert yang terdiri dari 4-5 pilihan
jawaban dalam masing-masing soal di setiap variabel.

IV.2.1 Karakteristik Responden

Tabel. 15 Rata- rata usia siswa kelas X dan kelas XI di SMAN 2 Depok tahun
2020 (n = 262)

Variabel Mean SD Minimal- 95 % CI


Maximal
Usia 16,06 0,683 15-18 15,98-16,15
Analisis berdasarkan usia pada tabel 15 tertera rata-rata usia dari jumlah
sampel yaitu 262 siswa SMAN 2 Depok tahun 2020 yaitu 16,06 Dengan usia paling
muda yaitu 15 tahun dan yang paling tua yaitu 18 tahun. Hasil tingkat kepercayaan 95
% ( 95 % CI) sebesar 15,98-16,15. Usia dari siswa kelas X dan kelas XI SMAN 2
Depok paling banyak usia 16 tahun.
Karakteristik responden berdasarkan usia sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Feby Priscilla Sinaga pada tahun 2019 dengan penelitian yang berjudul
Hubungan Strategi koping dengan stress pada siswi di asrama santa theresia di medan
dengan responden siswi di asrama tersebut dan bermayoritas usia responden yaitu 16
tahun
( Sinaga, 2019). Akan tetapi penelitian yang dilakukan peneliti berlawanan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Imam Hakim Suryono pada tahun 2016 yang berjudul
Hubungan pola koping dengan tingkat kecemasan siswa kelas XII yang akan
menghadapi ujian nasional dengan mayoritas responden yaitu 17 tahun (Suryono,
2016) .

Tabel. 16 Distribusi frekuensi dan presentase dilihat dari usia, jenis kelamin, motivasi
masuk perguruan tinggi negeri siswa kelas X dan kelas XI di SMAN 2 Depok tahun
2020 ( n = 262)

Variabel Frekuensi Presentase


Usia 15 tahun 52 19,8 %
16 tahun 142 54,2 %
17 tahun 71 25,6%
18 tahun 1 0,4 %

Total usia 262 100 %


Jenis Laki-laki 80 30,5 %
Kelamin Perempuan 182 69,5%
Total Jenis Kelamin 262 100 %
Motivasi
Masuk Diri Sendiri 210 80,2 %
Perguruan Teman 7 2,7 %
Tinggi Orang Tua 45 17,2 %
Negeri
Total Motivasi Masuk 262 100
Perguruan Tinggi Negeri

Berdasarkan analisis data pada tabel responden dilihat, jenis kelamin yang paling
dominan yaitu perempuan dibandingkan laki-laki. Perempuan berjumlahkan 182 siswa atau
dalam presentase 69,5 % sedangkan laki-laki berjumlah 80 orang atau dalam presentase 30,5
%. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Erlinda Dwi Safitri yang berjudul hubungan tingkat kecemasan dengan dukungan sosial
teman sebaya dalam menghadapi ujian nasional pada siswa kelas IX di SMP Muhammadiyah
yogyakarta yang menganalisis bahwa jenis kelamin yang terbanyak yaitu perempuan
dibandingkan laki-laki ( Safitri, 2016).

Karakteristik para siswa kelas X dan kelas XI dilihat pula berdasarkan variabel motivasi
masuk perguruan tinggi negeri. Tabel di atas menyatakan bahwa frekuensi dari para siswa
kelas X dan kelas XI yang memiliki motivasi masuk perguruan tinggi yang dominan yaitu
didorong oleh motivasi diri sendiri dengan frekuensi 210 siswa atau setara dengan 80,2 %,
motivasi dari orang tua berfrekuensi 45 siswa atau dalam presentase 17,2 % dan yang terakhir
yaitu dari teman yaitu berjumlah 7 siswa atau serupa dengan 2,7 %. Interpretasi pada tabel
diatas yang dianalisis oleh peneliti menunjukkan bahwa motivasi masuk perguruan tinggi
negeri berasal dari dorongan diri sendiri tanpa kehendak siapapun.

Peneliti mengambil sampel berjumlah 262 siswa dari masing-masing kelas X dan kelas XI
di SMAN 2 Depok dengan menggunakan metode pengambilan sampel yaitu stratified
random sampling yaitu mengambil sampel dari masing-masing kelas dilihat dari jumlah
anak-anak pertama yang mengisi kuisioner via google form. Berikut peneliti memaparkan
tabel siswa kelas X dan kelas XI dilihat dari siswa yang mengisi kuisioner via google form.

Kelas Total siswa Frekuensi siswa yang Presentase siswa


mengisi kuisioner yang mengisi
kuisioner

X MIPA 1 36 14 5,3 %
X MIPA 2 37 12 4,6 %
X MIPA 3 38 11 4,5 %
X MIPA 4 37 12 4,6 %
X MIPA 5 38 14 5,3 %
X MIPA 6 37 12 4,6 %
X IPS 1 38 13 5,0 %
X IPS 2 38 13 5,0 %
X IPS 3 38 13 5,0 %
X IPS 4 38 13 5,0 %
XI MIPA1 38 13 5,0 %
XI MIPA 2 38 13 5,0 %
XI MIPA 3 38 13 5,0 %
XI MIPA 4 38 14 5,3 %
XI MIPA 5 37 12 4,6 %
XI MIPA 6 38 14 5,3 %
XI IPS 1 38 14 5,3 %
XI IPS 2 38 14 5,3 %
XI IPS 3 38 14 5,3 %
XI IPS 4 38 14 5,3 %
Jumlah 754 262 100 %

IV.2.2 Karakteristik Variabel Mekanisme Koping dan Dukungan Sosial Teman


Sebaya berdasarkan Uji Normalitas
Sebelum peneliti memutuskan apakah kedua variabel tersebut normal atau tidak,
maka, peneliti melakukan uji Normalitas. Uji normalitas merupakan uji pada setiap
variabel apakah suatu variabel yang akan diuji memiliki data berdistribusi normal atau
tidak ( Widhiarso, 2017). Peneliti melakukan uji normalitas jenis skewness karena
sampel penelitian berjumlah lebih dari 200 dan diambil pada tiap kelas X maupun
kelas XI di SMAN 2 Depok. Hal ini juga serupa dengan penelitian Yusnaeni dan
kawan-kawan tahun 2016 yang berisikan uji normalitas memakai uji normalitas
swekness dan cara pengambilan sampel dengan cara mengambil sampel pada tiap
kelas. Uji normalitas skewness memiliki nilai normal berkisar -1,96 sampai +1,96
(Yusnaeni et al., 2016). Berikut peneliti memaparkan tabel hasil uji normalitas
mekanisme koping dan dukungan sosial teman sebaya :

Tabel. 17 Hasil Uji Normalitas Skewness Mekanisme Koping

( Nilai Normal antara +2 sampai -2)


N = 262 Valid : 262 Valu Result
Missing : 0 e
Mean 25,13
95 % 24,53-25,73
Confidence
Interval
Std.error of 0,307
mean
Median 25,00
Skewness 0,099 0,66 Normal
Std.error of 0,150
skewness

Tabel. 19 Hasil Uji Normalitas Skewness Dukungan Sosial Teman Sebaya


( Nilai Normal antara +2 sampai -2)

N = 262 Valid : 262 Value Result


Missing : 0
Mean 76,30
95 % 75,16-77,44
Confidence
Interval
Std.error of 0,577
mean
Median 76,00
Skewness -0,697 -4,6066 Tidak Normal
Std.error of 0,150
skewness

Pembahasan berdasarkan hasil uji normalitas dilihat pada tabel 17 dan tabel 18. Pada
tabel 17 hasil uji normalitas menggunakan skewness bernilai data distribusi normal. Pada hal
tersebut, untuk total skoring pada variabel mekanisme koping bernilai normal. Maka dari itu,
untuk skoring dari mekanisme koping, peneliti menggunakan skoring hasil ukur mekanisme
koping adaptif > mean dan skoring maladaptif < mean, Sedangkan untuk tabel 18 nilai uji
normalitas skewness berdistribusi tidak normal. Peneliti memutuskan untuk memakai skoring
hasil ukur dukungan sosial teman sebaya tinggi > median dan dukungan teman sebaya rendah
< median.
IV.2.3 Karakteristik Responden berdasarkan Mekanisme Koping

Peneliti menganalisis mekanisme koping dilihat dari frekuensi dan presentase.


Dalam mengambil data mekanisme koping, peneliti memakai kuisioner skala strategi
koping yang sudah dilakukan uji validitas sebelum melakukan penelitian. Kuisioner
skala strategi koping memiliki 12 pernyataan dengan masing-masing soal yang
memiliki 5 pilihan jawaban dengan pernyataan positif yaitu 4 = selalu, 3 = sering, 2
= kadang-kadang, 1 = jarang dan 0 = tidak pernah dan pernyataan negatif yaitu 4 =
tidak pernah, 3 = jarang, 2 = kadang-kadang, 1 = sering, dan 0 = selalu.

Tabel. 18 Distribusi Frekuensi dan Presentase Mekanisme Koping Siswa kelas X dan
kelas XI SMAN 2 Depok tahun 2020

( n = 262)

Variabel Frekuensi Presentase


Mekanism Adaptif 156 59,5 %
e Koping Maladaptif 106 40,5%
Total 262 100

Tabel di atas peneliti membagi dua hasil ukur dari kuisioner skala strategi koping yaitu
mekanisme koping adaptif dan mekanisme koping maladaptif. Peneliti menganalisis bahwa
mekanisme koping yang paling dominan yang dilakukan oleh para siswa kelas X dan kelas
XI adalah adaptif dengan siswa yang berfrekuensi sebanyak 156 siswa atau setara dengan
59,5 %. Mekanisme koping maladaptif yang digunakan oleh para siswa kelas X dan kelas XI
di SMAN 2 Depok sebesar 106 siswa atau setara dengan 40,5 % siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti setara dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ahmad Robianto pada tahun 2017 yang berjudul Hubungan antara strategi koping dengan
kecemasan pada siswa dalam menghadapi OSCE pada mahasiswa keperawatan semester 2 di
Stikes Muhammadiyah Samarinda dengan responden sebayak 85 mahasiswa. Ahmad
Robianto memaparkan bahwa mahasiswa menggunakan mekanisme koping yang
bermayoritas yaitu mekanisme koping adaptif dibandingkan mekanisme koping maladaptif
dengan jumlah yaitu 43 orang atau setara dengan 50,6 % dan mahasiswa menggunakan
mekanisme koping maladaptif dengan mahasiswa berjumlah 42 orang atau setara dengan 49,4
% (Robianto, 2017).
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti juga serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh
Imam Hakim Suryono yang berjudul Hubungan pola koping dengan kecemasan pada siswa
kelas XII di SMA Muhmmadiyah 1 surakarta pada tahun 2016 yang menganalisis bahwa
mekanisme koping yang paling mendominan yaitu mekanisme koping adaptif berfrekuensi 34
responden atau 48, 6 % sedangkan siswa yang menggunakan mekanisme koping maladaptif
sebesar 24 responden atau 31,4 %(Suryono, 2016).

IV.2.4 Karakteristik Responden berdasarkan Dukungan Sosial Teman Sebaya

Karakteristik responden dilihat berdasarkan Dukungan sosial teman sebaya dilihat dari
frekuensi dan presentase. Peneliti menggunakan kuisioner untuk mengambil data siswa
menggunakan kuisioner skala dukungan sosial teman sebaya dengan pernyataan sebanyak 25
dimana peneliti sebelumnya sudah melakukan uji validitas dari 30 soal pernyataan. Kuisioner
skala dukungan sosial teman sebaya memiliki 4 pilihan jawaban yaitu ada pernyataan positif
dengan nilai skala 4 = sangat setuju, 3 = setuju, 2 = tidak setuju, 1= sangat tidak setuju dan
pernyataan negatif dimana nilai dari skala tersebut berbanding terbalik yaitu 4 = sangat tidak
setuju, 3 = tidak setuju, 2= setuju, 1 = sangat setuju.

Tabel. 19 Distribusi Frekuensi dan Presentase Dukungan Sosial Teman Sebaya siswa
kelas X dan kelas XI SMAN 2 Depok tahun 2020 ( n = 262 )

Variabel Frekuensi Presentase


Dukungan
Sosial Tinggi 136 51,9%
Teman Rendah 126 48,1 %
Sebaya
Total 262 100 %

Peneliti membagi hasil ukur dari kuisioner dukungan sosial teman sebaya yaitu dukungan
sosial teman sebaya tinggi dan dukungan sosial teman sebaya rendah. Peneliti memaparkan
bahwa dukungan sosial teman sebaya yang paling banyak adalah dukungan sosial teman
sebaya tinggi sebanyak 136 siswa atau setara dengan 51,9 % dan siswa yang memiliki
dukungan sosial teman sebaya rendah sebanyak 126 siswa atau setara dengan 48,1 %.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap analisis dukungan sosial teman sebaya
serupa dengan penelitian Erlinda Dwi Safitri tahun 2016 yang berjudul Hubungan tingkat
kecemasan dengan dukungan teman sebaya dalam menghadapi ujian nasional kelas XI di
SMP muhammadiyah yogyakarta dengan julah responden 120 siswa yang memaparkan
kategori bahwa Dukungan sosial teman sebaya banyak sebesar 92 responden atau serupa
dengan 76,7 % dan memiliki dukungan sosial teman sebaya sedikit sebesar 28 responden atau
setara dengan 23,3 % (Safitri,2016).

Penelitian dengan variabel dukungan sosial teman sebaya juga didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Edy cahyadi dan kawan-kawan pada tahun 2017 yang
berjudul Hubungan antara dukungan teman sebaya dengan kecemasan pada siswa kelas XII
dalam menghadapi ujian nasional di SMA Negeri 4 Banda Aceh. Penelitian Edy memaparkan
bahwa dukungan sosial teman sebaya yang dominan dalam kategori tinggi sebesar 57 siswa
atau setara 78,1 % dan kategori rendah sebesar 16 siswa atau 21,9 % (Cahyady, 2018).

Dukungan sosial teman sebaya juga setara dengan penelitian yang dilakukan oleh Ida Ayu
Gede Hutri Dhara Sasmita dan I Made Rustika tahun 2015 yang berjudul Peran Efikasi Diri
dan Dukungan Sosial Teman Sebaya Terhadap Penyesuaian Diri Mahasiswa Tahun Pertama
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang
memaparkan bahwa paling dominan mahasiswa memiliki dukungan sosial teman sebaya
tinggi sebanyak 107 responden atau 78,1 % (Sasmita & Rustika, 2015).

IV.2.5 Karakteristik Responden berdasarkan Kecemasan

Peneliti meneliti dan menganalisis kecemasan pada siswa kelas X dan kelas XI di SMAN
2 Depok dilihat dari tingkat kecemasan. Peneliti membagi hasil ukur kecemasan yaitu ada 4
kategori yaitu kecemasan ringan, kecemasan sedang, kecemasan berat dan panik. Peneliti
mengambil data dari siswa SMAN 2 Depok menggunakan kuisioner baku yaitu Kuisioner
ZSAS ( Zung Self Rating Anxiety Scale ). Kuisioner ZSAS memiliki pernyataan sebanyak 20
pernyataan dimana masing-masing pernyataan memiliki 4 pilihan jawaban yaitu nilai skala
jawaban 4 = selalu, 3 = sering, 2 = kadang-kadang, 1 = tidak pernah. Hasil analisis yang
dilakukan oleh peneli dilihat dari tabel sebagai berikut berdasarkan frekuensi dan presentase
siswa kelas X dan kelas XI SMAN 2 Depok.
Tabel.20 Distribusi Frekuensi dan Presentase Tingkat kecemasan siswa kelas X dan
kelas XI SMAN 2 Depok tahun 2020 ( n = 262)

Variabel Frekuensi Presentase


Kecemasan Ringan 217 82,8 %
Sedang 43 16,4 %
Berat 2 0,8 %
Panik 0% 0%

Total 262 100 %

Hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti dengan hasil ukur yang terbagi menjadi 4
kategori tingkat kecemasan siswa di SMAN 2 Depok yaitu dengan dominan sebanyak 217
siswa mengalami kecemasan ringan atau setara dengan 82,8 %. Siswa yang mengalami
kecemasan sedang sebanyak 43 siswa atau setara dengan 16,4 %. Siswa yang mengalami
kecemasan berat sebanyak 2 siswa atau setara dengan 0,8 %. Siswa di SMAN 2 Depok tidak
ada yang mengalami panik berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

Hasil analisis kecemasan yang dilakukan oleh peneliti sebanding dengan penelitian yang
dilakukan oleh Vina Rachmawati dan Mustikasari tahun 2020 yang berjudul tingkat
kecemasan dan stres pada mahasiswa yang mengikuti OSCE (Rachmawati & Mustikasari,
2020) . Para peneliti tersebut menganalisi untuk mengukur tingkat kecemasan menggunakan
skala HARS ( Hamilton Anxiety Rating Scale ). Hasil dari analisis kecemasan bahwa
kecemasan yang dominan berada pada tingkat kecemasan ringan dengan frekuensi 71
responden atau setara dengan 65,14, kecemasan sedang frekuensi sebanyak 19 responden
atau setara dengan 17,43 % lalu kecemasan berat sebanyak 17 responden atau setara dengan
15,6 % dan di tingkat panik ada 2 responden atau setara dengan 1,83 %.

Analisis kecemasan juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Mulia
Mukminina dan Zaenal Abidin pada tahun 2019 yang berjudul Koping Kecemasan Siswa
SMA dalam menghadapi Ujian Tulis Berbasis Komputer ( UTBK) Tahun 2019. Kedua
peneliti tersebut menganalisis kecemasan dalam bentuk histogram dan dilihat frekuensi siswa
yang mengalami kecemasan berdasarkan Histogram. Hasil analisis yang dilakukan oleh
kedua peneliti ada tiga jenis kecemasan yang dialami oleh siswa. Kecemasan yang paling
dominan berada pada kecemasan ringan sebesar 60 %, lalu kecemasan sedang sebesar 20 %
dan kecemasan berat juga sekitar 20 % (Mukminina & Zaenal, 2020).

Penelitian kecemasan siswa di SMAN 2 Depok bertentangan dengan penelitian Nurul


Fikriyani, Sri Maria Puji Lestari, Dita Fitriani dan Elitha M Uthari pada tahun 2020 dengan
judul Hubungan Efikasi diri dan kecemasan dengan motivasi belajar pada Mahasiswa. Para
peneliti tersebut menganalisis bahwa kecemasan yang paling dominan berada pada tingkat
kecemasan sedang dengan frekuensi 86 reponden atau setara dengan 69,9 % , disusul oleh
kecemasan berat dengan frekuensi 37 responden atau setara dengan 30,1 %, dan tidak ada
responden yang mengalami kecemasan ringan pada penelitian yang dilakukan oleh Nurul
Fikriyani dan kawan-kawan(Fikriyani et al., 2020).

IV. 3 Analisis Bivariat

Analisis Bivariat merupakan analisis untuk mengetahui apakah ada hubungan antar
variable. Analisis yang akan diuji menggunakan analisis bivariat adalah variabel independen
yaitu usia, jenis kelamin, motivasi masuk perguruan tinggi negeri, mekanisme koping dan
dukungan sosial teman sebaya yang merupakan variabel kategori. Variabel dependen yang
dipakai dalam analisis bivariat ini adalah variabel kecemasan dengan jenis variabel kategorik.
Berikut ini pemaparan hasil analisis bivariat dan interpretasi dari masing-masing hasil
analisis bivariat.

Tabel Analisis Bivariat Hubungan Usia dengan Kecemasan Siswa kelas X dan Kelas XI
di SMAN 2 Depok tahun 2020

Usia Kecemasan Total


Ringan Sedang Berat
N % N % N % N %
15 41 15,6 % 9 3,4 % 2 0,8 % 52
Tahun 19,8%
16 119 45,4 % 23 8,8 % 0 0 142 54,2%
Tahun
17 57 21,8% 10 3,8 % 0 0 67 25,6%
Tahun
18 0 0 1 0,4 % 0 0 1 0,4%
Tahun
Total 217 82,8 % 43 16,4 % 2 0,8 % 262 100%

Tabel Analisis Bivariat Hubungan Jenis Kelamin dengan Kecemasan Siswa kelas X dan
Kelas XI di SMAN 2 Depok tahun 2020

Jenis Kecemasan Total


Kelamin
Ringan Sedang Berat
N % N % N % N %
Laki-Laki 73 27,9% 5 1,9% 2 0,8 % 80 30,5%
Perempua 144 55 % 38 14,5 % 0 0% 182 69,5
n %
Total 217 82,8 % 43 16,4 % 2 0,8 % 262 100%

Tabel Analisis Bivariat Hubungan Motivasi Masuk Perguruan Tinggi Negeri dengan
Kecemasan Siswa kelas X dan Kelas XI di SMAN 2 Depok tahun 2020

Motivasi Kecemasan Total


Masuk
PTN
Ringan Sedang Berat
N % N % N % N %
Diri 177 67,6 % 31 11,8 % 2 0,8 % 210 80,2%
Sendiri
Teman 5 1,9 % 2 0,8 % 0 0% 7 2,7 %
Orang 35 13,4 % 10 3,8 % 0 0% 45 17,2
Tua %
Total 217 82,8 % 43 16,4% 2 0,8 % 262 100%
Tabel Analisis Bivariat Mekanisme Koping dengan Kecemasan Siswa kelas X dan Kelas
XI di SMAN 2 Depok tahun 2020

Mekanism Kecemasan Total


e Koping
Ringan Sedang Berat
N % N % N % N %
Adaptif 137 52,3 % 19 7,3 % 0 0% 156 59,5
%
Maladaptif 80 30,5 % 24 9,2 % 2 1,9 % 106 40,5
%
Total 217 82,8 % 43 16,4 % 2 0,8 % 262 100%

Tabel Analisis Bivariat Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Kecemasan Siswa kelas
X dan Kelas XI di SMAN 2 Depok tahun 2020

Dukunga Kecemasan Total


n Sosial
Teman
Sebaya
Ringan Sedang Berat
N % N % N % N %
Tinggi 114 43,5 % 22 8,4% 0 0% 136
51,9%
Rendah 103 39,3 % 21 8% 2 0,8% 126
48,1%
Total 217 82,8% 43 16,4% 2 0,8 % 262 100%

IV.4 Keterbatasan Penelitian


Peneliti memiliki beberapa keterbatasan penelitian yang berpengaruh terhadapat hasil
penelitian, berikut keterbatasan penelitian yang dialami oleh peneliti :

1. Peneliti meneliti dan mengumpulkan tidak bisa langsung ke lapangan penelitian


dikarenakan kondisi saat ini sangat tidak memungkinkan, maka dari itu peneliti harus
mencari data responden via online.
2. Peneliti tidak bisa meneliti kepada responden secara objektif tetapi subjektif
dikarenakan peneliti hanya bisa membagikan kuisioner dan responden hanya bisa
mengisi kuisioner dengan benar. Peneliti juga tidak bisa memaksakan kehendak
responden jika responden menolak untuk melakukan penelitian.
3. Peneliti juga memiliki waktu yang lama untuk mengumpulkan data dan tidak bisa
langsung banyak responden dalam sehari, dikarenakan siswa SMAN 2 Depok sedang
menjalani simulasi UAS secara daring dan UAS dalam waktu 2 minggu.

Ahmad Robianto. (2017). Hubungan Antara Strategi Koping dengan Kecemasan


Menghadapi Ujian Osce pada Mahasiswa Semster 2 Prodi Ilmu Keperawatan Stikes
Muhammadiyah Samarindah tahun 2017. 12(1), 145.

Cahyady, E. (2018). Hubungan Antara Dukungan Sosial Teman Sebaya Dengan Kecemasan
Menjelang Ujian Nasional Pada Siswa Kelas XII SMA Negeri 4 Banda Aceh Tahun
2017. 2(1), 37–42.

Safitri,Erlinda Dwi. (2016). Hubungan Tingkat Kecemasan denga Dukungan Teman Sebaya
dalam menghadapi Ujian Nasional pada Siswa Kelas IX Di SMP Muhammadiyah 6
Yogyakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah, 1–20.

Feby Priscilla Sinaga. (2019). Hubungan Strategi Koping dengan Tingkat Stres pada Siswi di
Asrama Santa Theresia Medan Tahun 2019. Program Studi Ners Stikes Santa Elisabeth,
1–101.

Fikriyani, N., Lestari, S. M. P., Fitriani, D., & Utari, E. M. (2020). Hubungan Efikasi Diri
Dan Kecemasan Dengan Motivasi Belajar Pada Mahasiswa. Indonesian Journal of
Learning Education and Counseling, 2(2), 224–231.
https://doi.org/10.31960/ijolec.v2i2.413

Mukminina, M., & Zaenal Abidin. (2020). Coping Kecemasan Siswa SMA dalam
Menghadapi Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Tahun 2019. JURNAL Al-AZHAR
INDONESIA SERI HUMANIORA, 5(3), 110. https://doi.org/10.36722/sh.v5i3.384

Rachmawati, V., & Mustikasari, M. (2020). Tingkat Kecemasan dan Stres pada Mahasiswa
yang Mengikuti Objective structure clinical examination (OSCE). Jurnal Persatuan
Perawat Nasional Indonesia (JPPNI), 3(3), 157. https://doi.org/10.32419/jppni.v3i3.166

Sasmita, I. A. G. H. D., & Rustika, I. M. (2015). Peran Efikasi Diri dan Dukungan Sosial
Teman Sebaya Terhadap Penyesuaian Diri Mahasiswa Tahun Pertama Program Studi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Jurnal Psikologi
Udayana, 2(2), 280–289. https://doi.org/10.24843/jpu.2015.v02.i02.p16

Suryono, I. H. (2019). Hubungan Pola Koping dengan Tingkat Kecemasan Siswa kelas XII
yang akan menghadapi Ujian Nasional di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. Fakultas
Kedokteran, 1–14.

Wahyu Widhiarso. (2017). Uji Normalitas. Fakultas Psikologi UGM, 1–5.

Yusnaeni, Susilo, H., Corebima, A. D., & Zubaidah, S. (2016). Hubungan Kemampuan
Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar Kognitif pada Pembelajaran Search Solve Create and
Solve di SMA. Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016, January 2018, 443–446.

Anda mungkin juga menyukai