Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KONSEP TERAPI KOMPLEMENTER

“DRY CUP THERAPY”

KELOMPOK 2 KLS B13-B:

Ni Made Nila Warsiki (203221147)


Putu Eka Diantari (203221148)
Ni Wayan Sintya Putri (203221149)
Ida Ayu Milla Brahmani (203221150)
Luh Gede Ary Darmawathi (203221151)
Kadek Aryani (203221152)
Ni Putu Chynthia Purna Dewi (203221154)
Ni Made Budi Astiti (203221155)
I Gusti Ayu Wintan (203221156)
Sri Astiti Padma Parashita (203221157)
Luh Ayu Dwi Prapthi Maharani (203221158)
Dewi Edy Tirtawati (203221159)
Ni Wayan Ekayanti (203221160)
Putu Eka Setiawati (203221161)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI

TAHUN AJARAN 2021


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpah Rahmat,
Taufik dan Hidaya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam “KONSEP DRY CUP THERAPY” dalam mata kuliah Keperawatan
Komplementer Dasar.

Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini penulisan masih banyak kekurangan karena pengalaman yang


penulis miliki sangat kurang. Oleh karena itu Penulis harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini

Denpasar, Maret 2021

Kelompok

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... 2

DAFTAR ISI ......................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 4

1.1 Latar belakang ...................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 5

1.3 Tujuan penulisan .................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 6

2.1 Konsep dry cup ................................................................................ 6

2.1.1. . Pengertian dry cup.................................................................6

2.2.1 Manfaat terapi dry cup ............................................................ 7

2.3.1 . Titik terapi dry cup ................................................................. 7

2.2 Tehnik dry cup ................................................................................ 8

2.3 Indikasi dan kontra indikasi dry cup ............................................ 9

2.3.1 Indikasi dry cup ...................................................................... 9

2.3.2 Kontra indikasi dry cup .......................................................... 9

2.4 Evaluasi dry cup ............................................................................. 10

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 11

3.1 Simpulan ........................................................................................ 11

3.2 Saran ..............................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terapi komplementer saat ini berkembang sangat pesat dan banyak diminati
oleh masyarakat. Di Amerika Serikat pengguna terapi alternatif berjumlah 627
juta orang dan terapi konvensional 386 juta orang. Data lain didapatkan bahwa
terjadi peningkatan pengguna terapi komplementer dari 33% pada tahun 1991
dan 42% ditahun 1997. Peningkatan penggunaan terapi komplementer ini
didasarkan pada efek samping yang minim yang dirasakan oleh klien dan klien
ingin terlibat langsung dalam peningkatan kesehatannya. Di Indonesia, minat
masyarakat dalam penggunaan terapi alternatif atau terapi komplementer juga
meningkat.

Hal ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang mengunjungi


tempat-tempat pengobatan alternatif. Kebutuhan masyarakat yang meningkat
dan berkembangnya penelitian terhadap terapi komplementer menjadi peluang
perawat untuk berpartisipasi sesuai kebutuhan masyarakat. Perawat dapat
berperan sebagai konsultan untuk klien dalam memilih alternatif yang sesuai
ataupun membantu memberikan terapi langsung. Namun, hal ini perlu
dikembangkan lebih lanjut melalui penelitian (evidence-based practice) agar
dapat dimanfaatkan sebagai terapi keperawatan yang lebih baik. Terapi
komplementer ini terdiri dari berbagai jenis terapi diantaranya yaitu
manipulative and body-based therapy seperti cupping therapy.

Cupping therapy adalah metode pengobatan yang banyak digunakan dan


diklasifikasikan mendapatkan popularitas di seluruh dunia. Beberapa negara
yang sudah mempraktikkan cupping therapy diantaranya Mesir, India, China,
Arab Saudi, Jerman, Norwegia, dan Denmark. Orang-orang Jerman, dan
Denmark dan Norwegia sudah akrab dengan cupping therapy. Hal ini terjadi
karena adanya perubahan pandangan terhadap sistem perawatan kesehatan
konvensional dan pengobatan kontemporer. Terapi ini diklaim berhasil
mengobati berbagai gangguan, penyakit pada sistem musculoskeletal seperti

4
fibromyalgia dan fibrositis, nyeri pada tulang belakang, nyeri pada leher dan
bahu, penyakit kardiovaskuler seperti hipertensi, atherosclerosis, hipotensi,
penyakit gastrointestinal seperti diare, irritable bowel syndrome, intoksikasi
obat dan makanan, penyakit auto imun seperti theumatoid artritis, dan vilitigo.
Cupping therapy atau lebih dikenal di Indonesia dengan terapi bekam,
menempati kedudukan populer di jajaran berbagai metode terapi lain yang ada
di berbagai negara, karena banyak ahli pengobatan yang mengetahui khasiat
cupping therapy dalam mengobati berbagai macam penyakit.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dari dry cup ?

2. Apa definisi dari dry cup ?

3. Bagaimana tehnik melakukan dry cup ?

4. Apa saja indikasi dan kontra indikasi dari dry cup ?

5. Bagaimana evaluasi dari dry cup ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui konsep dari dry cup

2. Untuk mengetahui definisi dari dry cup

3. Untuk mengetahui tehnik melakukan dry cup

4. Untuk mengetahui indikasi dan kontra indikasi dari dry cup

5. Untuk mengetahui evaluasi dari dry cup

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dry Cupping

2.1.1 Pengertian dry cupping

Dry cupping atau bekam kering adalah perlakuan bekam yang paling
umum digunakan pada pengobatan cina. Pada jenis bekam ini tidak ada
darah yang keluar atau tidak dilakukan perlukaan pada kulit. Bekam kering
dilakukan dengan menghisap permukaan kulit dan memijat tempat
sekitarnya tanpa mengeluarkan darah kotor. Bekam kering baik bagi orang
yang tidak tahan suntikan jarum dan takut melihat darah. Kulit yang
dibekam akan tampak merah kehitaman selama 3 hari. Untuk
menghilangkan tanda lebam pada kulit yang selesai dibekam dapat
digunakan minyak jinten hitam.

Bekam kering adalah pengembangan dari bekam basah. Bekam kering


bermanfaat untuk membuang angin serta melegakan sakit secara emergensi
tanpa melukai kulit. Dapat melemaskan otot-otot yang kaku. Disini
pengkopan hanya dilakukan satu kali selama 15-20 menit. Setelah selesai
baru dioleskan lagi minyak untuk mempercepat menghilangkan lebam
bekas bekam tersebut.

Bekam kering adalah pengekopan dengan pompa tanpa mengeluarkan


darah. Bekam kering akan mengeluarkan patogen angin, panas dan api.
Teknik ini sangat bagus untuk menangani sindrom panas defisien/Yin Xu.
Meskipun prinsip sindrom yin xu terapi utamanya adalah Yin bukan bekam
kering. Tetapi bkam kering akan membantu megeluarkan patogen angin
dan menurunkan panas pada orang dengan kondid Yin xu. Bekam kering
tidak mengeluarkan darah tetapi juga mengeluarkan energi. Maka
diperlukan kehati-hatian bagi orang dengan kondisi energi yang lemah.

6
2.1.2 Manfaat dry cup (bekam kering) :

1) Menghilangkan pegal-pegal dan linu-linu pada sendi dan otot karena


masuk angin.

2) Mengurangi rasa sakit kepala, migrain, kaku leher, nyeri punggung,


dan kaku pundak karena angin.

3) Meningkatkan kekebalan tubuh

4) Pelepasan neurotransmiter (rasa nyeri)

5) Melenturkan otot-otot yang tegang

6) Mengurangi penumpukkan darah

2.1.3 Titik Dry Cup Therapy

1) Di bagian atas kepala (ummu mughits), caranya dengan mencukur


rambut pada bagian yang akan dibekam. Bekam di kepala sangatefektif
untuk terapi penakit migrain, vertigo, sakit kepala menahun, darah
tinggi, stroke, suka mengantuk, sakit gigi, sakit mata, melancarkan
peredaran darah, perbaikan sistem kekebalan tubuh, dan lain-lain.

7
2) Di sekitar urat leher (al akhda‟iin), titik ini untuk mengobati penyakit
seperti: sakit kepala, wajah, kedua telinga, mata, polip (hidung) dan
tenggorokan, gigi seri lidah, kanker darah, melancarkan peredaran
darah.

3) Di bawah kepala (An Naqrah), sekitar empat jari di bawah (tulang


tengkorak paling bawah), bermanfaat menyembuhkan radang mata
(pada anak-anak), tumor pada telinga, berat kepala, bintik-bintik
di wajah, jerawat.

4) Daerah antara dua pundak (al kaahil), merupakan titik paling sentral
untuk mengatasi berbagai macam penyakit.

5) Daerah sekitar pundak kiri dan kanan (Naa „is), yaitu daging lembut di
pundak yang tegang ketika merasa takut. Bekam pada titik ini dapat
bermanfaaat untuk menetralisir keracunan dan penyakit liver.

6) Daerah punggung (di bawah tulang belikat), bekam di daerah inibanyak


memiliki keistimewaan dan kahsiatnya.

7) Daerah punggung bagian bawah dan tulang ekor untuk penyakit


pegal/nyeri di pinggang dan wasir.

8) Pangkal telapak kaki (iltiwa‟ – di bawah mata kaki) untuk penyakit


nyeri di kaki, asam urat, kaku, dan pegal-pegal.

9) Di tempat-tempat yang dirasakan sakit.

2.2 Tehnik Dry Cup

1) Pilih titik bekam berdasarkan kondisi pasien.

2) Pilih gelas bekam (cup) berdasarkan tingkat penyakit pasien dan postur
tubuh. Semakin besar gelas yang digunakan maka tingkat rasa sakit akan
semakin besar namun efeknya akan semakin baik.

3) Pijat bagian yang akan dibekam dengan dilumuri minyak zaitun atau
minyak jinten hitam selama lebih kurang 5 menit.

8
4) Pompa gelas bekam dengan piston pada pasien yang dikehendaki sebanyak
2-3 kali tarikan, atau sampai piston tidak dapat ditarik lagi.

5) Biarkan selama 10 menit (bagi pria), 7 menit (bagi wanita), atau 3 menit
(bagi anak-anak).

6) Lepas gelas bekam dan pijat kembali dengan minyak zaitun atau minyak
jinten hitam selama 2-3 menit untuk menghilangkan bercak-bercak hitam

7) Lakukan selama 7 hari bagi orang dewasa dan 5 hari bagi anak-anak.
Kemudian diselingi masa interval selama 3 hari, lalu dilanjutkan lagi
pembekaman.

2.3 Indikasi dan kontra indikasi dry cup

2.3.1 Indikasi

Semua orang bisa dibekam pada kisaran umur 4 tahun keatas, yang
penting pasien bisa koperatif. Pada orang tua yang sudah rentang, ibu hamil
dan ank-anak pembekaman dilakukan dengan hati-hati, dengan sayatan
yang tipis, tekanan yang kop yang ringan dan titik bekam yang terbatas.

2.3.2 Kontra indikasi

Terapi bekam ini dilarang digunakan pada penderita tekanan darah


rendah, penderita sakit kudis, penderita diabetes mellius, wanita hamil,
wanita yang sedang haid. Orang yang sedang minum obat pengencer darah,
penderita leukemia, thrombosit, alergi kulit serius, orang yang sangat letih,
kelaparan, kenyang, kehausan dan orang yang sedang gugup. Adapun
anggota bagian tubuh yang tidak boleh di-bekam yaitu mata,telinga, hidung,
mulut, putting susu, alat kelamin, dubur. Area tubuh yang banyak simpul
limpa. Area tubuh yang dekat pembuluh besar. Bagian tubuh yang ada
varises, tumor, retak tulang, jaringan luka, dan dianjurkan untuk tidak
makan selama 2- 3 jam sebelumnya.

9
2.4 Evaluasi dry cup

Dalam penerapan evaluasi pembelajaran kerap kali ditemukan kekurangan


dan kelemahan, mulai dari tahap perencanaan, penyusunan sampai tahap
pelaksanaan. Namun semakin banyak kesalahan yang didapat seseorang,
semakin sedikit kesalahan yang didapatkan dikemudian harinya.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Dry cupping atau bekam kering adalah perlakuan bekam yang paling umum
digunakan pada pengobatan cina. Pada jenis bekam ini tidak ada darah yang
keluar atau tidak dilakukan perlukaan pada kulit. Bekam kering dilakukan
dengan menghisap permukaan kulit dan memijat tempat sekitarnya tanpa
mengeluarkan darah kotor. Bekam kering baik bagi orang yang tidak tahan
suntikan jarum dan takut melihat darah. Kulit yang dibekam akan tampak
merah kehitaman selama 3 hari. Untuk menghilangkan tanda lebam pada kulit
yang selesai dibekam dapat digunakan minyak jinten hitam.

Semua orang bisa dibekam pada kisaran umur 4 tahun keatas, yang penting
pasien bisa koperatif.. Terapi bekam ini dilarang digunakan pada penderita
tekanan darah rendah, penderita sakit kudis, penderita diabetes mellius, wanita
hamil, wanita yang sedang haid. Orang yang sedang minum obat pengencer
darah, penderita leukemia, thrombosit, alergi kulit serius, orang yang sangat
letih, kelaparan, kenyang, kehausan dan orang yang sedang gugup. Adapun
anggota bagian tubuh yang tidak boleh di-bekam yaitu mata, telinga, hidung,
mulut, putting susu, alat kelamin, dubur. Area tubuh yang banyak simpul limpa.
Area tubuh yang dekat pembuluh besar. Bagian tubuh yang ada varises, tumor,
retak tulang, jaringan luka, dan dianjurkan untuk tidak makan selama 2- 3 jam
sebelumny

3.2 Saran

Bagi Mahasiswa Keperawatan, setelah membaca makalah ini hendaklah


dapat benar-benar memahami konsep umum dari terapi Dry Cupping. Serta
terus memperbaharui pengetahuan keperawatan khususnya pada terapi Dry
Cup. Jadi seorang perawat harus benar-benar dapat memenuhi peranan perawat
untuk dapat memberikan alternatif pengobatan yang sesuai dengan keluhan
pasien serta halal untuk dilakukan dari pandangan religi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Wong, M. (2010). 9 Terapi Pengobatan Terdahsyat. Jakarta: Penebar Plus.

Yasin, A. B. (2011). Bekam Sunnah Nabi & Mukjizat Medis. Jakarta: Al.Qowam.

Ziyin, S. & Zelin, C. (2014). Traditional Chinese Medicine Cupping Therapy (3rd
ed.). Elsevier Ltd.
Lindquist, R., Snyder, M.,& Tracy, M.F.(2014). Complementary And Alternative
Therapies In Nursing (7th ed.).New York: Spiringer Publishing Company.

12

Anda mungkin juga menyukai