Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH APLIKASI KOMPLEMENTER

TERAPI PIJAT REFLEKSI

OLEH: KELOMPOK 4
(KELAS B 13-B)

1. I GUSTI AYU PUTU ANGGRENI F. (203221175)


2. SANG AYU RISKA DWI CAHYADI (203221176)
3. NI PUTU YENI ARMAYANTI (203221177)
4. KADEK RIDWAN SANGGRA WIGUNA (203221178)
5. NI PUTU YESIKA ELVIANASARI (203221179)
6. I NYOMAN JANUARIANA (203221180)
7. I DEWA GEDE FATHU RAMA (203221181)
8. AYU LAKSMI AGUSTINI (203221182)
9. NI MADE ERA MAHAYANI (203221183)
10. I GEDE WAHYU PUTRA DINATA (203221184)
11. PUTU ADHELINA ISWARA DEVI (203221185)
12. NI PUTU INDRI SISMAYANTI (203221186)
13. NI MADE WINDA NURSANTI (203221187)
14. NI PUTU NOVELIA TREANA (203221188)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2021
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Makalah
Aplikasi Komplementer Terapi Pijat Refleksi” tepat pada waktunya. Makalah ini
disusun berdasarkan ruang lingkupnya sehingga dapat menjadi pedoman dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Terimakasih penulis ucapkan kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi
dalam penulisan makalah ini sehingga makalah ini dapat disusun dengan baik, rapi,
dan berdasarkan pada sumber yang akurat. Penulis berharap semoga makalah ini
bisa menjadi sarana untuk menambah wawasan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna sehingga penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran
yang membangun demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi di penulisan
berikutnya.

Om Shanti, Shanti, Shanti Om.

Denpasar, 4 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i


KATA PENGANTAR........................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
C. Tujuan penulisan............................................................................ 2
1. Tujuan umum............................................................................. 2
2. Tujuan khusus............................................................................ 2
D. Manfaat penulisan ......................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 4
A. Pengertian Pijat Refleksi ............................................................... 4
B. Konsep Pemberian Terapi Pijat Refleksi ....................................... 5
C. Biofisiologi Terapi Pijat Refleksi ................................................. 7
D. Teknik Pijat Refleksi .................................................................... 8
E. Indikasi Dan Kontraindikasi Pemberian Terapi Pijat Refleksi ...... 11
E. Evaluasi Setelah Pemberian Terapi Pijat Refleksi......................... 13
BAB III PENUTUP ............................................................................... 14
A. Simpulan........................................................................................ 14
B. Saran .............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan kebutuhan dasar dari setiap manusia untuk dapat
hidup layak, produktif serta mampu bersaing untuk meningkatkan taraf
hidupnya. Keadaan untuk hidup sehat digariskan melalui upaya peningkatan
kualitas hidup. Dalam mencapai peningkatan kualitas hidup manusia, peranan
berbagai pihak dan sektor sangatlah penting. Peranan manusia dalam kesehatan
juga sangat diperlukan, namun masih banyak diantara beberapa masyarakat
yang masih tidak mau menjaga kondisi kesehatannya sendiri.
Banyaknya masalah kesehatan yang menyerang masyarakat saat ini
disebabkan oleh beberapa faktor yang berasal dari masyarakat sendiri atau
faktor lingkungan yang dapat mrnimbulkan berbagai masalah kesehatan. Saat
ini terdapat begitu banyak pilihan alternatif untuk mengatasi masalah kesehatan
selain pengobatan secara medis, salah satunya adalah pengobatan dengan terapi
komplementer.
Pengobatan komplementer merupakan suatu fenomena yang muncul saat ini
diantara banyaknya fenomena-fenomena pengobatan non konvensional yang
lain, seperti pengobatan dengan ramuan atau terapi herbal, akupunktur, dan
bekam, dan refleksi. Sebagian masyarakat Indonesia hingga kini masih
meyakini bahwa pengobatan alternatif pijat refleksi urat sarafsangat dipercaya
dalam menyembuhkan berbagai penyakit.
Refleksologi yaitu teknik manual yang berlandaskan teori bahwa area
reflek telapak kaki dan tangan berhubungan erat dengan kelenjar, organ, dan
semua bagian tubuh. Refleksologi adalah cara pengobatan dengan merangsang
berbagai daerah refleks (zona atau micro sistem) di kaki, tangan, telinga yang
ada hubungannya dengan berbagai kelenjar, organ, dan bagian tubuh lainnya.
Telapak kaki dan telapak tangan terhubung dengan semua bagian tubuh
manusia termasuk organ internal dan dengan memberikan tekanan secara
spesifik pada telapak kaki/tangan, manfaatnya akan dirasakan oleh seluruh
organ tubuh.

1
Pada umumnya hal ini sering dilakukan oleh masyarakat kalangan bawah,
menengah maupun dari kalangan atas. Maka dari itu praktik pengobatan
alternatif pijat refleksi yang dilakukan dapat diperlakukan secara baik, bahkan
dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik bahkan ritual yang tidak ada
kaitannya dengan agama serta medis, sehinnga masyarakat merasa lebih
nyaman dengan pola pengobatan yang dilakukan. Selain itu, dengan adanya
pergeseran pola penyakit yang terjadi di Indonesia dari penyakit infeksi ke
penyakit degeneratif, pemanfaatan pengobatan pijat refleksi ini dapat menjadi
rujukan bagi masyarakat untuk mengatasi keterbatasan akses pengobatannya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengertian Refleksi?
2. Bagaimanakah konsep pemberian Refleksi?
3. Bagaimanakah biofisiologi dari Refleksi?
4. Bagaimanakah teknik Refleksi?
5. Apa saja indikasi dan kontraindikasi pemberian Refleksi?
6. Bagaimanakah evaluasi setelah diberikan Refleksi?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk menambah
pengetahuan dan wawasan mengenai Refleksi
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus pembuatan makalah ini, yaitu sebagai berikut.
a. Untuk mengetahui pengertian dari Refleksi
b. Untuk mengetahui bagaimana konsep pemberian Refleksi
c. Untuk mengetahui biofisiologi dari Refleksi
d. Untuk mengetahui teknik Refleksi
e. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi pemberian Refleksi
f. Untuk mengetahui evaluasi dari Refleksi

2
D. Manfaat Penulisan
Selain tujuan, adapun manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai
berikut.
1. Hasil makalah ini secara teoretis diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
keperawatan khususnya mengenai Refleksi
2. Makalah ini secara praktis diharapkan dapat digunakan sebagai masukan
bagi tenaga kesehatan khususnya perawat dalam pemberian refleksi pada
klien.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pijat Refleksi


Refleksologi yaitu teknik manual yang berlandaskan teori bahwa area
reflek telapak kaki dan tangan berhubungan erat dengan kelenjar, organ, dan
semua bagian tubuh. Refleksologi adalah cara pengobatan dengan merangsang
berbagai daerah refleks (zona atau mikrosistem) di kaki, tangan, telinga yang
ada hubungannya dengan berbagai kelenjar, organ, dan bagian tubuh lainnya.
Telapak kaki dan telapak tangan terhubung dengan semua bagian tubuh
manusia termasuk organ internal dan dengan memberikan tekanan secara
spesifik pada telapak kaki/tangan, manfaatnya akan dirasakan oleh seluruh
organ tubuh (Aulia, 2017).
Menurut Wahyuni (2014), pijat refleksi adalah suatu praktik memijat
titik-titik tertentu pada tangan dan kaki dengan tujuan untuk memperoleh
kesehatan seluruh anggota tubuh dengan merangsang area-area tertentu pada
tangan dan kaki dengan tujuan menimbulkan respons yang bermanfaat bagi
bagian tubuh yang lain. Jadi pada pijat refleksi bagian tubuh yang paling
berperan adalah tangan dan kaki. Terapi zona yang ditemukan oleh DR. William
Fitzgerald adalah sebuah terapi yang dilakukan oleh praktisi pijat refleksi
dengan menguraikan pembagian tubuh ke dalam sepuluh zona memanjang
mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki yang seluruh bagian dalam suatu
zona tersebut saling terhubungkan satu sama lain.
Ketegangan pada salah satu zona tentunya akan memengaruhi semua
bagian. Dengan melakukan pijatan pada suatu titik di zona tangan dan kaki
maka ketegangan tersebut dapat terlepaskan. Selain itu pijat refleksi ini dapat
juga memulihkan keseimbangan ke seluruh zona dan ke seluruh tubuh. Kaki
telah dipercaya sebagai pusat refleksi oleh masyarakat tradisional jauh sebelum
zaman modern. Masyarakat tradisional di seluruh bagian dunia percaya bahwa
kaki memiliki peran khusus dalam dunia kesehatan dan spiritualitas. Hal ini
dibuktikan dengan kebiasaan mereka untuk bertelanjang kaki dalam berjalan
(Wahyuni, 2018).

4
B. Konsep Pemberian Terapi Pijat Refleksi
Prinsip pijat refleksi pada dasarnya adalah memanipulasi titik pusat
simpul saraf atau pengendali refleks di titik meridian. Bila energi di jalur
meridian berjalan lancar artinya tubuh dalam kondisi sehat. Sebaliknya, jika
ada gangguan kerja organ tubuh akan pincang dan bereaksi dalam bentuk gejala
sakit. Dalam terapi pemijatan, rasa sakit ini biasanya timbul karena titik-titik
refleksi tersebut menjadi sangat sensitif terhadap rangsangan saat dilakukan
pemeriksaan atau diagnosa. Setelah terdiagnosa, pemijatan suatu organ tubuh
bisa dilakukan melalui kaki atau tangan. Jika dilakukan dengan benar dan tepat
pada titik pusat simpul saraf yang mengalami gangguan, bukan gejala sakit saja
yang hilang tetapi juga penyebabnya.
Refleksologi menggunakan teknik urutan pada 62 titik utama yang ada
pada telapak kaki seseorang. Titik titik refleksi mempunyai hubungan dengan
organ utama pada tubuh antaranya jantung, paru-paru, ginjal, organ seks dan
otak.
1. Titik refleksi pada kaki bagian bawah (telapak), titik-titik refleksi pada
telapak kaki berhubungan dengan seluruh organ tubuh. Titik-titik refleksi
dibagi menjadi bagian bawah jari-jari, telapak bagian depan, telapak
bagian tengah, dan telapak bagian belakang. Titik refleksi pada bagian
bawah jari-jari kaki berhubungan dengan organ otak, dahi, hidung, leher,
mata, dan telinga. Titik refleksi pada telapak bagian depan berhubungan
dengan bahu, pundak (otot trapezius), kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid,
dan paru-paru. Titik refleksi pada telapak bagian tengah berhubungan
dengan lambung, usus 12 jari, pankreas, kelenjar adrenalin, ginjal, jantung,
usus besar, dan limpa. Titik refleksi pada telapak bagian belakang
berhubungan dengan ureter (saluran kencing), usus kecil, kandung kemih,
rektum, anus, lutut, insomnia, dan kelejar reproduksi.
2. Titik refleksi pada punggung kaki, titik-titik refleksi pada punggung kaki
bagian depan berhubungan dengan kelenjar getah bening, organ
keseimbangan, dada, sekat rongga dada dan perut, amandel, rahang, dan
saluran pernapasan. Titik refleksi pada punggung kaki bagian belakang
dan samping berbuhubungan dengan bahu, lutut, indung telur atau testis,

5
sendi pinggul, tulang tungging, tulang belikat, sendi siku, tulang rusuk,
dan pinggul.
3. Titik refleksi pada kaki bagian samping dalam, titik refleksi pada kaki
bagian depan berhubungan dengan hidung, leher, kelenjar paratiroid, dan
punggung. Titik refleksi pada kaki bagian belakang berhubungan dengan
pinggang, kandung kemih, kelangkang, tulang paha, kelenjar getah bening,
rahim, prostat, tulang rusuk, dan dubur.

Gambar 1

Terapi pijat refleksi kaki harus dilakukan secara menyeluruh. Artinya,


pemijatan tidak hanya pada satu titik syaraf telapak kaki tertentu saja.
Contohnya, pada proses penanganan kasus telinga berdenging , tidak hanya
menekan titik syaraf kaki yang berhubungan dengan telinga. Pemijatan titik
syaraf telapak kaki yang berhubungan dengan organ kepala, ginjal, dan
kelenjar getah bening juga harus dilakukan. Hal ini disebabkan semua organ
tersebut berkaitan dengan organ telinga.
Sebagian orang akan merasa lebih baik saat pertama kali dipijat refleksi
tetapi untuk sebagian orang dampak pijat refleksi tidak dapat langsung
dirasakan. Untuk tu, sebaiknya pijat refleksi harus dilakukan secara bertahap

6
dalam kurun waktu tertentu. Jika terlalu cepat juga kurang baik dan jika
terlalu lama maka toksin-toksin akan kembali mengendap. Sebaiknya lakukan
pijat berikutnya 3 - 4 hari setelah pijat yang sebelumnya atau disesuaikan
dengan kondisi tubuh pasien.

C. Biofisiologi Pemijatan Refleksi


Pamungkas (2009) menyatakan bahwa terapi pijat refleksi adalah cara
pengobatan yang memberikan sentuhan pijatan pada lokasi dan tempat yang
sudah dipetakan sesuai pada zona terapi. Pada zona-zona ini, ada suatu batas
atau letak reflek-reflek yang berhubungan dengan organ tubuh manusia,
dimana setiap organ atau bagian tubuh terletak dalam jalur yang sama
berdasarkan fungsi system saraf. Soewito (1995) menambahkan pada telapak
kaki terdapat gambaran tubuh, dimana kaki kanan mewakili tubuh bagian
kanan dan kaki kiri mewakili tubuh bagian kiri. Potter & Perry (1997)
menegaskan bahwa pemberian sentuhan terapeutik dengan menggunakan
tangan akan memberikan aliran energi yang menciptakan tubuh menjadi
relaksasi, nyaman, nyeri berkurang, aktif dan membantu tubuh untuk segar
kembali.
Apabila titik tekan dipijat atau disentuh dan diberi aliran energi maka
system cerebral akan menekan besarnya sinyal nyeri yang masuk kedalam
sistem saraf yaitu dengan mengaktifkan sistem nyeri yang disebut analgesia
(Guyton & Hall, 2007). Ketika pemijatan menimbulkan sinyal nyeri, maka
tubuh akan mengeluarkan morfin yang disekresikan oleh sistem serebral
sehingga menghilangkan nyeri dan menimbulkan perasaan yang nyaman
(euphoria). Reaksi pijat refleksi terhadap tubuh tersebut akan mengeluarkan
neurotransmitter yang terlibat dalam sistem analgesia khususnya enkafalin dan
endorphin yang berperan menghambat impuls nyeri dengan memblok transmisi
impuls ini di dalam system serebral dan medulla spinalis (Guyton & Hall, 2007;
Potter & Perry, 1997).
Rasa sakit yang dirasakan oleh tubuh di atur oleh dua sistem serabut saraf
yaitu serabut A-Delta bermielin dan cepat dan serabut C tidak bermeilin
berukuran sangat kecil dan lambat mengolah sinyal sebelum dikirim ke sistem

7
saraf pusat atau sistem serebral. Rangsangan yang masuk ke sistem saraf
serabut A-Delta mempunyai efek menghambat rasa sakit yang menuju ke
serabut saraf C, serabut saraf C bekerja untuk melawan hambatan. Sementara
itu, signal dari otak juga mempengaruhi intensitas rasa sakit yang dihasilkan.
Seseorang yang merasa sakit bila rangsangannya yang datang melebihi ambang
rasa sakitnya, secara reflek orang akan mengusap bagian yang cedera atau
organ tubuh manusia yang berkaitan dengan daerah titik tekan tersebut. Usaha
tubuh untuk merangsang serabut saraf A-Delta menghambat jalannya sinyal
rasa sakit yang menuju ke serabut C menuju ke otak, dampaknya rasa sakit
yang diterima otak bisa berkurang bahkan tidak terasa sama sekali (Guyton &
Hall, 2007)

D. Teknik Refleksi
1. Refleksi Kaki
a. Tahap Persiapan
1) Persiapan klien :
a) Memperkenalkan diri
b) Menjelaskan tujuan
c) Menjelaskan langkah -langkah yang akan dilakukan
2) Persiapan lingkungan
a) Menutup pintu atau memasang sampiran
3) Persiapan Alat
a) Minyak urut
b) Waskom 1 buah
c) Air hangat
d) Garam
e) Handuk 1 buah
b. Tahap Pelaksanaan
1) Cuci tangan
2) Rendam kaki pasien dalam air hangat yang telah dibubuhi garam
selama 10-15 menit
3) Keringkan kaki pasien dengan handuk

8
4) Minta pasien untuk berbaring dan anjurkan pasien untuk rileks.
5) Pakailah minyak ketika akan melakukan teknik pijatan refleksi.
6) Ketika dipijat, apabila makin sakit maka makin baik. Namun harus
diperhatikan pula daya tahan dari penderita, sebab setiap orang
berbeda-beda daya tahannya. Maka dari itu para pemijat refleksi
harus memberi tahu pasiennya agar menahan sakit Ketika dipijat.
Apabila penderita menahan sakit sampai puncat pada mukanya,
berarti sakitnya melampaui daya tahannya, maka dari itu
diistirahatkan.
7) Daerah refleksi yang terdapat pada titik kaki, cara memijat refleksi
pada titik kaki yaitu dari arah bawah ke atas. Kemudian untuk
disekitar titik betisnya memijatnya menurut arah aliran darah.
8) Ketika melakukan pijat refleksi pada kaki perlu menggunakan tulang
jari telunjuk yang dilipatkan untuk memijat, khusus pada titik
refleksi yang letaknya agak tersembunyi atau telapak kaki yang
banyak dagingnya.
9) Lama waktu ketika melakukan pijat refleksi adalah sekitar 30-40
menit. Tetapi juga bergantung kepada penyakit yang diderita serta
daya tahan tubuh pasien.
10) Setiap titik refleksi hanya dipijat 5-9 menit dalam sekali pengobatan.
11) Bagi penderita penyakit jantung, kencing gula, lever, kanker jangan
memijat dengan keras. Tiap daerah refleksi pada titik kaki tidak lebih
dari 2 menit.
12) Kebanyakan orang memerlukan waktu perawatan 4-8 minggu untuk
memperoleh hal yang memuaskan. Tetapi bagi pasien yang
berpenyakit kronis dipijat 3x dalam seminggu atau 2 hari sekali.
Jangan memijat setiap hari.
13) Setelah selesai memijat, cuci tangan hingga bersih
14) Anjurkan pasien untuk minum air putih 2-3 gelas atau 500 cc. Hal
ini akan membantu membuang kotoran di dalam tubuh pasien.
Khusus untuk penderita penyakit ginjal, jangan minum air putih
setelah pijat refleksi lebih dari 150cc.

9
c. Tahap Akhir
1) Evaluasi perasaan klien
2) Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
3) Dokumentasikan prosedur dan hasil observasi

2. Refleksi Tangan
a. Tahap Persiapan
1) Persiapan klien :
a) Memperkenalkan diri
b) Menjelaskan tujuan
c) Menjelaskan langkah -langkah yang akan dilakukan
2) Persiapan lingkungan
a) Menutup pintu atau memasang sampiran
3) Persiapan Alat
a) Minyak urut
b) Waskom 1 buah
c) Air hangat
d) Garam
e) Handuk 1 buah
b. Tahap Pelaksanaan
1) Cuci tangan
2) Bersihkan tangan dengan air hangat dan keringkan dengan handuk
3) Minta pasien untuk rileks atau kondisi yang santai.
4) Pakailah minyak ketika akan melakukan teknik pijatan refleksi.
5) Agar efektif, bisa menggunakan tongkat kecil untuk melakukan pijat
refleksi. Dalam posisi vertikal, lakukan perangsangan pada bagian
yang sakit secara perlahan-lahan hingga berangsur agak keras,
sesuai daya tahan tubuh.
6) Daerah refleksi yang terdapat pada tangan, cara memijat refleksi
dengan memberikan tekanan pada jari-jari, telapak, maupun buku-
buku jari tangan.

10
7) Penekanan titik area refleksi dapat dilakukan dengan jari tangan,
maupun tongkat kecil yang berujung tumpul, dan sebagainya.
Apabila saat dilakukan penekanan pada daerah refleksi tertentu
terasa ada semacam pasir alus yang menandakan bahwa dalam
pembuluh darah terdapat endapan kotoran tubuh. Dengan
melakukan pemijatan daerah refleksi tersebut berarti menstimulasi
peredaran darah yang membawa zat makanan ke organ terkait dan
mengeluarkan sisa buangan tubuh dari organ terkait.
8) Lama waktu ketika melakukan pijat refleksi adalah sekitar 30-40
menit. Tetapi juga bergantung kepada penyakit yang diderita serta
daya tahan tubuh pasien.
9) Setiap titik refleksi hanya dipijat 5-9 menit dalam sekali pengobatan.
10) Hentikan refleksi jika suhu tubuh meninggi. Untuk penderita
penyakit kronis, refleksi hanya dapat dilakukan setelah sakitnya
sembuh.
11) Jika tidur menjadi nyenyak, itu pertanda terapi refleksi yang
dilakukan telah tepat dan efektif.
12) Setelah selesai memijat, cuci tangan hingga bersih
13) Usai melakukan terapi refleksi minumlah air putih
c. Tahap Akhir
1) Evaluasi perasaan klien
2) Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
3) Dokumentasikan prosedur dan hasil observasi

E. Indikasi dan Kontraindikasi Pemberian Terapi Pijat Refleksi


1. Indikasi
Pijat refleksi atau reflexiology merupakan ilmu yang mempelajari
tentang pijat pada titik-titik tertentu di tubuh yang dapat dilakukan dengan
tangan atau benda-benda seperti kayu, plastik, atau karet. (Alviani, 2015).
Menurut Alviani, 2015 pijat refleksi memiliki beberapa manfaat
diantaranya :
a. Melancarkan sirkulasi darah

11
b. Merangsang produksi hormone endorphine
c. Memperbaiki fungsi saraf
d. Meningkatkan energi
e. Relaksasi dan rekreasi
f. Meredakan sakit kepala
g. Stimulasi sistem saraf
h. Mempercepat penyembuhan luka
i. Melepaskan racun
j. Mengurangi gejala pra-menstruasi dan menstruasi
k. Penyembuhan penyakit

2. Kontradiksi
Pijat refleksi termasuk salah satu metode penyembuhan atau
terapikesehatan yang tidak menimbulkan efek samping selama dilakukan
secara baik dan sesuai petunjuk. Namun ada beberapa penyakit yang tidak
bisa disembuhkan dengan cara pijat refleksi yaitu antara lain :
a. Matinya urat saraf akibat kecelakaan, benturan, stroke atau penyakit
lainnya. Pemijatan pada daerah refleksi tidak boleh dianjurkan sebab
tidak aka memberikan rekasi atau respon terhadap organ yang
berhubungan dengan daerah refleksi atau respon terhadap organ yang
berhubungan dengan daerah refleksi.
b. Tumpulnya kepekaan urat saraf karena terlalu banyak minum obat
kimia. Terlalu sering dan banyak memnium obat kimia dapat
membuat urat saraf menjadi tumpul atau kurang peka, karena peran
yang dialami telah di gantikan atau dimatikan oleh obat kimia tersebut.
c. Kanker yang terlalu parah karena telat ditangani.
Kontraindikasi juga merupakan keadaan dimana menjadi pantangan
atau berisiko terjadi dampak yang merugikan pada tubuh manusia. Berikut
adalah kontraindikasi pijat refleksi yaitu :
a. Klien dalam kondisi terserang penyakit menular
b. Klien dalam kondisi kalsifikasi pembuluh darah arteri
c. Klien dalam kondisi berpenyakit kulit dimana terdapat jejas, luka baru,
cedera akibat kecelakaan atau aktivitas lainnya

12
d. Klien sedang menderita fraktur dan masih ditemukan bekas cedera
maupun luka dan belum sembuh total

F. Evaluasi Pijat Refleksi


Tindakan dilakukan hanya dalam beberapa menit berkisar 20 – 30 menit
dengan berfokus pada pemberian tekanan atau pijat pada titik meredian yang
berkiatan dengan titik sumber keluhan pasien. Terapi pijat relakssi dapat
dilakukan dengan atau tanpa menggunakan alat. Evaluasi akhir yang
diharapkan dari pemberian pijat refleksi adalah perasaan rileks dan
menurunnya angka skala nyeri sebelum dan setelah pemberian terapi. Dalam
proses evaluasi, perawat sebagai terapis juga berperan dalam memberikan
saran ataupun jadwal terapi selanjutnya kepada pasien sesuai dengan kondisi
yang tengah dialami.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pelayanan keperawatan harus mampu menjawab tuntutan untuk
memberikan service excellent atau pelayanan prima. Pelayanan prima dapat
tercapai dengan mempertahankan mutu pelayanan keperawatan yang
umumnya dilakukan melalui gugus kendali mutu, penerapan standar
keperawatan, pendekatan-pendekatan pemecahan masalah, maupun audit
keperawatan. Praktik klinik yang efektif dituntut untuk mampu memberikan
pelayanan kesehatan yang profesional, dinamis, menyeluruh dengan sistem
pelayanan kesehatan yang terpadu.
Salah satu wujud dari upaya pencapaian mutu pelayanan keperawatan
ialah penerapan metode pemecahan masalah. Pijat refleksi adalah suatu
praktik memijat titik-titik tertentu pada tangan dan kaki dengan tujuan untuk
memperoleh kesehatan seluruh anggota tubuh dengan merangsang area-area
tertentu pada tangan dan kaki dengan tujuan menimbulkan respons yang
bermanfaat bagi bagian tubuh yang lain. Ketegangan pada salah satu zona
tentunya akan memengaruhi semua bagian. Dengan melakukan pijatan pada
suatu titik di zona tangan dan kaki maka ketegangan tersebut dapat
terlepaskan. Selain itu pijat refleksi ini dapat juga memulihkan
keseimbangan ke seluruh zona dan ke seluruh tubuh
B. Saran
1. Refleksologi perlu diterapkan di rumah sakit untuk menunjang mutu
pelayanan keperawatan dan pelaksanaannya dioptimalkan
2. Refleksologi perlu disosialisasikan kepada berbagai unit terkait sehingga
perawat maupun ruangan memahami pentingnya pijat refleksi dan cara
penerapannya
3. Pelaksanaan perlu disesuaikan dengan SOP yang telah ditetapkan agar
tujuan tercapai
4. Pelaksanaan pijat refleksi perlu ada monitoring dan evaluasi sehingga
dapat dinilai efektivitas dan efisiensinya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Alviani, Puput. 2015. Bertanam Hidroponik Untuk Pemula. Bibit Publisher. Jakarta.
Hayuaji, Gangsar R. (2011). Belajar Mudah Pijat Refleksi. Yogyakarta: Buku Biru
Rahimsyah. (2015). Pengobatan Cara Herbal dan Pijat Refleksi (1st ed.). Jakarta:
Lingkar Media.
Rahmah, Aulia. 2017. Efektivitas Pijat Refleksi dan Pijat Tubuh terhadap Asam
Urat Darah dan Skala Nyeri pada Pasien Hiperurisemia di Ciledug.
Rettrivedathttp://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3596
6/1/Aulia%20Rahmah-FKIK.pdf. Diakses pada 10 Desember 2020.
Wahyuni, S. (2014). Pijat Releksi untuk Kesehatan. Jakarta Timur: Dunia Sehat.
Wikihow.com. Cara Memberikan Pijat Refleksi pada Tangan. Diakses pada tanggal
10 Desember 2020 dari https://id.wikihow.com/Memberikan-Pijat-Refleksi-
pada-Tangan

15

Anda mungkin juga menyukai