Anda di halaman 1dari 3

Tanda-tanda bahaya masa nifas adalah suatu tanda yang abnormal yang mengindikasikan

adanya bahaya atau komplikasi yang dapat terjadi selama masa nifas, apabila tidak dilaporkan atau tidak
terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (prawihardjo, 2009). Oleh karena itu, diperlukan
pemantauan yang ketat dari bidan sebagai petugas kesehatan.

Masa nifas adalah masa keluarnya darah dari jalan lahir setelah hasil konsepsi dilahirkan yaitu
antara 40-60 hari (poerwadarminta, 2007). Masa nifas (peurperium) adalah masa yang dimulai dari
beberapa jam setelah plasenta lahir dan selesai selama kira-kira 6 minggu saat alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil (saifuddin,2009). Dengan demikian dapat diartikan bahwa masa
nifas adalah masa yang dilalui oleh seorang perempuan dimulai setelah melahirkan hasil konsepsi (bayi
dan plasenta) dan berakhir hingga 6 minggu setelah melahirkan.

Infeksi nifas adalah infeksi yang terjadi setelah persalinan. Secara umum suhu 38oC atau lebih
yang terjadi antara hari ke 2-10 post partum dan diukur per-oral sedikitnya 4 kali sehari. Infeksi nifas
merupakan morbiditas dan mortalitas bagi ibu pasca bersalin. Derajat komplikasi masa nifas bervariasi.
Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian
masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama pasca persalinan. kematian dan kesakitan ibu masih
merupakan masalah kesehatan yang serius di Negara berkembang.

Infeksi masa nifas masih berperan sebagai penyebab utama kematian ibu terutama di Negara
berkembang  seperti Indonesia,  masalah itu terjadi akibat  daripelayanan kebidanan yang  masih  jauh 
dari  sempurna.  Faktor penyebab lain terjadinya infeksi  nifas  diantaranya, daya tahan tubuh yang
kurang,  perawatan nifas  yang kurang  baik, kurang  gizi/ mal  nutrisi, anemia, hygiene yang  kurang
baik,  serta  kelelahan  (Widyastuti,2016).

Infeksi masa nifas merupakan morbiditas dan mortalitas bai ibu pasca bersalin. Derajat
komplikasi masa nifas bervariasi. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah
persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama pasca persalian. Menurut WHO
(World Health Organization) tahun 2012, di seluruh dunia setiap menit seorang perempuan meninggal
karena komplikasi yang terkait dengan kehmilan, persalinan, dan nifas. Dengan kata lain, 1.400
perempuan meninggal setiap hari atau lebih dari 500.000 perempuan meninggal setiap tahun karena

Menurut data Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2009, angka Kematian
Ibu (AKI) di Indonesia 307/100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 34 kematian per
1000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan AKI tahun 2010 sebesar 214 per 100.000 kelahiran
hidup, AKI tersebut sudah jauh menurun (Depkes RI, 2010).

Menurut SDKI (Survei Demografi Kesehatan Indonesia) 2012, AKI di Indonesia adala 359/100.000
kelahiran hidup, sedangkan jumlah AKB 32/1.000 kelahiran hidup (Saputra, 2013). Angka tersebut masih
sangat tinggi jika dibandingkan dengan target Millenium Development Goals (MDG’s) pada tahun 2015
lalu yaitu AKI 102/100.000 KH, AKB 23/1.000 KH. Kematian ibu dapat terjadi pada masa kehamilan,
bersalin dan masa nifas dengan penyebab kematian yang paling sering terjadi yaitu adanya komplikasi
preeklampsi, perdarahan dan infeksi 7 . Sementara itu, kematian yang terjadi pada ketiga periode
tersebut sering disebabkan karena adanya bahaya dan komplikasi karena kurangnya pengetahuan untuk
mengenali bahaya komplikasi yang terjadi serta mengatasi komplikasi tersebut. Pengetahuan untuk
mengenali tanda bahaya dan komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas merupakan hal yang
sangat penting bagi ibu dan keluarga. Hal ini sering berkaitan dengan keterlambatan untuk mengenali
dan mengatasi tanda bahaya dan komplikasi yang terjadi pada ibu hamil, bersalin dan ibu nifas.

  Pada tahun 2016 dikawasan ASEAN Singapura yang memiliki angka kematian ibu rendah, yakni
mencapai kematian 3/100.000 kelahiran hidup, sedangkan AKI di Indonesia mencapai 228/100.000
kelahiran hidup, angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan Vietnam 59/100.000 dan Cina 37/100.000, ini
menempatkan Indonesia sebagai salah satu AKI tertinggi di ASIA dan tertinggi ke-3 dikawasan ASEAN.
Menurut hasil kajian kinerja IGD Obstetri Ginekologi, dari RSUP Cipto Mangunkusmo, yang merupakan
rumah sakit rujukan nasional, berapa penyebab kematian di Indonesia adalah perdarahan, Eklamsia,
sepsis dan Infeksi (Kemenkes RI, 2017).

Infeksi nifas dapat di sebabkan oleh masuknya organisme kedalam organ kandungan maupun
kuman dari luar yang sering menyebabkan infeksi. Berdasarkan masuknya kuman kedalam organ
kandungan terbagi menjadi ektogen (kuman datang dari luar), Autogen (kuman dari tempat lain), dan
Endogen (kuman dari jalan lahir sendiri). Selain itu, infeksi dapat disebabkan oleh Streptococcus
Haemolyticus Aerobic, Staphylococcus Aerus, Escharia Coli, dan Clostridium Welchi.

Penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian di
dunia. Salah satu jenis infeksi. Infeksi menyebabkan 1,4 juta kematian setiap hari di seluruh dunia. Saat
ini infeksi lebih dikenal sebagai Health-care Associated Infections (HAIs).untuk meningkatkan
kemampuan dalam pencehan infeksi maka disusunlah program pencegahan dan pengendalian infeksi
untuk meningkatkan keselamatan pasien terhadap infeksi.

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kondisi tersebut sebenarnya dapat dilakukan sejak dini
yaitu dengan meningkatkan kesadaran masyarakat melalui penyiapkan ibu dan keluarga. Hal ini
dilakukan agar keluarga memiliki pengetahuan yang memadai tentang proses dan kemungkinan masalah
yang akan terjadi selama masa kehamilan, persalinan, nifas bayi baru lahir dan tumbuh kembang balita.
Salah satu upaya yang dapat ditempuh yaitu melalui pemanfaatan buku KIA. Buku KIA hasil kerja sama
Departemen Kesehatan RI dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) sebagai salah satu
upaya pemerintah untuk mengurangi AKI yaitu sebagai alat informasi, edukasi, dan komunikasi yang
sederhana dan efektif (Destria, 2010). Buku KIA merupakan gabungan kartu kesehatan ibu dan anak atau
rekam medik untuk mengetahui dan mengikuti kesehatan ibu sejak ibu hamil sampai anak berumur 5
tahun (Dinas Kesehatan, 2003). Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
200tentang buku KIA, menyatakan ibu KIA telah disahkan sebagai alat untuk mendeteksi secara dini
adanya gangguan atau masalah ibu dan anak (Depkes, 2004).

1.2 Tujuan penelitian

            1.1.2 Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa

nifas dalam pemanfaatan buku KIA

1.2.2 tujuan khusus

(1) Mengetahui pengetahuan ibu sebelum dan setelah dilaksanakan pemanfaatan buku KIA melalui
pendampingan mahasiswa dan kader kesehatan,

(2) Mengetahui perilaku ibu dalam membaca buku KIA

(3) Mengetahui Pengaruh pemanfaatan buku KIA terhadap perilaku kesehatan sesuai isi buku KIA

Dafpus
https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/JKA/article/view/592/796
file:///C:/Users/perpusakbid/Downloads/70-Article%20Text-662-1-10-20190221.pdf
Hubungan Karakteristik Bidan Dengan Tingkat Pengetahuan Bidan Tentang Pencegahan Infeksi Masa
Nifas Di RB dan BPS Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru Tahun 2013 Jurnal Kebidanan
STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 89 HUBUNGAN KARAKTERISTIK BIDAN DENGAN TINGKAT
PENGETAHUAN BIDAN TENTANG PENCEGAHAN INFEKSI MASA NIFAS DI RB DAN BPS DIWILAYAH KERJA
PUSKESMAS SIDOMULYO PEKANBARU TAHUN 2013 Elmia Kursani Dosen STIKes HangTuah Pekanbaru,
Indonesia https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/54549305/Elmia_Kursani.pdf?
1506501542=&response-content-disposition=inline%3B+filename
%3DHUBUNGAN_KARAKTERISTIK_BIDAN_DENGAN_TING.pdf&Expires=1598860954&Signature=RZSmTn
hgDMsRXQLiVFKF9vxhyrW8GqP9zciZl8F2L7eiuhkdPKB9jf6RuLwgC44Y~~GvjUcBZSQJW0y8NYEex3rFCCpX
r4TNKyMtc4hWhST3FtOWAbrTnGwYOXKvA-K34cFF~YnhA2ozzahTngBUG7IgkxD0Ofpo-
7HBrekGSC7G3fO2vlvbypfGIPtLA8gsiJAAi2zJeFYSBMjEgQZJpWunnPF04aW4D8kf9SsXleJNG~YN6rVUTLO
om5xuhYTeIpI1LbguoUQbYKLjmD~56wU52sPfyPWIQsdxcIuGz5G-
oNUhbWKU9HiJSaGeHLU95pfMT37cUJcwlaggbj-MVA__&Key-Pair-Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA
PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG INFEKSI MASA NIFAS DI DESA TANDAM HILIR II KECAMATAN
HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG Desi Handayani Lubis, SST.,M.Kes (Dosen Prodi D3
Kebidanan Flora) https://www.ojs.stikesflora-medan.ac.id/index.php/jkbf/article/view/17

independen

dependen

Anda mungkin juga menyukai