Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

THAHARAH DAN NAJIS


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah : Fiqh Ibadah
Dosen pengampu :
M. Misbahul Munir, M.Pd

Disusun oleh kelompok 1


Alfina Damayanti (1901051001)

KELAS C

JURUSAN TADRIS BAHASA INGGRIS


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji Bagi Allah Ta’ala yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyeselaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik. Showalat serta
salam tetap tercurahkan kepada baginda tercinta kita Nabi Muhammad SAW yang kita
nantikan syafaatnya di akhirat nanti.

Makalah ini berisikan tentang Thaharah dan Najis. Makalah ini kami buat dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Fiqh Ibadah.

Penulis menyadari bahwa makalah ini dapat selesai dengan lancar berkat bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

Tuhan Yang Maha Esa,

Bapak Muhammad Misbahul Munir,M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Fiqh
Ibadah serta berbagai pihak yang tidak bisa kami sebutkan semua.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, penulis
menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun.Akhirnya penulis berharap
makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Metro, 23 February 2021

Penyusun

2
Daftar Isi

Daftar Isi........................................................................................................................................................3

BAB I................................................................................................................................................................ 4

PENDAHULUAN.............................................................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG.............................................................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................................................5

C. TUJUAN.................................................................................................................................................5

BAB II...............................................................................................................................................................6

PEMBAHASAN................................................................................................................................................6

A. Pengertian Thaharah................................................................................................................................6

B. Macam-Macam Thaharah dan Alat yang digunakan...............................................................................8

C. Fungsi Thaharah......................................................................................................................................9

D. Syarat wajib Thaharah...........................................................................................................................10

E. Manfaat Thaharah..................................................................................................................................10

F. Pengertian Najis...................................................................................................................................11

G. Benda-Benda yang Termasuk Najis.......................................................................................................11

H. Macam-macam Najis dan Cara Mensucikannya....................................................................................13

Bab III..............................................................................................................................................................18

Penutup............................................................................................................................................................18

a. Simpulan...............................................................................................................................................18

b. Saran......................................................................................................................................................18

Daftar Pustaka..................................................................................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Islam menganjurkan untuk selalu menjaga kebersihan badani selain rohani.
Kebersihan badani tercermin dengan bagaimana umat muslim selalu bersuci sebelum
mereka melakukan ibadah menghadap Allah SWT. Pada hakikatnya tujuan bersuci adalah
agar umat muslim terhindari dari kotoran atau debu yang menempel di badan sehingga
secara sadar atau tidak sengaja membatalkan rangkaian ibadah kita kepada Allah SWT.

Namun, yang terjadi sekarang adalah, banyak umat muslim hanya tahu saja bahwa
bersuci itu sebatas membasuh badan dengan air tanpa mengamalkan rukun-rukun bersuci
lainnya sesuai syariat Islam. Bersuci atau istilah dalam istilah Islam yaitu “Thaharah”
mempunyai makna yang luas tidak hanya berwudhu saja.

Pengertian thaharah adalah mensucikan diri, pakaian, dan tempat sholat dari hadas
dan najis menurut syariat islam. Bersuci dari hadas dan najis adalah syarat syahnya
seorang muslim dalam mengerjakan ibadah tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut
sebenarnya banyak sekali manfaat yang bisa kita ambil dari fungsi thaharah. Taharah
sebagai bukti bahwa Islam amat mementingkan kebersihan dan kesucian.

4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Thaharah?
2. Apa saja macam-macam thaharah ?
3. Apa pengertian dari najis?
4. Benda apa saja yang dianggap najis ?
5. Apa saja macam-macam dari najis dan bagaimana cara mensucikannya?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari thaharah.
2. Untuk mengetahui macam-macam dari thaharah.
3. Untuk mengetahui pengertian dari najis.
4. Untuk mengetahui benda apa saja yang dianggap najis.
5. Untuk mengetahui macam-macam najis dan cara mensucikannya.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Thaharah
Arti Thaharah menurut bahasa adalah bersih dan suci dari segala hal yang
kotor, baik yang berifat hissiyy (dapat diindera) atau bersifat ma’nawiyy (abstrak) dan
menurut istilah adalah pakaian, badan atau benda-benda lain sehingga terbebas dari
najis dengan cara yang telah ditetapkan menurut ajaran islam sehingga syah bila
melakukan peribadatan seperti sholat , thawaf dalam ibadah haji dan sebagainya. 1
Banyak ayat suci Al-Quran maupun Hadits yang memerintahkan kita agar kita selalu
menjaga kebersihan, di antaranya :

‫ فَطَ ِّه ْر َوثِيابَك‬. ‫الر ْج َز‬


ُّ ‫فَاه ُْج ْر َو‬
Artinya : “Dan pakaianmu bersihkanlah , Dan perbuatan dosa tinggalkanlah” (QS. Al-
Mudatsir 4-5)

‫النظافة من االيمان‬
Artinya :Kebersihan sebagian dari iman (HR. Muslim)

Kata Thahur seperti wazan fathur, yang berarti mensucikan dari dosa-dosa. Maka
nabi Muhammad SAW bersabda : “Sesungguhnya penyakit itu mensucikan dari Dosa-
dosa”. Dosa-dosa itu adalah bentuk kotoran yang bersifat ma’nawiyy.Lawan dari kata
thaharah adalah najasah (najis). Adapun arti najis dalam bahasa arab adalah sesuatu
yang kotor, baik yang bersifat hissiyy atau ma’nawiyy. Maka dikatakan bahwa dosa
itu najis walaupun bersifat ma’nawiyy.
Apabila kita perhatikan ajaran Islam mengenai kebersihan dan kesehatan, jelaslah
bagi kita bahwa tidak ada alasan bagi orang islam untuk tidak menjaga kebersihan dan
kesehatan. Mengapa islam sangat memperhatikan kesehatan ?jawabannya dapat kita
bedakan menjadi dua yaitu :

http://satriodatuak.com/fiqih-tharah/

6
1. Dalam melaksanakan ibadah kepada Allah SWT , Sudah selayaknya kita
dalam keadaan suci dan bersih. Allah SWT tidak pantas disembah oleh
makhluknya yang kotor , sehingga pernyataan allah akan mencintai orang
yang suci dapat kita terima.
2. Di luar ibadah, manfaat kebersihan itu dapat dirasakan secara langsung. Orang
yang kotor badannya, pakaiannya, dan juga tempatnya akan mudah terjangkit
penyakit. Sedangkan orang yang biasa hidup bersih di samping sehat juga
tidak akan menganggu orang lain yang disekitarnya, bahkan ia tidak akan
dikucilkan oleh orang-orang yang disekitarnya.

Sebagai seorang muslim hendaknya kita membiasakan hidup bersih dan sehat.
Untuk membiasakan hidup sehat dan bersih tidaklah sulit, kecuali bagi orang
yang pemalas. Bagi kita sebenarnya tidak akan menjadi masalah apabila kita
selalu melaksanakan sholat 5 waktu dengan terlebih dahulu membersihkan badan,
pakaian dan tempatnya dari berbagai kotoran (najis). Dengan demikian , setiap
muslim paling sedikit menjaga kebersihannya sebanyak lima kali dalam sehari
semalam.

Pengertian Thaharah menurut 4 madzhab :

1. Hanafiyah : Thaharah adalah mereka berpendapat bahwa pengertian thaharah


dalam syara’ adalah suci dari hadits dan khubts (kotoran).
2. Malikiyah : thaharah adalah sifat hukmiyah yang menyebabkan orang yang
disifatinya boleh melakukan ibadah dengan pakaian yang dipakainya.
3. Syafi’iyah : pengertian pertama bahwa thaharah berarti melakukan sesuatu
yang membolehkan (seseorang) melaksanakan ibadah dan yang kedua bahwa
thaharah berarti menghilangkan hadats dan najis, atau melakukan sesuatu yang
semakna dengannya.
4. Hambaliyah : pengertian thaharah secara syara’ adalah hlangnya hadats dan
yang semakna dengannya, dan hilangnya najas (najis) atau hilangnya hukum
semua itu.

7
B. Macam-Macam Thaharah dan Alat yang digunakan
Thaharah dibagi menjadi dua bagian yaitu Thaharah yang digunakan untuk
bersuci dari kubts (kotoran) dan bersuci dari hadats, telah kita ketahui pula bahwa
khubts menurut para fuqaha’ adalah dzat (benda) najis itu sendiri.2
Alat yang digunakan dalam Thaharah :
1. Air, dalam kehidupan sehari-hari air adalah alat utama dalam membersihkan badan
dan segala sesuatu dalam rangka menjaga kesehatan. Karenanya kita harus
mensyukuri nikmat Allah SWT ini yaitu dengan menggunakan air untuk kepentingan
ibadah. Namun demikian, tidak semua air itu syah dipakai untuk bersuci. Dibawah ini
akan diuraikan macam-macam air dan hukumnya.
a. Air yang mutlak (Air yang mensucikan)

Yang termasuk air ini adalah air hujan, air es (salju), air sumur, air embun , air mata
air dan air laut.

C‫اطَهُو ًر َما ًءال َّس َما ِء ِمنَ َوأَ ْن َز ْلنَا‬


Artinya : Dan kami turunkan dari langit air yang amat bersih (QS. Al-Furqan : 48)

b. Air yang suci, tapi tidak mensucikan

Air ini zatnya suci, namun tidak syah dipakai untuk bersuci baik untuk menyucikan
hadats maupun membersihkan najis.Yang termasuk air ini adalah air yang telah berubah
sifatnya, yaitu rasa, warna, dan baunya karena bercampur dengan benda lainnya. Seperti
kopi, teh, susu dan sebagainya.

c. Air yang makruh dipakai bersuci

Air yang makruh dipakai bersuci ialah air yang terjemur matahari dalam bejana
(selain mas dan perak), drum dan tempat-tempat lainnya yang diperkirakan berkarat,
sebab bila karat itu melekat pada badan kita, akan menimbulkan penyakit seperti supak.

d. Air Najis

2
https://www.academia.edu/10374443/MAKALAH_THAHARAH

8
Yang termasuk ini adalah (1) air yang kurang dari dua kullah dan kemasukan najis,
hukumnya najis (2) air yang lebih dari dua kulah yang kemasukan najis, dan berubah
salah satu sifatnya (warna, rasa dan bau) hukumnya seperti najis. Jika tidak mengalami
perubahan salah satu sifatnya, maka air dianggap suci dan dapat dipergunakan untuk
thaharah.

2. Batu
3. Kertas (sejenisnya)
4. Tanah atau debunya.

C. Fungsi Thaharah

Dalam kehidupan Setiap perintah dalam ajaran Islam sudah pasti mempunyai tujuan,
fungsi, atau hikmah tertentu. Begitu juga halnya perintah thaharah. Adapun fungsi
thaharah terkait dengan kehidupan kita umat Islam di antaranya adalah:
a. Thaharah mengajarkan untuk selalu menjaga kebersihan dan kesucian, terutama
dalam diri kita baik secara lahir maupun batin. Secara lahir kita akan terhindar
dari semua kotoran (najis) yang membahayakan kesehatan kita, baik yang ada
pada tubuh kita, pakaian kita, makanan kita, maupun tempat tinggal kita. Secara
batin kita akan terhidar dari sifat-sifat kotor atau negatif dalam diri kita yang
sangat membahayakan kita terutama dalam kita hidup di tengah masyarakat. Sifat-
sifat inilah yang berusaha dihilangkan dengan wudlu atau mandi janabat, dan
mungkin dengan tayammum.
b. Thaharah merupakan salah satu ajaran yang hanya disyariatkan kepada kita umat
Islam. Dengan thaharah ini umat Islam diharapkan dapat menampilkan dirinya
dalam keadaan bersih dan suci, baik di hadapan umat lain maupununtuk
menghadap kepada Allah yang Maha Suci yang pada akhirnya juga akan kembali
kepada-Nya dengan membawa bekal kesucian diri dan kesucian hati nurani.
c. Thaharah merupakan bukti dari ukuran iman seseorang. Artinya iman seseorang
juga bisa dinilai dari masalah tahaharah ini. Jika seseorang mengabaikan masalah
kebersihan, berarti imannya belum sempurna.
d. Dalam pepatah sering kita dengar ungkapan “Kebersihan pangkal kesehatan”.
Untuk menjaga diri agar selalu hidup sehat, seseorang harus selalu menjaga
kebersihan dalam kehidupannya.

9
D. Syarat wajib Thaharah
Setiap mukmin mempunyai syarat wajib untuk melakukan thaharah. Ada hal-hal yang
harus diperhatikan sebagai syarat sah-nya berthaharah sebelum melakukan perintah
Allah SWT, syarat wajib tersebut ialah :
1. Islam
2. Berakal
3. Baligh
4. Masuk waktu (untuk mendirikan sholat fardhu)
5. Tidak lupa
6. Tidak terpaksa dan dipaksa
7. Berhenti darah haid dan nifas
8. Ada air atau debu tanah yang suci
9. Berdaya melakukannya mengikut kemampuan

E. Manfaat Thaharah
1. Untuk membersihkan badan, pakaian, dan tempat dari hadas dan najis ketika
hendak melaksanakan suatu ibadah.
2. Dengan bersih badan dan pakaiannya, seseorang tampak cerah dan enak
dilihat oleh orang lain karena Allah SWT, juga mencintai kesucian dan
kebersihan.
3. Menunjukan seseorang memiliki iman yang tercermin dalam kehidupan
sehari-harinya karena kebersihan adalah sebagian dari iman.
4. Seseorang yang menjaga kebersihan, baik badan, pakaian,ataupun tempat
tinggal nya tidak mudah terjangkit penyakit.
Seseorang selalu menjaga kebersihan baik dirinya, rumahnya, maupun
lingkungannya, maka ia menunjukan cara hidup sehat dan disiplin

F. Pengertian Najis
Najis menurut bahasa adalah sesuatu yang dianggap menjijikkan. Sedangkan menurut
istilah adalah sesuatu menjijikkan menurut syara‟ yang bisa mencegah keabsahan shalat
sekiranya tidak terdapat dispensasi.
kata najis berasal dari bahasa Arab, najasah yang berarti najis. Menurut syari‟at islam,
najis adalah benda yang kotor yang mencegah sahnya mengerjakan ibadah yang dituntut

10
dalam keadaan suci seperti shalat dan thawaf. Perkataan najis itu, seperti khubuts (kotoran)
dan rijsun (perbuatan keji/kotor).

G. Benda-Benda yang Termasuk Najis


1. Najis yang Disepakati dalam Mazhab
a. Daging Babi
Daging babi walaupun ia disembelih secara syara’ karena di hukum sebagai
najis ‘ain (diri) melalui nas al-Qur’an, maka dengan itu daging dan juga ke
semua sekali bagian badannya seperti bulu, tulang dan kulit dihukum najis
biarpun disamak kulitnya.3
b. Darah
Darah manusia selain darah seorang yang mati syahid dan darah binatang selain
binatang laut, yang mengalir keluar daripadanya sama ada semasa hidupnya
ataupun sesudah matinya sekiranya ia mengalir secara banyak.
Darah yang mengalir adalah najis, sekalipun disisi ulama’ Mazhab Maliki dan
Syafi’I, ia daripada binatang seperti ian, lalat, dan kutu anjing.

c. Air kencing, Muntah dan Tahi Manusia


Semuanya dihukum najis kecuali air kencing kanak-kanak yang menyusui
karena menurut pendapat para ulama’ Mazhab Syafi’I dan Hanbali memadai
membersihkannya dengan merenjiskan air ke atasnya aja. Begitu juga di hukum
najis, air kencing binatang yang tidak dimakan dagingnya, tahi dan juga muntah
binatang itu kecuali tahi burung, air kencing tikus dan kelelawar menurut
pendapat ulama’ Mazhab Hanafi karena air kencing tikus amat sulit di elakkan,
sementara kelelawar pula sering kencing di udara (semasa ia terbang). Oleh
karena itu kedua-duanya digolngkan ke dalam najis yang dimaafkan jiki terkena
pakain atau termasuk kedalam makanan, tetapi tidak dimaafkan jika terkena air
dalam bejana.
d. Arak
Arak menurut pendapat jumhur ulama’ dan pendapat yang muktamad daripada
kalangan ulama’ Mazhab Hanafi adalah meliputi kesemua cecair yang
memabukkan.

3
https://www.academia.edu/8628533/Makalah_Fiqh_Ibadah

11
Seperti dalam surat ai-Maidah ayat 90, yang artinya “…..bahawa sesungguhnya
arak dan judi dan pemujaan berhala dan mengundi nasib dengan batang-
batang anak panah dalam (semuanya) kotor (keji) daripada perbuatan
syaitan……”
e. Air Mazi dan Wadi
Mazi adalah cecair berwarna putih yang keluar tanpa membuak pada saat
memuncaknya pada nafsu seseorang ataupun ketika ia teringat persetubuhan.
Ia dihukum najis.
Wadi ialah air putih yang pekat yang keluar selepas air kencing.ataupun
menanggung sesuatu yang berat. Ia juga di hukum kan najis.
f. Daging Bangkai Binatang Darat yang Darahnya Mengalir
Binatang ini sama ada harus dimakan dagingnya ataupun tidak seprti anjing,
kambing, kucing, burung-burung kecil dan seumpamanya. Sama hukumnya
dengan ialah kulit bangkai yang belum di samak.
g. Nanah
Nanah ialah sejenis darah yang rusak, yang tidak bercampur dengan darah
biasa yang tidak rusak. Ia adalah najis karena pada asalnya dia adalah darah
yang berubah.

2. Najis yang Dipertikaikan oleh Ulama’


a. Anjing

Menurut pendapat yang asah daripada kalangan ulama’ Mazhab Hanafi, anjing bukanlah
najis’ain karena iya berguna untuk kawalan dan berburuan, tidak sepertiman babi dimana
ia adalah najis’ain. Mulut, air liur,dan tahi anjing sahaja di hukum najis.

b. Bangkai Binatang Air dan Binatang yang Tidak Ada Darah Yang Mengalir

Semua ulama’ Mazhab telah bersetuju bahwa bangkai binatang air seperti ikan dan lain-
lain binatang laut adalah bersih karena sabda Nabi Muhammad s.a.w.:

“dihalalkan untuk kita dua jenis bangkai dan dua jenis darah; ikan dan belalang, hati
dan limpa.”

Dengan itu jelas bahwa bangkai binatag air dan bangkai binatang yang darhnya tidak
mengalir adalah suci bersih menurut pendapay Ulama Mazhab Hanafi.

12
Kesimpulannya, bangkai binatang air dan juga bangkai binatang lain yang tidak
mempunyai darah adalah bersih menurut pendapat fuqara’.

c. Kulit Bangkai

Kulit itu najis sama ada sudah di samak atau pun belum karena ia adalah sebagian
daripada bangkai. Ulama Mazhab Hanafi dan Syafi’i berkata bahwa kesemua kulit yang
najis dengan sebab mati atau dengan sebab lain seperti dengan sebab sembelihan bagi
binatang daripada jenis yang tidak harus di makan dagingnya, maka kulitnya menjadi
bersih.

H. Macam-macam Najis dan Cara Mensucikannya

1) Najis Mukhaffafah, artinya najis yang ringan.


Yang termasuk najis ini adalah air kencing anak laki-laki yang belum berumur 2 tahun
dan belum makan dan minum sesuatu, kecuali air susu ibunya (ASI). Cara menyucikannya
adalah dengan cara memercikkan air pada benda yang terkena najis.
Rasul bersabda:

Artinya: “Kencing bayi perempuan itu dicuci, sedangkan bayi laki-laki diperciki.” (HR. Abu
Daud dan Nasa’i)

2) Najis Mutawassithah, artinya najis yang sedang.

Yang termasuk kelompok najis mutawassithah (najis sedang) adalah bangkai, darah,
nanah, kotoran manusia dan binatang. Najis mutawassithah terbagi menjadi dua bagian yaitu
najis mutawassithah „ainiyah dan najis mutawassithah hukmiyah.
Cara menyucikan najis mutawassithah adalah dengan dibasuh, agar hilang sifat-sifat najisnya
(wujud, warna, dan baunya).

3) Najis Mughallazhah, artinya najis yang berat.

13
Yang termasuk najis ini adalah air liur dan kotoran anjing dan babi, termasuk
keturunannya. Cara menyucikannya adalah dengan dibasuh tujuh kali, salah satu diantaranya
dicampur dengan tanah suci.
Nabi bersabda:

Artinya: “sucinya tempat dan peralatan salah seorang kamu bila dijilat anjing hendaklah
dicuci tujuh kali, permulaan dari tujuh kali itu harus dicampur dengan tanah atau debu.”
(HR. Muslim dari Abu Hurairah)

Secara pinsip keberadaan najis dapat ditolerir (ma‟fu) karena dua factor:
1. Pertimbangan objek dan kategori najis tersebut.

2. Pertimbangan kondisi tempat yang sering terkena najis (umum al-balwa seperti kotoran
tikus, burung dan lain-lain) dengan tiga ketentuan sebagai berikut:

- Tidak disengaja menyentuhnya

- Tempatnya kering

- Sulit untuk menghindar

14
Macam-macam Hadats dan Cara Mensucikannya
1. Hadats kecil
Yaitu keadaan seseorang tidak suci, dan supaya ia menjadi suci maka harus wudhu atau jika
tidak ada air/berhalangan, dengan tayammum.
Hal-hal yang menyebabkan hadats kecil:
- Karena keluar sesuatu dari dua lubang yaitu qubul dan dubur. Sebagaimana yang
tercantum dalam hadits :

Artinya:
“Atau kembali salah seorang dari kamu dari tempat buang air (WC).” (Al Maidah: 6)
- Karena hilang akal sebab gila, mabuk, atau sebab lain, misalnya tidur.
- Karena persentuhan kulit laki-laki dan perempuan yang bukan mahramnya tanpa batas
yang menghalanginya.

Artinya: “Atau bersentuh kamu sekalian dengan perempuan (yang bukan mahram).”
(An Nisa: 43)
- Karena menyentuh kemaluan (sendiri atau orang lain), dan dengan telapak tangan
atau jari.

2. Hadast besar

Yaitu keadaan seseorang tidak suci, dan supaya ia menjadi suci, maka ia harus mandi atau
jika tidak ada air/berhalangan dengan tayammum.
Hal-hal yang menyebabkan hadats besar:
- Bertemunya dua buah kelamin laki-laki dan perempuan (senggama), baik keluar mani
atau tidak.

- Keluar mani sebab mimpi atau sebab lain.

15
- Meninggal dunia.

- Haid (menstruasi) bagi wanita.

- Nifas, yakni darah wanita yang habis melahirkan.

- Wiladah (melahirkan anak).

Hal-hal yang Terlarang Bagi Orang yang Berhadats


1. Orang yang berhadats kecil dilarang:
Shalat.
Thawaf.
Menyentuh dan membaca mushaf Al-Quran (sebagian ulama ada yang
memperbolehkan).
2. Orang yang berhadats besar karena bercampur suami istri atau keluar mani dilarang:
Shalat.
Thawaf.
Menyentuh dan membawa mushaf Al-Quran serta membacanya.
I‟tikaf di masjid.
3. Orang yang berhadats besar karena haid, wiladah, dan nifas dilarang:
Shalat.
Thawaf.
Puasa.
Menyentuh, membawa, dan membaca mushaf Al-Quran.
I‟tikaf di masjid.
Berhubungan suami-istri.
Bercerai.

16
Bab III

Penutup

a. Simpulan
Arti Thaharah menurut bahasa adalah bersih dan suci dari segala hal yang kotor, baik
yang berifat hissiyy (dapat diindera) atau bersifat ma’nawiyy (abstrak) dan menurut
istilah adalah pakaian, badan atau benda-benda lain sehingga terbebas dari najis
dengan cara yang telah ditetapkan menurut ajaran islam sehingga syah bila melakukan
peribadatan seperti sholat , thawaf dalam ibadah haji dan sebagainya.

Thaharah dibagi menjadi dua bagian yaitu Thaharah yang digunakan untuk bersuci
dari kubts (kotoran) dan bersuci dari hadats, telah kita ketahui pula bahwa khubts
menurut para fuqaha’ adalah dzat (benda) najis itu sendiri.
kata najis berasal dari bahasa Arab, najasah yang berarti najis. Menurut syari‟at
islam, najis adalah benda yang kotor yang mencegah sahnya mengerjakan ibadah
yang dituntut dalam keadaan suci seperti shalat dan thawaf. Perkataan najis itu, seperti
khubuts (kotoran) dan rijsun (perbuatan keji/kotor).
Macam-macam najis ada tiga yaitu najis mukhaffafah, najis mutawassithah, dan najis
mughallazhah.
Hadats ialah keadaan tidak suci bagi seseorang, sehingga ia tidak sah melakukan
suatu ibadah tertentu. Hadats terbagi menjadi dua yaitu hadats kecil dan hadats besar.

b. Saran
Dari pembahasan singkat kami mengenai Thaharah dan najis kiranyadapat menambah
pengetahuan dan wawasan para pembaca sekalian.Kami menyadari bahwa makalah
kami ini sangat jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan saran dan
kritik dari pembaca demi kesempurnaan makalah kami kedepannya.Dan harapan kami
semoga ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin

Daftar Pustaka

17
http://www.academia.edu/10876559/MAKALAH_TENTANG_THAHARAH

https://www.academia.edu/10374443/MAKALAH_THAHARAH

https://www.academia.edu/8628533/Makalah_Fiqh_Ibadah

18

Anda mungkin juga menyukai