Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN AWAL PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA DASAR 2

PENGUAT GANDENGAN DC

KELOMPOK 6

NAMA : ELVIRA HENDINI

NIM : 18033048

PRODI : PENDIDIKAN FISIKA

DOSEN: Drs. Hufri, M.Si

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
PENGUAT GANDENGAN DC

A.Tujuan

1. Merancang titik kerja dari transistor agar berada di tengah-tengah garis beban.

2. Menelidiki hubungan antara tegangan keluaran dengan tegangan masukan dari


penguat gandengan biasa dan penguat menggunakan hubungan Darlington

3. Menentukan besar penguat adri penguat gandengan biasa dan penguat


menggunakan hubungan Darlington.

4. Menyelidiki pengaruh pembebanan terhadap arus,tegangan keluaran dan jatuh


tegangan pada keluaran dari penguat gandengan biasa dan penguat menggunakan
hubungan Darlington.

5. Menentukan impedansi keluaran dari penguat gandengan DC.

B.Alat dan Bahan

No Peralatan Komponen/Bahan
1 Generator fungsi/audiogenerator Resistor
2 Power Supply Potensiometer
3 Osiloskop dua channel Kapasitor
4 Multimeter analog Transistor
5 Multimetet digital Baterai 9V
6 Kabel Penghubung

C.Teori Dasar

Penguat gandengan DC adalah suatu penguat dengan menggunakan satu transistor dengan
transistor lain secara langsung untuk mendapatkan arus yang lebih besar baik untuk insyarat
masukan DC ataupun AC. Tujuannya untuk membuat jatuh tegangan yang lebih kecil. Pada
penguat gandengan DC biasanya dua transistor dihubungkan langsung dengan cara kaki
kolektor dari transistor pertama dihubungkan dengan base dari transistor kedua.

Ada beberapa tipe penggandengan dari dua transistor atau lebih :


1. Gandengan biasa yaitu kaki kolektor dari transistor pertama dihubungkan dengan kaki
base transistor kedua.
2. Hubungan Darlington yaitu kaki emitor dari transistor pertamaa dihubungkan dengan kaki
base transistor kedua.
3. Hubungan npn-pnp dan pnp-npn merupakan kombinasi transistor npn-pnp yang berfungsi
sebagai npn dan kombinasi dua transistor pnp-npn yang berfungsi sebagai pnp.
4. Hubungan differensial yaitu kaki emitor dari transistor dihubungkan secara langsung ke
kaki emitor transistor kedua.
5. Penguat kaskoda adalah kombinasi penguat emitor dihubungkan secara langsung dengan
penguat base ditanahkan.
Untuk memperoleh suatu penguatan yang cukup besar dari sebuah penguat, dapat dilakukan
dengan menggandeng beberapa penguat atau biasa dikenal dengan penguat bertingkat. Agar
tegangan panjar (bias) pada suatu tahap tidak terganggu oleh tahap sebelum dan berikutnya,
maka antara tahap rangkaian tersebut dipisahkan dengan kapasitor. Rangkaian semacam ini
lebih dikenal dengan penguat gandengan RC. Penguat gandengan RC hanya bekerja untuk
isyarat AC. Bila isyarat berupa arus/tegangan DC atau bolak-balik dengan frekuensi sangat
rendah, maka diperlukan rangkaian penguat gandengan DC. Pada penguat ini, antara
transistor yang satu dengan yang lainnya dihubungkan secara langsung.

Pada penguat gandengan DC suatu transisitor dihubungkan dengan transisitor lain


secara langsung untuk mendapatkan penguat arus yang besar baik isyarat DC maupun AC
Pada penguat gandengan DC Biasa dua transistor dihubungkan langsung dengan cara kaki
kolektor dari transistor pertama dihubungkan dengan base dari transistor kedua. Di sisi lain
pada penguat menggunakan hubungan Darlington kaki emitor dari transistor pertama
dihubungkan dengan transistor kedua, dan kaki kolektor transistor pertama dihubungkan ke
kolektor transistor kedua.

Penguat gandengan DC yang pertama adalah dua transistor dihubungkan secara


langsung dimana kaki kolektor dari transistor pertama dihubungkan ke kaki base transistor
kedua sedangkan kaki – kaki yang lain dapat dihubungkan ke komponen ,ke catu daya atau
ke ground .Rangkaian penguat diberikan pada gambar 1 di bawah ini:

Dari rangkaian 1 kuat arus DC yang mengalir pada emitor transistor kedua dan pertama
masing-masing didapat:

V CC −VCE 2
IE1 = .................................................................................................
ℜ3
(1a)

V CC −VC 1
IE2 = ...................................................................................................
RC 1
(1b)

Dengan VC1 = IE2 . RE3 + VBE

Tegangan antara base dengan ground dari transistor pertama adalah :

VB1 = IE1 (RE1 + RE2 )+VBE .................................................................................................................................................................. (2)

Impedansi masukan, penguatan dari penguat dan impedansi keluaran dapat ditentukan dari
rangkaian setara. Impedansi masukan pada penguat dapat ditulis dalam bentuk :

Ri = RB // Rit1 ........................................................................................................................(3a)
Disini Rit1 merupakan hambatan yang melintang antara base dengan ground dari transistor
yang pertama yaitu :

Rit1 = (1+𝜷1) (re1 +RE1 ) ........................................................................................................(3b)

Penguat dari penguat gandengan DC bias diekspresikan seperti :

β 1(1+ β 2)(Rc /¿ Rit 2)


KV = .RE3 ...............................................................................................
Rit 1. Rit 2
(4a)

Dengan Rit2 adalah hambatan yang melintang antara base dengan ground untuk transistor
kedua dan dinyatakan dalam bentuk :

Rit2 = hie2 + (1+𝜷2) RE3 .......................................................................................................


(4b)

Impedansi keluaran dari penguat dinyatakan dalam bentuk

RC
Ro=( RE3 // ROe) //(re2 + ) ........................................................................................(5)
(1+ β 2)

Penguat gandengan DC yang kedua adalah penguat menggunakan hubungan


Darlington. Rangkaian dari penguat diberikan pada gambar 2 berikut

Dari gambar 2 kuat arus DC yang mengalir pada emitor transistor kedua dapat dituliskan
seperti :

V CC −VCE 2
IE2 = ..................................................................................................................
RC + ℜ 2
(6)

Tegangan antara base dengan ground untuk transisitor kedua :

VB2 = IE2 . RE2 +VBE ..................................................................................................................................................................................(7)

Kuat arus DC yang mengalir pada emitor transistor pertaa diberikan dalam bentuk:

V B2
IE1 = X IB2 .....................................................................................................................(8)
ℜ1

Tegangan anatara base dengan ground pada transistor pertama adalah :

VB1 =VB2 +VBE ..............................................................................................................(9)

Melalui rangkaian setara dari penguat gandengan DC menggunakan hubungan Darlington


dapat ditentukan impedansi masukan dari penguat:
Ri = RB //Rit1 .....................................................................................................................
(10a)

Untuk penguat Rit1 adalah hambatan yang melintang antara base dengan ground dari
transistor pertama yaitu :

Rit2 = hie2 + (1+𝜷1) (RE1 // Rit2) .........................................................................................


(10 b)

Dengan Rit2 adalah hambatan yang melintang antara base dengan ground untuk transistor
kedua

Rit2 = hie2 + (1+𝜷2) RE2 .....................................................................................................


(10c)

Penguat dari penguat gandengan DC bias diekspresikan seperti :

ℜ1 RO
KV = β 2( 1+ β 1) . ....................................................................................
ℜ 1+ Rit 2 Rit 1
(11)

Impedansi keluaran dari penguat dinyatakan dalam bentuk

Ro =(RC// Roe)≈ RC ................................................................................................................


(12)

1) Rangkaian Setara ( Penguat Gandengan Langsung )

2) Analisis DC Penguat Gandengan DC


Persamaan pada Loop Keluaran :

VCC  VCE 2
VCC  I E 2 .RE 3  VCE 2 IE2 
Tegangan antara base dengan ground RE 3
VB1  VBE  I E 2 ( RE1  RE 2 )
Tegangan antara base 2 dengan ground sama dengan tegangan antara kolektor transistor pertama
dengan ground:
I C .RC  VCC  VC1
VC1  VB 2  VBE  I E 2 .RE 3

VCC  VC1
VCC  VRC  VC1 I C1 
RC
3) Faktor Kemantapan Arus

IC1 I B2
Penguat arus dari gabungan kedua transistor:

IC 2
I C 2   2 .I B 2   2 .I C1  1 2 .I B1 2 
I B1

4) Desain Titik Kerja


Agar penguat bekerja ditengah garis beban maka :

VCE 2  1 / 2Vcc VCC  VCE2 VCC  VC1


I E2  I C1 
RE2 RC
Atau
RB2 VB1  VE1  VBE1
VB1  Vcc
RB1  RB2
5) Analisis AC Penguat Gandengan DC

Tegangan Masukan

Vit  ib1.hie  ie1.RE1

Vit  ib1[hie1  (1   ).RE1 ]


Impedansi masukan

Ri  RB // Rit1
Hambatan antara base dengan ground :

Vit
Rit 
ib

Rit  ib[ hie1  (1   ) RE1 ]

Rit  (1   C )[ re1  RE1 ]

6) Penguatan dari Penguat


Tegangan keluaran (Vo)
Vo  1   2  ib 2 RE2

V1  ib 2 hie2  1   2  RE 2 ib 2
V1    1ib1  RC //  hie 2  1   2  R E 2

Tegangan masukan (Vi)

Vi  ib1hie1
Subsitusi Ib2 dari persamaan V1 diperoleh :

1   2  RE V1
Vo  2

hie2  1   2  RE 2

1   2  RE 1 RC //{ hie 2  (1   2 ) RE }ib


Vo   2 2 1

hie 2  1   2  RE2

Penguatan

Vo 1   2  RE2 1RC //{ hie2  (1   2 ) RE2 }


KV  
Vi {hie2  (1   2 ) RE2 }.hie1

Di mana

25 25
hie2  1   2  hie1  1  1 
Sehingga diperoleh : I E ( mA)(Q2 ) I E (mA)(Q1 )
RE2 RC //{ hie2  (1   2 ) RE2 }
KV  
{re2  RE2 }{re1  RE1 }
Impedansi keluaran pada penguat gandengan DC

(hie 2  RC )  R 
Ro  RE2 //  RE2 //  re  C 
(1   2 )  1 2 
D.Tugas Pendahuluan
E.Prosedur Kerja

1. Merancang nila - nilai komponen yang akan dipergunakan untuk penguat gandengan
DC dengan dua transistor dihubungkan langsung.

2. Menyiapkan peralatan dan komponen yang akan dipergunakan dalam kegiatan


praktikum.

3. Merakit penguat gandengan DC dengan dua transisitor dihubungkan langsung pada


papan projectboard seperti rangkaian pada gambar 1.

4. Membuat titik kerja dari transistor kedua berada di tengah-tengah garis beban.

5. Mencari tegangan masukkan pada penguat dalam orde mV dan dalam keadaan stabil
dan tidak cacat.

6. Dengan memvariasikan tegangan sumber sebanyak 10 kali melakukan pengukuran


terhadap tegangan masukan dan tegangan keluaran penguat dalam keadaan terbuka.

7. Memasukkan data hasil pengukuran tegangan sumber, tegangan masukan dan


Keluaran pada tabel 1.
8. Menetapkan suatu nilai tegangan masukan dan keluaran dalam keadaan terbuka.Pada
keluaran dari penguat dalam keadaan terbuka dipasang tahanan beban yang nilainya
dapat divariasikan.Dengan memvariasikan nilai tahanan beban melakukan
pengukuran terhadap arus dan tegangan keluaran.

9. Memasukkan data hasil pengukuran arus dan tegangan keluaran pada tabel 2.

10. Melalui prosedur yang sama dengan penguat gandengan RC dengan dua transistor
dihubungkan langsung.Melakukan pula pengamatan terhadap penguatan gandengan
DC menggunakan hubungan Darlington seperti yang diperlihatkan pada gambar 2.

11. Memasukkan data hasil pengukuran tegangan masukkan dan tegangan keluaran dari
penguat menggunakan hubungan Darlington pada tabel 3.

12. Memasukkan data hasil pengukuran kuat arus dan tegangan keluaran dalam keadaan
terbeban dari penguat menggunakan hubungan Darlington pada tabel 4.

F.Referensi

Asrizal. 2013. Elektronika Dasar 2 Komponen, Rangkaian dan Aplikasi. Padang : UNP.

Sutrisno.1998. Elektronika Teori Dasar dan Penerapannya. Bandung: ITB.

Tim pengajar elektronika dasar 2.2020.Modul Praktikum Elektronika Dasar 2.Padang:UNP.

Yohandri. 2008. Lecturer Penguat Gandengan DC. Padang: UNP Press.

Anda mungkin juga menyukai