Anda di halaman 1dari 2

Waspada pada pemimpin yang menyesatkan

dan upaya menjadi orang yang selalu dimenangkan oleh Allah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya yang aku takuti (bahayanya) atas
umatku hanyalah imam-imam/ pemimpin-pemimpin yang menyesatkan. (HR Ahmad)

Jama’ah Jumu’ah rahimakumullah, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sangat khawatir
terhadap pemimpin-pemimpin yang menyesatkan. Mereka mencontohi untuk mencampur adukkan
antara yang haq dengan yang batil, bahkan kebatilannya itu sudah menyangkut masalah yang paling
prinsipil yakni aqidah/ keyakinan alias keimanan. Mereka mencontohi untuk meremehkan keimanan,
hingga mengikuti perayaan atau mengucapkan selamat pada hari-hari besar orang kafir. Bahkan ada
pemimpin yang mengaku Islam mengada-adakan upacara kemusyrikan (dosa terbesar dan tak
diampuni bila ketika hidup tidak bertaubat) seperti larung laut (bersesaji untuk syetan laut), ruwatan
(bersesaji untuk syetan) dan sebagainya.

Jama’ah Jumu’ah rahimakumullah, di samping kekhawatiran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam


terhadap seburuk-buruk para pemimpin yakni al-aimmah almudhillin, para pemimpin/ imam-imam
yang menyesatkan, masih pula Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam khawatir pula terhadap orang-
orang yang tidak kalah burukya. Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Sesungguhnya yang paling aku takuti dari ummatku adalah setiap orang munafiq yang pandai
bicara.” (HR Ahmad dan Ibnu Bathah dalam Al-Ibanah, shahih sanadnya menurut Al-Albani dalam
Silisilah Shahihah nomor 1013).

Jama’ah Jumu’ah rahimakumullah. Orang munafiq yang pandai bicara, telah sangat dikhawatirkan
bahayanya terhadap Ummat Islam ini. Terlebih lagi bila munafiq-munafiq yang pandai bicara itu
banyak, lalu diberi kesempatan pula oleh media massa untuk menyampaikan hal-hal yang sangat
berbahaya bagi Ummat Islam. Lebih parah lagi bila mereka itu berkomplot dengan pemimpin-
pemimpin penyesat.

Benarlah kekhawatiran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang bahaya dua kelompok
orang itu, yaitu pemimpin-pemimpin yang menyesatkan, dan orang-orang munafiq yang pandai
bicara.

Jama’ah Jumu’ah rahimakumullah,

Banyak fakta membuktikan adanya pemimpin yang melalui praktek-praktek permohonan ke dukun-
dukun bahkan ke kubur-kubur untuk memperoleh kedudukannya.
Dan ketika memimpin, mereka mendapat bisikan dari orang-orang munafik yang pandai bicara.
Ucapan orang-orang munafiq itu menjadi legitimasi atas tindakan pemimpin-pemimpin yang musyrik
tersebut.
Sementara itu, masyarakat yang dipimpin rata-rata awam agama.
Masih pula ada di antara pemimpin yang tampaknya menyemarakkan agama, namun tidak sesuai
dengan Al-Qur’an dan as-Sunnah dengan cara pemahaman yang sesuai dengan cara para sahabat,
tabi’ien dan tabi’et tabi’ien serta para ulama yang mengikuti jalannya. Sehingga Ummat Islam ini
secara internal telah dikeroyok aqidahnya (keyakinannya) ditarik ke sana-sini yang tidak sesuai
dengan aqidah Islam yang benar. Dan sekali lagi orang-orang munafiq itu menjadi legitimasi atas
tindakan mereka.

Namun diantara kondisi yang demikian Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah
menegaskan:

Dan sekelompok dari ummatku akan senantiasa diatas kebenaran dan menang. Orang yang
menentang mereka sama sekali tidak membahayakan mereka hingga keputusan Allah ‘Azza wajalla
datang.” (HR Ahmad, sanadnya shahih atas syarat Muslim kata Syaih Syu’aib Al-Arnauth).

Jama’ah Jumu’ah rahimakumullah, Ketika Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan
masih adanya sekelompok dari ummatnya yang senantiasa di atas kebenaran dan menang,
pernyataan itu tidak mungkin ditujukan kepada Ummatnya yang menyelisihi beliau. Tetapi adalah
orang-orang yang taat kepada apa yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ajarkan, dan bertawakkal
kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Mereka adalah orang yang tetap memegang teguh Al Qur’an dan
Sunnah, yang tidak goyah pada gemerlapnya dunia (meskipun mereka mungkin kaya) dan akhirat
menjadi tujuannya, Meskipun kelompok itu dicaci, dimaki, dan dicibir oleh orang-orang yang kafir,
dan munafik yang sungguh-sungguh membencinya. Namun orang kafir dan orang munafik itu tidak
akan pernah mampu mencelakai dan membahayakannya. Semoga kita termasuk dalam kelompok
tersebut. Aamiin

Khutbah ke 2

Jama’ah Jumu’ah rahimakumullah, kembali pada hadits


Dan sekelompok dari ummatku akan senantiasa diatas kebenaran dan menang. Orang yang
menentang mereka sama sekali tidak membahayakan mereka hingga keputusan Allah ‘Azza wajalla
datang.
Lalu bagaimana/apa yang bisa kita lakukan untuk menjadi kelompok yang senantiasa diatas
kebenaran dan menang itu:
1. Tetap berbuat baik ketika manusia telah rusak.
2. Berusaha menjadi manusia yang sholih ketika banyak orang menjadi jahat/buruk.
3. Istiqomah dengan agama Allah, dan memurnikan tauhid serta mengikhlaskan ibadah hanya
kepada Allah.
4. Senantiasa menjaga sholat, membayar zakat, berpuasa dan berhaji serta amalan lainnya
yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Anda mungkin juga menyukai