Anda di halaman 1dari 10

Penulis – Judul Singkat

Memilih Pemimpin

Menurut Al-Qur’an Dan Sunnah

Oleh:

Zulkarnaini

ABSTRACT
Before discussing the provisions concerning choosing and appointing leaders, it is necessary to
disclose that the Islamic ummah needs a leader. This can be seen from at least two sides. First,
this provision is understood from the texts of the Qur'an and Sunnah which contain demands
that the Islamic ummah adhere to and advise their leaders. The two provisions contained in the
Islamic Shari'ah are many which can only be implemented if Muslims have a legitimate
government from the Muslim ummah themselves. This includes provisions concerning the
settlement and application of criminal law. The Islamic ummah is obliged to obey criminal law as
determined by Allah in the Qur'an and explained by the Prophet in his Sunnah. In addition, every
Muslim is required to be sincere and give advice to their leaders.

ABSTRAK
Sebelum membicarakan ketentuan tentang memilih dan mengangkat pemimpin, perlu
diungkapkan bahwa ummat Islam itu memerlukan pemimpin. Hal ini setidaknya dapat dilihat
dari dua sisi. Pertama ketentuan ini dipahami dari nash Al-Qur`an dan Sunnah yang berisi
tuntutan agar ummat Islam mematuhi dan menasehati pemimpin mereka. Kedua ketentuan-
ketentuan yang terdapat dalam syari’at Islam banyak yang hanya bisa dilaksanakan apabila
umat Islam memiliki pemerintahan yang sah dari kalangan ummat Islam sendiri. Termasuk
dalam hal ini ketentuan yang menyangkut penyelesaian dan penerapan hukum pidana. Ummat
Islam wajib mematuhi hukum pidana sebagaimana yang telah ditetapkan Allah dalam Al-Qur`an
dan dijelaskan oleh Nabi dalam Sunnahnya. Di samping itu setiap muslim dituntut untuk
bersikap tulus dan memberikan nasehat kepada para pemimpin mereka.

INTRODUCTION / PENDAHULUAN pertama-tama timbul dalam Islam


Salah satu masalah yang banyak menurut sejarah bukanlah persoalan
mengundang perbedaan pendapat di tentang keyakinan, malahan persoalan
kalangan ummat Islam, khususnya para politik. (Harun Nasution, 1979 : 92) Ketika
ulama, adalah tentang memilih Rasulullah SAW, di saat jenazah beliau
pemimpin. Masalah yang berpeluang masih terbujur di rumah ‘Aisyah RA, para
untuk munculnya perbedaan pendapat pemuka Sahabat berkumpul di balai
itu disebut masalah khilafiyah. pertemuan bani Sa’idah. (Ali Muradi, Islam
Dibandingkan dengan berbagai masalah di Kawasan Kebudayaan Arab, (Jakarta:
khilafiyah lainnya, masalah memilih Logos, 1999), cet. II, hlm. 45) Untuk
pemimpin ini dapat dikatakan sebagai membicarakan siapa yang akan
masalah khilafiyah yang paling tua dan menggantikan Rasulullah SAW dalam hal
paling rumit. Hal ini ditandai dengan memimpin ummat.
kenyataan sejarah bahwa persoalan yang

Copyright © 2018, Jurnal Manajemen Dakwah 61


Penulis – Judul Singkat

Meskipun pertemuan di balairung kejayaan itu akan didapatkan apabila


tersebut berhasil menetapkan Abu Bakar ummat Islam menyesuaikan setiap gerak
sebagai pengganti Nabi dalam posisi langkah dan tindak tanduknya dengan
pemimpin, namun sejarah mencatat ketentuan Al-Qur`an dan Sunnah Rasul.
bahwa pada masa-masa berikutnya,
persoalan memilih pemimpin ini sering ‫قال رسول هلال‬: ‫عن أبي هريرة رضي هلال عنه قال‬
membawa pertentangan dan malah ‫تركت فيكم شيئين لن تضلوا‬: ‫صل ى هلال عليه وسلم‬
perpecahan di kalangan ummat Islam. ‫ولن يتفرقا حتى يردا‬, ‫كتاب هلال وسنتي‬: ‫بعدهما‬
Masalah yang hendak dibahas dan )‫رواه الحاكم‬. (‫على الحوض‬
dikemukakan jawabannya dalam tulisan
ini adalah, bagaimana memilih pemimpin Dari Abu Hurairah RA. Ia berkata:
polotik menurut Al-Qur`an dan Sunnah. “Rasulullah SAW. Bersabda: “Aku
tinggalkan padamu dua perkara. Kamu
Masalah ini dirinci dengan rumusan
tidak akan tersesat setelah itu, yaitu
berikut: Pertama, apakah Al-Qur`an dan Kitabullah dan Sunnahku. Keduanya tidak
Sunnah mengatur ketentuan memilih akan berpisah sampai nanti berjumpa
pemimpin? Kedua, apa hukum memilih dengan telaga.” (Hadis riwayat al-Hakim)
pemimpin? Ketiga, apakah kriteria agama (Al-Suyuthi, , 2008 : 197)
ditetapkan dalam memilih pemimpin?
Untuk menjawab masalah tersebut,
Upaya menjadikan Al-Qur`an dan
uraian dalam tulisan ini dikelompokkan
Sunnah Rasul sebagai pedoman hidup
kepada beberapa bab: Bab I:
adalah wujud kepatuhan kepada Allah
Pendahuluan. Bab II: Al-Qur`an dan
dan Rasul sebagaimana yang
Sunnah sebagai Sumber Ajaran Islam. Bab
diperintahkan oleh Allah dalam Al-
III: Pemimpin dalam Al-Qur`an, Sunnah
Qur`an. (QS. Ali ‘Imran: 132, al-Nisa`:59 dan
dan Fikih. Bab IV: Memilih dan 69, al-Anfal: 1 dan al-Nur: 51 dan 52 )
Mengangkat Pemimpin. V: Kesimpulan Jaminan untuk tidak akan tersesat yang
terdapat dalam hadis di atas dipertegas
RESULT AND DISCUSSION / HASIL DAN oleh Al-Qur`an dengan jaminan beroleh
PEMBAHASAN nikmat Allah bersama golongan orang-
orang yang sudah dipastikan mendapat
AL-QUR`AN DAN SUNNAH SEBAGAI keberuntungan, yaitu para Nabi,
SUMBER AJARAN ISLAM shiddiqin, syuhada` dan orang-orang
saleh. (Lihat surat al-Nisa`: 69)
Paling tidak ada dua hal yang
sudah menjadi pandangan hidup ummat Al-Qur`an dan Sunnah sebagai
Islam: Pertama, ajaran Islam itu tidak pedoman hidup ummat Islam tidak hanya
hanya membicarakan persoalan- membicarakan ketentuan yang mengatur
persoalan yang terkait dengan kehidupan tata cara hubungan manusia dengan
di akhirat kelak, tapi juga berbagai hal Tuhannya, tetapi juga mencakup
yang berhubungan dengan kehidupan di hubungan sesama manusia. Ketentuan
dunia. Tegasnya ajaran Islam itu berisi yang mengatur hubungan antara
tuntunan hidup untuk meraih seseorang atau sekelompok orang dengan
keberuntungan di dunia dan akhirat. orang lain itu mencakup berbagai bidang,
Kedua, keselamatan, keberuntungan dan seperti perkawinan, ekonomi dan politik.
Copyright © 2018, Jurnal Manajemen Dakwah 62
Penulis – Judul Singkat

Yang tersebut terakhir ini dalam literatur (waliy), sebagaimana yang


fikih biasanya disebut fikih siyasah (fiqh terdapat dalam surat al-Maidah
al-siyasah). Ketentuan yang yang ayat 51. Dewan Penterjemah Al-
mengatur hubungan manusia dengan Qur`an Departemen Agama
Tuhan biasanya disebut urusan ibadah (sekarang kementerian agama)
mahdhah (ibadah murni/ibadah dalam menerjemahkan kata ‫ أولياء‬dalam
arti khusus), sedangkan mematuhi ayat tersebut dengan “pemimpin-
ketentuan syari’at yang mengatur pemimpin”. (Dewan Penterjemah
hubungan manusia dengan sesama DEPAG Al-Qur`an dan Terjemahnya :
manusia dan alam lainnya dipandang 736)
sebagai ibadah dalam arti luas. Dengan 3. Di samping itu kata ‫خ لي ف ة‬
demikian mematuhi ketentuan Al-Qur`an (khalifah) juga mengandung arti
dan Sunnah dalam urusan politik berarti pemimpin yang berkuasa
beribadah dan dalam ajaran Islam, sebagaimana yang terdapat dalam
mereka yang melaksanakan ibadah itu surat Shad ayat 26. ‫يداود انا جعلناك‬
berhak mendapat pahala. ...‫ خليفة في األرض‬. Hai Daud,
sesungguhnya Kami menjadikan
PEMIMPIN DALAM AL-QUR`AN, kamu khalifah (penguasa) di muka
SUNNAH DAN FIKIH bumi... Al-Qurthubi menjelaskan
maksud ayat itu: Hai Daud,
A. PEMIMPIN DALAM AL-QUR`AN sesunggunya Kami memberi
kekuasaan kepadamu, agar kamu
Dalam Al-Qur`an terdapat
memerintahkan orang untuk
beberapa kata atau lafazh yang biasa
berbuat baik dan melarang umat
diartikan dengan pemimpin atau
dari kemungkaran. (Al-Qurthubi,
penguasa. Termasuk dalam hal ini
1993 : 124)
lafazh:
4. Kata ‫( سادات‬sadat) yaitu bentuk
1. ‫( أولى األمر‬ulil amr) sebagaimana jamak dari kata ‫( سيد‬sayyid).
yang terdapat dalam surat al-Nisa` Dalam Al-Qur`an kata ini
ayat 59. Dari segi bahasa kata uli digunakan untuk menyebutkan
( ‫ ) أولى‬adalah bentuk jamak dari pemimpin-pemimpin yang yang
wali ( ‫ ) ولى‬yang berarti pemilik zalim atau tidak baik. Hal ini
atau yang mengurus dan terdapat dalam surat al-Ahzab
menguasai. Bentuk jamak dari ayat 67 sebagai berikut:
kata tersebut menunjukkan bahwa
Dan mereka berkata;:"Ya
mereka itu banyak, sedang kata al-
Tuhan kami, sesungguhnya kami
amr (‫ ) األمر‬berarti perintah atau
telah mentaati pemimpin-
urusan. Dengan demikian uli al-
pemimpin dan pembesar-pembesar
amr (‫ ) أولى األمر‬berarti orang-
kami, lalu mereka menyesatkan
orang yang berwenang mengurus
kami dari jalan (yang benar).
urusan kaum Muslimin. (M.Quraish
Shihab, 2006 : 484) 5. ‫( ملك‬malik) yang biasa diartikan
2. Begitu juga lafazh ‫( أولياء‬auliya`) raja atau penguasa, sedangkan
yaitu bentuk jamak dari kata ‫ول ي‬

Copyright © 2018, Jurnal Manajemen Dakwah 63


Penulis – Judul Singkat

kerajaan atau kekuasaan yang ‫اذا أمن االمام فأمنوا فانه من وا فق تأمينه تأمي ن‬
dipegang oleh orang yang diberi ‫ غفر له ما تقدم من ذنبه‬,‫المالئكة‬
kewenangan untuk itu disebut ‫ملك‬ Apabila imam telah mengucapkan
(mulk). Dalam Al-Qur`an amin, ucapkan pulalah amin!
disebutkan beberapa orang yang Karena siapa berbarengan
pernah memegang kekuasaan aminnya denga amin para
(raja) seperti Thalut (surat al- malaikat, diampuni dosa-dosanya
Baqarah ayat 247), Daud (surat yang telah lalu.
Saba` ayat 13 dan Shad ayat 31), Selanjutnya penggunaan kata
Sulaiman (surat al-Baqarah ayat imam dalam arti pemimpin
102, surat al-Naml ayat 16 s/d 44 politik, antara lain dapat dilihat
dan surat Saba` ayat 12, 13 dan dalam teks hadis yang
14) dan raja yang tidak disebutkan menjelaskan tentang tujuh
namanya, seperti raja yang kelompok manusia yang bakal
menguasai Mesir di masa Nabi mendapatkan naungan atau
Yusuf (surat Yusuf, ayat 43 dan perlindungan Allah di hari
50) dan raja yang punya akhirat, pada saat tidak ada lagi
kegemaran mengoleksi perahu naungan selain naungan Allah.
indah, meskipun untuk Dalam beberapa riwayat
mendapatkannya dengan cara disebutkan bahwa kelompok yang
merampas milik nelayan (surat al- menempati urutan pertama
Kahfi, ayat 79). . adalah ‫( امام عادل‬pemimpin yang
adil). ((H.R al-Bukhari dan Muslim
dari Abu Hurairah. Lihat, al-Nawawi,
B. PEMIMPIN DALAM LITERATUR Riyadh al-Shalihin : 228. ,al-Bukhari,
SUNNAH op. cit.: 84)

Dalam literatur sunnah atau Penggunaan kata ‫امير‬


kitab-kitab hadis, kata yang biasa (amir) atau ‫( أمراء‬umara`) dalam
bentuk jamak dengan arti
digunakan untuk pemimpin,
pemimpin dapat dilihat pada gelar
khususnya pemimpin adalah ‫امام‬
yang diberikan perawi hadis
(imam), ‫( امير‬amir), dan ‫سلطان‬ terhadap Umar ibn al-Khaththab,
(sulthan). yaitu ‫ امير المؤمنين‬. Dalam hadis
yang berbicara tentang niyat
Kata ‫( امام‬imam) dalam disebutkan: ‫عن امير المؤمنين أبي حفص‬
litertur sunnah mengandung dua ‫ عمر بن الخ طاب‬Secara lebih tegas
makna; pertama, imam shalat kata amir dalam konteks penguasa
berjema’ah, kedua, pemimpin politik ummat ditemukan dalam hadis
atau penguasa. Dalam artinya yang yang antara lain diriwayatkan oleh
pertama bisa dilihat antara lain Abu Daud dari ‘Aisyah sebagai
dalam hadis yang diriwayatkan oleh berikut: (Abu Daud, Sunan Abi Daud,
al-Bukhari dari Abu Hurairah: (9Al- 1421 H/2000 M : 501)
Bukhari, Sahih al-Bukhari, 1429 H/2008 M : ‫اذا أراد هلال باألمير خيرا جعل له وزير‬
97)
1. ...‫صدق‬

Copyright © 2018, Jurnal Manajemen Dakwah 64


Penulis – Judul Singkat

Apabila Allah menghendaki dari agama Islam. Di pihak lain,


kebaikan kepada pemimpin Dia kalangan Sunni memandang
jadikan untuknya pembantu persoalan khilafah sebagai sesuatu
(menteri)yang jujur.... yang dibutuhkan untuk
terlaksananya ketentuan agama
Begitu juga dalam hadis yang secara menyeluruh, tetapi tidak
diriwayatkan oleh Muslim dari sebagai unsur pokok atau rukun
Abu Dzar al-Ghifari disebutkan agama Islam. (Muhammad Iqbal, 2001 :
bahwa suatu masa sesudah masa 129)
Nabi akan ada pemimpin
(umara`/ ‫ ) أمراء‬yang menunda
MEMILIH DAN MENGANGKAT PEMIMPIN
pelaksanaan shalat dari waktunya.
( Muslim, Shahih Muslim, 2008 : 171) A. KEBUTUHAN KEPADA
PEMIMPIN
2. Selanjutnya kata sulthan yang
ditujukan untuk penguasa dapat Sebelum membicarakan
dilihat dalam hadis riwayat al- ketentuan tentang memilih dan
Tirmidzi dari Abu Bakrah RA mengangkat pemimpin, perlu
sebagai berikut: ‫من أهان السلطان‬ diungkapkan bahwa ummat Islam
...‫( أهانه هلال‬Siapa yang menghina itu memerlukan pemimpin. Hal ini
Sulthan Allah pun akan hinakan setidaknya dapat dilihat dari dua
ia ) sisi.

1. Ketentuan ini dipahami dari nash


C. PEMIMPIN POLITIK DALAM
Al-Qur`an dan Sunnah yang berisi
ISTILAH FIKIH
tuntutan agar ummat Islam
Dalam literatur fikih Sunni, mematuhi dan menasehati
persoalan kepemimpinan yang pemimpin mereka. Hal ini antara
terkait dengan negara atau lain terdapat dalam surat al-Nisa`
kekuasaan polotik biasanya disebut ayat 59:
khilafah dan untuk orang yang Artinya :
memegang jabatan tersebut biasa (Hai orang-orang beriman
disebut khalifah. Di samping itu di ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul-
kalangan komunitas Syi’ah, Nya dan ulil amri di antara kamu).
kepemimpinan politik biasa disebut Jadi kalau ummat Islam disuruh
imamah, sedangkan yang memangku menta’ati pemimpin berarti
jabatannya disebut imam. Perbedaan ummat Islam memerlukan adanya
antara dua kelompok ini tidak hanya pemimpin yang akan mengatur
menyangkut istilah, tetapi juga dalam urusan mereka. Jangankan untuk
hal hubungannya dengan ajaran pemimpin negara, sedangkan
agama. Kalangan Syi’ah memandang dalam kelompok yang terdiri dari
kepemimpinan politik itu sebagai tiga oang saja, Rasulullah
bagian dari prinsip ajaran agama menyuruh salah seorang di antara
dalam arti unsur pokok atau rukun mereka untuk jadi pemimpin.

Copyright © 2018, Jurnal Manajemen Dakwah 65


Penulis – Judul Singkat

Dalam sebuah hadis yang kitab-Nya, para pemimpin kaum


diriwayatkan oleh Ibn Majah dari muslimin dan kalangan awam
Abu Hurairah sebagai berikut: (Al- mereka.
Suyuthi, op. cit., 41) Dalam hal ini berlakulah kaidah:
.‫اذا خرج ثالثة في سفر فليؤمروا أحدهم‬ ‫ما ال يتم الواجب اال به فهو واجب‬
(Apabila tiga orang melakukan Segala sesuatu yang tidak sempurna
perjalanan jauh / musafir maka yang wajib tanpa keberadaannya,
hendaklah salah seorang tampil maka sesuatu itupun hukumnya wajib
sebagai pemimpin mereka).
B. KRITERIA PEMIMPIN UMMAT
2. Ketentuan-ketentuan yang ISLAM
terdapat dalam syari’at Islam
banyak yang hanya bisa Secara umum Al-Qur`an
dilaksanakan apabila umat Islam dan Sunnah menyebutkan
memiliki pemerintahan yang sah pimpinan politik itu sebagai
dari kalangan ummat Islam amanah dan menyuruh ummat
sendiri. Termasuk dalam hal ini Islam untuk menyerahkannya
ketentuan yang menyangkut kepada yang berhak menerimanya
penyelesaian dan penerapan (Al-Qur`an surat al-Nisa` ayat 58
hukum pidana. Ummat Islam wajib dan 59) dan dalam hadis riwayat
mematuhi hukum pidana al-Bukhari dari Abu Hurairah
sebagaimana yang telah Rasulullah SAW bersabda bahwa
ditetapkan Allah dalam Al-Qur`an apabila suatu amanah tidak
dan dijelaskan oleh Nabi dalam diserahkan kepada yang berhak
Sunnahnya. Di samping itu setiap menerimanya, maka kehancuran
muslim dituntut untuk bersikap hanya tinggal soal waktu ( ‫اذا وسد‬
tulus dan memberikan nasehat ‫) األمر الى غير أ هله فانتظر الساعة‬. (Al-
Suyuthi, op. cit., 60)
kepada para pemimpin mereka.
Dalam hadis yang diriwayatkan Sebagaimana halnya
oleh al-Bukhari dan al-Tirmidzi dengan urusan pimpinan lainnya,
dari Abu Hurairah Rasulullah SAW secara umum Al-Qur`an dan
menyatakan bahwa agama itu Sunnah menyebutkan unsur-unsur
adalah sikap tulus dan ketulusan yang perlu dipertimbangkan
itu bisa berbentuk nasehat. dalam memilih dan mengangkat
Berikut teks hadis menurut versi seorang pemimpin. Ketika Allah
al-Tirmidzi: (Al-Tirmidzi, 1422 H / memilih Thalut sebagai raja Bani
2002 M :569) Israil disebutkan juga kelebihan
‫الدين النصيحة ثالث مرارز قالوا يا رسول هلال‬ Thalut yang dipilih itu, yaitu ilmu
.‫ هلل ولكتابه وألئمة المسلمين وعامتهم‬:‫لمن؟ قال‬ yang luas dan tubuh yang kekar.
Agama itu adalah nashihah, tiga (Q.S. al-Baqarah ayat 247) Artinya,
kali. Mereka berkata: Ya seorang pemimpin itu memiliki
Rasulullah, terhadap siapa? keunggulan dalam hal
Rasulullah bersabda: untuk Allah, pengetahuan dan fisik. Tidak dapat

Copyright © 2018, Jurnal Manajemen Dakwah 66


Penulis – Judul Singkat

dipungkiri bahwa dua macam menyebutkan pertimbangan


persyaratan sangat penting dalam agama dalam memilih pemimpin.
membentuk sikap sikap hormat, Dalam surat Ali ‘Imran ayat Allah
segan malah kepatuhan rakyat melarang orang-orang mukmin
kepada pemimpin tersebut. mengambil orang-orang kafir
sebagai wali.
Di samping persoalan
penguasaan ilmu dan postur fisik, Janganlah orang-orang mukmin
Al-Qur`an dan Sunnah juga mengambil orang-orang kafir menjadi
menyebut kriteria agama untuk wali dengan meninggalkan orang-orang
seseorang yang akan dipilih
mukmin. barang siapa berbuat demikian,
sebagai pemimpin ummat Islam.
Jangankan untuk jadi pemimpin niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah,
negara, untuk pemimpin unit kecuali karena (siasat) memelihara diri
terkecil masyarakat saja ada pesan dari sesuatu yang ditakuti dari mereka.
untuk memperhitungkan agama dan Allah memperingatkan kamu
yang bersangkutan. Dalam Al- terhadap diri (siksa)-Nya. dan hanya
Qur`an ada larangan mengangkat
kepada Allah kembali (mu). (Q.S. Ali Imran:
orang kafir atau musyrik menjadi
28)
kepala rumah tangga. (Q.S. al-
Baqarah ayat 221 ( ‫وال تنكحوا المشركين‬ Menurut “Dewan Penterjemah /
...‫ ) حتى يؤمنوا‬dan al-Mumtahanah
Pentafsir Al-Qur`an” Departemen Agama
ayat 10 ( ‫ )وال ترجعوهن الى الكفار‬.
Janganlah kamu RI, kata wali sebagai bentuk tunggal dari
mengembalikannya kepada kata auliya` yang terdapat dalam ayat ini
suaminya yang kafi) berarti teman yang akrab, pemimpin,
Demikian juga dalam hadis pelindung atau penolong.
dinyatakan bahwa mendahulukan
pertimbangan agama dalam Hai orang-orang yang beriman,
memilih pasangan rumah tangga janganlah kamu ambil menjadi teman
adalah syarat untuk memperoleh kepercayaanmu orang-orang yang, di luar
keberuntungan. (Dalam hadis kalanganmu (karena) mereka tidak henti-
riwayat al-Baihaqi, Abu Daud, al- hentinya (menimbulkan) kemudharatan
Nasa`i dan Ibnu Majah dari Abu bagimu. mereka menyukai apa yang
Hurairah ada kalimat berikut: ‫فاظفر‬ menyusahkan kamu. Telah nyata
.‫ بذات الدين تربت يداك‬Pilihlah yang kebencian dari mulut mereka, dan apa
beragama, nicaya anda akan yang disembunyikan oleh hati mereka
beruntung. Lihat al-Suyuthi, op. adalah lebih besar lagi. sungguh Telah
cit.,hlm. 202) Dalam hadis lain kami terangkan kepadamu ayat-ayat
dinyatakan bahwa yang akan (Kami), jika kamu memahaminya.
dipilih menjadi pemimpin (amir)
itu adalah seseorang yang layak Ayat 118 surat Ali ‘Imran melarang
diutamakan sebagai imam shalat. orang-orang mukmin mengambil teman
(al-Suyuthi, op. cit., 47) kepercayaan selain orang Islam. Ahmad
Mushthafa al-Maraghi menjelaskan
Berikut ini dikemukakan bahwa maksud ayat ini adalah: Hai orang-
ayat-ayat Al-Qur`an yang orang mukmin, jangan kamu ambil orang-

Copyright © 2018, Jurnal Manajemen Dakwah 67


Penulis – Judul Singkat

orang kafir seperti Yahudi dan orang- terjadi kekacauan di muka bumi dan
orang munafik menjadi pemimpin dan kerusakan yang besar.
teman kkusus selain orang-orang
Yang dimaksud dengan apa yang telah
mukmin. (Ahmad Mushthafa al-Maraghi, :
diperintahkan Allah itu dalam surat al-
44)
Anfal ayat 73 di atas adalah keharusan
Hai orang-orang yang beriman, adanya persaudaraan yang teguh antara
kaum muslimin sebagaimana terdapat
janganlah kamu mengambil orang-orang
dalam ayat sebelumnya pada surat yang
Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin- sama. (Dewan Penterjemah DEPAG, op. cit.,
pemimpin(mu); sebahagian mereka 273)
adalah pemimpin bagi sebahagian yang
lain. barangsiapa diantara kamu
Dalam sejumlah hadis terdapat pesan
mengambil mereka menjadi pemimpin,
(tuntutan) kepada ummat Islam untuk
Maka Sesungguhnya orang itu termasuk
mematuhi pemimpin ummat Islam. Di
golongan mereka. Sesungguhnya Allah
antara hadis-hadis tersebut adalah
tidak memberi petunjuk kepada orang-
sebagai berikut: (Al-Nawawi, op. cit., 321.
orang yang zalim.
,Muslim, op. cit., : 527. , Al-Bukhari, op. cit., :
Dalam surat al-Nisa` ayat 59 terdapat 851)
perintah untuk patuh / taat kepada Allah
‫قال رسول هلال‬: ‫عن أبي هريرة رضي هلال عنه قال‬
dan Rasul serta para pemimpin di antara
orang-orang mukmin. Ayat tersebut
, ‫من أطاعني فقد أطاع هلال‬: ‫صلى هلال عليه وسل م‬
sebagai berikut. ‫ومن يطع األمير فقد‬, ‫ومن يعصني فقد عصى هلال‬
‫متفق‬. (‫ومن يعصى األمير فقد عصاني‬, ‫أطاعني‬
Hai orang-orang yang beriman,
)‫عليه‬
taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya),
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian Dari Abu Hurairah RA ia berkata:
jika kamu berlainan pendapat tentang Rasulullah SAW bersabda “Siapa yang
sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada mentaatiku berarti ia ta’at kepada Allah
Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), dan siapa yang durhaka kepadaku berarti
jika kamu benar-benar beriman kepada ia durhaka kepada Allah dan siapa yang
Allah dan hari kemudian. yang demikian mentaati pemimpin berarti ia mentaatiku
itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik dan siapa yang durhaka kepada pemimpin
akibatnya. berarti ia durhaka kepadaku.

Dalam ayat di atas disebutkan bahwa Dalam hadis di atas terdapat


pemimpin disuruh untuk ditaati itu tuntutan untuk patuh kepada pemimpin
adalah pemimpin dari kalangan orang- dan kepatuhan kepada pemimpin
orang mukmin sendiri. tersebut dinyatakan sebagai tanda
kepatuhan kepada Rasul. Demikian pula
Adapun orang-orang yang kafir,
sebaliknya, bahwa kedurhakaan kepada
sebagian mereka menjadi pelindung bagi
pemimpin itu sebagai bentuk
sebagian yang lain. jika kamu (hai para
kedurhakaan kepada Rasul. Tentu saja
muslimin) tidak melaksanakan apa yang
sangat keliru kalau pemimpin yang
telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan
dimaksud berlaku juga bagi pemimpin

Copyright © 2018, Jurnal Manajemen Dakwah 68


Penulis – Judul Singkat

kafir, karena kedurhakaan mereka Batasan kepatuhan kepada


kepada Allah dan Rasul. Senada dengan pemimpin tersebut dijelaskan oleh
hadis di atas, dalam hadis berikut ini Rasulullah SAW dalam hadis berikut,
terdapat tuntutan untuk bersabar yaitu selama yang bersangkutan tidak
terhadap pemimpin yang tidak disenangi: memerintahkan untuk melakukan
(Al-Bukahri, op. cit., : 843) maksiat. Maksiat artinya semua bentuk
pendurhakaan kepada Allah. Bila yang
‫عن ابن عباس رضي هلال عنهما أن رسول هلال‬ diperintahkan itu adalah sesuatu yang
‫من كره من أميره شيئا‬: ‫صلى هلال عليه وسلم قا ل‬ mengandung kedurhakaan kepada Allah,
‫فانه من خرج من السلطان شبرا مات‬, ‫فليصبر‬ maka pemimpin tersebut tidak boleh
)‫متفق عليه‬. (‫ميتة جاهلية‬
dipatuhi. Hadis tersebut diriwayatkan
Dari Ibnu ‘Abbas RA .ia berkata: oleh al-Bukhari dan Muslim dari
Rasulullah SAW bersabda: “Siapa tidak ‘Abdullah ibn ‘Umar sebagai berikut :
suka terhadap sesuatu yang terkait (Shahih al-Bukhari, hlm. 851)
dengan pemimpinnya maka hendaklah ia
‫عن ابن عمر رضي هلال عنهما عن النبي صلى هلال‬
bersabar, karena siapa yang keluar
(memisahkan diri) dari pemimpinnya ‫على المرء المسلم السمع والطاعة فيما‬: ‫عليه وسلم قال‬
(walaupun) sejengkal matinya adalah ‫فان أمر‬, ‫أحب وكره اال أن يؤمر بمع صية‬
mati jahiliyah. )‫متفق عليه‬. (‫بمعصية فال سمع وال طاعة‬
Dalam hadis tersebut terdapat Dari Ibnu ‘Umar RA dari Nabi
ancaman bagi orang yang memisahkan SAW ia bersabda: “Kewajiban setiap
diri (separatis) dari pemimpinnya yaitu Muslim untuk mendengar dan mematuhi
seandainya ia meninggal dalam posisinya pemimpinnya, baik dalam hal yang ia
tersebut, maka kematiannya dicap sukai, maupun yang tidak disenangi,
sebagai kematian jahiliyah. Dalam hadis kecuali bila ia diperintah berbuat maksiat.
berikut terdapat penegasan untuk Jika ia diperintah untuk berbuat maksiat,
mematuhi pemimpin, tanpa maka tidak boleh didengar dan dipatuhi.
mempermasalahkan etnis dan warna
Dari keterangan yang
kulit: (Al-Bukhari : 851)
bersumber dari ayat-ayat Al-Qur`an dan
‫قال رسول هلال صلى هلال‬: ‫عن أنس رضي هلال عنه قال‬ hadis-hadis di atas dapat dipahami bahwa
‫وان استعمل عليكم‬, ‫اسمعوا وأطيعوا‬: ‫عليه وسلم‬ larangan memilih pemimpin non muslim
adalah larangan keras. Salah satu
‫روا ه‬. (‫عبد حبشي كأن رأسه زبيبة‬
indikatornya adalah bila larangan ini
)‫البخاري‬
dilanggar, maka ummat Islam akan
Dari Anas RA ia berkata: Rasulullah mengalami fitnah dalam arti bencana.
SAW bersabda: Dengarkanlah dan Sedangkan dalam hadis terdapat tuntutan
patuhilah (pemimpinmu), meskipun yang untuk mematuhi pemimpin dan hal ini
diangkat jadi pemimpinmu itu seorang terkait dengan ayat 59 surat al-Nisa` yaitu
budak dari etnis Etiopia yang kepalanya pemimpin dari kalangan ummat Islam.
mirip kismis. (H. Riwayat al-Bukhari)
CONCLUSION / KESIMPULAN

Copyright © 2018, Jurnal Manajemen Dakwah 69


Penulis – Judul Singkat

Dari uraian di atas dapat ditarik Tirmidzi, Al-, Sunan al-Tirmidzi, (Beirut:
kesimpulan, sekaligus sebagai jawaban Dar Ibn Hazm, 1422 H / 2002 M)
dari batasan masalah yang telah
dikemukakan pada bab pendahuluan.
Pertama, dalam Al-Qur`an dan Sunnah
terdapat ketentuan tentang memilih
pemimpin. Kedua, agar terlaksananya
ketentuan syari’at Islam secara
menyeluruh, wajib hukumnya bagi
ummat Islam mengangkat pemimpin.
Ketiga, ummat Islam wajib memilih
pemimpin yang muslim dan haram
memilih non muslim.

REFERENCES/ DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abu Daud, Sunan Abi Daud, (Beirut: Dar


Ihya` al-Turats al-‘Arabi, 1421
H/2000 M), cet. I
Dewan Penterjemah DEPAG Al-Qur`an
dan Terjemahnya Bukhari, Al- Sahih
al-Bukhari, (Kairo: Dar Ibn Hazm,
1429 H/2008 M), cet. I
Iqbal, Muhammad, Fiqh Siyasah
Kontekstualisasi Doktrin Politik
Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama,
2001), Cet. I

Maraghi, Ahmad Mushthafa al-, Tafsir al-


Maraghi, (T. Tp.: Dar al-Fikr, t.t.)
Muradi, Ali, Islam di Kawasan Kebudayaan
Arab, (Jakarta: Logos, 1999), cet. II
Muslim, Shahih Muslim, (Kairo: Dar Ibn
Hazm, 2008), cet. I
Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari
Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI
Press, 1979)
Nawawi, al-, Riyadh al-Shalihin,
(Surabaya: Maktabah Ahmad ibn
Sa’ad ibn Nabhan wa Auladuh, tt.)
Qurthubi, Al-, al-Jami’ li Ahkam al-Qur`an
(Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah,
1993)
Shihab, M.Quraish Tafsir al-Mishbah,
(Jakarta: Lentera Hati, 2006)
Suyuthi, Jalal al-Din al-, al-Jami’ al-
Shaghir, (Beirut: Dar al-Kutub al-
‘Ilmiyyah, 2008), cet. IV

Copyright © 2018, Jurnal Manajemen Dakwah 70

Anda mungkin juga menyukai