com
Dari laporan hasil Asesmen Kompetensi tersebut, satuan pendidikan dapat melihat
tingkat penguasaan kompetensi siswanya. Penguasaan kompetensi literasi membaca dan
numerasi siswa dikategorikan dalam 4 tingkatan. Untuk lebih memahami penjelasan
kompetensi pada setiap kategori, Anda dapat membaca infografik berikut ini:
Sinau-Thewe.com
Sinau-Thewe.com
Tingkat kompetensi tersebut dapat dimanfaatkan guru berbagai mata pelajaran untuk
menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan berkualitas sesuai dengan tingkat
kompetensi siswa. Dengan demikian “Teaching at the right level” dapat diterapkan.
Pembelajaran yang dirancang dengan memperhatikan tingkat capaian siswa akan
memudahkan siswa menguasai konsep, keterampilan dan konten yang diharapkan pada
suatu mata pelajaran. Anda dapat membaca informasi selengkapnya pada tautan berikut
ini:
Sinau-Thewe.com
Sinau-Thewe.com
Sinau-Thewe.com
Sinau-Thewe.com
Pada infografik berikut ini, disajikan contoh analisis tingkat kompetensi berdasarkan
kebutuhan, pendekatan, struktur pembelajaran. Penjelasan ini diadaptasi dari penjelasan
tahapan penguasaan Marc Rosenberg (2012). Silakan membaca dan mencermatinya.
Sinau-Thewe.com
Sinau-Thewe.com
Sinau-Thewe.com
Sinau-Thewe.com
Merekomendasikan Strategi
Pembelajaran Berdasarkan Hasil Laporan
Asesmen Kompetensi Minimum
Dengan penjelasan dan ilustrasi yang diberikan diharapkan guru dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dapat memperoleh gambaran AKM secara
komprehensif. Seperti telah disampaikan dan ditunjukkan, meskipun AKM tidak
mengukur secara spesifik capaian belajar pada mata pelajaran, namun pelaporan hasil
Sinau-Thewe.com
Sinau-Thewe.com
AKM dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses pembelajaran pada berbagai mata
pelajaran. Tentunya dengan didasarkan pada analisis hasil laporan Asesmen Kompetensi
Minimum.
Implikasi tingkat kompetensi pada pembelajaran dapat dilihat melalui contoh mata
pelajaran IPS berikut ini. Disajikan bacaan berisi materi baru mengenai koperasi:
menjelaskan definisi, fungsi, manfaat dan beragam contoh baik. Guru diharapkan
menyesuaikan pembelajarannya sesuai tingkat kompetensi murid. Misalnya:
1. Murid di tingkat Perlu Intervensi Khusus belum mampu memahami isi bacaan,
murid hanya mampu membuat interpretasi sederhana. Guru IPS tidak cukup
bertumpu pada materi bacaan tersebut. Murid perlu diberi bahan belajar lain
secara audio, visual dan pendampingan khusus.
2. Murid di tingkat Dasar telah mampu mengambil informasi dari teks, namun tidak
memahami secara utuh isi topik koperasi. Murid dapat diberi sumber belajar
pendamping dalam bentuk catatan singkat atau simpulan untuk pemahaman
yang utuh.
3. Murid di tingkat Cakap mampu memahami dengan baik isi teks mengenai
koperasi, namun belum mampu merefleksi. Murid dapat diberi pembelajaran
identifikasi kondisi lingkungan murid, mengaitkan dengan fungsi dan manfaat
koperasi.
4. Murid di tingkat Mahir mampu memahami isi bacaan dan merefleksi kegunaan
koperasi dari teks yang diberikan oleh guru. Guru dapat melakukan pembelajaran
berupa menyusun beragam strategi pemanfaatan koperasi.
Untuk melihat contoh-contoh ragam strategi pembelajaran berdasarkan kategori tingkat
penguasaan kompetensi, Anda dapat membaca lebih jauh pada tautan berikut ini:
Contoh praktik baik berikut ini, akan memberikan gambaran pada Bapak dan Ibu
bagaimana praktik pembelajaran yang berbasis kompetensi. Selain itu contoh berikut ini
juga memberikan gambaran bagaimana literasi dan numerasi terintegrasi dalam
pembelajaran.
Sinau-Thewe.com
Sinau-Thewe.com
Sinau-Thewe.com
Sinau-Thewe.com
Sinau-Thewe.com
Sinau-Thewe.com
Sinau-Thewe.com
Sinau-Thewe.com
Sinau-Thewe.com
Sinau-Thewe.com
Asesmen seringkali dipersepsikan sebagai upaya menentukan nilai murid. Tidak heran apabila
banyak dari kita yang berusaha keras melakukan upaya agar nilai murid kita setinggi mungkin.
Nilai murid menjadi sasaran kinerja. Padahal peran asesmen yang pertama dan utama bukan lah
menentukan nilai murid.
Peran pertama dan utama asesmen harus dilihat sebagai bagian dari proses pembelajaran yang
utuh. Kerangka yang sering digunakan adalah segitiga belajar yang mengkaitkan antara asesmen,
kurikulum dan pembelajaran. Segitiga belajar membantu kita tidak melihat asesmen, kurikulum
dan pembelajaran sebagai aspek yang berdiri sendiri. Guru dan pemimpin sekolah dapat
melakukan penyelarasan antar 3 aspek yang menentukan pengalaman belajar murid.
Dalam segitiga belajar, maka makna masing-masing segi adalah sebagai berikut:
Kurikulum: Seperangkat kompetensi yang penting dikuasai murid dengan menggunakan cara
belajar dan asesmen tertentu. Pengembangan kurikulum, selain mengacu pada tantangan dunia
nyata, hendaknya mengacu pada hasil asesmen dan refleksi praktik pembelajaran.
Pembelajaran: Serangkaian aktivitas yang dirancang dan dilakukan di ruang kelas berdasarkan
kompetensi awal murid yang diketahui dari hasil asesmen dan untuk mencapai sasaran
kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Pembelajaran memadukan informasi dari asesmen
dengan informasi dari kurikulum. Keseimbangan antara paduan tersebut yang akan menghasilkan
pembelajaran yang optimal.
Sinau-Thewe.com
Sinau-Thewe.com
Asesmen: Proses mengumpulkan, menganalisis dan melaporkan sejumlah informasi yang terkait
pencapaian kondisi murid dan penguasaan suatu kompetensi tertentu. Asesmen diagnosis:
asesmen di awal untuk merancang strategi pembelajaran. Asesmen formatif: asesmen sepanjang
proses belajar untuk melakukan perbaikan dan penyesuaian pembelajaran. Asesmen sumatif:
asesmen di akhir untuk menentukan level penguasaan kompetensi oleh murid.
Pemahaman terhadap segitiga belajar akan membawa kita pada kebutuhan membaca laporan
Asesmen Kompetensi Minimum dan menggunakannya untuk perbaikan kualitas pembelajaran.
Bagaimana cara membaca dan menggunakannya? Pelajari topik modul berikutnya.
Jika Anda mendapat hasil yang kurang maksimal, Anda diberi kesempatan untuk
mempelajari kembali materi sebelumnya. Setelah itu, Anda dapat mengulang kembali
kuis ini.
Benar
Salah
Pembelajaran yang dirancang dengan memperhatikan tingkat kompetensi siswa akan
memudahkan siswa menguasai konsep, keterampilan dan konten yang diharapkan pada
suatu mata pelajaran.
Benar
Salah
Pada pembelajaran berbasis kompetensi, siswa diharapkan mampu mendemonstrasikan
penguasaan konsep, keterampilan dan pengetahuan sebagai proses pembelajaran.
Benar
Salah
Sinau-Thewe.com
Sinau-Thewe.com
Benar
Salah
Tantangan pembelajaran berbasis kompetensi bagi guru semua mata pelajaran antara
lain adalah, kemampuan untuk mengidentifikasi tahapan kompetensi dasar siswanya
termasuk literasi dan numerasi.
Benar
Salah
Pembelajaran berbasis konten belajar untuk cakupan materi. Pembelajaran berbasis
kompetensi belajar untuk pemahaman konsep dan menerapkan keterampilan.
Benar
Salah
Laporan hasil Asesmen Kompetensi Minimum dapat menjadi rekomendasi bagi guru-
guru dari setiap mata pelajaran untuk memperbaiki atau menyesuaikan strategi
pembelajaran yang lebih sesuai dengan tingkat kompetensi yang aktual.
Benar
Salah
Kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan suatu kinerja dengan baik,
misalnya mampu melakukan tugas atau pekerjaan secara efektif.
Benar
Salah
Kekuatan pembelajaran berbasis kompetensi terletak pada materi yang telah disediakan.
Benar
Salah
ebaiknya semua siswa mencapai level mahir dalam waktu yang bersamaan.
Benar
Salah
Sinau-Thewe.com
Sinau-Thewe.com
Sinau-Thewe.com