Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kelas: 5E
1) Disposisi Matematis
NCTM (1989) menyatakan disposisi matematis adalah keterkaitan dan
apresiasi terhadap matematika yaitu suatu kecenderungan untuk berpikir
dan bertindak dengan cara yang positif. Disposisi siswa terhadap matematika
terwujud melalui sikap dan tindakan dalam memilih pendekatan
menyelesaikan tugas. Apakah dilakukan dengan percaya diri, keingintahuan
mencari alternatif, tekun, dan tertantang serta kecendruangan siswa
merefleksi cara berpikir yang dilakukannya. Refleksi siswa akan terlihat
pada saat siswa berdiskusi, pernyataan langsung tentang materi pelajaran
yang diperolehnya pada hari ini, catatan, dan hasil kerjanya.
Sejalan dengan hal di atas, Wardani (2008: 15) mendefinisikan
disposisi matematis adalah ketertarikan dan apresiasi terhadap matematika
yaitu kecendrungan untuk berpikir dan bertindak dengan positif, termasuk
kepercayaan diri, keingintahuan, ketekunan, antusias dalam belajar, gigih
menghadapi permasalahan, fleksibel, mau berbagi dengan orang lain, reflektif
dalam kegiatan matematik (doing math). Menurut Maxwell (2001), disposisi
terdiri dari:
1. Inclination (kecenderungan), yaitu bagaimana sikap siswa terhadap tugas
tugas;
2. Sensitivity (kepekaan), yaitu bagaimana kesiapan siswa dalam
menghadapi tugas; dan
3. Ability (kemampuan), yaitu bagaimana siswa fokus untuk
menyelesaikan tugas secara lengkap; dan (4) enjoyment (kesenangan),
yaitu bagaimana tingkah laku siswa dalam menyelesaikan tugas.
Disposisi matematis siswa dikatakan baik jika siswa tersebut
menyukai masalah-masalah yang merupakan tantangan serta melibatkan
dirinya secara langsung dalam menemukan/menyelesaikan masalah. Selain
itu siswa merasakan dirinya mengalami proses belajar saat menyelesaikan
tantangan tersebut. Dalam prosesnya siswa merasakan munculnya
kepercayaan diri, pengharapan dan kesadaran untuk melihat kembali hasil
berpikirnya. Polking (Syaban, 2008: 32) menyatakan disposisi matematis
meliputi:
1. Kepercayaan dalam menggunakan matematika untuk memecahkan
permasalahan, untuk mengkomunikasikan gagasan, dan untuk
memberikan alasan;
2. Fleksibilitas dalam menyelidiki gagasan matematis dan berusaha mencari
metoda alternatif dalam memecahkan permasalahan;
3. Tekun untuk mengerjakan tugas matematika;
4. Mempunyai minat, keingintahuan (curiosity), dan daya temu dalam
melakukan pekerjaan matematika;
5. Kecenderungan untuk memonitor dan merefleksikan performance dan
penalaran mereka sendiri;
6. Menilai aplikasi matematika ke situasi lain yang timbul dalam matematika
dan pengalaman sehari-hari;
7. Penghargaan (appreciation) peran matematika dalam kultur dan nilai,
baik matematika sebagai alat, maupun matematika sebagai bahasa.
Untuk mengukur disposisi matematis siswa diperlukan beberapa
indikator. Adapun beberapa indikator yang dinyatakan oleh NCTM (1989:
233) adalah:
1. Kepercayaan diri dalam menyelesaikan masalah matematika,
mengkomunikasikan ide-ide, dan memberi alasan.
2. Fleksibilitas dalam mengeksplorasi ide-ide matematis dan mencoba
berbagai metode alternatif untuk memecahkan masalah.
3. Bertekad kuat untuk menyelesaikan tugas-tugas matematika.
4. Ketertarikan, keingintahuan, dan kemampuan untuk menemukan dalam
mengerjakan matematika.
5. Kecenderungan untuk memonitor dan merefleksi proses berpikir dan
kinerja diri sendiri.
6. Menilai aplikasi matematika dalam bidang lain dan dalam kehidupan
sehari-hari.
7. Penghargaan (appreciation) peran matematika dalam budaya dan nilainya,
baik matematika sebagai alat, maupun matematika sebagai bahasa.
Sedangkan menurut Syaban (2008: 33) menyatakan, untuk mengukur
disposisi matematis siswa indikator yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Menunjukkan gairah/antusias dalam belajar matematika.
2. Menunjukkan perhatian yang serius dalam belajar matematika.
3. Menunjukkan kegigihan dalam menghadapi permasalahan.
4. Menunjukkan rasa percaya diri dalam belajar dan menyelesaikan masalah.
5. Menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi.
6. Menujukkan kemampuan untuk berbagi dengan orang lain.
Contoh butir skala disposisi matematik (Wardani, 2009)
Pilihah jawaban paling sesuai dengan pendapatmu
SS : sangat setuju S: Setuju TS: Tidak setujku STS: sangat tidak setuju
Contoh soal :
1. Aspek bilangan.
a. Mengingat
Buatlah daftar jenis makanan dan minuman yang dapat kamu beli dengan
harga Rp 500, Rp 5.000, dan Rp 20.000.
b. Memahami
Jelaskan besaran uang rupiah yang dapat digunakan untuk membayar barang-
barang tersebut.
2. Aspek Geometri dan Pengukuran
a. Mengingat
Apa pengertian kubus?
b. Memahami
Sebutkan barang-barang di sekitarmu yang mempunyai bentuk kubus?
3. Aspek Aljabar
a. Mengingat
Sebutkan dua jenis fungsi yang kamu ketahui.
b. Memahami
Tuliskan contoh bentuk umum fungsi-fungsi tersebut sebagai fungsi dalam x
dan berikan contoh khusus.
b. Modus Tollens
premis 1 : p →q
premis 2 : ~q
__________________
Kesimpulan: ~p
Modus Tollens berarti “jika diketahu p → q dan ~q, maka bisa ditarik
kesimpulan ~p“.
Sebagai contoh :
premis 1 : Jika hari hujan, maka adik memakai payung
premis 2 : Adik tidak memakai payung
___________________
Kesimpulan : Hari tidak hujan
c. Silogisme
premis 1 : p→q
premis 2 : q → r
_________________
Kesimpulan: p →r
Silogisme berarti “jika diketahu p → q dan q→r, maka bisa ditarik kesimpulan
p→r“.
Sebagai contoh :
Premis 1 : Jika harga BBM naik, maka harga bahan pokok naik.
Premis 2 : Jika harga bahan pokok naik maka semua orang tidak senang.
__________________________________________________
Kesimpulan: Jika harga BBM naik, maka semua orang tidak senang.
Contoh Soal:
1.Memahami masalah
(Dalam Strategi Pemecahan masalah menurut Polya, termasuk kedalam
menemukan pola)
Pada langkah ini, para pemecah masalah (siswa atau guru) harus dapat
menentukan dengan jeli apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Namun
yang perlu diingat, kemampuan otak manusia sangatlah terbatas, sehingga
hal-hal penting hendaknya dicatat, dibuat tabelnya, ataupun dibuat sket atau
grafiknya. Pembuatan tabel serta gambar dimaksudkan untuk mempermudah
memahami masalahnya dan mempermudah mendapatkan gambaran umum
penyelesaiannya. Dengan membuat gambar, diagram, atau tabel, hal-hal yang
diketahui tidak hanya dibayangkan di dalam otak yang sangat terbatas
kemampuannya. Namun dapat dituangkan ke atas kertas. Disamping
mengetahui apa yang diketahui, setiap pemecah masalah dituntut untuk
mengetahui apa yang ditanyakan, yang akan menjadi arah pemecahan
masalahnya. Bukanlah hal yang bijak jika dalam proses pemecahan masalah,
arah yang akan dituju tidak atau belum teridentifikasi secara jelas. Untuk soal
diatas akan didapat :
3. Menyelesaikan model
(Dalam Strategi Pemecahan masalah menurut Polya, termasuk kedalam
mencoba-coba, dan berpikir logis)
Berdasarkan rencana di atas, penyelesaian model dapt dilaksanakan dengan
melakukan pengisian angka pada kedelapan persegipanjang di atas. Salah satu
strategi yang paling mungkin digunakan adalah dengan mencoba-coba.
Sesuai dengan rencana, karena bilangan yang akan dicari adalah bilangan
dengan nilai terbesar, dapat disimpulkan bahwa yang pertama kali dicoba
untuk dimasukkan adalah angka 4 ke kotak persegipanjang paling kiri (kotak
a). Disamping itu, diisyaratkan bahwa kedua angka 4 dipisahkan oleh empat
angka lain, sehingga dapat disimpulkan lagi bahwa angka 4 kedua harus
diisikan ke kotak f sehingga didapat keadaan seperti tabel berikut.
4 4
Sekali lagi, karena bilangan yang akan dicari adalah bilangan dengan nilai
terbesar, langkah berikutnya adalah mencoba memasukkan angka 3 ke kotak
b. Namun disyaratkan juga bahwa kedua angka 3 dipisahkan oleh tiga angka
lain, sehingga angka 3 kedua harus diisikan ke kotak f juga. Dengan keadaan
dimana kotak f terisi angka 4 dan angka 3, percobaan memasukkan angka 3
ke kotak b tidak bisa dilanjutkan. Di dalam pelajaran logika matematika yang
berkait dengan pembuktian, keadaan ini dikenal dengan keadaan yang
kontradiksi atau tidak masuk akal sehat kita (absurd).
Dengan demikian, angka berikutnya yang dapat dicoba dimasukkan ke kotak
b adalah 2 sehingga didapat keadaan seperti tabel berikut.
4 2 2 4
a b c d e f g h
Bingkai layar dan kain layarnya perahu berbentuk segiempat. Lihat gambar
bawah. Tentukan sudut-sudut dan sisi-sisi yang saling bersesuaian. Selidiki
apakah terdapat faktor perkalian. Jelaskan mengapa bingkai layar dan kain
layar tidak sebangun.
Contoh lainnya:
Contoh lainnya:
Ketika
mempelajari
kesebanguan dua
segiempat,
representasi yang diperlukan meliputi representasi gambar, simbol dan tabel.
1. Representasi gambar
2. Representasi tabel
3. Representasi notasi/symbol
Hasanah, Uswatun, dkk. 2019. Self-Efficacy Siswa SMP Pada Pembelajaran Model
Learning Cycle 7E (Elicit, Engange, Explore, Explain, Elaborate, Evaluate, and
Extend). PRISMA (Prosiding Seminar Nasional Matematika). 2: 551-555
Wahyudi, Dudi. 2015. Berbagi Contoh Penerapan Taksonomi Bloom Revisi Dalam
Pembelajaran Matematika.