Anda di halaman 1dari 4

BAB III

PERMASALAHAN

A. Masalah yang dihadapi Pada Peralatan

Pada saat teknisi melakukan pengecekan via IRMS ditemukan

peralatan Glide Path 25L, nilai monitor TX 1 dan TX 2 menunjukkan

alarm pada semua indikator pancaran antena, namun monitor standby

normal. Pada saat itu TX 1 sebagi main dan TX 2 sebagai standby. Saat

dilakukan changeover dimana TX 2 sebagai main dan TX 1 sebagai

standby nilai monitor 1 dan monitor 2 (CL, DS, CLR) tetap alarm.

B. Analisis Timbulnya Masalah

Berdasarkan Masalah diatas, kami coba menganalisis bagaimana

sehingga monitor untuk peralatan Glide Path 25L menunjukkan nilai

alarm untuk setiap indikator (CL, DS, CLR) dengan melakukan

changeover untuk TX 1 sebagai standby dan TX 2 sebagai main. Namun,

setelah dilakukakan changeover monitor tetap menunjukan indikator

alarm di monitor 1 dan monitor 2 (CL, DS dan CLR kecuali parameter

Nearfield tetap normal) sedangkan monitor standby normal. Dapat

dikatakan bahwa pada saat transmitter posisi main indikator alarm dan

pada posisi standby indikator normal. Sehingga pada kondisi ini kami

menganalisis bahwa pemancar beroperasi dengan normal (dengan

dilakuka pengecekan output sinyal CSB dan SBO), kemungkinan terjadi

54
55

gangguan pada monitor, sehingga tampilan monitor transmitter main

menunjukkan nilai alarm.

C. Langkah – Langkah Pemecahan Masalah yang ditawarkan

Setelah menganalisis masalah yang terjadi dimana monitor GlidePath

25L yang alarm ditandai dengan penunjukkan indikator untuk pancaran

setiap antena berwarna merah maka langkah-langkah pemecahan

masalah tersebut yaitu :

1. Melakukan pengecekan terhadap nilai monitor 1 dan monitor 2

melalui RMM didapati nilai (CL, DS dan CLR) alarm sedangkan

monitor standby normal.

2. Melakukan changeover TX 1 dari main menjadi standby dan TX 2 dari

standby menjadi main didapati monitor 1 dan monitor 2 tetap alarm

sedangkan monitor standby normal begitupun sebaliknya. Apabila

transmitter pada kondisi main, monitor menunjukkan indikator alarm.

Tetapi pada kondisi standby monitor menunjukkan indikator normal,

maka transmitter kondisi baik akan tetapi pancaran antena yang

dicuplik ke monitor yang kemungkinan bermasalah.

3. Kemudian untuk memastikan pancaran transmitter baik, dilakukan

pengecakan sinyal CSB dan SBO pada modul transmitter 1 dan 2

menggunakan Osciloscope.

OJT ATKP MAKASSAR JATSC AIRNAV


56

Gambar 26. Sinyal CSB dan SBO

Gambar sinyal CSB dan SBO diatas menunjukkan transmiter

beroperasi normal dan dalam kondisi yang baik. Sehingga,

selanjutnya yang perlu dilakukan yaitu pengecekan nilai RF level dari

antena yang melewati Monitor Combining Unit atau MOA hingga

kembali ke transmitter.

4. Melakukan pengukuran RF Level pada input dan output masing-

masing modul dari antena ke transmitter. Setelah dilakukan

pengukuran nilai RF level, didapati RF drop pada modul Monitor

Combining Unit atau MOA.

Gambar 27. Input dan Output dari antena ke MOA

OJT ATKP MAKASSAR JATSC AIRNAV


57

5. Melakukan pengantian komponen yang dianggap disfungsi karena

nilai RF level dari modul MOA tersebut dibawah normal, salah satunya

yaitu penggantian komponen atenuator (ATT). Namun setelah

dilakukan penggantian tersebut, monitor masih menunjukkan nilai

alarm. Sehingga,dilakukan penggantian keseluruhan modul MOA.

Setelah mengganti modul maka tampilan monitor 1 dan monitor 2

main menunjukkan indikator yang normal kembali dengan melakukan

beberapa penyesuaian nilai (Offset monitor) sehingga pembacaan

monitor 1 dan 2 normal kembali.

Gambar 28. Penggantian komponen atenuator (ATT)

Gambar 29. Penggantian keseluruhan modul MOA

OJT ATKP MAKASSAR JATSC AIRNAV

Anda mungkin juga menyukai