Anda di halaman 1dari 14

Nilai:

LAPORAN PRAKTIKUM
KARAKTERISTIK BAHAN HASIL PERTANIAN
(Pengukuran Nilai Kapasitas Kalor (Cp) dengan Metode Mixture dan Bomb Calorimeter)

Oleh:
Nama : Abdul Cholik
NPM : 240110190040
Hari, Tanggal Praktikum : Selasa, 6 Oktober 2020
Waktu / Shift :A
Asisten Praktikum : 1. Dwita Putri Andina
2. Navidah Rakhma
3. Rivanka Al-Fajri
4. Rizka Fauziyah

LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES


TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karakteristik termal bahan hasil pertanian sangat penting diketahui untuk
membangun sebuah sistem pengolahan bahan hasil pertanian yang berhubungan
dengan penggunaan termal, misalnya untuk perencanaan, pengendalian dan
operasi dalam perlakuan pemanasan, penggorengan dengan vacuum frying,
pengeringan, pendinginan dan pembekuan dan lain-lain.
Untuk dapat menganalisis proses penggunaan panas secara akurat maka
akan sangat diperlukan informasi tentang sifat-sifat termal dari hasil-hasil
pertanian yang diproses tersebut. Sebagai contohnya sifat termal seperti specific
heat, heat conductant, latent heat dan lain-lain, ini diperlukan dalam analisis
proses heating, cooling, freezing dan lain-lain.

1.2 Tujuan Percobaan


Tujuan praktikum kali ini adalah menentukan panas spesifik (Cp) dari
beberapa jenis bahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kapasitas Kalor
Kapasitas kalor suatu zat adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu suatu zat sebesar satu derajat celcius (atau satu kelvin). Kapasitas
kalor berbeda dari satu substansi ke substansi lainnya. Jumlah zat berbanding
lurus dengan kapasitas panas. Itu berarti dengan menggandakan massa suatu zat,
kapasitas panas menjadi dua kali lipat. Panas yang kita perlukan untuk
meningkatkan suhu dari suhu satu ke suhu dua suatu zat dapat dihitung
menggunakan persamaan berikut (Halliday, Resnick, & Walker, 2018).

𝑞 = 𝑚𝐶𝑝 ∆𝑇 ...(1)

Dimana: q = energi panas (J)


m = massa bahan (kg)
Cp = panas spesifik (J/kgK)
ΔT = perubahan suhu (K)
2.2 Kapasitas Kalor Spesifik
Kapastas kalor spesifik spesifik adalah jumlah panas yang dibutuhkan
untuk menaikkan suhu sebuah massa unit produk sebesar satu satuan derajat suhu
(Rahman, 2009). Dari persamaan (1) didapatkan panas spesifik sebagai berikut

𝑞
𝐶𝑝 =
𝑚∆𝑇

Panas spesifik merupakan bagian penting dari analisis termal pengolahan


makanan atau peralatan yang digunakan dalam pemanasan atau pendinginan
makanan. Dengan bahan makanan, properti ini adalah fungsi dari berbagai
komponen yang merupakan makanan, kadar air, suhu, dan tekanan. Panas spesifik
dari makanan meningkat sebagai isi meningkat kelembaban produk. Untuk gas,
yang spesifik panas pada tekanan konstan, Cp, lebih besar dari spesifik panasnya
pada volume konstan, c v. Dalam sebagian besar aplikasi pengolahan makanan,
kita menggunakan spesifik panas pada cp tekanan konstan, karena tekanan
umumnya tetap konstan kecuali dalam pengolahan tekanan tinggi (Singh &
Heldman, 2008).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Gelas ukur
Sebagai wadah air
2. Hygrometer
Mengukur suhu ruangan sebagai suhu awal bahan
3. Oven
Untuk memanaskan air
4. Stopwatch
Untuk menghitung waktu
5. Termometer
Mengukur suhu bahan
6. Termos
Sebagai calorimeter air sederhana
7. Timbangan analitik
Mengukur massa bahan dan alat
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Anggur
2. Jeruk limau
3.2 Prosedur Percobaan
Prosedur percobaan pada praktikum kali ini adalah:
1. Panaskan air menggunakan oven
2. Timbang massa bahan, gelas ukur, dan air dengan menggunakan
timbangan analitik
3. Ukur suhu ruangan sebagai suhu awal bahan dengan menggunakan
hygrometer
4. Masukkan air panas ke dalam termos dan ukur suhu air
5. Masukkan bahan ke dalam termos dan tutup selama 15 menit
6. Buka tutup termos dan ukur kembali suhu air dan bahan
7. Hitung Cp air
BAB IV
HASIL PERCOBAAN

4.1 Hasil Percobaan


Tabel 1. Data Hasil Percobaan Kelompok 1
Parameter Anggur Jeruk Limau
Mb (kg) 0,00963 0,00721
Ma (kg) 0,1769 0,179
Tb1 (K) 298,2 298,9
Tb2 (K) 329,8 328,5
ΔTb (K) 31,6 29,6
Ta1 (K) 339,7 346,2
Ta2 (K) 336,9 342,0
ΔTa (K) 2,8 4,2

Tabel 2. Data Hasil Percobaan Kelompok 2


Parameter Anggur Jeruk Limau
Mb (kg) 0,0064 0,00764
Ma (kg) 0,18612 0,175
Tb1 (K) 298,1 299,05
Tb2 (K) 335,55 337,92
ΔTb (K) 37,45 38,9
Ta1 (K) 344,2 354,25
Ta2 (K) 339,85 348,05
ΔTa (K) 4,35 6,2

Tabel 3. Data Hasil Percobaan Kelompok 3


Parameter Anggur Jeruk Limau
Mb (kg) 0,00617 0,00782
Ma (kg) 0,18 0,1586
Tb1 (K) 298,2 298,9
Tb2 (K) 309,7 313,2
ΔTb (K) 11,5 14,3
Ta1 (K) 342,2 342,3
Ta2 (K) 338,0 338,2
ΔTa (K) 4,2 4,1

Tabel 4. Data Hasil Percobaan Kelompok 4


Parameter Anggur Jeruk Limau
Mb (kg) 0,007139 0,00736
Ma (kg) 0,173 0,1822
Tb1 (K) 298,1 298,8
Tb2 (K) 326,3 327,3
ΔTb (K) 28,2 28,5
Ta1 (K) 336,3 344,6
Ta2 (K) 330,0 336,2
ΔTa (K) -6,3 -8,4

Tabel 5. Data Hasil Percobaan Kelompok 5


Parameter Anggur Jeruk Limau
Mb (kg) 0,00397 0,00744
Ma (kg) 0,1898 0,18194
Tb1 (K) 298,2 298,2
Tb2 (K) 315,7 334,9
ΔTb (K) 17,5 36,7
Ta1 (K) 330,1 347,9
Ta2 (K) 328,2 338,5
ΔTa (K) 1,9 9,4

Tabel 6. Data hasil perhitungan Cp


Cp Bahan (kJ/kgK)
Kelompok
Anggur Jeruk Limau
1 6,803 14,72
2 14,11 15,26
3 44,53 24,30
4 22,62 30,49
5 21,69 26,18
Keterangan :
Mb = Massa Beban
Tb1 = Suhu awal bahan (suhu ruangan)
Tb2 = Suhu akhir bahan (15 menit)
Ta1 = Suhu awal air panas
Ta2 = Suhu akhir air (15 menit)
CpA = 4,18 kg/kgK

4.2 Perhitungan
4.2.1 Perhitungan Data Kelompok 1
𝑀𝑎 . 𝐶𝑝𝑎 . ∆𝑇𝑎
𝐶𝑝𝑏 Anggur =
𝑀𝑏 . ∆𝑇𝑏
𝑀𝑎 . 𝐶𝑝𝑎 . ∆𝑇𝑎
𝐶𝑝𝑏 Limau =
𝑀𝑏 . ∆𝑇𝑏
4.2.2 Perhitungan Data Kelompok 2
𝑀𝑎 . 𝐶𝑝𝑎 . ∆𝑇𝑎
𝐶𝑝𝑏 Anggur =
𝑀𝑏 . ∆𝑇𝑏
𝑀𝑎 . 𝐶𝑝𝑎 . ∆𝑇𝑎
𝐶𝑝𝑏 Limau =
𝑀𝑏 . ∆𝑇𝑏

4.2.3 Perhitungan Data Kelompok 3


𝑀𝑎 . 𝐶𝑝𝑎 . ∆𝑇𝑎
𝐶𝑝𝑏 Anggur =
𝑀𝑏 . ∆𝑇𝑏
𝑀𝑎 . 𝐶𝑝𝑎 . ∆𝑇𝑎
𝐶𝑝𝑏 Limau =
𝑀𝑏 . ∆𝑇𝑏
4.2.4 Perhitungan Data Kelompok 4
𝑀𝑎 . 𝐶𝑝𝑎 . ∆𝑇𝑎
𝐶𝑝𝑏 Anggur =
𝑀𝑏 . ∆𝑇𝑏
𝑀𝑎 . 𝐶𝑝𝑎 . ∆𝑇𝑎
𝐶𝑝𝑏 Limau =
𝑀𝑏 . ∆𝑇𝑏
4.2.5 Perhitungan Data Kelompok 5
𝑀𝑎 . 𝐶𝑝𝑎 . ∆𝑇𝑎
𝐶𝑝𝑏 Anggur =
𝑀𝑏 . ∆𝑇𝑏
𝑀𝑎 . 𝐶𝑝𝑎 . ∆𝑇𝑎
𝐶𝑝𝑏 Limau =
𝑀𝑏 . ∆𝑇𝑏
BAB V
PEMBAHASAN
Secara teori, kapasitas kalor dan kapasitas kalor spesifik mempunyai
perbedaan. Kapasitas kalor yaitu jumlah panas yang dibutuhkan untuk mengubah
suhu suatu zat sebesar 1 ° C atau 1 K sementara kapasitas kalor spesifik yaitu
panas yang dibutuhkan untuk mengubah suhu 1g zat dengan 1 ° C atau 1K.
Perbedaan utama antara kapasitas panas dan panas spesifik adalah bahwa
kapasitas panas tergantung pada jumlah zat sementara kapasitas panas spesifik
tidak tergantung padanya.
Setelah dilakukan percobaan, terdapat perbedaan hasil perhitungan kalor
spesifik setiap bahan di setiap kelompok. Kalor spesifik anggur di kelompok satu
dan kelompok tiga yang memiliki perbedaan suhu bahan 37,45 𝐾 𝑑𝑎𝑛 11,5 𝐾
yaitu 6,803 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔𝐾 dan 44,53 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔𝐾 . Sedangkan kalor spesifik anggur di
kelompok satu dan kelompok empat yang memiliki perbedaan suhu air
4,2 𝐾 𝑑𝑎𝑛 8,4 𝐾 yaitu 14,72 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔𝐾 dan 30,49 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔𝐾. Berdasarkan data
tersebut bahwa perbedaan kalor spesifik dapat dipengaruhi oleh perbedaan suhu
bahan maupun air. Semakin besar perbedaan suhu bahan maka semakin kecil
kalor spesifik bahan dan sebaliknya. Semakin besar perbedaan suhu air maka
semakin besar kalor spesifik suatu bahan dan sebaliknya.
Faktor yang dapat mempengaruhi kalor spesifik yaitu suhu bahan atau air,
kalor spesifik air, massa air, dan massa bahan. Berdasarkan data percobaan diatas,
perbedaan suhu air maupun bahan berpengaruh besar dalam penentuan kalor
spesifik
Menurut Rahman (2008) kalor spesifik sebuah anggur segar yaitu
3,703 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔𝐾 , sedangkan jeruk Navel segar dan jeruk Valencia segar memiliki
kalor spesifik 3,515 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔𝐾 𝑑𝑎𝑛 3,661 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔𝐾 . Kalor spesifik tersebut sangat
berbeda dengan kalor spesifik hasil percobaan, ini dapat disebabkan karena
percobaan yang dilakukan oleh praktikan hanya sebatas penentuan kalor spesifik
secara sederhana.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini adalah:
1. Kalor jenis dipengaruhi oleh perbedaan suhu bahan atau air, massa
bahan, massa air, dan kalor jenis air.
2. Semakin besar perbedaan suhu bahan maka semakin kecil kalor spesifik
bahan dan sebaliknya
3. Semakin besar perbedaan suhu air maka semakin besar kalor spesifik
bahan dan sebaliknya.

6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dari praktikum kali ini adalah:
1. Penulis lebih teliti dalam melakukan perhitungan
2. Penulis lebih memperhatikan penggunaan titik dan koma dalam
bilangan
DAFTAR PUSTAKA
Halliday, D., Resnick, R., & Walker, J. (2018). Fundamental of Physics. In John
Wiley & Sons. https://doi.org/10.1016/S0065-2113(08)60505-2
Rahman, M. S. (2009). Food properties handbook, second edition. In Food
Properties Handbook, Second Edition.
Singh, R. P., & Heldman, D. R. (2008). Introduction to Food Engineering. In
Antimicrobial Agents and Chemotherapy (Fourth Edi, Vol. 58).
https://doi.org/10.1128/AAC.03728-14
LAMPIRAN

Dokumentasi Praktikum

Gambar 1. Proses Penjelasan Praktikum Gambar 1. Proses Penjelasan Praktikum

Gambar 3. Proses Praktikum Gambar 4. Proses Praktikum

Anda mungkin juga menyukai