Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Keolahragaan

Volume 3 – Nomor 2, September 2015, (208 - 217)


Tersedia online: http://journal.uny.ac.id/index.php/jolahraga

MODEL PENGENALAN PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH


PADA SISWA KELAS ATAS SEKOLAH DASAR

Kurnia Azis Setyawan 1), Ria Lumintuarso 2)


Prodi Ilmu Keolahragaan PPs UNY 1), Universitas Negeri Yogyakarta 2)
kurniaaziss@yahoo.com 1), loemin@yahoo.com 2)

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model pengenalan pembelajaran lompat jauh pada
siswa sekolah dasar (SD) kelas atas tahun pelajaran 2013/2014 di Kecamatan Srumbung, Kabupaten
Magelang. Model pembelajaran yang dikembangkan diharapkan untuk digunakan guru SD sebagai
salah satu bentuk pembelajaran lompat jauh yang baik dan efektif. Penelitian pengembangan ini
dilakukan dengan mengadaptasi langkah-langkah penelitian pengembangan sebagai berikut: (1)
pengumpulan informasi di lapangan, (2) melakukan analisis terhadap informasi yang telah dikumpul-
kan, (3) mengembangkan produk awal (draf model), (4) validasi ahli dan revisi, (5) uji coba lapangan
skala kecil dan revisi, (6) uji coba lapangan skala besar dan revisi, dan (7) pembuatan produk final. Uji
coba skala kecil dilakukan terhadap siswa kelas 5 SD N Tegalrandu dan SD N Polengan, Kecamatan
Srumbung yang berjumlah 31 siswa. Uji coba skala besar dilakukan terhadap siswa kelas 5 SD N
Tegalrandu, SD N Polengan, SD N Pucanganom, SD N Pandanretno, SD N Soka 1 yang berjumlah 81
siswa. Instrumen pengumpulan data yang digunakan yaitu; (1) pedoman wawancara, (2) skala nilai,
(3) pedoman observasi model pembelajaran, (4) pedoman observasi keefektifan model pembelajaran.
Teknik analisis data yang dilakukan yaitu analisis deskriptif kuantitatif dan analisis deskriptif
kualitatif. Hasil penelitian ini berupa buku dan video model pengenalan dalam pembelajaran lompat
jauh pada SD kelas atas. Berdasarkan penilaian ahli materi cabang olahraga atletik dan guru penjasor-
kes, produk model pengenalan dalam pembelajaran lompat jauh pada SD kelas atas, sudah sesuai dan
layak untuk digunakan oleh guru penjasorkes dalam mengajarkan materi lompat jauh kepada siswanya
dengan nilai rata-rata 98,1%.
Kata kunci: pengembangan, permainan, model pengenalan pembelajaran lompat jauh

INTRODUCTION MODELS IN LEARNING GAMES OF LONG JUMP


IN UPPER CLASS ELEMENTARY SCHOOL

Abstract
This study aims to produce introduction models of the learning long jump at the upper class of
elementary school students in the Academic Year 2013/2014 in Srumbung District, Magelang regency.
The developed models are expected to be used by elementary school teachers to teach long jump well
and effectively. The study was conducted by adapting the development steps of research development
as follows: (1) collecting information in the field, (2) analyzing information that has been collected,
(3) developing initial products (draft model), (4) validating by experts and revising, (5) small-scale
field trials and revisions, (6) large-scale field trials and revisions, and (7) making the final product.
Small-scale trials were carried out to the 5th grade students at SD N Tegalrandu and SD N Polengan,
District Srumbung totaling 31 students. Large-scale trials were carried out to the 5th grade students
of Tegalrandu, SD N Polengan, SD N Pucanganom, SD N Pandanretno, SD N Soka 1, amounting to
81 students. Data collection instruments used were; (1) interview guide line, (2) the scale of values,
(3) learning models observation guide line, (4) observation guide line of the effectivenes learning
models. The data were analyzed using quantitative and qualitative descriptive analysis. The final
products of the research are in the form of books and videos of introduction models of the learning
long jump at the upper class of elementary schools. The developed products were considered suitable
and appropriate to be used by SD N teaches based on to judgement by material experts of athletics
and penjasorkes teachers with the mean scale 98,1%.
Keywords: development, game, introduction model of learning long jump

Copyright © 2015, Jurnal Keolahragaan, Print ISSN: 2339-0662, Online ISSN: 2461-0259
Jurnal Keolahragaan 3 (2), September 2015 - 209
Kurnia Azis Setyawan, Ria Lumintuarso

PENDAHULUAN Pencapaian tujuan pendidikan jasmani,


olahraga dan kesehatan di SD sebaiknya mem-
Pendidikan jasmani merupakan salah satu
pertimbangkan tujuan pembelajaran, kemampu-
mata pelajaran wajib di sekolah termasuk pada
an siswa, metode, materi, sarana dan prasarana,
sekolah dasar (SD), karena pendidikan jasmani
aktivitas belajar dan kesenangan siswa. Unsur-
terdapat dalam kurikulum pendidikan. Pendi-
unsur tersebut harus diperhatikan, agar proses
dikan jasmani, olahraga, dan kesehatan secara
pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan
keselurahan memiliki posisi yang terpenting
sukses, sehingga tujuan yang diharapkan akan
karena sumbangannya yang khas terhadap per-
tercapai. Permainan, atletik, senam, renang
tumbuhan, perkembangan anak, dan memberi-
(aktivitas air), olahraga tradisional, dan aktivi-
kan sumbangan bagi filisofi, tujuan, dan sasaran
tas luar kelas merupakan salah satu isi kuriku-
pendidikan. Agar pendidikan jasmani, olahraga
lum yang cukup mendominasi dalam mata
dan kesehatan dapat disampaikan dengan sis-
pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan
tematis dan terukur, kurikulum perlu dikem-
kesehatan di SD. Lompat jauh merupakan bagi-
bangkan secara cermat dan hati-hati.
an dari cabang atletik. Nomor lompat jauh
Kurikulum berbasis kompetensi merupa-
berupa melompat di atas papan tolakan untuk
kan salah satu upaya pemerintah untuk menca-
menghasilkan lompatan yang jauh. Beberapa
pai keunggulan masyarakat dalam bidang ilmu
gaya yang terdapat dalam lompat jauh, menurut
dan teknologi, diharapkan membantu menyele-
IAAF (2000, p.34) ada 3 macam gaya lompat
saikan permasalahan yang sedang dihadapi oleh
jauh yaitu: (1) gaya duduk luncur (sail), (2)
dunia pendidikan di Indonesia, terutama dalam
gaya berjalan di udara (hitchkick), dan (3) gaya
memasuki era globalisasi. Perkembangan infor-
menggantung (gaya hang).
masi, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, buda-
Materi lompat jauh yang diajarkan dalam
ya, dan hak asasi manusia begitu pesat sehingga
mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga,
menuntut kesiapan semua pihak untuk dapat
dan kesehatan merupakan sarana yang diguna-
menyesuaikan dengan segala kondisi yang ada.
kan dalam proses pendidikan. Materi lompat
Memajukan sektor pendidikan mutlak harus
jauh yang diajarkan di SD, harus disesuaikan
dilakukan agar meningkat pula kualitas sumber
dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan
daya manusia sehingga siap untuk berkompetisi
anak. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani,
dengan bangsa-bangsa negara maju.
olahraga dan kesehatan, untuk atletik khusus-
Salah satu mata pelajaran yang diikuti
nya nomor lompat jauh masih kurang diminati,
dalam, menciptakan kualitas manusia Indonesia
karena pada umumnya siswa meminati olahraga
yang sehat jasmani dan rohani adalah mata pel-
yang berkaitan dengan permainan, yaitu bola
ajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kese-
voli dan sepak bola. Olahraga atletik nomor
hatan. Menurut Depdiknas (2006, p.5) pendi-
lompat jauh merupakan olahraga yang menje-
dikan jasmani merupakan bagian integral dari
mukan bagi siswa SD, sehingga siswa merasa
sistem pendidikan secara kesuluruhan yang
bosan dalam mengikuti pembelajaran. Oleh
memfokuskan pengembangan aspek kebugaran
karena itu, guru harus bisa memilih berbagai
jasmani, ketrampilan gerak, keterampilan berpi-
variasi pendekatan, strategi, atau metode yang
kir kritis, stabiltas emosional, penalaran, dan
sesuai dengan situasi sehingga tujuan pembel-
tindakan moral melalui aktivitas jasmani.
ajaran yang direncanakan akan tercapai. Materi
Perkembangan fisik menggambarkan per-
lompat jauh bagi siswa SD, harus diberikan
ubahan dalam penampilan fisik anak-anak, sa-
dalam bentuk yang berbeda. Bentuk lompat
ma seperti keterampilan motorik. Prestasi fisik
jauh yang diberikan bagi siswa SD, tidak boleh
yang penting dalam masa anak-anak adalah
disamakan dengan bentuk materi lompat jauh
bertambahnya kontrol anak terhadap gerakan-
bagi orang dewasa. Bentuk permainan lompat
gerakan motor dari tidak teratur menjadi teratur
jauh untuk siswa SD bertujuan memperoleh
dan terarah. Anak yang berada di kelas awal SD
kegembiraan tanpa mengesampingkan tujuan
adalah anak yang berada pada rentangan usia
dalam model-model permainan dalam lompat
dini. Masa usia dini ini merupakan masa per-
jauh. Perlu diketahui bahwa baik atau tidaknya
kembangan anak yang pendek tetapi merupakan
suatu pemilihan metode pembelajaran akan
masa yang sangat penting. Pada masa ini selu-
bergantung pada tujuan pembelajaran, kesesuai-
ruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong
an dengan materi pembelajaran, tingkat per-
sehingga akan berkembang secara optimal.
kembangan siswa, dan kemampuan guru dalam

Copyright © 2015, Jurnal Keolahragaan, Print ISSN: 2339-0662, Online ISSN: 2461-0259
Jurnal Keolahragaan 3 (2), September 2015 - 210
Kurnia Azis Setyawan, Ria Lumintuarso

mengelola pembelajaran dan mengoptimalkan Prosedur Pengembangan


sumber-sumber belajar yang ada.
Prosedur pengembangan merupakan
Pada dasarnya dalam setiap proses pem-
langkah-langkah yang harus diikuti sebelum
belajaran cabang olahraga baik dalam cabang
menghasilkan sebuah produk. Borg dan Gall
olahraga senam, atletik, maupun permainan,
(1983, p.772) menyatakan pada dasarnya prose-
selalu diawali dengan pemanasan. Pemanasan
dur penelitian dan pengembangan terdiri atas
berguna untuk menghangatkan suhu otot, me-
dua tujuan utama, yaitu mengembangkan pro-
lancarkan aliran darah, dan memperbanyak
duk (sebagai fungsi pengembangan) dan meng-
masuknya oksigen ke dalam tubuh, memper-
uji keefektifan produk dalam mencapai tujuan
baiki kontraksi otot dan kecepatan gerak
(fungsi validasi). Prosedur pengembangan yang
refleks, juga untuk mencegah kejang otot. Pe-
dilakukan peneliti dalam penelitian pengem-
manasan merupakan awal kegiatan dalam setiap
bangan ini yaitu prosedur pengembangan pro-
pembelajaran olahraga. Setiap pembelajaran,
duk. Secara umum, penelitian pengembangan
pemanasan memberikan peranan penting untuk
ini dilakukan dengan mengikuti langkah-lang-
membawa anak atau menanamkan kesan per-
kah yang telah dibuat dalam model pengem-
tama kepada siswa tentang apa yang akan
bangan Brog and Gall (1983) yang dikelompok-
dilakukan pada inti pembelajaran.
kan ke dalam empat tahapan pengembangan
Berdasarkan uraian di atas, sangat
yang meliputi: (a) studi pendahuluan, (b)
diperlukan upaya yang nyata untuk membuat
pengembangan, (c) uji lapangan, dan (d) dise-
siswa dalam mengikuti pembelajaran lompat
minasi (pengenalan produk). Studi pendahulu-
jauh khususnya di SD agar merasa senang,
an, meliputi studi pustaka, mengkaji teori dan
tidak bosan, membuat aktif bergerak, dan dapat
hasil-hasil penelitian yang relevan dengan pene-
menunjang peningkatan keterampilan dan kebu-
litian yang akan dilakukan, studi lapangan,
garan jasmani siswa. Oleh karena itu diperlukan
melakukan survei, mengkaji karakter subjek
pengembangan model-model pengenalan dalam
penelitian, dan melihat kemungkinan-kemung-
bentuk bermain pada pembelajaran lompat jauh
kinan jika produk penelitian yang berupa model
bagi siswa SD. Berdasarkan hal di atas penulis
permainan diterapkan.
berminat melakukan penelitian yang diberi
Pengembangan meliputi analisis tujuan,
judul “Model Pengenalan Permainan dalam
merumuskan tujuan yang ingin dicapai dari
Pembelajaran Lompat Jauh pada Siswa Kelas
penelitian pengembangan yang akan dilakukan,
Atas Sekolah Dasar”.
dalam hal ini tujuan berhubungan dengan mo-
METODE del pengenalan pembelajaran lompat jauh, ana-
lisis kemampuan, memperkirakan dana, tenaga,
Penelitian ini merupakan penelitian
dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
pengembangan (Research and Devlopment).
penelitian pengembangan, prosedur pengem-
Sesuai dengan pendapat Borg dan Gall (2003,
bangan (pengembangan desain): (a) membuat
p.589), “R&D is an industry-base development
desain produk yang akan dikembangankan, (b)
model in wich the finding of research are used
menentukan sarana dan prasarana penelitian
to design new product and procedure. Pada
yang akan digunakan, dan (c) menentukan
awalnya research and development” merupakan
tahapan-tahapan pelaksanaan uji desain di
suatu prosedur yang digunakan oleh suatu
lapangan, validasi ahli, melakukan validasi de-
industri untuk merancang produk atau prosedur
ngan melibatkan ahli atletik untuk model per-
tertentu, namun aplikasi research and develop-
mainan dan ahli bermain untuk pendidikannya.
ment telah berkembang luas di semua sektor
Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah
kehidupan, tidak terkecuali pada dunia pendi-
model permainan yang dikembangkan ini siap
dikan. Penelitian pengembangan banyak digu-
untuk dilakukan uji lapangan.
nakan baik oleh praktisi maupun akademisi
ilmu pendidikan untuk mencari solusi atas ber- Uji Lapangan
bagai permasalahan yang timbul dan meng-
Uji lapangan skala kecil, merupakan uji
hambat kemajuan suatu proses pendidikan,
lapangan awal yang melibatkan 2 SD N dengan
sehingga dengan penelitian pengembangan akan
jumlah siswa 31 anak kelas atas. Tempat pelak-
diperoleh suatu solusi yang nyata, benar-benar
sanan uji coba skala kecil adalah SD N Tegal-
sesuai dan berkualitas untuk memecahkan
randu dan SD N Polengan. Setelah dilakukan
berbagai permasalahan yang tertentu.
uji lapangan terbatas dilakukan revisi yang

Copyright © 2015, Jurnal Keolahragaan, Print ISSN: 2339-0662, Online ISSN: 2461-0259
Jurnal Keolahragaan 3 (2), September 2015 - 211
Kurnia Azis Setyawan, Ria Lumintuarso

dimaksud agar model permainan dikembangkan kes pada saat mengobservasi pelaksanaan uji
layak untuk diujikan pada uji lapangan yang coba yang telah didokumentasi dalam wujud
lebih luas. Uji lapangan skala luas, merupakan VCD. Data dari siswa didapatkan dari hasil
uji lapangan dengan jumlah subjek yang lebih pengisian kuesioner setelah siswa mengikuti/
banyak daripada uji coba lapangan skala kecil. menjadi subjek uji coba dalam skala luas.
Dalam uji coba lapangan skala luas melibatkan
Instrumen Pengumpulan Data
5 SD N dengan jumlah siswa 81 orang anak ke-
las atas. Adapun sekolah yang digunakan dalam Instrumen yang digunakan untuk
uji lapangan skala luas adalah SD N Tegal- mengumpulkan data berupa instrumen penilaian
randu, SD N Polengan, SD N Pucanganom, SD untuk menilai produk yang telah dikembangkan
N Pandanretno, dan SD N Soka 1. Dalam hal baik dari aspek kesesuaian, aspek isi, aspek ke-
ini juga dilakukan uji terhadap efektivitas pro- mudahan, maupun aspek rangsangan terhadap
duk yang dikembangakan. Setelah dilakukan uji gerak siswa. Instrumen yang dikembangkan dan
lapangan lebih luas, dilakukan revisi hasil uji digunakan dalam penelitian ini meliputi: (a)
produk akhir. kuesioner untuk ahli dan guru, dan (b) lembar
evaluasi untuk siswa untuk mengevaluasi pro-
Diseminasi atau Pengenalan Produk
ses pembelajaran dengan modul pembelajaran
Deseminasi, dilaksanakan dengan mem- yang dikembangkan.
buat laporan hasil pengembangan untuk diaju-
Teknik Analisis Data
kan dalam ujian tesis. Sosialisasi produk akhir
dilakukan dengan memberikan produk yang Teknik analisis data yang digunakan da-
telah dikembangkan kepada salah satu lembaga lam penelitian ini adalah analisis data deskrip-
pendidikan dasar. tif. Ada dua macam teknik analisis data des-
kriptif yang dilakukan, yang pertama yaitu
Uji Coba Produk
analisis data deskriptif kuantitatif. Analisis ini
Uji coba produk dilakukan untuk menda- dilakukan untuk menganalisis data hasil obser-
pat data yang akan digunakan untuk mengetahui vasi para ahli terhadap kualitas draf model yang
kelemahan-kelemahan produk yang dikembang- disusun yang dianalisis oleh para pakar sebelum
kan sebagai dasar untuk melakukan revisi pro- pelaksanaan uji coba di lapangan. Analisis data
duk yang berupa model pengenalan pembelajar- yang kedua yaitu analisis data kuantitatif, ana-
an lompat jauh untuk anak kelas atas. Uji coba lisis ini dilakukan terhadap data hasil observasi
produk dalam penelitian ini dilakukan dalam para ahli dan guru penjasorkes dalam memberi-
dua tahap yaitu: (a) uji coba skala kecil, dan (b) kan saran ataupun masukan serta revisi terhadap
uji coba skala luas. model yang disusun terutama dalam tahap uji
Subjek uji coba dalam penelitian pe- coba di lapangan baik dalam skala kecil atau
ngembangan yang dilakukan ini sebanyak 112 skala luas.
anak yaitu: (a) 31 anak uji skala kecil, (b) 81 Model yang disusun ini dianggap layak
anak uji skala besar. Subjek uji coba merupakan untuk diujicobakan dalam sekala kecil apabila
sasaran pemakai yaitu siswa SD kelas atas. dihitung skor yang diraih mencapai standar
Data yang dikumpulan dari penelitian ini minimal kelayakan. Skor tersebut didapat dari
adalah berupa data kuantitatif dan data kualita- pengisian angket yang telah diberikan. Dalam
tif. Data kualitiatif diperoleh dari ahli, dari guru angket terdapat empat sekala penilaian yaitu 1,
penjasorkes dan siswa. Disisi lain untuk uji 2, 3, dan 4. Kemudian, skala tersebut diterje-
coba di lapangan dengan skala kecil dan sekala mahkan ke dalam sistem penskoran seperti pada
luas data dihasilkan dari hasil observasi yang Tabel 1.
diberikan kepada para ahli serta guru penjasor-
Tabel 1. Skor Angket
No Skala dalam Angket Skor Hasil Konversi Skor Maksimal (3 Pertanyaan)
1 1 5 15
2 2 4 12
3 3 2 6
4 4 1 3

Ketentuan kelayakan dari sebuah model dijelaskan sebagai berikut. Selisih skor antara
untuk bisa diujicobakan di lapangan dapat skor maksimal teratas dan terbawah adalah 12

Copyright © 2015, Jurnal Keolahragaan, Print ISSN: 2339-0662, Online ISSN: 2461-0259
Jurnal Keolahragaan 3 (2), September 2015 - 212
Kurnia Azis Setyawan, Ria Lumintuarso

poin, sedangkan titik tengah dari kedua skor HASIL DAN PEMBAHASAN
tersebut adalah 12 poin. Titik tengah dari kedua
Data uji coba merupakan data yang diha-
skor tersebut adalah 9. Dalam penelitian ini
silkan dari data penilaian para pakar/judge yang
skor ditetapkan sebagai patokan dari sebuah
terkait dengan materi terhadap produk yang
model untuk dinyatakan layak diujicobakan di
dihasilkan. Berdasarkan uraian yang telah dipa-
lapangan. Apabila skor yang didapatkan oleh
parkan pada bab sebelumnya, peneliti memutus-
sebuah model lebih dari 9 (> 9), model dinyata-
kan untuk mengembangkan model pengenalan
kan layak untuk diujicobakan di lapangan,
dalam pembelajaran lompat jauh pada kelas atas
sedangkan apabila bila suatu model mendapat
SD. Peneliti mengharapkan produk yang diha-
skor kurang dari atau sama dengan 9 (≤ 9)
silkan kelak dapat: (1) menghasilkan sebuah
sebuah model tersebut dinyatakan tidak layak
model pengenalan model pembelajaran dalam
untuk diujicobakan di lapangan.
pembelajaran lompat jauh pada tingkat SD. (2)
Untuk mendapatkan validitas dan reliabi-
meningkatkan kualitas pembelajaran lompat
litas produk ada dua macam cara. Pertama,
jauh pada tingkat SD, terutama dalam kemam-
validitas model yang disusun didapatkan dari
puan dasar lompat jauh, (3) siswa dapat lebih
penilaian para pakar atau dalam istilah lain
aktif dan senang mengikuti proses pembelajaran
adalah validitas isi. Kedua, reliabilitas dalam
lompat jauh sehingga aktivitas yang dilakukan
penilaian ini didapatkan dengan model Inter-
dapat membantu proses pertumbuhan dan per-
tester Reliability (objectivity). Model ini bisa
kembangan anak, (4) secara umum tujuan
dipergunakan untuk mendapatkan reliabilitas
pembelajaran lompat jauh dapat tercapai secara
dan penilaian pada skor yang sama dari model
maksimal, dan (5) membantu para guru pendi-
ini bisa dipergunakan untuk mendapatkan reli-
dikan jasmani, olahraga, dan kesehatan di SD
abilitas dan penilaian pada skor yang sama oleh
dalam menyampaikan materi lompat jauh de-
beberapa pakar Thomas, Nelson & Silverman
ngan menggunakan produk yang dihasilkan.
(2005, p.202). Untuk mendapatkan skor reli-
Data yang diperoleh dari pengisian kue-
abilitasnya maka dilakukan analisis dengan
sioner oleh para ahli materi cabang olahraga
teknik korelasi alpha menggunakan Sofware
atletik terhadap draft model pengenalan dalam
SPSS seri 10 untuk windows. Sebuah model di-
pembelajaran lompat jauh pada kelas atas SD,
nyatakan layak untuk diujicobakan di lapangan
merupakan pedoman untuk menyatakan apakah
apabila skor reliabilitas yang merupakan skor
produk pengembangan model pengenalan
kesepakatan dari para pakar dan guru penjas-
dalam pembelajaran lompat jauh pada kelas atas
orkes adalah 0,7,sedangkan data hasil kuesioner
SD yang sudah dibuat sesuai atau tidak. Berikut
yang diberikan pada siswa akan dianalisis untuk
adalah hasil pengisian kuesioner dari para ahli
mendapatkan frekuensi dan persentase.
materi cabang olahraga atletik, (Lihat Tabel 2).
Tabel 2. Data Hasil Pengisian Kuesioner Ahli Materi pada Tahap Validasi
Skor Penilaian Ahli
No Aspek yang dinilai %
A1 A2
1 Model sesuai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 1 1 100%
2 Ketepatan memilih model pembelajaran bagi siswa 0 0 0%
3 Petunjuk plaksanaan jelas 0 0 0%
4 Kesesuaian alat dan fasilitas yang di gunkan 0 0 0%
5 Kemudahan model pembelajaran untuk dimainkan siswa 1 1 100%
6 Kesesuaian model pembelajaran dengan karakter siswa 1 1 100%
7 Model pembelajaran mendorong perkembangan aspek fisik siswa 1 1 100%
8 Model pembelajaran mendorong perkembangan aspek kognitif siswa 1 1 100%
9 Model pembelajaran mendorong perkembangan aspek psikomotor siswa
1 0 50%
yang mencakup gerak lokomotor, nonlokomotor, dan manipulatif siswa
10 Model pembelajaran mendorong perkembangan aspek afektif siswa 1 1 100%
11 Model pembelajaran mendorong kemampuan kompetitif siswa 1 1 100%
12 Model pembelajaran dapat dimainkan oleh siswa dan siswi 1 1 100%
13 Model pembelajaran dapat merangsang siswa untuk ktif bergerak 0 1 50%
14 Model pembelajaran dapat memperkenalkan lompat jauh bagi siswa 1 1 100%
15 Model pembelajaran aman dilakukan oleh siswa 1 1 100%
Jumlah Skor 11 11 1100%
Rata-rata 0,73 0,73 73,33%

Copyright © 2015, Jurnal Keolahragaan, Print ISSN: 2339-0662, Online ISSN: 2461-0259
Jurnal Keolahragaan 3 (2), September 2015 - 213
Kurnia Azis Setyawan, Ria Lumintuarso

Dari hasil pengisisan kuesioner yang yang dilakukan oleh ahli matari cabang olah-
dilakukan oleh tiap-tiap ahli materi cabang raga atletik, masukan yang berupa saran dan
olahraga atletik didapatkan rata-rata nilai kese- komentar pada produk pengembangan model
suaian pengembangan model pengenalan dalam pengenalan dalam pembelajaran lompat jauh
pembelajaran lompat jauh pada kelas atas SD pada kelas atas SD juga diberikan untuk perba-
lebih dari 0,73 atau sebesar 73,33 % yang ma- ikan terhadap model tersebut. Adapun masuk-
suk dalam kategori sesuai. Selain penilaian an-masukan tersebut adalah.
Tabel 3. Masukan yang Berupa Saran dan Komentar Ahli Materi pada Tahap Validasi
Bagian yang
No Alasan Direvisi Saran Perbaikan
Direvisi
Menganti model permainan yang ada unsur
1. Lari zig-zag Tidak ada lompat dalam permainan.
permainan lompat.
2. Lompat bilah Warna bilah kurang menarik. Dicat warna-warni agar menarik.
3. Lompat karduas Warna kardus kurang menarik. Dicat warna-warni agar menarik.
Lompat lingkar
4. Belum sepenuhnya menarik siswa. Diberi tantangan agar siswa tertarik.
luar
Jarak tidak jelas dan busa kurang
5. Lompat estafet Perlu dibenahi jarak dan busa harus menarik.
menarik.

Data Uji Coba Skala Kecil diperoleh dari uji coba juga akan digunakan
sebagai dasar untuk melakukan revisi produk
Setelah produk model pengenalan dalam
sebelum digunakan pada uji coba skala besar.
pembelajaran lompat jauh pada kelas atas SD
Pada pelaksanaan uji coba, para ahli tidak
divalidasi oleh para ahli dan direvisi, produk
dapat menghadiri untuk mengamati secara lang-
kemudian diujicobakan kepada siswa SD kelas
sung proses uji coba tersebut. Oleh karena itu
atas, yaitu pada SD N Tegalrandu dan SD N
peneliti melakukan hasil uji coba tersebut dalam
Polengan. Setiap sekolah yang digunakan seba-
rekaman video guna bahan penilaian para ahli.
gai lokasi uji coba skala kecil memiliki kelas A
Selain itu, pada uji coba skala kecil juga meli-
dan B, sehingga diputuskan pelaksanaan uji
batkan guru penjasorkes untuk memberikan
coba skala kecil dilakukan pada siswa SD N
penilaian dan masukan guna perbaikan produk.
Tegalrandu kelas A dan SD N polengan kelas A
Peran guru penjasorkes sangat diperlukan dika-
dengan total sebanyak 31 siswa. Keputusan
renakan guru penjasorkes merupakan orang
tersebut diambil dengan tujuan agar kelas B
yang sangat tahu tentang keadaan di lapangan
dari setiap kelas dapat digunakan sebagai sub-
saat pelajaran Penjasorkes dilakukan. Adapun
jek uji skala luas. Uji coba ini bertujuan untuk
hasil penilaian para ahli dengan melihat hasil
mengetahui dan mengidentifikasi berbagai per-
rekaman dan guru yang secara langsung melak-
masalahan yang akan muncul seperti kelemah-
sanakan model pembelajaran di lapangan dapat
an, kekurangan, ataupun keefektifan produk
terlihat pada tabel 7.
yang akan digunakan pada siswa. Data yang
Tabel 4. Data Hasil Pengisian Kuesioner Ahli dan Guru setelah Uji Coba Skala Kecil
Sekor Penilaian
No Aspek yang dinilai dari Ahli dan Guru %
A1 A2 G1 G2
1. Model sesuai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 1 1 1 1 100%
2. Ketepatan memilih model pembelajaran bagi siswa 0 0 1 1 50%
3. Petunjuk plaksanaan jelas 0 1 0 1 50%
4. Kesesuaian alat dan fasilitas yang di gunkan 1 1 0 0 50%
5. Kemudahan model pembelajaran untuk dimainkan siswa 1 1 1 0 75%
6 Kesesuaian model pembelajaran dengan karakter siswa 1 1 1 1 100%
7 Model pembelajaran mendorong perkembangan aspek fisik siswa 1 1 1 1 100%
8 Model pembelajaran mendorong perkembangan aspek kognitif siswa 1 1 1 1 100%
9 Model pembelajaran mendorong perkembangan aspek psikomotor
siswa yang mencakup gerak lokomotor, nonlokomotor, dan manipulatif 1 1 1 1 100%
siswa
10 Model pembelajaran mendorong perkembangan aspek afektif siswa 1 1 1 1 100%

Copyright © 2015, Jurnal Keolahragaan, Print ISSN: 2339-0662, Online ISSN: 2461-0259
Jurnal Keolahragaan 3 (2), September 2015 - 214
Kurnia Azis Setyawan, Ria Lumintuarso

Sekor Penilaian
No Aspek yang dinilai dari Ahli dan Guru %
A1 A2 G1 G2
11 Model pembelajaran mendorong kemampuan kompetitif bergerak 1 1 1 1 100%
12 Model pembelajaran dapat dimainkan oleh siswa dan siswi 1 1 1 1 100%
13 Model pembelajaran dapat merangsang siswa untuk aktif bergerak 1 1 1 1 100%
14 Model pembelajaran dapat memperkenalkan lompat jauh bagi siswa 1 1 1 1 100%
15 Model pembelajaran aman dilakukan oleh siswa 1 1 1 1 100%
Jumlah Skor 13 14 13 13 1325%
Rata-Rata 0,87 0,93 0,87 0,87 88,33%

pembelajaran lompat jauh pada kelas atas SD


Dari hasil pengisian kuesioner yang dila-
juga diberikan untuk perbaikan terhadap model
kukan oleh tiap ahli cabang olahraga atletik
hasil uji coba sekala kecil.
yang setelah menyaksikan pelaksanaan uji coba
Selain masukan dari ahli cabang olahraga
skala kecil, dengan melihat video hasil rekaman
atletik dan guru penjasorkes, tanggapan dari
pelaksanaan uji coba skala kecil, dan pengisian
siswa tentang produk yang diberikan sangat
kuesioner yang dilakukan oleh masing-masing
dibutuhkan juga untuk mengetahui kualitas pro-
guru penjasorkes yang telah mengamati secara
duk dari sisi pandangan anak. Tanggapan dari
langsung proses pelaksanaan uji coba, didapat-
siswa dilakukan dengan cara memberikan lem-
kan rata-rata nilai kesesuaian model pengenalan
baran kuesioner yang berisi sepuluh pertanyaan
dalam pembelajaran lompat jauh pada kelas atas
yang mencakup aspek kemudahan, alat dan
SD sebesar 88,33 % yang masuk ke dalam kate-
kesenangan model pembelajaran yang dilaku-
gori sesuai. Selain penilaian yang dilakukan
kan. Adapun tanggapan dari anak dapat dilihat
oleh ahli cabang olahraga atletik dan guru pen-
pada tabel 5.
jasorkes, masukan yang berupa saran dan ko-
mentar pada produk model pengenalan dalam
Tabel 5. Data Hasil Observasi dari Siswa
Nilai Persentase
No Pertanyaan Positif
Ya Tidak
(%)
1 Apakah kalian bisa melakukan model pembelajaran yang diajarkan? 31 0 100%
2 Apakah model pembelajaran yang diajarkan mudah dilakukan? 31 0 100%
3 Apakah kalian memahami peraturan model pembelajaran yang diajarkan? 25 6 80,65%
4 Apakah kalian taat pada peraturan model pembelajaran yang diajarkan? 23 8 74,19%
5 Apakah kalian kesulitan melakukan model pembelajaran yang diajarkan? 18 13 58,06%
6 Apakah kalian suka dengan alat yang digunakan untuk bermain? 29 2 93,55%
7 Apakah model pembelajaran menyenangkan? 31 0 100%
8 Apakah model pembelajaran membuat kalian senang bergerak? 30 1 96,77%
9 Apakah kalian bekerjasama dengan teman untuk melakukan model pembel-
25 6 80,65%
ajaran yang diajarkan?
10 Apakah kalian takut melakukan model pembelajaran yang diajarkan? 26 5 83,87%
Jumlah Skor 269 41 867,74
Rata-Rata 26,9 4,1 86,77%

melakukan model pembelajaran yang diajarkan.


Dari data di atas terlihat bahwa produk
Melihat tanggapan tersebut, produk menurut
model pengenalan dalam pembelajaran lompat
pandangan siswa adalah cukup sesuai dengan
jauh pada kelas atas SD menurut tanggapan
siswa, namun revisi produk menurut pandangan
siswa 100% dapat dilakukan, mudah, dan
para ahli materi cabang olahraga atletik dan
menyenangkan, 80,65% anak dapat memahami
guru Penjasorkes, tetap harus dilakukan demi
peraturan, 74,19% anak taat pada peraturan,
meningkatkan kualitas produk model pengenal-
41,04% anak mengalami kesulitan, 93,55%
an dalam pembelajaran lompat jauh pada kelas
anak suka dengan alat yang digunakan untuk
atas SD yang dikembangkan.
bermain, 96,77% model pembelajaran membuat
anak senang bergerak 80,65% anak dapat mela-
kukan kerja sama, dan 16,13% merasa takut

Copyright © 2015, Jurnal Keolahragaan, Print ISSN: 2339-0662, Online ISSN: 2461-0259
Jurnal Keolahragaan 3 (2), September 2015 - 215
Kurnia Azis Setyawan, Ria Lumintuarso

Data Uji Coba Skala Luas Polengan kelas B, 14 siswa dari SD N Pandan-
Setelah produk model pengenalan dalam retno, 17 siswa dari SD N Soka 1, dan 20 siswa
pembelajaran lompat jauh pada kelas atas SD dari SD N Pucanganom. Pada uji coba skala
diujicobakan skala kecil dan telah direvisi, luas, hal yang dilakukan oleh peneliti adalah
tahap selanjutnya adalah melakukan uji coba merekam hasil uji coba dalam bentuk VCD
skala luas. Uji coba skala luas dilaksanakan pa- sebagai bahan penilaian untuk para ahli.
da lima SD yaitu SD N Tegalrandu kelas B, SD Dari uji coba skala luas didapatkan juga
N Polengan kelas B, SD N Pandanretno, SD N hasil penilaian dari para ahli materi cabang
Soka 1, dan SD N Pucanganom. Adapun siswa olahraga atletik dan guru penjasorkes terhadap
yang dilibatkan dalam uji coba skala luas ada- model yang telah direvisi dari data uji coba ska-
lah 81 siswa, yang terdiri atas 15 siswa dari SD la kecil. Adapun data yang telah direkap dapat
N Tegalrandu kelas B, 15 siswa dari SD N dilihat pada Tabel 6 di bawah ini.
Tabel 6. Data Hasil Pengisian Kuesioner Ahli dan Guru setelah Uji coba Skala Luas
Sekor Penilaian dari Ahli dan Guru
No Aspek yang dinilai %
AI A2 G1 G2 G3 G4 G5
1 Model sesuai Standar Kompetensi dan Kompe-
1 1 1 1 1 1 1 100%
tensi Dasar
2 Ketepatan memilih model pembelajaran bagi
1 1 1 1 1 1 1 100%
siswa
3 Petunjuk plaksanaan model pembelajaran jelas 1 1 1 1 1 1 0 85,71%
4 Kesesuaian alat dan fasilitas yang di gunkan 1 1 1 1 1 1 1 100%
5 Kemudahan model pembelajaran untuk dimain-
1 1 1 1 1 1 1 100%
kan siswa
6 Kesesuaian model pembelajaran dengan karak-
1 1 1 1 1 1 1 100%
teristik siswa.
7 Model pembelajaran mendorong perkembangan
1 1 1 1 1 1 1 100%
aspek fisik siswa.
8 Model pembelajaran mendorong perkembangan
1 1 1 1 1 1 1 100%
aspek kognitif siswa.
9 Model pembelajaran mendorong aspek aspek
psikomotor siswa yang mencakup gerak loko- 1 1 1 1 1 1 1 100%
motor, nonlokomotor dan manipulatif siswa
10 Model pembelajaran mendorong perkembangan
1 1 1 1 1 1 1 100%
aspek afektif siswa.
11 Model pembelajaran mendorong kemampuan
1 1 1 1 0 1 1 85,71%
kompetitif siswa.
12 Model pembelajaran dapat dimainkan oleh siswa
1 1 1 1 1 1 1 100%
dan siswa.
13 Model pembelajaran dapat merangsang siswa
1 1 1 1 1 1 1 100%
untuk aktif bergerak.
14 Model pembelajaran dapat memperkenalkan
1 1 1 1 1 1 1 100%
lompat jauh bagi siswa.
15 Model pembelajaran aman dilakukan oleh siswa. 1 1 1 1 1 1 1 100%
Jumlah Skor 15 15 15 15 14 15 14 1471,42%
Rata-rata 1 1 1 1 0,93 1 0,93 98,1%

(100%), ketepatan memilih model pembelajaran


Dari hasil observasi dalam uji coba skala
bagi siswa (100%), petunjuk pelaksanan model
luas dapat dilihat bahwa model yang telah dire-
pembelajaran jelas (85,71%), kesesuain alat dan
visi dari hasil uji coba skala kecil tersebut se-
fasilitas yang digunakan (100%), kemudahan
makin menunjukkan kesesuaian dengan harapan
model pembelajaran untuk dimainkan siswa
terhadap kualitas modifikasi model pengenalan
(100%), kesesuaian model pembelajaran de-
dalam pembelajaran lompat jauh pada kelas atas
ngan karakteristik siswa (100%), model pem-
SD yang baik. Hal ini dapat dapat dilihat dari belajaran mendorong perkembangan aspek fisik
hasil observasi yang menyatakan bahwa model
siswa (100%), model pembelajaran mendorong
pembelajaran sebagai model sesuai dengan
perkembangan aspek kognitif siswa (100%),
standar kompetensi dan kompetensi dasar

Copyright © 2015, Jurnal Keolahragaan, Print ISSN: 2339-0662, Online ISSN: 2461-0259
Jurnal Keolahragaan 3 (2), September 2015 - 216
Kurnia Azis Setyawan, Ria Lumintuarso

model pembelajaran mendorong perkembangan pada produk pengembangan model pengenalan


aspek fisik siswa (100%), model pembelajaran dalam pembelajaran lompat jauh pada kelas atas
mendorong perkembangan aspek kognitif siswa SD juga diberikan untuk perbaikan terhadap
(100%), model pembelajaran mendorong aspek- model tersebut.
aspek psikomotor siswa yang mencakup gerak Selain pada uji coba skala kecil, dalam
lokomotor, nonlokomotor dan manipulatif sis- uji coba sekala luas ini peneliti juga melakukan
wa (100%), model pembelajaran mendorong pengambilan data berupa kuesioner kepada
perkembangan aspek afektif siswa (100%), mo- siswa yang mengikuti proses uji coba tersebut.
del pembelajaran mendorong kemampuan kom- Kuesioner ini disusun untuk mengetahui tang-
petitif siswa (85,71%), model pembelajaran gapan siswa terhadap model pengenalan dalam
dapat dimainkan oleh siswa dan siswa (100%), pembelajaran lompat jauh pada kelas atas SD
model pembelajaran dapat merangsang siswa yang telah disusun dan telah disampaikan oleh
untuk aktif bergerak (100%), model pembel- guru mata pelajaran penjasorkes. Setelah data
ajaran dapat memperkenalkan lompat jauh bagi diambil pada 81 siswa yang menjadi sampel uji
siswa (100%), model pembelajaran aman dila- coba model skala luas, data yang diperoleh
kukan oleh siswa (100%). Selain penilaian yang dapat dipaparkan pada Tabel 7.
dilakukan oleh ahli matari cabang olahraga atle-
tik, masukkan yang berupa saran dan komentar
Tabel 7. Data Hasil Observasi dari Siswa
Persentase
No Pertanyaan Nilai
(%)
1 Apakah kalian bisa melakukan model pembelajaran yang diajarkan? 79 97,53%
2 Apakah model pembelajaran yang diajarkan mudah dilakukan? 78 96,3%
3 Apakah kalian memahami peraturan model pembelajaran yang diajarkan? 74 0,91%
4 Apakah kalian taat pada peraturan model pembelajaran yang diajarkan? 74 0,91%
5 Apakah kalian kesulitan melakukan model pembelajaran yang diajarkan? 55 67,9%
6 Apakah kalian suka dengan alat yang digunakan untuk bermain? 81 100%
7 Apakah model pembelajaran menyenangkan? 81 100%
8 Apakah model pembelajaran membuat kalian senang bergerak? 80 98,77%
9 Apakah kalian bekerjasama dengan teman untuk melakukan model pembelajaran
76 93,83%
yang diajarkan?
10 Apakah kalian takut melakukan model pembelajaran yang diajarkan? 67 82,72%
Jumlah Skor 745 919,75%
Rata-Rata 26,9 91,98%

Berdasarkan data hasil observasi para


Dari data tabel 7 terlihat bahwa produk
ahli dan guru penjasorkes serta siswa di atas,
model pengenalan dalam pembelajaran lompat
didapat bahwa model pengenalan dalam pem-
jauh pada kelas atas SD yang dikembangkan
belajaran lompat jauh pada kelas atas SD sesuai
menurut tanggapan siswa 100% dapat dilaku-
dengan standar kompetensi dan kompetensi da-
kan, menyenangkan dan dapat membuat anak
sar yang termuat dalam Kurikulum 2013
senang bergerak, 90,82% mudah dilakukan,
penjasorkes SD. Selain itu model pengenalan
96,94% dapat memahami peraturan dengan
dalam pembelajaran lompat jauh pada kelas atas
baik, 93,88% siswa taat pada peraturan yang
berlaku, 10,20% siswa mengalami kesulitan, SD juga sesuai dengan karakteristik anak SD
98,98% siswa merasa suka dengan peralatan kelas atas. Model pengenalan dalam pembel-
yang digunakan, 95,92% dapat melakukan ajaran lompat jauh pada kelas atas SD juga ter-
kerjasama, dan 6,74% merasa takut melakukan masuk model pembelajaran yang menggembira-
model pembelajaran yang diajarkan. Melihat kan dan aman dilakukan oleh siswa dikarenakan
tanggapan tersebut maka produk menurut pan- dari pendapat siswa sendiri yang menyatakan
dangan siswa adalah sangat sesuai dengan sis- bahwa seluruh siswa yang dijadikan responden
wa, namun revisi produk menurut pandangan menyatakan model pembelajaran ini menye-
para ahli dan guru penjasorkes tetap harus nangkan dan tidak takut untuk melakukan.
dilakukan demi meningkatkan kualitas model Dengan kata lain, model pembelajaran lompat
pembelajaran lompat jauh yang dikembangkan. jauh yang dihasilkan aman dilakukan oleh
siswa.

Copyright © 2015, Jurnal Keolahragaan, Print ISSN: 2339-0662, Online ISSN: 2461-0259
Jurnal Keolahragaan 3 (2), September 2015 - 217
Kurnia Azis Setyawan, Ria Lumintuarso

SIMPULAN DAN SARAN penguasaan gerak cabang olahraga lompat jauh,


secara tidak langsung juga akan meningkatkan
Berdasar pada hasil penelitian dapat
keterampilan motorik dan kondisi fisik siswa
diambil suatu kesimpulan, yaitu dihasilkannya
yang bersangkutan. Model-model permainan
produk akhir berupa model pengenalan perma-
lompat jauh dapat meningkatkan hasil lompat
inan dalam pembelajaran lompat jauh pada
jauh; (2) Bagi guru pendidikan jasmani di
kelas atas SD, yang terdiri atas sepuluh perma-
sekolah hendaknya dapat mencoba mengguna-
inan. Adapun permainan tersebut adalah (1) kan model pengenalan yang dikembangkan,
lompat petak, (2) lompat bilah, (3) lompat tali sebagai materi dalam pembelajaran lompat
melingkar, (4) lompat samping kanan kiri, (5) jauh. Hal tersebut perlu dilakukan agar tercapai-
lompat kardus, (6) lompat lingkar luar, (7) nya tujuan pembelajaran penjasorkes secara
lompat estafet, (8) lompat tak beraturan, (9) lari menyeluruh; (3) Bagi peneliti lain diharapkan
lompat kejar tangkap, dan (10) lompat kardus. untuk dapat mengembangkan model pengenalan
Pada akhir tahap penelitian dapat ditarik pula
dalam pembelajaran lompat jauh pada kelas atas
kesimpulan bahwa berdasarkan penilaian ahli
SD dengan lebih komprehensif, dengan tujuan
materi cabang olahraga atletik dan guru penjas-
agar dapat lebih memotivasi siswa dalam
orkes, produk akhir model pengenalan dalam
bergerak dan untuk pengembangan diri siswa,
pembelajaran lompat jauh pada kelas atas SD,
terutama dalam proses menguasai keterampilan
sudah sesuai dan layak untuk digunakan oleh cabang olahraga atletik lompat jauh.
guru Penjasorkes dalam mengajarkan materi
lompat jauh kepada siswanya. DAFTAR PUSTAKA
Saran untuk model permainan ini antara Borg, W. R. & Gall., M. D. (2003). Educational
lain; (1) Siswa SD kelas atas agar terus me- research. (an introduction7thed). New
ningkatkan kemampuannya dalam olahraga York & London: Longman.
atletik, terutama cabang olahraga lompat jauh.
Hal tersebut perlu dilakukan supaya pening- Depdiknas. (2006). Strategi pembelajaran yang
katan keterampilan yang diperoleh saat proses mengaktifkan siswa. Jakarta: Depdiknas
melakukan model-model permainan lompat Muller, H., & Ritzdorf, W. (2000). Pedoman
dapat menunjang dalam hasil lompatan saat mengajar atletik (I.A.A.F). Jakarta:
melakukan nomor lompat. Peningkatan dan IAAF-RDC.

Copyright © 2015, Jurnal Keolahragaan, Print ISSN: 2339-0662, Online ISSN: 2461-0259

Anda mungkin juga menyukai