Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Penelitian Perawat Profesional

Volume 2 Nomor 2, Mei 2020


e-ISSN 2715-6885; p-ISSN 2714-9757
http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP

POTENSI KANDUNGAN BIJI ANGGUR DALAM MEMPERCEPAT


PENYEMBUHAN LUKA

Nadia Zulfa Firdaus, Asisther Avivo Alda, Ika Sari Gunawan


Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Ir. Sumantri Brojonegoro No.1, Gedong
Meneng, Kec. Rajabasa, Kota Bandar Lampung, Lampung, Indonesia 35145
*nzulfa123gmail.com (+628127344005)

ABSTRAK
Luka adalah kondisi diskontinuitas skruktur anatomi jaringan tubuh mulai dari lapisan epitel
kulit sampai lapisan jaringan subkutis, lemak, otot, tulang, serta struktur lain di sekitarnya
seperti pembuluh darah, saraf, dan tendon akibat adanya trauma. Penyembuhan luka adalah
proses dinamis yang meliputi unsur-unsur tubuh, pembuluh darah, fibroblast, dan sel epitel yang
dirangkum dalam tiga fase utama yaitu fase inflamasi, fase proliferasi, dan fase maturasi. Biji
anggur (Vitis vinifera L.) mengandung berbagai vitamin, karotenoid, senyawa polifenol, dan
sterol yang menunjukkan efek menguntungkan pada penyembuhan luka. Tujuan dari tinjauan
pustaka ini adalah untuk melaporkan temuan ilmiah terbaru tentang peran kandungan biji anggur
dalam penyembuhan luka dengan sintesis kolagen, mencegah efek merusak dari radikal bebas,
memastikan stabilitas dan integritas membran biologis, serta memproduksi kolagen yang
mempercepat penyembuhan luka. Metode yang digunakan adalah metode literature searching
melalui database NCBI dan Google Scholar. Tahun penerbitan sumber pustaka adalah dari tahun
2000 sampai tahun 2019 dengan 22 sumber pustaka. Tema yang dikumpulkan terkait dengan
kandungan biji anggur terhadap penyembuhan luka. Hasil dari sintesis artikel yang telah
ditemukan yaitu biji anggur bermanfaat dalam mempercepat penyembuhan luka.

Kata kunci: biji anggur, penyembuhan luka, polifenol

THE POTENTION OF GRAPE SEED TOWARD ACCELERATE HEALING


WOUND

ABSTRACT
Wound is condition of discontinue anatomical structure of the body's tissue from the epithelial
layer of the skin to the subcutaneous tissue layer, fat, muscle, bone, and other surrounding
structures such as blood vessels, nerves, and tendons due to trauma. Wound healing is a
dynamic process involving the body, fibroblasts, and epithelial cells which are summarized in
three main phases, namely the inflammatory phase, the proliferation phase, and the maturation
phase. Grape seeds (Vitis vinifera L.) contain various vitamins, carotenoids, polyphenol
compositions, and sterols which have beneficial effects on wound healing. The purpose of this
literature evaluation is to report the latest scientific findings on the role of grape seeds in
wound recovery by collagen synthesis, prevent damage to free radicals, ensure and integrate
biological membranes, and produce collagen that can repair wounds. The method used in this
article is literature seacrhing through the NCBI database and Google Scholar. The year of
reaching the library source is from 2000 to 2019 with 22 library sources. The theme collected is
related to grape seeds on wound healing. The results of the synthesis of articles that have been
found are grape seeds that are beneficial in improving wound healing.

Keywords: grape seed, healing wound, pholiphenol

139
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 2 Hal 139 – 146, Mei 2020
Global Health Science Group

PENDAHULUAN dan faktor umum. Faktor luka terdiri


Luka adalah kondisi diskontinuitas dari oksigenasi yang penting terhadap
skruktur anatomi jaringan tubuh mulai kecepatan penyembuhan, pada daerah
dari lapisan epitel kulit sampai lapisan yang memiliki vaskularisasi baik luka
jaringan subkutis, lemak, otot, tulang, dapat sembuh dengan cepat dan begitu
serta struktur lain di sekitarnya seperti pula sebaliknya, lalu ada tidaknya
pembuluh darah, saraf, dan tendon hematoma atau seroma yang dapat
akibat adanya trauma (Velnar et al, menghalangi proses penyembuhan luka
2009). dengan menambah jarak tepi luka dan
jumlah debridemen yang diperlukan
Pada penelitian yang dilakukan di sebelum fibrosis terbentuk. Teknik
Amerika, prevalensi luka adalah 3.50 operasi juga berpengaruh disebabkan
per 1000 populasi penduduk. Mayoritas penyembukan luka normal memerlukan
luka pada penduduk dunia yaitu luka keseimbangan antara lisis dan
karena pembedahan/trauma (48.00%), pembentukan kolagen. Sementara pada
ulkus kaki (28.00%), luka dekubitus faktor umum, penyembuhan luka
(21.00%) (Diligence, 2009). Prevalensi dipengaruhi oleh nutrisi terutama pada
luka di Indonesia tahun 2013 adalah kekurangan vitamin C, kekurangan seng
8.2%, prevalensi tertinggi yaitu terutama pada luka bakar, steroid yang
Sulawesi Selatan (12.8%) dan dapat menghalangi lisis kolagen, sepsis,
terendah yaitu Jambi (4.5%). Jenis dan obat sitotoksik (Sabiston, 2011).
luka yang paling sering dialami
penduduk di Indonesia adalah luka Perawatan luka dengan larutan
lecet/memar (70.9%) diikuti luka povidone iodine 10% sampai saat ini
robek (23.2%). Penyebab luka masih banyak digunakan. Namun
terbanyak disebabkan oleh jatuh ternyata dapat menyebabkan iritasi,
(40.9%), dan kecelakaan motor alergi, residu, toksik pada sel (Ismail,
sebanyak (40.6%) (Riskesdas, 2013). 2008). Oleh karena itu diperlukan terapi
alternatif salah satunya dengan
Luka berdasarkan lama menggunakan biji anggur.
penyembuhannya dibagi menjadi dua,
yaitu luka akut dan luka kronis. Luka Anggur mengandung berbagai vitamin,
akut biasa disebabkan oleh trauma dan karotenoid dan senyawa polifenol
bila mendapat penanganan segera maka (Perestrelo et al., 2014). Ekstrak biji
penyembuhan sesuai dengan waktu anggur merupakan sumber
yang diperkirakan sekitar 2 hingga 6 proanthocyanidins yang memiliki
minggu. Sementara luka kronik adalah kekuatan antioksidan 20 kali lebih
luka yang berlangsung lama, timbul banyak dari vitamin C dan 50 kali lebih
berulang, atau terdapat gangguan pada banyak dari vitamin E (Shi et al., 2003).
proses penyembuhan sehingga Sehingga kandungan tersebut baik
penyembuhan luka gagal sembuh pada untuk membantu penyembuhan luka
waktu yang diperkirankan yaitu lebih dengan meningkatkan neovaskularisasi
dari 6 minggu dan memiliki resiko lokal, remodeling matriks ekstraseluler,
tinggi untuk timbul kembali (Briant, migrasi, dan diferensiasi sel fibroblastik
2007). (Velnar et al, 2009).

Terdapat faktor yang mempengaruhi Tinjauan pustaka ini penting dilakukan


penyembuhan luka meliputi faktor lokal untuk mengetahui kandungan biji

140
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 2 Hal 139 – 146, Mei 2020
Global Health Science Group

anggur dan manfaatnya dalam Uji klinis yang dilakukan oleh Hemmati
mempercepat penyembuhan luka. et al, menunjukan setelah 3 hari
perawatan, ukuran luka pada kelompok
METODE yang menerima ekstrak biji anggur jelas
Metode yang digunakan dalam berkurang dibandingkan dengan
penulisan artikel ini adalah literature kelompok plasebo. Pada hari ketujuh
review. Sumber pustaka yang digunakan penelitian terlepas dari non-
dalam artikel ini berjumlah 22 artikel penyembuhan dari seluruh kelompok
pustaka baik yang berasal dari buku, plasebo, dalam kelompok yang
jurnal nasional atau internasional, menerima ekstrak biji anggur, 20 kasus
maupun website. Penelusuran sumber dari 31 (64,5%) telah pulih sepenuhnya
pustaka dalam artikel ini melalui dan hanya sedikit eritema yang terlihat
database NCBI dan Google Scholar jelas di lokasi luka (Hemmati et al.,
dengan kata kunci Grape Seed, Healing 2014).
Wound, Polyphenol. Pemilihan artikel
sumber pustaka dilakukan dengan Pada penelitian lain menyebutkan
melakukan peninjauan pada judul dan bahwa fenugreek, biji anggur, dan
abstrak yaitu membahas tentang potensi minyak wijen terbukti memiliki
buah cermai dalam mengatasi asma. aktivitas yang lebih baik pada
Tahun penerbitan sumber pustaka dalam penyembuhan luka dibandingkan
penulisan artikel ini adalah 2000 hingga dengan obat Ciclafora karena ekstrak
tahun 2019. minyak sinergis dengan nilai kualitas,
polifenol, klorofil, karoten, dan asam
HASIL lemak yang dikandungnya (Moalla,
Biji anggur telah dilaporkan memiliki 2016).
efek pencegahan yang baik terhadap
kerusakan oksidatif pada DNA dan Alkaloid dan terpenoid dapat
proanthocyanidins membantu memberikan sifat astringen, antijamur
melindungi tubuh terhadap kerusakan atau antimikroba yang mungkin
jaringan (Nassiri-Asl & Hosseinzadeh, bermanfaat bagi perkembangan kaskade
2009). Proanthocyanidins adalah penyembuhan luka (Roy dan Saraf,
subtipe flavonoid dan sifat anti-oksidan 2006). Anthocyanin, leucoanthocyanin
dalam penyembuhan luka telah terbukti. dan polifenol lainnya telah terbukti
Ekstrak biji anggur merupakan sumber memiliki sifat antioksidan yang
proanthocyanidins, oleh karena itu signifikan yang juga dapat bermanfaat
menurut hasil uji klinis ini, kita dalam perkembangan penyembuhan
mungkin dapat mengatakan bahwa luka (Nayak et al., 2009).
proanthocyanidins yang ditemukan
dalam biji anggur bersama dengan PEMBAHASAN
flavonoid lain, dapat memainkan bagian Luka adalah gangguan pada struktur,
penting dalam proses penyembuhan fungsi dan bentuk kulit normal yang
luka kulit. Proanthocyanidins biji dapat dibedakan menjadi 2 jenis
anggur memiliki kekuatan antioksidan menurut waktu penyembuhannya yaitu
20 kali lebih banyak dari vitamin C dan luka akut dan luka kronis (Granic &
50 kali lebih banyak dari vitamin E (Shi Teot, 2012).
et al., 2003).

141
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 2 Hal 139 – 146, Mei 2020
Global Health Science Group

Terdapat klasifikasi luka berdasarkan memperoleh kekuatan dari ikatan dan


tingkat kontaminasinya, yaitu remodeling pada arah stres utama.
(Abdurrahmat, 2014): Epitelisasi terjadi sangat cepat, untuk
1. Luka bersih (Clean wounds), yaitu melindungi luka dari kontaminasi luar
luka bedah tak terinfeksi, tidak (Sabiston, 2011).
terjadi proses peradangan
(inflamasi). Luka bersih biasanya Penyembuhan luka dibagi menjadi
menghasilkan luka yang tertutup. penyembuhan primer dan sekunder.
Kemungkinan terjadinya infeksi luka Umumnya penyembuhan luka
sekitar 1-5%. merupakan serangkaian proses yaitu
2. Luka bersih terkontaminasi (Clean- induksi respon peradangan akut oleh
contamined wounds), merupakan jejas, regenerasi sel parenkim, migrasi
luka pembedahan dimana saluran dan proliferasi baik parenkim maupun
respirasi, pencernaan, genital atau jaringan ikat, sintesis protein, dan
perkemihan dalam kondisi remodelling baik parenkim untuk
terkontrol, kontaminasi tidak selalu mengembalikan fungsi jaringan maupun
terjadi. Kemungkinan timbulnya jaringan ikat untuk memperoleh
infeksi luka adalah 3-11%. kekuatan luka. Perbedaan antara
3. Luka terkontaminasi (Contamined penyembuhan primer dan sekunder
wounds), termasuk jenis luka adalah jika kehilangan sel atau jaringan
terbuka, segar, luka akibat lebih luas maka proses penyembuhan
kecelakaan dan operasi dengan menjadi kompleks, regenerasi sel
kerusakan besar dengan teknik parenkim tidak dapat mengembalikan
aseptik atau terkontaminasi dari bentuk asal sehingga terbentuk
saluran cerna, pada kategori ini granulasi kemudian jaringan parut
termasuk insisi akut, inflamasi non- (Abbas et al., 2015).
purulen. Kemungkinan infeksi luka
10- 17% Adapun fase penyembuhan luka dibagi
4. Luka kotor atau infeksi (Dirty menjadi 3, yaitu (Abbas et al., 2015)
wound), ialah jenis luka yang terjadi 1. Fase Inflamasi
pada lingkungan yang sudah Dimulai setelah terjadi luka dan
terkontaminasi oleh bakteri, berakhir 3-4 hari. Terjadi hemostasis
termasuk juga luka akibat dan fagositosis . setelah luka, terjadi
pelaksanaan operasi di tempat yang vasokontriksi yang menyebabkan
tidak steril, misalnya operasi darurat terjadi pembekuan darah untuk
di lapangan. Kemungkinan terjadi menutupi luka. Setelah itu terjadi
infeksi lebih dari 27%. vasodilatasi untuk meningkatkan
aliran darah dan sel darah putih ke
Penyembuhan luka adalah proses daerah luka dan menghancurkan
dinamis yang meliputi unsur-unsur bakteri. Lalu sel makrofag masuk
tubuh, pembuluh darah, fibroblast, dan dan mengeluarkan faktor
sel epitel. Mulanya, darah di dalam luka angiogenesis untuk merangsang
membeku, diikuti dengan respon pembentukan epitel.
peradangan, yang membersihkan sel 2. Fase Proliferasi
mati dan bakteri. Fibroblast dan Dimulai hari ke 3-4 hingga hari ke
pembuluh darah meluas pada fibrin di 21. Fibroblas menyintesis kolagen
bekuan darah, kolagen ditimbun dan dan substansi dasar. Lapisan dari sel
setelah beberapa waktu, kolagen

142
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 2 Hal 139 – 146, Mei 2020
Global Health Science Group

epitel melintasi luka dan aliran darah dalam keluarga Vitaceae. Di antara
yang disebut granulasi. keluarga ini, spesies dari genus Vitis
3. Fase Maturasi ditemukan terutama di zona beriklim
Dimulai pada hari ke 21 hingga luka belahan bumi utara yang didistribusikan
sembuh sempurna. Kolagen baru antara Amerika Utara dan Asia Timur.
menyatu menekan pembuluh darah V. vinifera adalah satu-satunya spesies
dalam luka sehingga bekas menjadi Vitis yang terbukti berasal dari Eropa
rata dan tipis. (Joao, 2019).

Luka dapat mengalami komplikasi pada Tumbuhan anggur berbentuk semak,


proses penyembuhannya meliputi berumur panjang, tinggi mencapai 8
infeksi yaitu invansi mikroorganisme meter. Akar tunggang, batang berkayu
dapat berupa bakteri pada saat trauma, bentuk silindris, menjalar, berwarna
pembedahan, maupun setelah hijau kecoklatan, dan memiliki
pembedahan. Gejalanya yaitu nyeri, permukaan yang halus. Daunnya
peningkatan suhu, bengkak, kemerahan, tunggal tersusun berseling,warna hijau,
peningkatan sel darah putih, dan bentuk bundar hingga jorong dengan
purulen. Lalu dehisen atau terpisahnya panjang 10-16 cm, lebar 8-14 cm. Helai
lapisan luka secara parsial atau total. daun tipis, pangkal berlekuk, tepi
Dehisen sering terjadi pada luka runcing, permukaan berbulu. Bunga
pembedahan abdomen dan terjadi majemuk dan muncul pada ketiak daun,
setelah regangan mendadak, misalnya kelopak berbentuk mangkuk berwarna
batuk, muntah atau duduk tegak di hijau. Buah termasuk dalam kategori
tempat tidur. Dapat pula terjadi buni, bulat atau lonjong, panjang 2-3
eviserasi yaitu terpisahnya lapisan luka cm, berwarna hijau, ungu, atau hitam.
secara total dapat menimbulkan Biji berbentuk lonjang berwarna coklat
eviserasi (keluarnya organ viseral (Jumanta, 2019).
melalui luka yang terbuka). Kemudian
Fistul, terbentuknya saluran abnormal Anggur mengandung berbagai vitamin,
yang berada diantara dua buah organ karotenoid dan senyawa polifenol
atau diantara organ dan bagian luar (Perestrelo et al., 2014) Polifenol adalah
tubuh. (Potter dan Perry, 2006). metabolit tanaman sekunder yang
umumnya dibagi menjadi dua
Perawatan luka dengan larutan kelompok: non-flavonoid (asam
povidone iodine 10% sampai saat ini hidroksibenzoat, asam hidroksisinamat,
masih banyak digunakan. Larutan ini dan stilbena) dan senyawa flavonoid
cocok untuk luka kotor atau terinfeksi (anthocyanin, flavonol, dan flavan-3-
oleh bakteri gram positif maupun gram ols). Dalam buah anggur, asam
negatif, spora, jamur, dan protozoa. hidroksibenzoat, stilbena, flavonol, dan
Namun ternyata dapat menyebabkan antosianin terutama terletak di kulit
iritasi, alergi, residu, toksik pada sel sedangkan asam hidroksisinamatik
(Ismail, 2008). Oleh karena itu terutama terletak di daging buah, dan
diperlukan terapi alternatif salah flavan-3-ols dalam biji (Aubert dan
satunya dengan menggunakan biji Chalot, 2018 Senyawa polifenol dalam
anggur. produk memainkan peran penting untuk
efek antioksidan, antiinflamasi dan
Anggur (Vitis vinifera L) merupakan antimikroba (Shi et al., 2003).
perdu merambat yang termasuk ke

143
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 2 Hal 139 – 146, Mei 2020
Global Health Science Group

Anggur juga mengandung karotenoid, bebas dan memastikan stabilitas dan


terutama betacarotene dan lutein. integritas membran biologis. Selain itu,
Xantofil lain seperti neoxanthin, sterol adalah senyawa kuat yang dapat
violaxanthin, atau lutein-5,6-epoksida membantu mengurangi peradangan
juga ada tetapi pada konsentrasi yang sistemik. Mereka dapat mempercepat
lebih rendah (Mendes-Pinto, Ferreira, pertumbuhan kulit baru dengan
Oliveira, & Guedes de Pinho, 2004). merangsang makrofag dan
Anggur juga merupakan sumber vitamin meningkatkan produksi fibroblast dan
C dan E. Vitamin C umumnya dianggap kolagen (De Jong et al., 2008).
sebagai vitamin paling penting untuk
nutrisi manusia dan antioksidan alami Asam lemak tak jenuh ganda termasuk
yang penting (Lee & Kader, 2000). asam oleat, asam linoleat, dan asam
Vitamin E terdiri dari empat tokoferol linolenat pada ekstrak minyak biji
dan tokotrienol yang sesuai. Alfa- anggur merupakan prekursor asam
tokoferol umumnya dikenal sebagai arakidonat, penting dalam kaskade
bentuk vitamin E paling aktif pada inflamasi (prostaglandin, tromboksan,
manusia. Dalam anggur, tokoferol dan leukotrien) (Fetterman dan
didistribusikan secara homogen di Zdanowicz, 2009). Zat ini bertindak
semua jaringan (pericarp, mesocarp, dan sebagai mediator inflamasi dan
biji-bijian) dan bentuk alfa umumnya mempercepat proses inflamasi. Dengan
dominan. Dalam Vitis vinifera L., demikian, mereka meningkatkan
tokotrienol hanya ada dalam biji neovaskularisasi lokal, remodeling
(Horvath et al., 2006). matriks ekstraseluler, migrasi, dan
diferensiasi sel fibroblastik yang
Dilaporkan dalam Database Komposisi mempercepat penyembuhan luka
Makanan USDA di mana vitamin C (Velnar et al, 2009).
atau asam askorbat diindikasikan
sebagai 3,2 mg/100 g untuk anggur Singkatnya, biji anggur (Vitis vinifera
merah atau hijau (USDA, 2017). Total L.) mengandung berbagai vitamin,
kandungan vitamin E bervariasi antara karotenoid dan senyawa polifenol.
5,0 dan 8,1 mg/kg. Lutein dan Polifenol dan karotenoid bersama
betacarotene adalah karotenoid paling dengan vitamin E dan sterol
umum dalam anggur, mewakili hampir menunjukkan efek yang
85% dari total karotenoid, hanya dua menguntungkan pada penyembuhan
senyawa yang diukur dalam penelitian luka dan sintesis kolagen dengan
ini (Mendes Pinto et al., 2004). Lutein mencegah efek merusak dari radikal
dominan di semua kultivar (61-72%) bebas dan memastikan stabilitas dan
dan bervariasi antara 0,9 dan 2,0 integritas membran biologis. Selain itu,
mg/kgFW, sedangkan betacarotene sterol adalah senyawa kuat yang dapat
berkisar antara 0,6 hingga 1,0 mg/kgFW membantu mengurangi peradangan
(Aubert dan Chalot, 2018). sistemik. Mereka dapat mempercepat
pertumbuhan kulit baru dengan
Polifenol dan karotenoid bersama merangsang makrofag dan
dengan vitamin E dan sterol meningkatkan produksi fibroblast dan
menunjukkan efek yang kolagen.
menguntungkan pada penyembuhan
luka dan sintesis kolagen dengan
mencegah efek merusak dari radikal

144
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 2 Hal 139 – 146, Mei 2020
Global Health Science Group

SIMPULAN (2014). The Topical Effect of


Biji anggur bermanfaat dikarenakan biji Grape Seed Extract 2% Cream on
anggur mengandung polifenol, Surgery Wound Healing. Global
karotenoid, vitamin E, sterol, dan Journal of Health Science, 7(3).
senyawa lain yang baik dalam
membantu mempercepat proses Horvath, G., Wessjohann, L.,
penyembuhan luka. Bigirimana, J., Monica, H.,
Jansen, M., Guisez, Y.,
DAFTAR PUSTAKA Horemans, N. (2006).
Aubert, C., & Chalot, G. (2018). Accumulation of tocopherols and
Chemical composition, bioactive tocotrienols during seed
compounds, and volatiles of six development of grape (Vitis
table grape varieties ( Vitis vinifera L. cv. Albert Lavallée).
vinifera L.). Food Chemistry, 240, Plant Physiology and
524–533. Biochemistry, 44(11), 724–731.

Abbas, A.K., Aster, J.C., dan Kumar, V. João L. C., Helena G. S, Miguel
(2015). Buku Ajar Patologi J.N. R, Jorge C, José ED, Sara A,
Robbins. Edisi 9. Singapura: et al. (2019). Vitis flower types:
Elsevier Saunders. from the wild to crop plants.
Journal Plant Biology.
De Jong A., Plat J., A. Bast, R. W. L. PubMed 31737441
Godschalk, S. Basu, and R. P.
Mensink. (2008). Effects of plant Jumanta. (2019). Buku pintar
sterol and stanol ester tumbuhan; segala yang perlu kita
consumption on lipid metabolism, tahu tentang kehidupan mereka.
antioxidant status and markers of Elex Media Komputindo; Jakarta.
oxidative stress, endothelial p34
function and low-grade
inflammation in patients on Lee, S. K., & Kader, A. A. (2000).
current statin treatment. European Preharvest and postharvest factors
Journal of Clinical Nutrition, vol. influencing vitamin C content of
62, no. 2, pp. 263–273. horticultural crops. Postharvest
Biology and Technology, 20(3),
Fetterman J. W. Jr. and Zdanowicz M. 207–220.
M. (2009). Therapeutic potential
of n-3 polyunsaturated fatty acids Mendes-Pinto, M. M., Ferreira, A. S.,
in disease. American Journal of Oliveira, M. B. P., & Guedes de
Health-System Pharmacy, vol. 66, Pinho, P. 2004. Evaluation of
no. 13, pp. 1169– 1179 some carotenoids in grapes by
reversed-and normal-phase liquid
Granick, M.S., & Teot, L. (2012). chromatography: A qualitative
Surgical Wound Healing and analysis. Journal of Agricultural
Management, ed. 2. USA : and Food Chemistry, 52(10),
Informa Healthcare 3182–3188.

Hemmati, A. A., Foroozan, M., Moalla Rekik, D., Ben Khedir, S.,
Houshmand, G., Moosavi, Z. B., Ksouda Moalla, K., Kammoun, N.
Bahadoram, M., & Maram, N. S. G., Rebai, T., & Sahnoun, Z.

145
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 2 Hal 139 – 146, Mei 2020
Global Health Science Group

(2016). Evaluation of Wound ed. EGC: Jakarta.


Healing Properties of Grape Seed,
Sesame, and Fenugreek Oils. Roy A, Saraf S. (2006). Limonoids:
Evidence-Based Complementary overview of significant bioactive
and Alternative Medicine, 2016, triterpenes distributed in plant
1–12. kingdom. Biol Pharm Bull 29:
191–201.
Nassiri-Asl, M., & Hosseinzadeh, H.
(2009). Review of the RISKESDAS. (2013). Riset Kesehatan
pharmacological effects of Vitis Dasar. Departemen Kesehatan.
vinifera (Grape) and its bioactive
compounds. Phytother Res, 23(9), Sabiston C. D. (2011). Buku Ajar
1197-1204 Bedah Sabiston (alih bahasa :
Andrianto P &Timan I.S). Jakarta:
Nayak, B. S., Ramdath, D. D., Marshall, Buku Kedokteran EGC.
J. R., Isitor, G. N., Eversley, M.,
Xue, S., & Shi, J. (2009). Wound- Shi J, Yu J, Pohorly JE, Kakuda Y.
healing activity of the skin of the (2003). Polyphenolics in grape
common grape (Vitis Vinifera) seeds – biochemistry and
variant, cabernet sauvignon. functionality. J Med Food 6: 291–
Phytotherapy Research, n/a–n/a 299.

Perestrelo, R., Silva, C., Pereira, J., & USDA. (2017). USDA Food
Câmara, J. S. (2014). Healthy Composition Databases.
Effects of Bioactive Metabolites https://ndb.nal.usda.gov/ndb/nutri
from Vitis vinifera L. Grapes: A ents/index.
Review. In Grapes: Production,
Phenolic Composition and Velnar T, Bailey T,Smrkolj V. (2009).
Potential Biomedical Effects The wound healing process; an
(Nova Science Technology, pp. overview of cellular and
305–338). José S. Câmara. molecular mechanism. The J of
International Medical Research
Potter A & Perry AG. (2006). Buku p1528-42
Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, dan Praktik. 4th

146

Anda mungkin juga menyukai