Anda di halaman 1dari 14

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengembangkan kerangka konseptual yang
memberikan pernyataan definitif tentang jenis dan tujuan pelaporan keuangan. Tujuannya
adalah untuk memberikan pedoman dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan
bertujuan umum. Beberapa negara seperti Amerika dan Australia sudah memiliki
kerangka konseptual tersebut. Sedangkan Indonesia, dalam hal ini Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) pada bulan september 1994 memutuskan mengadopsi kerangka
konseptual yang disusun oleh International Accounting Standard Commitee (IASC)
sebagai dasar penyusunan dan penyajian informasi keuangan.
Kerangka kerja konseptual memberikan adaptasi sistematik dalam standar akuntansi
bagi lingkungan bisnis yang terus berubah. FSAB menggunakan kerangka kerja
konseptual untuk membekali perkembangan standar akuntansi yang baru secara
terorganisasi dan konsisten. Disamping itu, mempelajari kerangka kerja konseptual FASB
akan memudahkan seseorang untuk mengerti dan mengantisipasi standar masa depan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu kerangka konseptual ?
2. Mengapa kerangka konseptual diperlukan ?
3. Bagaimana perumusan kerangka konseptual ?
4. Bagaimana kerangka konseptual di Indonesia ?
5. Bagaimana kritik terhadap kerangka konseptual ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui definisi kerangka konseptual
2. Untuk mengetahui mengapa kerangka konseptual diperlukan
3. Untuk mengetahui perumusan kerangka konseptual
4. Untuk mengetahui kerangka konseptual di indonesia
5. Untuk mengetahui kritik kerangka konseptual

BAB II

1
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KERANGKA KONSEPTUUAL


Kerangka konseptual mmungkin dapat dipandang sebagai teori akuntansi yang
terstrukur (Belkaoi, 1993). Hal ini disebabkan struktur kerangka konseptual sama dengan
struktur teori akuntansi yang didasarkan pada proses penalaran logis (logical reasoning).
FASB (1978) mendefinisikan kerangka konseptual sebagai suatu sistem yang saling
berkaitan sebagai berikut: “....suatu sistem yang koheren tentang tujuan (objectives) dan
konsep dasar yang saling berkaitan, yang diharapkan dapat menghasilkan standar –
standar yang konsisten dan memberi pedoman tentang jenis, fungsi dan keterbatasan
akuntansi keuangan dan pelaporan keuangan”.

2.2 KERANGKA KONSEPTUAL DIPERLUKAN


Ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari pendekatan kerangka konseptual
dalam menentukan standar akuntansi. FASB mengidentifikasi 5 manfaat yang dapat
diperoleh dari kerangka konseptual, yaitu :
1. Sebagai pedoman dalam menentukan standar akuntansi
2. Sebagai kerangka referensi untuk memecahkan masalah akuntansi apabila standar
yang sekarang ada tidak mengatur isu baru yang muncul
3. Sebagai dasar membuat pertimbangan (judgment) dalam menyajikan laporan
keuangan.
4. Meningkatkan daya banding dengan cara mengurangi berbagai alternatif metode
akuntansi yang ada.

2.3 PERUMUSAN KERANGKA KONSEPTUAL


Proses perumusan kerangka konseptual pada dasarnya merupakan proses evolusi yang
dihasilkan dari pekerjaan/proyek sebelumnya. Upaya dilakukan sebelum dihasilkan
kerangka konseptual, dapat dilacak pada berbagai publikasi di Amerika.

Tampilan 1 Publikasi penting berkaitan dengan perumusan kerangka konseptual.


Judul Penerbit Tahun
A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) AAA 1966
Basic Concept and Accounting Principles Underlying Financial APB 1970
Statement of Business Enterprises (APB Opinion No 4)
Objectives of Financial Statement (Trueblood Committee Report) AICPA 1973

2
Statement of Accounting Theory and Theory Acceptance (SATTA) AAA 1977

Tampilan 2 Komponen kerangka konseptual


SFAC Judul Isi Tahun
1 Objectives of Financial Reporting by Tujuan yang akan dicapai dalam 1978
Business Enterprises pelaporan keuangan
2 Qualitative Characteristics of Kualitas informasi yang harus 1980
Accounting Information dipenuhi dalam pelaporan keuangan
agar bermanfaat
3 Element of Financial Statements of Definisi dan karakteristik elemen 1980
Business Enterprises laporan keuangan
4 Objectives of Financial Reporting by Tujuan yang akan dicapai dalam 1980
Nonbusiness Organizations pelaporan keuangan organisasi
nirlaba
5 Recognition and Measurement in Kriteria pengaluan dan atribut 1984
Financial Statement of Business pengukuran elemen laporan
Enterprises keuangan
6 Elements of Financial Statements A Mengganti SFAC No 3 dan berlaku 1985
Replecement of FASB Concepts juga bagi organisasi nirlaba
Statement No 3

Tampilan 3 Kerangka konseptual USA

1. Level Pertama: Tujuan Pelaporan Keuangan

3
Kerangka konseptual menjelaskan tujuan pelaporan keuangan dan menjelaskan
dimensi pelaporan keuangan (financial reporting) yang memiliki cakupan yang
berbeda dengan laporan keuangan (financial statement).
Tujuan dari pelaporan keuangan yang terdapat dalam SFAC No 1 dapat diringkas
sebagai berikut:
a. Pelaporan keuangan memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor dan
kreditor, dan pemakai lainnya dalam mengambil keputusan investasi, kredit dan
yang serupa secara rasional.
b. Pelaporan keuangan memberikan informasi untuk membantu investor, kreditor
dan pemakai lainnya dalam menilai jumlah, pengakuan, dan ketidakpastian
tentang penerimaan kas bersih yang berkaitan dengan perusahaan.
c. Pelaporan keuangan memberikan informasi tentang sumber-sumber ekonomi
suatu perusahaan, klaim terhadap sumber-sumber tersebut (kewajiban suatu
perusahaan untuk menyerahkan sumber-sumber pada entitas lain atau pemilik
modal), dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan kondisi yang mengubah sumber-
sumber ekonomi dan klaim terhadap sumber tersebut.
d. Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang hasil usaha (peforman
keuangan) suatu perusahaan selama satu periode.
e. Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang bagaimana perusahaan
memperoleh dan membelanjakan kas, tentang pinjaman dan pembayaran kembali
pinjaman, tentang transaksi modal, termasuk dividen kas dan distribusi lainnya
terhadap sumber ekonomi perusahaan kepada pemilik, serta faktor-faktor lainnya
yang mempengaruhi likuiditas dan solvensi perusahaan.
f. Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang bagaimana manajemen
perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik (pemegang
saham) atas pemakaian sumber ekonomi yang dipercayakan kepadanya.
g. Pelaporan keuangan menyediakan informasi yang bermanfaat bagi manajer dan
direktur sesuai kepentingan pemilik.

4
2. Level Kedua: Karakteristik Kualitatif dan Elemen Laporan Keuangan
Kerangka konseptual terdiri dari conceptual building block yang menjelaskan
karakteristik kualitatif informasi keuangan dan mendefinisikan elemen laporan
keuangan.
a. Karakteristik Kualitatif dari Informasi
FASB dalam SFAC No 2 menyebutkan bahwa karakteristik kualitatif
dimaksudkan untuk memberi kriteria dasar dalam memilih: a) alternatif metode
akuntansi dan pelaporan keuangan, b) persyaratan pengungkapan (disclosure).
Tampilan 4. Hirarki Kualitas Informasi Akuntansi
1. Relevan

5
Informasi dikatakan relevan apabila informasi tersebut memiliki manfaat,
sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan oleh pemakai laporan keuangan
serta memiliki nilai prediksi, nilai umpan balik dan tersedia tepat waktu.
2. Keandalan (Reliability)
Dalam konteks kerangka konseptual, agar memiliki keandalan, informasi
harus dapat diuji kebenarannya (verifiable), netral, dan menggambarkan
keadaan secara wajar sesuai peristiwa yang digambarkan (representational
faithfulness).
3. Daya Banding dan Konsistensi
Suatu informasi dikatakan bermanfaat kalau informasi tersebut dapat
saling diperbandingkan baik antar periode maupun antar perusahaan, ada
konsistensi dalam proses penyajiannya yaitu perusahaan diberi keleuasaan
untuk mengubah metode akuntansi yang diterapkan selama perubahan tersebut
diungkapkan secara jelas dalam laporan keuangan.
4. Pertimbangan Cost-Benefit
Informasi akuntansi keuangan akan diupayakan untuk disajikan dalam
laporan keuangan selama manfaat yang diperoleh dari penyajian informasi
tersebut melebihi biaya yang diperlukan untuk menghasilkannya.
5. Materialitas
Petimbangan utama dalam konsep ini adalah apakah penyajian informasi
tertentu akan mempengaruhi secara signifikan terhadap keputusan yang
diambil.

b. Elemen Laporan Keuangan


Dalam SFAC No 3, "Elements of Financial Statements of Business
Enterprises", dijelaskan bahwa ada 10 elemen laporan keuangan, yaitu: aktiva,
hutang, ekuitas, investasi oleh pemilik, distribusi pada pemilik, laba
komprehensif, pendapatan, biaya, keuntungan dan kerugian.
Dari 10 elemen laporan keuangan tersebut, ada tiga hal yang menarik untuk
diperhatikan:
1. Konsep laba komprehensif dipandang lebih inklusif dari pada konsep laba
akuntansi tradisional.
2. Definisi aktiva, hutang dan ekuitas berkaitan langsung dengan sumber
ekonomi dan klaim terhadap sumber tersebut pada suatu waktu tertentu.

6
Sementara itu, definisi pendapatan, biaya, keuntungan dan kerugian berkaitan
dengan pengaruh transaksi, peristiwa, atau kondisi selama satu periode.
3. Nilai dari aktiva, hutang dan ekuitas dianggap berubah sebagai akibat
transaksi yang berkaitan dengan pendapatan, biaya, keuntungan dan kerugian.
Saling hubungan ini sering dinamakan artikulasi laporan keuangan.

c. Pengakuan dan Pengukuran


Dalam SFAC No 5 disebutkan bahwa kriteria yang digunakan untuk mengakui
elemen laporan keuangan didasarkan pada empat faktor sebagai berikut :
1) Definisi : pos akan diakui apabila memenuhi definisi elemen laporan keuangan
2) Keterukuran : pos tersebut memiliki atribut yang dapat diukur dengan cukup
andal
3) Relevan : informasi memiliki kemampuan untuk membuat perbedaan dalam
pengambilan keputusan
4) Keandalan : informasi menggambarkan keadaan sebenarnya secara wajar,
dapat diuji kebenarannya dan netral.

Dalam kaitannya dengan pengukuran, SFAC No 5, FASB melalui discussion


memorandum, mengakui adanya 5 dasar pengukuran yang dapat digunakan untuk
menentukan nilai aktiva dan hutang, yaitu :
1) Cost historis (historical cost) yaitu jumlah kas atau setaranya yang dikeluarkan
untuk memperoleh aktiva sampai siap untuk digunakan
2) Cost penggantian terkini (current replacement cost) yaitu jumlah kas atau
setaranya yang harus dibayar jika aktiva yang sejenis / sama diperoleh pada
saat sekarang.
3) Nilai pasar terkini (current market value) yaitu jumlah kas atau setaranya yang
diperoleh dengan menjual aktiva kegiatan penjualan normal.
4) Nilai bersih yang dapat direalisasi (nat releasable value) yaitu jumlah kas atau
setaranya (tanpa perdiskontoan) yang diperoleh jika aktiva yang diharapkan
akan dijual setelah dikurangi dengan biaya langsung (biaya produksi dan
penjualan).
5) Nilai sekarang aliran kas mendatang (present value of future cash flow) yaitu
nilai sekarang aliran kas masa mendatang yang akan diperoleh seandainya
aktiva dijual pada masa yang akan datang.
7
3. Level Ketiga: Postulate, Prinsip dan Keterbatasan
Merupakan pedoman operasional yang digunakan dalam mengukur dan mengakui
elemen laporan keuangan serta menyajikan informasi keuangan. Pedoman operasional
ini terdiri dari :
a. Postulat akuntansi (asumsi / konsep dasar)
Pernyataan atau aksioma yang kebenarannya terbukti dengan sendirinya, dan
menggambarkan lingkungan ekonomi, politik, sosiologi dan hukum tempat
akuntansi dipraktikkan.
1) The economic entity (kesatuan usaha)
2) Going concern (kontinuitas usaha)
3) Monetary unit (penggunaan unit moneter)
4) The accounting-period postulat (periodisasi pelaporan)
b. Accounting principles
Seperangkat aturan-aturan umum dan universal yang dijadikan sebagai obyek
pengetahuan akuntansi dalam konteks teoritis, dan menjadi landasan
pengembangan teknik akuntansi.
1) The historical cost principle (harga pertukaran)
2) The revenue principles (prinsip pendapatan)
3) The matching principle (prinsip penandingan)
4) The full disclosure principles
c. Constraint
Dalam menyajikan informasi yang berkualitas,akuntansi dihadapkan pada dua
kendala utama yaitu hubungan biaya -manfaat dan materialitas. Sedangkan
kendala yang berkaitan dengan lingkungan adalah praktik industri dan
konservatisme.

2.4 KERANGKA KONSEPTUAL DI INDONESIA

Di Indonesia, kerangka kerja konseptual dikenalkan pada September 1994. IAI


mengambil kebijakan untuk mengadopsi kerangka konseptual yang disusun oleh IASC
sebagai dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan. IAI menamakan kerangka
konseptual Indonesia dengan istilah “Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan.”

8
1. Tujuan dan Ruang Lingkup
Tujuan kerangka konseptual (konsep dasar) adalah untuk membantu berbagai pihak
dalam mencapai tujuan tertentu berkaitan dengan masalah akuntansi yang muncul.
Kerangka konseptual berisi pembahasan terhadap hal – hal yang berkaitan dengan:
a. Tujuan laporan keuangan
b. Karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan
c. Definisi, pengakuan dan pengukuran elemen – elemen yang membentuk laporan
keuangan.
d. Konsep modal serta pemeliharaan modal

2. Tujuan dan Pemakai Laporan Keuangan


Menurut IAI tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang
berkaitan dengan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai
dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan
pertanggungjawaban pengelolaan perusahaan oleh manajemen atas sumber daya yang
dieprcayakan kepadanya. Diharapkan pemakai laporan keuangan dapat menilai
informasi yang dihasilkan untuk dasar pengambilan keputusan ekonomi yang
berkaitan dengan perusahaan.

3. Asumsi Dasar
Dua asumsi dasar yang digunakan dalam akuntansi:
a. Dasar akrual
Agar tercapai tujuannya, laporan keuangan disusun atas dasar akrual. Pengaruh
peristiwa atau transaksi diukur dan diakui atau dicatat dalam laporan keuangan
pada saat terjadinya, bukan pada saat diterima atau dikeluarkannya kas.
b. Kelangsungan Hidup
Dalam penyusunan laporan keuangan diasumsikan bahwa perusahaan akan hidup
terus dan akan melanjutkan usahanya di masa mendatang. Perusahaan dianggap
tidak bermaksud melikuidasi usahanya dan memperkecil atau mengurangi secara
material skala usahanya.

4. Karakteristik Kualitatif dan Kendala Informasi


IAI menekankan pentingnya karakteristik kualitatif dan informasi keuangan yang
dihasilkan agar informasi tersebut betul-betul bermanfaat untuk pengambilan

9
keputusan. Karakteristik yang digunakan IAI adalah Dapat Dipahami
(Understandability), Relevan, Keandalan (Reliability), dan Daya Banding
(Comparability).

5. Elemen Laporan Keuangan


IAI hanya mengakui 5 laporan keuangan yaitu : aktiva, kewajiban, ekuitas,
penghasilan (income) dan beban (expenses).

6. Pengakuan dan Pengukuran


Menurut IAI, pos yang memenuhi definisi elemen laporan keuangan harus diakui
apabila:
a. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut
akan mengalir dari atau ke dalam perusahaan.
b. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
Pengukuran adalah proses penentuan jumlah rupiah untuk mengakui dan
memasukkan setiap elemen laporan keuangan ke dalam neraca atau laporan rugi laba.
Berbagai dasar pengukuran:
1). Biaya Historis
2). Biaya Terkini
3). Nilai Realisasi
4). Nilai Sekarang

2.5 KRITIK TERHADAP KERANGKA KONSEPTUAL


1. Pendekatan Ilmiah
a. Deskriptif dan Non-Operasional. Dalam proyek kerangka konseptual, isu yang
berkaitan dengan pengangkuan dan pengukuran merupakan isu yang sering
muncul.
b. Asumsi Ontologi dan Epistemologi. Dalam kerangka konseptual disebutkan
bahwa akuntansi dimaksud untuk memberi informasi yang obyektif dan tidak bias
kepada pemakainya.
c. Perputaran Logika (Circulary of Reasoning). Salah satu tujuan dari kerangka
konseptual adalah memberi pedoman bagi praktik akuntansi setiap hari. Namun,
kerangka konseptual tersebut lebih didasarkan pada perputaran logika yang tidak
berujung pangkal dalam kerangka itu sendiri.

10
d. Disiplin yang Tidak Ilmiah. Kerangka Konseptual mungkin mengadopsi
pendekatan ilmiah, akan tetapi pendekatan tersebut dipertanyakan jika akuntansi
tidak memenuhi kriteris “science”.

2. Nilai Profesional
a. Kerangka Konseptual Sebagai Dokumen Kebijakan. Kenyataan yang menunjukan
apakah kerangka konseptual dapat dipandang sebagai model normatif untuk
praktik akuntansi, juga merupakan masalah.
b. Nilai Profesional dan Perlindungan Diri (Self Preservation). Penjelasan terhadap
kerangka konseptual dari sisi perlindungan diri dan nilai profesional mungkin
menimbulkan kontradiksi.

BAB III

11
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
FASB (1978) mendefinisikan kerangka konseptual sebagai suatu sistem yang
saling berkaitan. Beberapa manfaat yang dapat diambil dari pendekatan kerangka
konseptual salah satunya sebagai pedoman dalam menentukan standar akuntansi
sehingga kerangka konseptual ini diperlukan. Proses perumusan kerangka konseptual
pada dasarnya merupakan proses evolusi yang dihasilkan dari pekerjaan/proyek
sebelumnya. Di Indonesia, kerangka konseptual dikenal pada September 1994 dimana
Indonesia mengadopsi kerangka konseptual yang disusun oleh IASC yang kemudian
dinamakan dengan istilah “Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan”. Kritik terhadap kerangka konseptual berasal dari pendekatan ilmiah dan
nilai profesional.

3.2 SARAN
Dengan disusunya makalah ini kami mengharapkan kepada semua pembaca agar
dapat mengetahui dan memahami mengenai kerangka konseptual dan tentunya kami
menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya referensi, untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik
dan saran yang membangun untuk menjadi bahan evaluasi selanjutnya.

1.4 Kerangka kerja


konseptual memberikan
12
adaptasi sistematik dalam
standar
1.5 akuntansi bagi
lingkungan bisnis yang terus
berubah. FASB
menggunakan kerangka
1.6 kerja konseptual untuk
membekali perkembangan
standar akuntansi yang baru
secara
1.7 terorganisasi dan
konsisten. Disamping itu,
mempelajari kerangka kerja
konseptual
1.8 FASB akan memudahkan
seseorang untuk mengerti
13
dan mengantisipasi standar
masa
1.9 depan.

DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, Imam. 2017. Teori Akuntansi Edisi 3. Badan Penerbit Universitas Diponegoro :
Semarang.
http://shevalina13.blogspot.com/2013/08/rerangka-konseptual-suatu-model-teori.html diakses
pada tanggal 16 Oktober 2020
http://kreasicoretan.blogspot.com/2011/07/kerangka-konseptual.html diakse pada tanggal 16
Oktober 2020
https://uciikhusy.wordpress.com/2011/11/08/kerangka-konseptual-akuntasi-konvensional/
diakses pada tanggal 16 Oktober 2020

14

Anda mungkin juga menyukai