Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB II
1
PEMBAHASAN
2
Statement of Accounting Theory and Theory Acceptance (SATTA) AAA 1977
3
Kerangka konseptual menjelaskan tujuan pelaporan keuangan dan menjelaskan
dimensi pelaporan keuangan (financial reporting) yang memiliki cakupan yang
berbeda dengan laporan keuangan (financial statement).
Tujuan dari pelaporan keuangan yang terdapat dalam SFAC No 1 dapat diringkas
sebagai berikut:
a. Pelaporan keuangan memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor dan
kreditor, dan pemakai lainnya dalam mengambil keputusan investasi, kredit dan
yang serupa secara rasional.
b. Pelaporan keuangan memberikan informasi untuk membantu investor, kreditor
dan pemakai lainnya dalam menilai jumlah, pengakuan, dan ketidakpastian
tentang penerimaan kas bersih yang berkaitan dengan perusahaan.
c. Pelaporan keuangan memberikan informasi tentang sumber-sumber ekonomi
suatu perusahaan, klaim terhadap sumber-sumber tersebut (kewajiban suatu
perusahaan untuk menyerahkan sumber-sumber pada entitas lain atau pemilik
modal), dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan kondisi yang mengubah sumber-
sumber ekonomi dan klaim terhadap sumber tersebut.
d. Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang hasil usaha (peforman
keuangan) suatu perusahaan selama satu periode.
e. Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang bagaimana perusahaan
memperoleh dan membelanjakan kas, tentang pinjaman dan pembayaran kembali
pinjaman, tentang transaksi modal, termasuk dividen kas dan distribusi lainnya
terhadap sumber ekonomi perusahaan kepada pemilik, serta faktor-faktor lainnya
yang mempengaruhi likuiditas dan solvensi perusahaan.
f. Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang bagaimana manajemen
perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik (pemegang
saham) atas pemakaian sumber ekonomi yang dipercayakan kepadanya.
g. Pelaporan keuangan menyediakan informasi yang bermanfaat bagi manajer dan
direktur sesuai kepentingan pemilik.
4
2. Level Kedua: Karakteristik Kualitatif dan Elemen Laporan Keuangan
Kerangka konseptual terdiri dari conceptual building block yang menjelaskan
karakteristik kualitatif informasi keuangan dan mendefinisikan elemen laporan
keuangan.
a. Karakteristik Kualitatif dari Informasi
FASB dalam SFAC No 2 menyebutkan bahwa karakteristik kualitatif
dimaksudkan untuk memberi kriteria dasar dalam memilih: a) alternatif metode
akuntansi dan pelaporan keuangan, b) persyaratan pengungkapan (disclosure).
Tampilan 4. Hirarki Kualitas Informasi Akuntansi
1. Relevan
5
Informasi dikatakan relevan apabila informasi tersebut memiliki manfaat,
sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan oleh pemakai laporan keuangan
serta memiliki nilai prediksi, nilai umpan balik dan tersedia tepat waktu.
2. Keandalan (Reliability)
Dalam konteks kerangka konseptual, agar memiliki keandalan, informasi
harus dapat diuji kebenarannya (verifiable), netral, dan menggambarkan
keadaan secara wajar sesuai peristiwa yang digambarkan (representational
faithfulness).
3. Daya Banding dan Konsistensi
Suatu informasi dikatakan bermanfaat kalau informasi tersebut dapat
saling diperbandingkan baik antar periode maupun antar perusahaan, ada
konsistensi dalam proses penyajiannya yaitu perusahaan diberi keleuasaan
untuk mengubah metode akuntansi yang diterapkan selama perubahan tersebut
diungkapkan secara jelas dalam laporan keuangan.
4. Pertimbangan Cost-Benefit
Informasi akuntansi keuangan akan diupayakan untuk disajikan dalam
laporan keuangan selama manfaat yang diperoleh dari penyajian informasi
tersebut melebihi biaya yang diperlukan untuk menghasilkannya.
5. Materialitas
Petimbangan utama dalam konsep ini adalah apakah penyajian informasi
tertentu akan mempengaruhi secara signifikan terhadap keputusan yang
diambil.
6
Sementara itu, definisi pendapatan, biaya, keuntungan dan kerugian berkaitan
dengan pengaruh transaksi, peristiwa, atau kondisi selama satu periode.
3. Nilai dari aktiva, hutang dan ekuitas dianggap berubah sebagai akibat
transaksi yang berkaitan dengan pendapatan, biaya, keuntungan dan kerugian.
Saling hubungan ini sering dinamakan artikulasi laporan keuangan.
8
1. Tujuan dan Ruang Lingkup
Tujuan kerangka konseptual (konsep dasar) adalah untuk membantu berbagai pihak
dalam mencapai tujuan tertentu berkaitan dengan masalah akuntansi yang muncul.
Kerangka konseptual berisi pembahasan terhadap hal – hal yang berkaitan dengan:
a. Tujuan laporan keuangan
b. Karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan
c. Definisi, pengakuan dan pengukuran elemen – elemen yang membentuk laporan
keuangan.
d. Konsep modal serta pemeliharaan modal
3. Asumsi Dasar
Dua asumsi dasar yang digunakan dalam akuntansi:
a. Dasar akrual
Agar tercapai tujuannya, laporan keuangan disusun atas dasar akrual. Pengaruh
peristiwa atau transaksi diukur dan diakui atau dicatat dalam laporan keuangan
pada saat terjadinya, bukan pada saat diterima atau dikeluarkannya kas.
b. Kelangsungan Hidup
Dalam penyusunan laporan keuangan diasumsikan bahwa perusahaan akan hidup
terus dan akan melanjutkan usahanya di masa mendatang. Perusahaan dianggap
tidak bermaksud melikuidasi usahanya dan memperkecil atau mengurangi secara
material skala usahanya.
9
keputusan. Karakteristik yang digunakan IAI adalah Dapat Dipahami
(Understandability), Relevan, Keandalan (Reliability), dan Daya Banding
(Comparability).
10
d. Disiplin yang Tidak Ilmiah. Kerangka Konseptual mungkin mengadopsi
pendekatan ilmiah, akan tetapi pendekatan tersebut dipertanyakan jika akuntansi
tidak memenuhi kriteris “science”.
2. Nilai Profesional
a. Kerangka Konseptual Sebagai Dokumen Kebijakan. Kenyataan yang menunjukan
apakah kerangka konseptual dapat dipandang sebagai model normatif untuk
praktik akuntansi, juga merupakan masalah.
b. Nilai Profesional dan Perlindungan Diri (Self Preservation). Penjelasan terhadap
kerangka konseptual dari sisi perlindungan diri dan nilai profesional mungkin
menimbulkan kontradiksi.
BAB III
11
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
FASB (1978) mendefinisikan kerangka konseptual sebagai suatu sistem yang
saling berkaitan. Beberapa manfaat yang dapat diambil dari pendekatan kerangka
konseptual salah satunya sebagai pedoman dalam menentukan standar akuntansi
sehingga kerangka konseptual ini diperlukan. Proses perumusan kerangka konseptual
pada dasarnya merupakan proses evolusi yang dihasilkan dari pekerjaan/proyek
sebelumnya. Di Indonesia, kerangka konseptual dikenal pada September 1994 dimana
Indonesia mengadopsi kerangka konseptual yang disusun oleh IASC yang kemudian
dinamakan dengan istilah “Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan”. Kritik terhadap kerangka konseptual berasal dari pendekatan ilmiah dan
nilai profesional.
3.2 SARAN
Dengan disusunya makalah ini kami mengharapkan kepada semua pembaca agar
dapat mengetahui dan memahami mengenai kerangka konseptual dan tentunya kami
menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya referensi, untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik
dan saran yang membangun untuk menjadi bahan evaluasi selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ghozali, Imam. 2017. Teori Akuntansi Edisi 3. Badan Penerbit Universitas Diponegoro :
Semarang.
http://shevalina13.blogspot.com/2013/08/rerangka-konseptual-suatu-model-teori.html diakses
pada tanggal 16 Oktober 2020
http://kreasicoretan.blogspot.com/2011/07/kerangka-konseptual.html diakse pada tanggal 16
Oktober 2020
https://uciikhusy.wordpress.com/2011/11/08/kerangka-konseptual-akuntasi-konvensional/
diakses pada tanggal 16 Oktober 2020
14