SOSIOLOGI KEPENDUDUKAN
DI BUAT OLEH
STAMBUK : B20119134
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
Salah satu aspek pertumbuhan penduduk yang paling sulit dipahami adalah
kecenderungan untuk terus menerus bertambah dengan cepat, sekalipun tingkat
kelahiran telah mengalami penurunan secara drastis di berbagai belahan dunia.
Pertambahan penduduk tersebut mempunyai kecenderungan inheren untuk terus
melaju seolah olah laju pertumbuhan tersebut mengandung suatu daya gerak
(momentum) internal yang kuat dan berubah secara terstruktur.
Dua alasan pokok yang melatarbelakangi kondisi diatas: Tingkat kelahiran itu
sendiri tidak mungkin di turunkan hanya dalam waktu satu malam saja. Kekuatan
kekuatan sosial, ekonomi dan institusional yang mempengaruhi tingkat fertilitas
yang telah ada dan bertahan selama berabad abad tidak hilang begitu saja Proses
penurunan tingkat fertilitas sampai terciptanya tingkat populasi yang stabil telah
diulas oleh sebuah konsep yang amat popular dalam ilmu ekonomi demografi,
yakni konsep transisi demografi (demographic transition). Pada dasarnya konsep
ini mencoba menerangkan mengapa hampir semua negara yang kini tergolong
sebagai maju (developed countries) sama sama melewati sejarah populasi modern
yang terdiri dari tiga tahapan besar.
Sebelum melangsungkan modernisasi ekonomi, banyak negara selama berabad
abad mempunyai laju pertambahan penduduk yang stabil atau sangat lambat.
Penyebabnya, meskipun angka kelahirannya sangat tinggi, angka kematian
mereka juga sangat tinggi, bahkan hampir sama tingginya dngan angka kelahiran,
dan ini dianggap sebagai tahapan yang pertama dalam transisi demografi.
Kuznets mencatat;
“Penduduk di negara berkembang mudah sekali untuk beranak pinak karena
kondisi kondisi sosial dan ekonomi yang ada di sekitar mereka membuat sebagian
besar dari mereka memandang setiap tambahan tenaga kerja bagi keluarga sebagai
suatu perjudian genetik, maupun sebagai jaminan sosial ekonomi di hari tua, guna
bertahan hidup di tengah tengah masyarakat yang minim perlindungan sosial dan
cenderung di atur oleh hanya oleh mereka yang kuat dan kaya”
1. Keterbelakangan wanita
2. Penyusutan sumber daya alam dan kerusakan lingkungan
3. Penyebaran penduduk yang timpang
4. Rendahnya posisi dan status kaum wanita
Sedangkan konsekuensi negatif dari permintaan anak yang tinggi pada akhirnya
dapat berakibat kepada:
Penutup
Pertumbuhan penduduk dengan fertilitas yang tinggi diyakini karenanya
merupakan penyebab utama rendahnya taraf hidup masyarakat, kesenjangan
pendapatan, atau terbatasnya kebebasan dalam membuat pilihan yang merupakan
masalah pokok negara miskin dan berkembang. Persoalan kependudukan tidak
semata mata menyangkut jumlah, akan tetapi juga meliputi kualitas hidup dan
kesejahteraan materiil. Fertilitas yang cepat memang mendorong timbulnya
masalah keterbelakangan dan membuat prospek pembangunan menjadi semakin
jauh dari kesejahteraan. Banyak masalah kependudukan yang akhirnya berdampak
untuk pembangunan yang timbul karema banyaknya jumlah anggota keluarga, dan
bukan didominasi atau terkonsentrasi di daerah daerah perdesaan saja, tetapi juga
di perkotaan sebagai akibat dari cepatnya laju migrasi dari desa ke kota sebagai
solusi dari kondisi banyaknya anak pada suatu keluarga.