Hari/Tanggal :
Tanda Tangan :
Dibuat oleh :
Nama : Suryati
NIM : 736080719085
Dosen pembimbing :
Ns. Resi Novia,M.Kep
Seorang bayi laki – laki lahir 2 jam yang lalu di rumah sakit dengan kondisi terdapat celah pada
bibir dan langit – langit mulut, tampak sulit menyusu. RR 46x/menit, nadi 120x/menit, suhu
37,800C, lingkar perut 45 cm, BBL 2500 gram. Hasil pemeriksaan laboratorium: leukosit 11.000
mg/dL, Eritrosit 3500 mg/dL, Trombosit 270.000 mg/dL, Hb 16 gr/dL, Ht 30, Kalium 4,8 mEq,
Natrium 138 mEq. Dokter merencanakan tindakan bedah korektif setelah BB mencukupi. Ibu
tampak sedih melihat kondisi anaknya, bingung bagaiman cara menyusui anaknya dan berkata
tidak tahu apa yang harus dilakukan setelah anak dibawa pulang ke rumah. Ibu berusaha
menutup – nutupi wajah anaknya dari orang lain. Ibu berkat malu akan kondisi anaknya.
KEPERAWATAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA
PRODI SARJANA KEPERAWATAN DAN PENDIDIKAN PROFESI NERS
STIKes MITRA BUNDA PERSADA
Jl. SERAYA NO. 1 BATAM
PENGKAJIAN NEONATAL
A. Identitas Umum
Nama Bayi : By. Ny. B Nama Ibu : Ny. B
Tgl lahir : 1 mei 2020 Pekerjaan : IRT
BB lahir : 2500 gram Pendidikan : SMP
PB lahir : 47 cm Nama Ayah : Tn. D
Lingkar kepala : 32 cm Pekerjaan : Wiraswasta
Lingkar dada : 31 cm Pendidikan : SMA
No RM : 001234 Alamat : Bengkong laut
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Klien dilahirkan dalam kondisi terdapat celah pada bibir dan langit-langit mulut, dan
tampak kesulitan untuk menyusu.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Bayi laki – laki terlahir dengan kondisi terdapat celah pada bibir dan langit – langit
mulut, tampak sulit menyusui jadi sulit untuk mendapatkan nutrisi.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu: -
4. Riwayat Keluarga
Kemungkinan orang tua mempunyai karier bibir sumbing atau bisa karena terjadi
paparan radiasi pada saat kehamilan trimester I sehingga terjadi gangguan pertumbuhan
pada janin.
5. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda Tanda Vital :
- RR : 46 x/menit
- HR : 120 x/menit
- Suhu : 37,8° C
2. Kondisi Saat Lahir
- Terdapat celah pada bibir dan langit-langit mulut
- Lingkar perut : 45 cm
- BBL : 2.500 gram
6. Data Psikologis
Ketika anaknya lahir, ibu tampak sedih melihat kondisi anaknya, bingung bagaimana
cara menyusui anaknya dan berkata tidak tahu apa yang harus dilakukan setelah anak
dibawa pulang ke rumah. Ibu berusaha menutup – nutupi wajah anaknya dari orang lain.
Ibu berkata malu akan kondisi anaknya.
C. Riwayat Kehamilan/Persalinan
1. Kenaikan BB ibu selama hamil : Ibu mengatakan bb nya naik 5 kilo dari 45 kilo
selama hamil.
2. Komplikasi Kehamilan : Tidak ada.
3. Kunjungan Kehamilan : Tidak ada.
4. Pemakaian obat-obatan selama hamil : Tidak ada.
5. Status Kehamilan : (√) Direncanakan / ( ) Tidak
6. Riwayat Persalinan
a. Kala I : 8 Jam 10 Menit
b. Kala II : 1 Jam 5 Menit
c. Kala III : 30 Menit
d. Presentasi : (√) Kepala
e. Keadaan Air Ketuban : Jernih
f. Jenis persalinan : (√) Spontan
g. Berat/ ukuran plasenta : 750 gram
h. Panjang tali pusat : 55 cm
i. Lilitan tali pusat : (√) Tidak
j. Ditolong oleh : Bidan (RS)
k. Tindakan khusus : Tidak ada.
l. Trauma lahir : Tidak ada
D. Genogram
X X Keterangan :
: perempuan
: laki-laki
: pasien
X : sudah meninggal
: tinggal serumah
E. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Berat Badan : 2500 gram
Panjang Badan : 47 cm
Lingkar Kepala : 32 cm
Lingkar Dada : 31 cm
Respirasi Rate : 46 kali/menit
Temperatur : Kulit 37,8OC
2. Refleks
Ada
Refleks Tidak Ada
Kuat Lemah
Menggenggam √
Menghisap √
Babinski √
Moro √
3. Apgar Score
Nilai
Yang Dinilai 0 1 2
Menit 1 Menit 5
Frekuensi Jantung √
Usaha Nafas √
Tonus Otot √
Warna Kulit √
Reaksi terhadap √
rangsangan
JUMLAH
Kesimpulan : Skor di atas 10 menandakan bahwa bayi dalam kondisi baik atau sempurna.
4. Kepala
a. Caput Succedenum : Tidak ada.
b. Bentuk Kepala : Normal
c. Jejas Trauma : Tidak ada
d. Keadaan rambut : tampak bersih.
5. Mata
a. Keadaan Mata : Tidak ada kelainan pada mata, tidak ada secret.
b. Bola mata : Normal, tidak ada kelainan.
c. Alis mata : Normal
d. Konjungtiva : Ananemis
e. Pupil : ishokor
6. Hidung : Normal, tidak ada kelainan.
7. Mulut, Gusi, Pipi
a. Mulut : Tidak normal, ada celah pada bibir dan langit langit.
b. Gusi : Normal
Lidah : Normal
Saliva : Normal
c. Pipi : Normal
d. Refleks : ( ) Rooting / (√) Mengisap / ( ) Ekstrusion
8. Telinga
a. Keadaan telinga : Normal, tampak simetris.
b. Pembengkakan : Tidak ada
c. Nyeri tekan : Tidak ada
9. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
10. Dada : Normal
11. Abdomen : Normal, Tali pusat : Normal
12. Punggung, Panggul, Bokong : Normal
13. Genitalia : bayi berjenis laki laki dan tidak ada kelainan pada genitalia.
14. Ekstremitas
Tangan
a. Kesimetrisan : Simetris
b. Tonus otot : Kuat
c. Jumlah jari tangan : Lengkap
d. Refleks menggenggam : Kuat
Kaki
a. Pergerakan : Normal
b. Jumlah jari kaki : Lengkap
c. Refleks babinski : Ada
15. Anus : Keadaan anus normal, tidak ada kelainan.
16. Kulit : Kemerahan, dengan suhu 37,8oC
Kesimpulan keadaan bayi setelah lahir :
APGAR score bayi normal, semua pengkajian normal, hanya saja pada bagian mulut bayi
terdapat celah sampai ke langit langit.
F. Pola Kebiasaan
1. Nutrisi
Minuman yang diberikan : (√) ASI
2. Eliminasi
BAB
a. Konsistensi : 1 x/hari
b. Warna : Hitam
BAK
a. Konsistensi : 5 x/hari
b. Warna : Kuning jernih
3. Tanda-tanda vital
Suhu : 37,8OC Nadi : 120 x/mnt Respirasi : 46 x/mnt
H. Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan Laboratorium:
Leukosit 11.000 mg/dl, Eritrosit 3.500 mg/dl, Trombosit 270.000 mg/dl, Hemoglobin 16
gr/dl, Hematokrit 30, Kalium 4,8 mEq, Natrium 138 mEq.
Herediter (genetic) 75% keturunan. Celah Eksternal (zat teratogen): faktor obat,
bibir resesif 25% bersifat dominan mutase kurang nutrisi, radiasi, infeksi virus (rubella),
gen kemasan trisoma 13. zat kimia, alcohol.
Kegagalan jaringan lunak/struktur tulang untuk
menyatu selama fase embrio (trisemester 1).
Kegagalan fusi dengan septum nasal/foramen Kegagalan penyatuan proses nasal medical dan
maksilaris dan medial (minggu ke 8-12 masa gestasi). proses maksilaris (minggu ke 6-8).
labioschizis
Palatum primer dari Palatum sekunder dari procesus
procesus nasalis medialis. palatal sinistra dan dextra.
palatoschizis
Labiopalatoschizis
Kemungkinan susu
masuk kesaluran nafas. Lemahnya tekanan pengisapan Ibu tampak sedih dan
otot2 region bibirnya tidak berkata malu.
dapat menekan dot.
Merangsang reflex gag.
HDR
Sulit menyusu.
Bayi tersedak dan air
susu keluar melalui
hidung. Intake nutrisi menurun.
ANALISA DATA
No DATA ETIOLOGI DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. DS : - Ibu pasien mengatakan anaknya tidak dapat menghisap Labiopalatoschizis Resiko Tinggi Terjadi
putting susunya. Aspirasi
Susunan mulut berbeda
-Ibu pasien mengatakan pasien seperti akan tersedak saat
menyusu. Tidak ada pemisah antara mulut dan
hidung
DO: -Terdapat celah pada bibir dan langit – langit mulut
Kemungkinan susu masuk ke saluran
- pasien tampak kesulitan saat menyusu. nafas
- Tanda Tanda Vital :
RR : 46 x/menit Merangsang refleks gag
HR : 120 x/menit
Suhu : 37,8° C Bayi tersedak dan air susu keluar melalui
hidung
2. DS : -Ibu pasien mengatakan takut menyusui anaknya karena Labiopalatoschizis Nutrisi Kurang Dari
bentuk bibirnya yang terbelah dan juga pada saat menyusu Sususnan mulut berbeda Kebutuhan Tubuh
seperti mau tersedak.
Lemahnya tekanan pengisapan otot –otot
region bibirnya tidak dapat menekan dot
DO:
-Terdapat celah pada bibir dan langit – langit mulut, Sulit menyusu
-Tampak sulit menyusu
-BBL 2500 gram Intake nutrisi (ASI) kurang
-Lingkar perut 45 cm
- Tanda Tanda Vital :
RR : 46 x/menit
HR : 120 x/menit
Suhu : 37,8° C
3. DS: - Ibu berkata malu akan kondisi anaknya Labiopalatoschizis Harga Diri Rendah
-ibu pasien mengatakan bingung dan sedih melihat bayinya.
Sususan mulut berbeda
DO: - Ibu tampak sedih melihat kondisi anaknya, Ibu berusaha
Wajah anak ditutup dari orang lain
menutup – nutupi wajah anaknya dari orang lain.
- Tanda Tanda Vital : Ibu tampak sedih dan berkata malu
RR : 46 x/menit
HR : 120 x/menit
Suhu : 37,8° C
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi terjadi aspirasi berhubungan dengan ketidakmampuan mengeluarkan
sekresi sekunder dari Palatoskisis.
2. Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan menelan/
kesukaran dalam makan sekunder akibat kecacatan dan pembedahan.
3. Harga Diri Rendah berhubungan dengan kondisi anak terlahir cacat.
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
HASIL
1. Resiko tinggi NOC NIC
terjadi aspirasi Respiratory status : ventilation Aspiration precaution
berhubungan Aspiration control Monitor tingkat kesadaran, reflek batuk dan kemampuan menelan
dengan Swallowing status Monitor status paru pelihara jalan nafas
ketidakmampua Lakukan suction jika diperlukan
n mengeluarkan Kriteria Hasil : Cek nasogastrik sebelum makan
sekresi sekunder Klien dapat bernafas dengan Hindari makan kalau residu masih banyak
dari Palatoskisis. mudah, tidak irama, frekuensi Potong makanan kecil-kecil
pernafasan normal Haluskan obat sebelum pemberian
Pasien mampu menelan, Posisi tegak 90 derajat atau sejauh mungkin
mengunyah tanpa terjadi aspirasi, Jauhkan manset trakea meningkat
dan mampu melakukan oral hygine Jauhkan pengaturan hisap yang tersedia
Jalan nafas paten, mudah bernafas, Periksa penempatan tabung NG atau gastrostomy sebelum menyusui
tidak merasa tercekik dan tidak ada Periksa tabung NG atau gastrostomy sisa sebelum makan
suara nafas abnormal Hindari makan, jika residu tinggi tempat “pewarna” dalam tabung pengisi
NG
Hindari cairan atau menggunakan zat pengental
Penawaran makanan atau cairan yang dapat dibentuk menjadi bolus sebelum
menelan
Potong makanan menjadi potongan-potongan kecil
Istirahat atau menghancurkan pil sebelum pemberian
Minggu, 2 11.00 wib . Membantu ibu dalam menyusui, Jam: 12.00 wib
3/mei/2020 Posisikan dan stabilkan puting susu S : -Ibu pasien mengatakan takut
dengan baik di dalam rongga mulut. menyusui anaknya karena bentuk
Membantu menstimulasi refleks ejeksi bibirnya yang terbelah dan juga pada
Asi secara manual / dengan pompa saat menyusu seperti mau tersedak.
payudara sebelum menyusui
Menggunakan alat makan khusus, bila O:
menggunakan alat tanpa puting. (dot, -Terdapat celah pada bibir dan langit –
spuit asepto) letakan formula di langit mulut
belakang lidah. -Tampak sulit menyusu
Melatih ibu untuk memberikan Asi -BBL 2500 gram
yang baik bagi bayinya -Lingkar perut 45 cm
Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga - Tanda Tanda Vital :
kebersihan. RR : 46 x/menit
HR : 120 x/menit
Suhu : 37,8° C
Minggu, 3 13.00 wib Menganjurkan pasien untuk percaya Jam: 14.00 wib
3/mei/2020 diri terhadap kemampuan mengatasi S: - Ibu berkata malu akan kondisi
situasi anaknya
Mendorong pasien mengidentifikasi -ibu pasien mengatakan bingung dan
kekuatan dirinya sedih melihat bayinya.
Mendukung peningkatan tanggung
jawab diri. O: - Ibu tampak sedih melihat kondisi
Membuat statement positif terhadap anaknya, Ibu berusaha menutup –
pasien nutupi wajah anaknya dari orang lain.
Memonitor frekuensi komunikasi - Tanda Tanda Vital :
verbal pasien yang negative RR : 46 x/menit
Mendukung pasien untuk menerima HR : 120 x/menit
tantangan baru Suhu : 37,8° C
Senin, 2 11.00 wib . Membantu ibu dalam menyusui, Jam: 12.00 wib
4/mei/2020 Posisikan dan stabilkan puting susu S : -Ibu pasien mengatakan sudah tahu
dengan baik di dalam rongga mulut. cara menyusui bayinya.
Membantu menstimulasi refleks ejeksi
Asi secara manual / dengan pompa O:
payudara sebelum menyusui -Terdapat celah pada bibir dan langit –
Menggunakan alat makan khusus, bila langit mulut.
menggunakan alat tanpa puting. (dot, - Tanda Tanda Vital :
spuit asepto) letakan formula di RR : 47 x/menit
belakang lidah. HR : 125 x/menit
Melatih ibu untuk memberikan Asi Suhu : 36,8° C
yang baik bagi bayinya
Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga A : Masalah keperawatan teratasi
kebersihan. P : Intervensi dihentikan.
Senin, 3 13.00 wib Menganjurkan pasien untuk percaya Jam: 14.00 wib
4/mei/2020 diri terhadap kemampuan mengatasi S: - Ibu berkata sudah menerima
situasi kondisi anaknya.
Mendorong pasien mengidentifikasi
kekuatan dirinya O: - Ibu pasien tampak menggendong
Mendukung peningkatan tanggung dan menyusui bayi nya.
jawab diri. - Tanda Tanda Vital :
Membuat statement positif terhadap RR : 47 x/menit
pasien HR : 125 x/menit
Memonitor frekuensi komunikasi Suhu : 36,8° C
verbal pasien yang negative
Mendukung pasien untuk menerima A : Masalah keperawatan teratasi
tantangan baru P : Intervensi dihentikan