Anda di halaman 1dari 6

Nama : Diego Vicky Ardiansyah

Nim : 180534632017

Prodi : S1 Pendidikan Teknik Elektro Off A’18


Matakuliah : Sistem Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik

Tugas
Jelaskanlah macam macam gangguan jaringan tenaga listrik, bagaimana jaringan itu terjadi,
bagaimana memnentukan besar gangguan pada jaringan dan bagaimana mengantisipasi agar
gangguan jaringan tersebut diminimalisir.

Gangguan pada jaringan listrik terbagi menjadi 2 yaitu:

1. Gangguan sementara (temporer)

2. gangguan permanen (Stationer)

Bila ditinjau dari macamnya, gangguan hubung singkat dapat dibedakan menjadi :

A. Gangguan Hubung Singkat

1). Gangguan hubung singkat tiga fasa


Dalam sistem tiga phasa dikenal dengan adanya impedansi u egatipositif (Z1), impedansi
urutan negatif (Z2) dan impedansi urutan nol (Z0). Impedan egative IIIIng – masing phasa
dialiri IIII dengan arah sama dan dengan arah ggl yang dibangkitkan pada masing-masing fasa.

Gambar 1. Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa


Pada beban normal besar tegangan sistem tiga phasa dalam keadaan seimbang adalah
sam egatir, sedangkan sudut fasanya berbeda 120°, seperti terlihat pada gambar 2 di bwaha
ini.
Gambar 2. Beban Normal

Arus yang mengalir di impedansi tersebut adalah sebesar :

Uraian yang sama, tetapi fasa yang dibebani dengan impedansi Z ad alah phasa B atau phasa C,
maka arus yang mengalir di impedansi tersebut adalah :

Dengan demikian arus gangguan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

2) Gangguan hubung singkat dua fasa

Gambar 3. Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa


Pada gambar 3.3 diatas dijelaskan bahwa arus yang mengalir pada rangkaian tertutup adalah di
fasa A mengalir arus IA , di fasa B mengalir arus IB dimana IA = IB, dengan sumber tegangan
fasa A-B yang besarnya EAB = √3 x EA. Jika dilihat arus IA (yang mengalir di impedansi Z)
keluar dari phasa A urutannya sama dengan urutan ggl fasa A (positif) sehingga impedansi Z yang
menghambat aliran arus itu dapat disebut dengan impedansi urutan positif (Z1), sementara IB yang
mengalir kembali ke sumber (lewat impedansi Z di phasa B) da egativan urutan ggl yang
dibangkitkan difasa B (negatif), maka impedansi yang menghambat aliran aru egativea B disebut
dengan impedansi urutan negatif (Z2). Hubungan impedansi Z1 dan Z2 didalam egativean
tersebut adalah seri, sehingga besarnya impedansi yang menghubungkan antara fasa A dan B
adalah sebesar Z1 + Z2. Sehingga arus yang mengalir antara fasa A dan B adalah sebagai berikut
:

Impedansi Z1 dan Z2 adalah impedansi urutan positif dan impedansi urutan negatif dari seluruh
impedansi masing-masing urutan egativem sistem, baik yang tersambung seri dan atau paralel
egatiisederhanakan menjadi impedansi ekiva egativetan positif dan impedansi ekivalen urutan
negatif.
3) Gangguan hubung singkat satu fasa ke ta egatives yang mengalir dari sumber yang urutannya
sama dengan urutan tegangan disebut dengan fasa A urutan positif. Adanya arus tersebut
menimbulkan flus yang searah dengan fluks yang dibangkitkan di generator. Karena aliran fluks
di fasa B dan C ini seolah berlawanan dengan yang dibangkitkan dari sisi listriknya seolah terdapat
arus yang melawan urutan ggl fasa B dan C yang kemudian disebut dengan urutan negatif. Karena
di fasa B dan C pada kenyataanya ti egative arus yang mengalir keluar maka ada arus lain yang
mengkompensirnya yang biasa disebut urutan nol seperti pada gambar 4 di bawah ini.

Gambar 4. Gaangguan Hubung Singkat 1 Fasa ke Tanah

Adapun perhitungan arus gangguan hubung singkat 1 fasa ke tanah adalah :


B. Gangguan Beban Lebih
Beban lebih mungkin tidak tepat disebut sebagai gangguan. Namun karena beban lebih adalah
suatu keadaan abnormal yang apabila dibiarkan terus berlangsung dapat membahayakan peralat an,
jadi harus diamankan, maka beban lebih harus ikut ditinjau.
Beban lebih dapat terjadi pada trafo atau pada saluran karena beban yang dipasoknya terus
meningkat, atau karena adanya maneuver atau perubahan aliran beban di jaringan setelah adanya
gangguan. Beban lebih dapat mengakibatkan pemanasan yang berlebihan yang selanjutnya panas
yang berlebihan itu dapat mempercepat proses penuaan atau memperpendek umur peralatan listrik.

C. Gangguan Tegangan Lebih


- Tegangan lebih dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Tegangan lebih dengan power frequency

2. Tegangan lebih transient

- Tegangan lebih transient dapat dibedakan :

1. Surja Petir (Lightning surge)

2. Surja Hubung (Switching surge)


- Timbulnya tegangan lebih dengan power frequency, dapat terjadi karena :
1. Kehilangan beban atau penurunan beban di jaringan akibat switching, karena gangguan atau
karena maneuver.
2. Gangguan pada AVR (Automatic Voltage Regulator) pada generator atau pada on load tap
changer dari trafo.

3. Over speed pada generator karena kehilangan beban.

D. Gangguan Kurang Daya


Kekurangan daya dapat terjadi karena tripnya unit pembangkit (akibat gangguan di prime
movernya atau di generator) atau gangguan hubung singkat di jaringan yang menyebabkan
kerjanya relay dan circuit breakernya yang berakibat terlepasnya suatu pusat pembangkit dari
sistem. Jika kemampuan atau tingkat pembebanan pusat atau unit pembangkit yang hilang atau
terlepas tersebut melampaui spinning reverse system, maka pusat-pusat pembangkit yang masih
ada akan mengalami pembebanan yang berkelebihan sehingga frequency akan merosot terus, yang
bila tidak diamankan akan mengakibatkan tripnya unit pembangkit lain (cascading) yang
selanjutnya dapat berakibat runtuhnya (collapse) sistem (pemadaman total).

E. Gangguan Ketidakstabilan
Gangguan hubung singkat atau kehilangan pembangkit dapat menimbulkan ayunan daya (power
swing) atau yang lebih hebat dapat menyebabkan unit-unit pembangkit lepas sinkron (out of
synchronism). Power swing dapat menyebabkan relay pengaman salah kerja yang selanjutnya
menyebabkan gangguan yang lebih luas. Lepas sinkron dapat mengakibatkan berkurangnya
pembangkit karena tripnya unit pembangkit tersebut atau terpisahnya sistem, yang selanjutnya
dapat menyebabkan gangguan yang lebih luas bahkan runtuh.

Upaya Mengatasi Gangguan


Dalam sistem tenaga listrik, upaya untuk mengatasi gangguan dapat dilakukan dengan cara :
1. Mengurangi Terjadinya Gangguan
Gangguan tidak dapat dicegah sama sekali, tapi dapat dikurangi kemungkinan terjadinya sebagai
berikut :
• Peralatan yang dapat diandalkan adalah peralatan yang minimum memenuhi
persyaratan standart yang dibuktikan dengan type test, dan yang telah terbukti
keandalannya dari pengalaman. Penggunaan peralatan di bawah mutu standart akan
merupakan sumber gangguan.
• Penentuan spesifikasi yang tepat dan design yang baik sehingga semua peralatan tahan
terhadap kondisi kerja normal maupun dalam keadaan gangguan, baik secara elektris,
thermis maupun mekanis.
• Pemasangan yang benar sesuai dengan design, spesifikasi dan petunjuk dari pabrik.
• Penggunaan kawat tanah pada SUTT/SUTET dengan tahanan pentanahan kaki tiang
yang rendah. Untuk pemeriksaan dan pemeliharaan, maka konduktor pentanahannya
harus dapat dilepas dari kaki tiangnya.
• Penebangan atau pemangkasan pohon-pohon yang berdekatan dengan kawat fasa
SUTM dan SUTT harus dilakukan secara periodik. Dalam hal ini yang perlu
diperhatikan tidak hanya jaraknya dalam keadaan tidak ada angin, melainkan juga
dalam keadaan pohon-pohon tersebut ketika ditiup angin.
• Penggunaan kawat atau kabel udara berisolasi untuk SUTM harus dipilih dan digunakan
secara selektif.
• Operasi dan pemeliharaan yang baik.
• Menghilangkan atau mengurangi penyebab gangguan atau kerusakan melalui
penyelidikan.
2. Mengurangi Akibat Gangguan
Menghilangkan gangguan sama sekali dalam suatu sistem tenaga listrik merupakan usaha yang
tidak mungkin dapat dilakukan. Oleh karena itu maka usaha yang dapat dilakukan adalah
mengurangi akibat kerusakan yang ditimbulkannya. Usaha-usaha yang dapat dilakukan adalah :
• Mengurangi besarnya arus gangguan. Untuk mengurangi arus gangguan dapat
dilakukan dengan cara : menghindari konsentrasi pembangkitan (mengurangi short
circuit level) menggunakan reaktor dan menggunakan tahanan untuk pentanahan
netralnya.
• Penggunaan lighting arrester dan penentuan tingkat dasar isolasi (BIL) dengan
koordinasi isolasi yang tepat.
• Melepaskan bagian sistem yang terganggu dengan menggunakan circuit breaker dan
relay pengaman.
• Mengurangi akibat pelepasan bagian sistem yang terganggu dengan cara :
1. Penggunaan jenis relay yang tepat dan penyetelan relay yang selektif agar bagian yang
terlepas sekecil mungkin.
2. Penggunaan saluran double.
3. Penggunaan automatic reclosing.
4. Penggunaan sectionalizer pada JTM.
5. Penggunaan spindle pada JTM atau setidak-tidaknya ada titik pertemuan antar saluran
sehingga ketika ada kerusakan atau pemeliharaan tersedia alternative supply untuk
maneuver.
6. Penggunaan peralatan cadangan.
• Penggunaan pola load shedding dan sistem splitting untuk mengurangi akibat
kehilangan pembangkit.
• Penggunaan relay dan circuit breaker yang cepat dan AVR dengan response yang cepat
pula untuk menghindari atau mengurangi kemungkinan gangguan instability (lepas
sinkron).

Anda mungkin juga menyukai