c
c c c c c c c c c
c
c
c
Warna merupakan aspek utama dalam bahan pangan baik sebelum diolah
maupun setelah diolah. Warna pada bahan pangan merupakan :
1. Faktor yang menentukan mutu bahan pangan dan merupakan faktor yang paling
dahulu menentukan secara visual misalnya:
c Vndikator kematangan atau kesegaran. Misalnya warna pepaya yang hijau
menandakan belum matangnya buah tersebut, tetapi bila telah berwarna
oranye menunjukkkan bahwa buah tersebut telah matang. Warna daging segar
merah, sedangkan warna daging yang merah kecoklatan menunjukkan bahwa
daging tesebut tidak segar.
c Vndikator baik tidaknya proses pengolahan. Misalnya pada pencampuran yang
baik maka warna yang terlihat akan seragam, terjadinya gosong (warna
hitam) pada penggorengan bahan pangan yang diolah dengan suhu terlalu
tinggi atau waktu terlalu lama.
2. Faktor yang mempengaruhi persepsi terhadap flavour. Misalnya warna merah
pada suatu menuman memberi kesan flavour strawberry atau ceri; warna kuning
memberi kesan flavour lemon.
Warna bahan pangan diperoleh dari pigmen alami atau penambahan bahan
pewarna. Sumber pigmen pada bahan pangan adalah:
c igmen alami yang terdapat pada tanaman atau hewan. Misalnya klorofil
pada sayuran hijau; karoten pada wortel, kuning telur, udang dan buah-
buahan, heme, mioglobin pada daging, antosinin pada bit, kubis merah.
c igmen yang terbentuk selama pengolahan seperti karamelisasi dan
melanoidin.
c
c
c
c
c
ccc c!""c
cc
!##cc $#cc
%## cc %&cc
Sebelum pemanasan + +
Warna hijau
Sesudah pemanasan +++ ++++
Sebelum pemanasan 5 5
pH
Sesudah pemanasan 6 6
Sebelum pemanasan Sedikit renyah Sedikit renyah
Tekstur Lembek dan layu Lembek dan layu
Sesudah pemanasan
(+++) (++++)
å
Tekstur bayam setelah dimasak pada kedua perlakuan sama. Setelah pemasakan
tekstur bayam menjadi lebih lunak. Hal ini dikarenakan perlakuan panas yang
diberikan pada sayuran, bayam misalnya, akan memperlunak jaringan dari
sayuran tersebut sehingga teksturnya menjadi lebih lunak.
#cccc# c
!'c""c c $cc
Segar 7 Hijau muda
Kaleng 6 Hijau kekuningan
Ekstraksi pigmen pada praktikum kali ini dilakukan pada dua jenis kacang
polong. Sampel yang pertama adalah kacang polong segar dan sampel yang kedua
adalah kacang polong kalengan. ºapat dilihat dari tabel hasil pengamatan, pH dari
kacang polong kalengan ternyata lebih rendah dibanding kacang polong segar.
Hal ini disebabkan oleh adanya asam organik yang terbentuk selama proses
pengalengan dapat menurunkan pH. Asam organik tersebut juga akan
mempengaruhi warna kacang polong. Atom pusat klorofil tersubsitusikan oleh
atom hidrogen sehingga akan berubah kecoklatan sedangkan pada kacang polong
segar warna hijaunya masih segar tanpa kontaminasi akibat dari perlakuan yang
diberikan.
&c$c%c
c &c&c
c#c #c
c#c
ºaging segar merah Merah dan menjadi lembek
c
&cc &cc
Merah pucat utih keabu-abuan
ada daging segar warna daging tersebut ditentukan oleh myoglobin.
Myoglobin ini menunjukkan warna merah keunguan, bersifat larut dalam air dan
larutan garam encer serta bagian dari protein sarkoplasma (Herudiyanto,2006).
ada praktikum kali ini, diamati warna kesegaran daging tanpa perlakuan dan
daging yang dipanaskan. ºaging tanpa perlakuan tidak mengalami perubahan apa-
apa setelah didiamkan selama dua puluh menit. Namun, jika terjadi perubahan,
seharusnya daging yang didiamkan di udara terbuka tersebut berubah menjadi
merah cerah karena oksigenasi mioglobin menjadi oksimioglobin
(Herudiyanto,2006). ada daging yang dipanaskan tampak perubahan warna
menjadi merah pucat menuju coklat. Hal tersebut dikarenakan pada saat
oksimioglobin yang merupakan kompleks kovalen besi (VV) dengan mioglobin
dipanaskan terbentuk Hemikrom yang berwarna coklat dan protein (globin)
terdenaturasi Fe3+. ºaging yang hancur dikarenakan melunaknya jaringan daging
karena air yang keluar dari jaringan.
c!c%c
c c"c c
c
Terdapat asap putih
Berwarna hitam setelah
ºaging Busuk setelah ditambahkan lar.
ditetesakn b-asetat 5%
Eber.
*#c$c%c
%c
c $c
V (++++)
VV (+++)
VVV (++)
V (+)
% c
c $c
V (+++++)
VV (++++)
VVV (+++)
V (++)
Keterangan :
V : vitamin C
VV : Na-Nitrat
VVV : Na-Nitrit
V : Campuran (V+VV+VVV)
Semakin banyak (+), semakin putih (pucat)
engawetan warna daging (ï
) merupakan suatu proses untuk
mengawetkan dan menpertahankan warna pada daging yang melibatkan nitrat dan
garam dapur. ºari tabel hasil pengamatan dapat kita ketahui bahwa vitamin C
mempertahankan warna daging lebih efektif. emberian nitrit dan nitrat pada
daging seharusnya dapat mempertahankan warna, tetapi jika jumlahnya terlalu
kecil, maka warna yang terbentuk lemah dan kestabilan rendah. Sebaliknya, bila
jumlahnya terlalu banyak maka akan terbentuk oksida oksimioglobin yang
berwarna hijau keabuan. Mioglobin setelah dipanaskan akan membentuk
nitrosomiokromagen. Reaksi penambahan nitrit pada daging (mioglobin) akan
tampak di bawah ini :
2
!
dan apabila dipanaskan menjadi :
2
!
'"#cc c
c
+c
+c
+c ,+c -+c
&&c
utih Orange Orange
utih Coklat Hitam
kecoklatan (+) (++)
c
Warna putih pada susu disebabkan oleh penyebaran butiran-butiran lemak,
kalsium kaseinat dan kalsium fosfat, sedangkan warna kuning disebabkan oleh
karoten dan riboflavin (Buckle, 1987). ada praktikum kali ini, akan diamati
reaksi pencoklatan susu bubuk karena pemanasan yang dilakukan. emanasan ini
dilakukan dengan oven dan diamati pada menit ke- 10, 20, 30, dan 60.
encoklatan yang terjadi pada susu bubuk ini termasuk ke dalam
pencoklatan non-enzimatis. Warna yang terlihat semakin coklat seiring semakin
lamanya waktu pemanasan. Begitu pula dengan tekstur susunya, semakin lama
waktu pemanasan teksturnya semakin keras dan menyatu atau menggumpal.
Reaksi pencoklatan yang terjadi adalah reaksi Maillard yang terjadi antara
gugus karbonil gula pereduksi yaitu laktosa pada susu dan gugus amino dari
kasein sebagai protein susu. Reaksi ini akan menghasilkan melanoidin sehingga
susu berwarna coklat. Reaksi pencoklatan pada susu ini adalah reaksi yang tidak
diinginkan karena juga mempengaruhi flavor susu tersebut. Tekstur susu yang
mengeras dan cenderung menyatu dikarenakan dehidrasi yang dialami susu.
A c! )c
c Cara pemasakan bayam akan mempengaruhi warna, pH, dan tekstur bayam.
c Asam, basa, dan logam berat mempengaruhi kestabilan pigmen yang ada
dalam bahan pangan.
c erubahan warna daging dipengaruhi oleh udara disekitarnya dan enzim.
c Sampel daging busuk mengandung amoniak karena mengeluarkan asap pada
saat didekatkan pada larutan Eber.
c Sampel daging busuk juga menimbulkan noda kecoklatan pada kertas saring
setelah ditetesi b-asetat.
c engawetan warna daging dilakukan dengan menambahkan nitrit dan garam
dapur.
c encoklatan yang terjadi pada penyimpanan susu bubuk adalah reaksi
Maillard antara asam amino kasein dan laktosa.
%.c !c
Soedarmo, oerwo, prof dan dr. A. ºjaeni Sedioetama. 1977. V å#enerbit
ºian Rakyat: Jakarta.
c
A c.3 %.c
ccc c!""c
1.c ºisiapkan bayam dalam 2 panci alumunium, diberi akuades secukupnya.
Amati warna, pH, dan tekstur bayam.
2.c ºipanaskan kedua panci tersebut selama 15 menit, satu panci tertutup dan
yang lain terbuka.
3.c Setelah dipanaskan amati warna, pH, tekstur.
#cccc# c
1.c Siapkan kacang polong segar dan kacang polong kalengan.
2.c Blender.
3.c Catat pH filtrat.
4.c Bandingkan warna dan pH kacang polong segar dangan kacang polong
kalengan.
c(c(cc)"cccc #c4c c
1.c Siapkan 5 buah tabung reaksi.
2.c Masukkan sampel.
3.c Masukkan 5 jenis larutan yang berbeda pada masing-masing tabung reaksi.
4.c anaskan selama 15 menit.
5.c Ukur pH dan amati warna serta tekstur sebelum pemanasan, selama
pemanasan, dan setelah pemanasan.
&c$c%c
1.c Sediakan daging segar.
2.c otong-potong daging tersebut.
3.c Biarkan daging tersebut di udara terbuka selama 20 menit.
4.c Amati warna.
5.c Ambil potongan daging tersebut dan masukkan ke dalam dua tabung reaksi.
6.c anaskan salah satu tabung.
7.c Amati dan bandingkan.
c!c%c
c"c
1.c Masukkan daging ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan Eber.
2.c Amati. Jika ada amoniak, akan timbul asap putih.
c
c
1.c Letakkan daging pada cawan lalu tutup dengan kertas saring. ºaging jangan
sampai menyentuh kertas saring.
2.c Tetesakan b-asetat 5% di atas kertas saring.
3.c Amati. Jika ada H2S, maka akan terbentuk warna hitam atau coklat tua.
*#c$c%c
1.c Siapkan 4 tabung reaksi.
2.c Masing-masing tabung diisi dengan vitamin C, Na-nitrit, Na-nitrat, dan
campuran antar ketiga bahan tersebut.
3.c Masukkan sampel daging.
4.c Tambahkan pada setiap tabung 2-3 tetes asam asetat 95% dan diaduk.
5.c Amati.
6.c Kemudian panaskan selama 15 menit.
7.c Amati.
'"#cc c&c
1.c Vsi 5 wadah alumunium dengan susu bubuk tanpa lemak.
2.c Tempatkan sampel pada oven dengan suhu 125oC.
3.c Ambil setiap sampel dengan rentang waktu 10¶, 20¶, 30¶, dan 60¶.
4.c Bandingkan warna sampel.
c#c c 5c
,c"6&c
c
c c cccc5c,c"6&c
c
c
.!!c!cc
!.!. c%c.c.c.)!c
.%cc
c
!" "c
7c
c
3c5c
c
cc ccc c
c
c#c c
c
#c.c c
c
)c.c c
, c
.8c$c c
9 c
c#c c
- c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
1. c!3)3c% .cc
4!) c!3)3c% .c.c
A. c%1%1.c
c13.c
c