Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB VII
METODE PELAKSANAAN
7.1.1 Lokasi Pekerjaan
Daerah Irigasi Simae Kabupaten Sidrap. Untuk mencapai lokasi pekerjaan, dari Kota
Makassar dapat ditempuh dengan perjalan darat (kendaraan roda 4) dengan
perkiraan jarak tempuh sekitar 183km dengan waktu tempuh kurang lebih 4jam.
Untuk mencapai lokasi pekerjaan dari jalan Poros Sidrap – Pare-Pare melalaui jalan
Desa Duampanua, Kecamatan Barantiyang dapat dilalui dengan kendaraan roda 4.
Jarak dari jalan poros kurang lebih 1 km.
VII-1
METODE PELAKSANAAN
/stockarea,
dilanjutkandenganbantuanalatBantu/gerobakmenujulokasipekerjaan.
7.1.4 KondisiLapangan
Kondisi umum lokasi pekerjaan berupa lahan persawahan
MT.3 (Palawija) : -
Mobilisasi disini dapat dibagi atas 3 (tiga) kelompok yaitu mobilisasi personil/tenaga
kerja, mobilisasi material dan mobilisasi peralatan.
Mobilisasi personil dimulai sejak sebelum masa pekerjaan dimulai hingga pekerjaan
selesai, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pelaksana dalam menyusun
rencana kerja atau planning kerja setelah terlebih dahulu melakukan survey
pendahuluan lapangan dan melakukan inventarisasi terhadap kemungkinan adanya
permasalahan yang timbul selama masa pelaksanaan.
VII-2
METODE PELAKSANAAN
Pekerjaan persiapan jalan masuk dan jalan kerja.Pembersihan pada lokasi yang
direncanakan termasuk penggalian drainase dan perkerasan permukaan jalan
sehingga jalan dapat digunakan pada saat musim hujan. Pembuatan kantor, base
camp, gudang, dan barak kerja dan fasilitas pendukungnya jika diperlukan.
• Pedoman dari penetapan elevasi ini diambil dari Bench Mark ( BM ) yang ada di
lapangan yang telah disetujui Direksi Pekerjaan.
VII-3
METODE PELAKSANAAN
Personil pengukuran
• Surveyor
• Tenaga kerja
• Rambu ukur
• Patok kayu
VII-4
METODE PELAKSANAAN
MULAI
TIDAK TIDAK
CEK CEK
YA YA
PENGUKURAN
MC.0% &
FOTO-FOTO
PENGGAMBARAN &
TIDAK
PERHITUNGAN
VOLUME
KONSULTAN
CEK PENGAWAS DIREKSI
PELAKSANAAN FISIK
SELESAI
VII-5
METODE PELAKSANAAN
MULAI
TIDAK
PERBAIKAN SESUA
OLEH I
KONTRAKTOR
YA
YA
SHOP DRAWING
SEBAGAI
DASAR PELAKSANAAN
SELESAI
VII-6
METODE PELAKSANAAN
7.3.1. UMUM
Kosrekan,
Galian,
Timbunan dan
7.3.3 Kosrekan
VII-7
METODE PELAKSANAAN
a. Umum
Material hasil galian dibuang ke disposal area yang sudah ditentukan oleh
direksi. Pengangkutan dan perapian material galian (disposal) menggunakan
tenaga manusia
VII-8
METODE PELAKSANAAN
c.Urutan Pelaksanaan
d. Metode Pelaksanaan
a. Umum
Timbunan untuk saluran dan bangunan tersier pada umumnya diambil dari
galian saluran atau galian setempat, sehingga semaksimal mungkin
keperluan material untu timbunan ini memanfaatkan hasil galian.
VII-9
METODE PELAKSANAAN
Yang dikelompokkan kedalam item pekerjaan timbunan tanah biasa ini adalah
pekerjaan timbunan pada setiap lokasi yang memerlukan timbunan, dimana
bahan timbunannya diambilkan semaksimal mungkin dari material hasil galian
yang berpedoman pada prinsip keseimbangan galian – timbunan (soil
balance). Atas pertimbangan tertentu dengan persetujuan Direksi, maka
Kontraktor dapat memanfaatkan tanah hasil galian setempat untuk bahan
timbunan, sejauh kualitas materialnya sesuai dengan spesifikasi, dan untuk
pekerjaan ini tetap diperhitungkan sebagai timbunan tanah biasa.
Timbunan ini diperlukan jika volume galian yang memenuhi persyaratan tidak
mencukupi, maka material timbunan dapat diambil dari lokasi-lokasi tertentu
(borrow area) yang disetujui oleh Direksi. Jenis material timbunan ini minimal
sama dengan jenis tanah setempat.
Material timbunan harus bebas dari rumput, akar atau material lain yang tidak
memenuhi syarat sebagai bahan timbunan. Sebelum pelaksanaan pekerjaan
timbunan, Kontraktor harus melaksanakan uji coba timbunan (trial
embankment) untuk mendapatkan Pedoman yang akan diterapkan dalam
pelaksanaan timbunan. Uji coba pemadatan diterapkan terhadap setiap
bahan yang berbeda karakteristiknya, minimal 3 (tiga) lapis per jenis material.
Pemadatan timbunan dilaksanakan lapis demi lapis dengan ketebalan setelah
padat antara 20 hingga 40 sentimeter atau sesuai dengan Spesifikasi dari
masing-masing material. Hasil uji coba pemadatan dapat diperoleh pedoman
pelaksanaan yaitu kaitan antara tonase peralatan yang dipakai di lapangan
dengan ketebalan lapisan, kadar air optimum dan jumlah lintasan dan
VII-10
METODE PELAKSANAAN
c. Pelaksanaan Penimbunan
Sedapat mungkin kadar air dari bahan tanah timbunan harus diatur dan dijaga
sebelum digali dari lokasi borrow dengan cara memberi atau menambah air
dengan menga-lirkannya (bila kurang basah) atau dengan menggali saluran
atau parit pembuang untuk mengurangi kelebihan air.
VII-11
METODE PELAKSANAAN
Setelah penggalian di borrow area selesai, lokasi galian harus ditata kembali,
material kupasan termasuk humus harus dikembalikan ke borrow area seperti
arahan Direksi untuk memelihara kesuburan lahan dan mencegah resiko
terhadap ternak dan orang. Untuk menghindari terbentuknya kolam air di
borrow area maka parit drainase dari borrow area ke pengeluaran terdekat
harus di buat oleh Kontraktor.
Materaial sisa galian dan yang tidak biasa dipergunakan untuk timbunan akan
dibuang di suatu tempat didalam dan atau diluar daerah irigasi yang disetujui
oleh pemilik lahan, sesuai yang ditunjukkan dalam gambar atau atas
persetujuan Direksi. Kontraktor harus meratakan, merapikan dan mengatur
ketinggiannya maksimum 3 m.
Lokasi pembuangan harus atas persetujuan Direksi dan mendapat ijin pemilik
lahan. Satuan pembayaran untuk pekerjaan ini adalah meter kubik (m 3), yang
dihitung secara matematis dari jumlah total volume galian dikurangi volume
yang terpakai untuk timbunan (soil balance)
VII-12
METODE PELAKSANAAN
7.3.8 BANGUNAN
a. Pekerjaan Pengeringan
Kontraktor harus menjaga agar galian bebas dari air selama pelaksanaan
pekerjaan. Cara menjaga galian bebas dari air, pengeringan dan
pembuangan air harus dilaksanakan dengan cara yang dapat disetujui oleh
Direksi.
Kontraktor harus menjamin setiap waktu adanya peralatan yang baik dan
cukup di lapangan guna menghindari terputusnya pekerjaan pengeringan.
b.Cara Penggalian
7.3.9 SALURAN
Semua pasal yang termasuk didalam pekerjaan tanah secara umum berlaku
untuk bagian saluran-saluran, kecuali apabila kedua pasal bertentangan,
maka bagian dari pasal di bawah ini yang berlaku.
VII-13
METODE PELAKSANAAN
Tanah dari galian tersebut dapat digunakan untuk bahan timbunan, kalau
menurut per-timbangan Direksi dapat dipertanggungjawabkan secara teknis.
Kontraktor harus menyi-apkan rencana pelaksanaan pekerjaan tanah untuk
setiap bagian dari pekerjaan pada suatu saat, dengan detail lokasi dan
program penggalian dari saluran dan membuang sisa galian.
b. Tanggul
Bila bahan untuk tanggul tidak memungkinkan atau kurang bila diambil dari
hasil galian saluran pembawa atau saluran pembuang, maka kekurangan
bahan diatas harus diambil dari tanah luar.
Tanggul untuk saluran dengan ketinggian melebihi muka tanah asli harus
dibuat rapat air, dan tidak boleh ada tanda-tanda rembesan sesudah diisi
dengan debit maksimum dalam waktu panjang.
Tanggul dan tanggul yang dipakai sebagai jalan inspeksi atau jalan masuk
harus dibentuk seperti yang diuraikan berikut atau dibuat dengan cara lain
yang disetujui Direksi.
VII-14
METODE PELAKSANAAN
inspeksi. Apabila tidak ditentukan lain dalam Gambar atau atas perintah
Direksi maka mercu tanggul harus mempunyai kemiringan (slope) 1 : 40 ke
arah luar.
Tanggul yang merupakan jalan inspeksi atau jalan masuk harus dibuat
dengan arah dan kemiringan sedemikian rupa sehingga dapat dilalui dengan
aman dan mudah oleh kendaraan ringan dan harus tetap dipelihara sampai
akhir masa pemeliharaan.
c. Peralihan
Pada setiap perubahan tampang lintang, peralihan harus dibuat pada dasar
dan talud saluran harus dibuat sedemikian rupa, sehingga perubahan kearah
tegak atau mendatar tidak lebih dari 1 : 10.
Bila perlu, pada tempat bangunan atau pada tempat yang diperintahkan,
Kontraktor harus meninggalkan atau membuat celah-celah pada tanggul,
kemudian membangun kembali seperti semula setelah selesai bangunan
tersebut.
e. Longsoran di Talud
Jika saluran digali atau tanggul dibuat tidak sesuai dari yang disebutkan,
Kontraktor harus membangunnya kembali seperti ditentukan menurut
petunjuk
VII-15
METODE PELAKSANAAN
Pedoman ini mencakup pekerjaan pasangan batu yang meliputi asangan batu Kali,
pasangan batu kosong, plesteran dan siaran serta pekerjaan adukan semen.
VII-16
METODE PELAKSANAAN
Agregat halus : adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 0,25 mm
sampai 4 mm yang biasa disebut pasir
Agregat kasar : adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 4 mm sampai
31,5 mm yang biasa disebut kerikil.
Semen Portland : adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling
terak semen portland yang terutama, terdiri dari Kalsium Silikat Hidrat yang bersifat
hidrolis dan digiling bersama-sama dengan bahan tambahan satu atau lebih bentuk
kristal senyawa Kalsium Sulfat.
Batu alam : adalah suatu gabungan daripada hablur mineral yang bersatu dan
memadat, sehingga memiliki derajat kekerasan tertentu, yang berbentuk secara
alamiah melalui proses pelelehan, pembekuan, pengendapan dan perubahan
alamiah.
Batu candi : adalah batu kasar (granit, andesit dan sejenis) yang dibentuk secara
khusus untuk dipergunakan sebagai lapisan tahan gerusan
Batu pecah : adalah hasil pecahan batu alam dalam bentuk butiran asli atau dibelah
menjadi ukuran butiran yang cukup besar untuk dipergunakan dalam pembuatan
bangunan dasar
Pasangan batu belah : adalah suatu konstruksi yang disusun dengan bahan material
yang berupa batu kali, pasir dan semen Portland
VII-17
METODE PELAKSANAAN
Plesteran : adalah suatu konstruksi yang berfungsi sebagai penutup / pengikat ujung
pasangan batu
7.4.4.1 Batu
a. Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak
dan harus dari jenis yang diketahui awet.
c. Batu yang digunakan adalah batu belah atau batu bulat, batu
kali yang dipecah salah satu sisinya tidak rapuh tidak keropos,
tidak berpori.
7.4.4.2 Pasir
a. Pasir yang dimaksud disini lebih diutamakan pasir alam (pasir pasang) yang
diambil dari sungai atau sumber lain yang telah disetujui oleh Direksi.
VII-18
METODE PELAKSANAAN
a. Bahan material cement yang dipakai adalah jenis PC yang ada dipasaran dan
harus memenuhi standart.
b. Bahan material cement yang telah mengeras karena pengaruh cuaca, air atau
bahan organic lainnya tidak boleh dipakai
7.4.4.4 Air
Air yang dipergunakan harus bersih tidak mengandung Lumpur, minyak, bahan
organik atau bahan kimia.
a. Tahap persiapan
4. Bahan material ditempatkan tidak jauh dan mudah dijangkau dari lokasi
pekerjaan.
VII-19
METODE PELAKSANAAN
b. Tahap pelaksanaan
3. Dasar galian dibuat rata dan diberi landasan dari adukan semen dengan
pasir setebal minimal 3 cm sebelum meletakkan batu pada lapisan yang
pertama.
4. Batu dengan ukuran yang besar diletakkan pada lapisan dasar atau
lapisan yang pertama dan pada sudut sudut dari pasangan batu tersebut.
5. Batu dipasang dengan muka terpanjang secara mendatar dan untuk muka
batu yang tampak atau berada paling luar dipasang sejajar dengan muka
dinding batu yang terpasang.
7. Setiap rongga atau celah antar batu diisi dengan bahan adukan dari
semen dan pasir sesuai dengan komposisi campuran yang ditentukan.
Bahan adukan atau mortar dapat disiapkan menggunakan alat concrete
mixer atau secara manual. Untuk mengetahui jumlah kebutuhan pasir dan
semen anda dapat mengunjungi artikel lain mengenai cara mengetahui
jumlah kebutuhan batu, pasir, dan semen untuk pasangan batu.
VII-20
METODE PELAKSANAAN
7.4.5.2 Plesteran 1 PC : 3 PS
a. Bila diperintahkan, dinding dan lantai baik lama maupun baru terbuat dari
pasangan bata/batu kali harus diplester dengan adukan 1 PC (Portland
Cement) : 3 PS (Pasir) dengan kebutuhan Semen (PC) sebanyak = 7,75 kg
dan Pasir sebanyak = 0,023 m3 dan diaduk secara merata dengan air, guna
mencapai campuran yang homogen maka diwajibkan untuk memakai mixer /
molen.
c. Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir pasang dan air.
e. Pekerjaan plesteran harus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus
terhadap lantai yang ada di sekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang.
VII-21
METODE PELAKSANAAN
h. Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan lebar 5 cm, dengan
alat bantu unting-unting untuk loting, waterpass dan jidar alumunium.
Baja konstruksi yang berupa plat dan profil serta baut, keling, dan washer harus
baik, baru dari pabrik yang resmi dan spesfikasi sesuai dengan yang disyaratkan.
7.5.2 Pemasangan
a) Penyedia jasa harus memasang semua bagian dari Pekerjaan seperti pada
gambar kerja yang disetujui atau atas petunjuk Direksi Pekerjaan ditempat
Pekerjaan, termasuk semua alat-alat pelengkap seperti baut jangkar, penahan,
seal (penguat) dan sebagainya.
b) Semua bagian yang ditanam dalam beton harus ditumpu kuat dan diteliti
sebelum dan selama pengecoran. Dinding plat, sandaran, dan ambang harus
digrouting sesudahnya seperti ditunjukkan pada gambar atau petunjuk Direksi
Pekerjaan. Grouting harus dilaksanakan dengan metode yang disetujui Direksi
Pekerjaan dan harus menjamin kesatuan yang utuh.
VII-22
METODE PELAKSANAAN
pada giginya. Semua pelumas dan zat pencuci harus disediakan penyedia jasa
tanpa tambahan biaya.
d) Penyedia jasa harus menyediakan persediaan pelumas yang cukup untuk jangka
waktu pemeliharaan selama setahun untuk semua bagian Pekerjaan dari kontrak
ini.
Roda gigi kuningan, bidang-bidang baja yang dikerjakan halus, dan bidang-bidang
baja yang setelah pemasangan dilokasi akan bersentuhan secara putat atau geger
dan juga tali-tali kawat tidak akan dicat.
Jika tidak ditentukan lain, bahan cat harus memenuhi Standar Nasional Indonesia
PUBI-1982. Semua bahan harus diperoleh dari pabrik yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan dan contoh dari tiap-tiap cat dan bahan campuran yang diusulkan untuk
dipakai, harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan pesetujuan.
VII-23
METODE PELAKSANAAN
Bahan yang harus dikirim ketempat Pekerjaan dalam kaleng atau drum dengan
segel yang masih utuh. Cat yang telah kadaluwarsa, seperti yang dituliskan pada
kaleng tidak boleh dipakai, bahan diaduk dibawah pengawasan seorang mandor
yang berwenang dengan cara dibenarkan oleh Direksi Pekerjaan dan tidak boleh
diberikan kepada tukang cat sebelum cat dan bidang yang akan dicat selesai
dipersiapkan betul-betul. Seluruh Pekerjaan, harus diselesaikan dalam warna dan
corak seperti warna dari tiap-tiap lapisan cat.
Kecuali ditentukan lain, maka Pekerjaan baja konstruksi dan alat-alat pengatur air
dan lain sebagainya harus disiapkan dan diberi cat dasar menurut ketentuan :
- Dibersihkan dengan sikat kawat baja kecuali ditentukan lain oleh Direksi
Pekerjaan.
2. Terbuka terhadap Pengembunan berat atau bila terbenam dalam air, termasuk
semua pintu :
- Dua lapis bitumen kental atau dua lapis cat karet, berchlor atau dua lapis cat
oksida tier batu bara.
Pintu geser gerak, katub-katub dan lain-lain alat yang dibuat dari besi tuang harus
dilapisi dengan dua lapis cat bitumen atau sepertinya, sebagaimana ditunjukkan oleh
Direksi Pekerjaan.
7.6.1 Umum
VII-24
METODE PELAKSANAAN
Tidak lebih dari 2 (dua) bulan setelah pengadaan peralatan untuk pelaksanaan
beton, Kontraktor harus mengirim Diagram Alir, Gambar dan Rencana Kerja untuk
pekerjaan dan penempatan beton / mortar dengan mengacu pada Dokumen ini.
Kontraktor harus memberi perhatian khusus terhadap akibat yang mungkin timbul
karena pengaruh pencucian material yang bisa mengakibatkan tercemarnya air di
sungai dengan membangun kolam-kolam tampungan atau bangunan lainnya.
Kontraktor tidak akan menuntut biaya tambahan lebih yang diakibatkan oleh
kegiatan pelaksanaan pencampuran, transportasi dan penempatan beton sebagai
dikehendaki oleh Spesifikasi ini.
7.6.2 Bahan-Bahan
a. Semen
Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan Paket I ini harus mempunyai mutu
setara Semen Portland, atau type lain yang disetujui oleh Direksi. Semen yang
dipakai harus produksi dalam negeri dan sesuai dengan SKSNI T-15-1991-03 atau
standar lain yang setara atau lebih tinggi.
Kontraktor harus menyediakan contoh semen apabila diminta oleh Direksi, yaitu
contoh dari gudang Kontraktor di lapangan dan dari pabrik, atau Kontraktor harus
menguji semennya menurut SKSNI T-15-1991-03 atau standar lain yang setara atau
lebih tinggi.
Kontraktor harus membangun fasilitas untuk melindungi beton dari kondisi basah,
lembab dan pengaruh matahari yang bisa mengurangi mutu semen yang akan
dipergunakan. Semen harus diletakkan minimum 30 cm diatas lantai dan
penataannya tidak boleh melebihi 20 zak semen pada arah vertikal yang bisa
mengakibatkan pengerasan beton dengan waktu penyimpanan optimal 60 hari
kalender. Semen yang telah disimpan selama 90 hari harus lebih prioritas untuk
dipergunakan, kecuali apabila hasil test yang dilakukan baik. Bilamana Semen
Portland telah mengeras, maka tidak boleh dipakai untuk campuran.
VII-25
METODE PELAKSANAAN
2. Rencana pengadaan semen yang baru selama bulan yang akan jalan.
b.Bahan Additive
Semua biaya pemakaian bahan additive ini, bila ada, harus sudah termasuk dalam
penawaran harga satuan dalam BOQ untuk item pembetonan. Kontraktor tidak akan
meminta biaya tambahan untuk pemakaian bahan additive tersebut dalam
pelaksanaan konstruksi beton.
Test pemakaian bahan additive dalam campuran harus dibuat oleh Kontraktor
dengan biaya sendiri dan hasilnya dikirim ke Direksi.
Apabila lebih dari satu jenis bahan additive yang akan dipakai dalam pelaksanaan
pembetonan, maka bahan additive tersebut harus dicampur dulu dengan air
sebelum dicampur dalam alat pencampur (Molen, CarMix, Batching Plan atau alat
lainnya).
Batas minimum atau maksimum slump yang diijinkan pada beton akibat adanya
pemakaian bahan additive, bisa diubah oleh Direksi ketika ada ijin penggunaan
pemakaian bahan additive.
Additive jenis ini bisa dipergunakan dengan catatan berikut. Bahan additive yang
dipakai akan sesuai dengan ASTM C260 atau ekuivalennya. Bahan additive harus
mempunyai konsistensi yang seragam dalam setiap wadahnya dan dari setiap
pengirimannya.
VII-26
METODE PELAKSANAAN
Estimasi jumlah pemakaian bahan additive ini dalam campuran beton adalah
sebagai :
20 6.0 + 1
40 4.5 + 1
Bahan additive ini akan dipergunakan tidak boleh melebihi 12% berat. Pencampuran
bahan additive dalam beton, terlebih dahulu dicampur dalam air secara proportional.
Bahan additive yang dipakai akan sesuai dengan ASTM C494 Type D atau yang
setara. Bahan additive harus mempunyai konsistensi yang seragam dalam setiap
wadahnya dan dari setiap pengirimannya.
Bahan-bahan ini harus disimpan di tempat yang tahan air dan resapan air.
Penyimpanan harus diatur sedemikian sehingga bahan additive ini langsung dipakai.
Bahan additive yang telah habis masa berlakunya, harus ditandai dan tidak dipakai
untuk campuran beton.
c. Aggregat
Pengadaan atau produksi material agregat halus dan agregat kasar (split dan kerikil)
yang berasal dari lokasi quarry atau daerah lain harus sepengetahuan Direksi.
Material yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan akan diuji secara periodik
minimum 1 (satu) minggu sekali atau setiap pengecoran 1.000 m3 beton atau setiap
penggantian sumber material, akan diambil waktu pengujian yang paling cepat.
VII-27
METODE PELAKSANAAN
Apabila Kontraktor akan mengambil material kerikil dari sumber lain selain daerah
quarry (borrow area) yang telah disepakati sebelumnya, maka Kontraktor harus
mengadakan pengujian yang hasilnya harus diserahkan kepada pihak Direksi. Biaya
seluruh pengujian akan menjadi tanggungjawab sepenuhnya dari Kontraktor.
Pada areal dimana material akan diambil untuk dipakai, maka Kontraktor harus
membersihkan areal tersebut dari tanaman, akar, sampah, rumput, lempung, dan
sebagainya.
Proses pengadaan material mulai dari penyaringan, pencucian, dan lain-lain sampai
dengan tersedianya material kerikil/split yang memenuhi spesifikasinya akan
dikerjakan dengan sepengetahuan dan persetujuan dari pihak Direksi.
Biaya produksi kerikil yang dikehendaki oleh Spesifikasi ini harus sudah termasuk
dalam analisa harga satuan pada BOQ untuk berbagai item pekerjaan beton dimana
material agregat / kerikil dipakai. Analisa harga satuan ini harus sudah mencakup
semua biaya pembayaran royalti galian C, penggalian, penanganan, tahap proses,
transportasi sampai dengan penyimpanan material.
Tiap jenis material pasir, kerikil, batu merah, dan batu harus disimpan dalam petak
terpisah dan terpelihara dan aman dari hal-hal yang merusak.
d. Aggregat Halus
Apabila tidak ditentukan/disarankan pada Trial Mix Design, maka gradasi kelolosan
saringan material agregat halus untuk campuran beton adalah sebagai berikut :
10 100
5 90 - 100
2.5 80 - 100
1.2 50 - 90
VII-28
METODE PELAKSANAAN
0.6 25 - 65
0.3 10 - 35
0.15 2 - 10
Disamping hal tersebut di atas, bahan aggregat halus, yang tercantum harus
mempunyai modulus kehalusan (fine modulus) tidak lebih kecil dari 2.30 atau tidak
lebih besar dari 3.10. Apabila variasi modulus kehalusan lebih besar 0.20 dari harga
yang ditetapkan untuk beton, bahan agregat halus harus ditentukan lain untuk
mengimbangi perbedaan dalam tingkatan ukuran bahan dalam bagian beton.
Kondisi maksimum dimana material pasir tidak dapat dipakai akan mengikuti nilai
sebagai berikut :
Jumlah persentase material yang diterima adalah sebagaimana disebut di atas atau
apabila debu batu yang bebas dari lempung atau lanau, prosentasenya bisa
mencapai 5 % dari berat.
e. Aggregat Kasar
Pengertian material kasar yang dipergunakan adalah material dengan ukuran lebih
besar dari 5 mm dan mempunyai gradasi yang baik
Bahan batuan (kerikil) harus memenuhi persyaratan dan bergradasi baik dengan
diameter maximum tergantung dari klas betonnya.
Bila kelas dari beton menghendaki perlawanan abrasi yang baik, maka bahan
batuan harus diambil dari lokasi setempat yang menurut penilaian Direksi adalah
yang terbaik.
VII-29
METODE PELAKSANAAN
Disamping itu Kontraktor harus membuat percobaan dari contoh material sesuai
dengan PBI 1971 atau ekivalennya secara rutin dengan frekuensi yang disetujui
Direksi serta mengirimkan kepada Direksi setiap copy laporan test.
Apabila test abrasi dibutuhkan oleh Direksi, maka Kontraktor harus melakukannya.
Bahan batuan untuk beton tahan abrasi minimum mempunyai berat spesifik (SG)
lebih besar dari 2,58 dan nilai tanah harus kurang dari 15% apabila diuji menurut
PB1 1971 atau ekivalennya yang disetujui oleh Direksi.
Gradasi kelolosan saringan untuk aggregat kasar harus dipisahkan dalam ukuran
yang telah ditetapkan, atau mengacu pada kelolosan sebagai berikut:
40 - 5 25 - 5 20 - 5 15 - 5
50 100 - - -
40 90 – 100 - - -
30 - 100 - -
25 - 95 – 100 100 -
20 35 – 70 - 90 – 100 100
15 - 30 – 70 - -
10 0 – 10 - 25 – 35 -
5 0–5 0 – 10 - -
2.5 - 0-5 - -
Bahan-bahan yang merugikan yang tercampur dalam bahan pengisi tidak boleh
lebih dari batas yang ditentukan dibawah ini :
VII-30
METODE PELAKSANAAN
7.6.3 Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan membuat adukan harus dari
sumber yang disetujui oleh Direksi dan memenuhi Pasal 9 Standar Nasional
Indonesia.
Air dari sungai atau saluran cukup baik untuk dipakai dalam campuran beton, kecuali
apabila terjadi keadaan dimana aliran sungai atau saluran membawa endapan yang
cukup tinggi, maka bisa menggunakan air dari sumur penduduk atau bila perlu
membuat sumur dangkal di sekitar lokasi pekerjaan.
7.6.4. Tulangan
a. Umum
Tulangan baja untuk beton harus batang baja lunak yang bulat dan polos, digilas
panas, sesuai dengan SKSNI T-15-1991-03 atau standar lain yang setara atau yang
lebih tinggi yang disetujui oleh pihak Direksi, dan harus memenuhi ketentuan standar
serta ketentuan-ketentuan dibawah ini :
% 20 atau 14 atau
lebih lebih
Diameter rata-rata dari tulangan yang dipilih dari setiap contoh kiriman dengan
ukuran yang sama tidak boleh lebih besar atau lebih kecil dari 2 (dua) % dari
VII-31
METODE PELAKSANAAN
Untuk tiap kiriman tulang anyaman baja yang dikirim ke tempat pekerjaan,
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi satu kutipan yang diakui dari catatan-
catatan pemeriksaan dan pengujiannya yang berhubungan dengan pemuatan-
pemuatan dari mana kiriman itu dibuat.
Tulangan baja harus disimpan jauh dari tanah yang diganjal untuk mencegah
perubahan bentuknya.
b. Penempatan Tulangan
Tulangan harus dipasang dan dikuatkan dalam posisi yang pasti/tetap sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar dan tidak berubah pada posisinya dalam cetakan tanpa
per-geseran selama proses penggetaran, pengisian dan penumbukan beton
ditempat.
Semua ujung yang bebas dari tulangan bulat yang licin harus dibuat kait
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau menurut petunjuk Direksi. Kontraktor
harus menyediakan semua ganjal pengatur jarak yang diperlukan atas biaya sendiri
untuk memelihara tulangan beton dalam posisi yang tepat. Setiap pengikat,
sambungan, atau sambungan sengkang tulangan harus kencang sehingga tulangan-
tulangan benar-benar kokoh. Sebelah dalam bagian-bagian yang melengkung harus
bersentuhan langsung dengan tulangan-tulangan disekitar mana akan tercapai
kekuatan yang baik. Tulangan-tulangan harus diikat bersama-sama dengan
menggunakan kawat baja hitam yang harus mendapatkan persetujuan dari Direksi,
dan pengikat harus dililit kuat-kuat dengan tang. Ujung kawat ikat yang bebas harus
dilipat kedalam.
Jika tulangan beton telah dipasang dan telah siap untuk dilakukan pengecoran,
maka harus diperiksa dulu oleh Direksi dan tidak boleh dilakukan pengecoran
VII-32
METODE PELAKSANAAN
Kontraktor atas biaya sendiri harus menyiapkan semua gambar detail tulangan
beton berdasakan gambar-gambar yang diberikan oleh Pengguna Jasa. Gambar-
gambar tulangan beton ini harus meliputi gambar penempatan dan pembengkokan
tulangan, daftar besi dan gambar-gambar penulangan lainnya yang mungkin
diperlukan untuk memudahkan pembuatan dan pemasangan besi tulangan. Semua
gambar penulangan yang direncanakan oleh Kontrator harus diajukan kepada
Direksi untuk mendapat persetujuan.
Jika dianggap perlu untuk menyambung batang tulangan pada titik-titik lain dari pada
yang diperlihatkan dalam gambar, posisi dan metode penyambungan harus
ditetapkan berdasarkan perhitungan kekuatan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Dalam hal sambungan lewatan, panjang lewatan harus memenuhi ketentuan
gambar atau tabel di bawah ini :
Batang tulangan harus diikat pada beberapa tempat di atas sambungan lewatan
dengan menggunakan kawat besi pengikat dengan diameter 0.9 milimeter atau
pengikat yang cocok. Untuk sambungan lewatan, diperlukan kait pada batang
tulangan polos dan kait tidak diperlukan pada batang tulangan yang berulir.
Selimut beton bertulang minimum diukur dari sisi luar batang tulangan harus sesuai
dengan gambar atau tabel di bawah ini, kecuali ditentukan dalam gambar atau
permintaan Direksi Pekerjaan.
VII-33
METODE PELAKSANAAN
Dalam Luar
Disentuh
f. Daftar Bengkokan
Tulangan baja harus dipotong dari batang yang lurus, yang bebas dari belitan dan
bengkokan atau kerusakan lainya dan dibengkokkan dalam keadaan dingin oleh
tukang
g. Pemasangan
Kontraktor harus menempatkan dan memasang tulangan baja dengan tepat pada
tempat kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar dan harus ada jaminan bahwa
VII-34
METODE PELAKSANAAN
tulangan itu akan tetap pada kedudukannya pada waktu pengecoran beton.
Pengelasan tempel dengan adanya persetujuan Direksi lebih dahulu dapat diijinkan
untuk menyambung tulangan-tulangan yang saling tegak lurus, tetapi cara
pengelasan lain tidak akan dibolehkan. Penggunaan ganjal, alat perenggang dan
kawat harus mendapat persetujuan dari Direksi. Perenggang dari beton harus dibuat
dari beton dengan mutu yang sama seperti mutu beton yang akan dicor.
Perenggang tulangan dari besi beton dan kawat harus sepadan dengan bahan
tulangannya. Selimut beton yang ditentukan harus terpelihara.
a. Acuan
Acuan harus dibuat untuk tetap kaku selama pengecoran dan pengerasan dari beton
dan untuk memperoleh bentuk permukaan yang diperlukan. Kontraktor harus
menyerahkan rencana dan penjelasan tentang acuan dan harus membuat contoh-
contoh acuan untuk mendapat pengesahan Direksi.
Acuan harus dipasang dengan sempurna, sesuai dengan bentuk-bentuk dan ukuran
yang benar dari pekerjaan beton, yang ditunjukkan dalam Gambar. Cara
pendukungan yang akan menghasilkan lubang-lubang atau tali-tali kawat yang
membentang pada seluruh lebar dari permukaan beton tidak dibenarkan. Acuan
penutup harus dibuat pada permukaan beton, dimana kemiringannya lebih curam
dari 1 : 3.
Acuan untuk permukaan beton harus sedemikian rupa untuk mencegah hilangnya
bahan-bahan dari beton dan bisa menghasilkan permukaan beton yang padat. Jika
dibutuhkan oleh Direksi acuan untuk permukaan beton yang kelihatan harus
sedemikian rupa sehingga menghasilkan permukaan yang halus tanpa adanya garis
atau kelihatan terputus.
Tiap kali sebelum pembetonan dimulai, acuan harus diperiksa dengan teliti dan
dibersihkan.
VII-35
METODE PELAKSANAAN
Pembetonan hanya boleh dimulai apabila Direksi sudah memeriksa dan memberi
per-setujuan acuan yang telah dipasang.
Untuk pembetonan di cuaca panas atau kering, Kontraktor harus membuat rencana
acuan dan membukanya, sehingga permukaan-permukaan beton dapat terlihat
untuk dimulai perawatan sesegera mungkin.
Acuan hanya boleh dibuka dengan ijin Direksi dibawah pengawasan seorang
mandor yang berwewenang. Harus diberi perhatian yang besar pada waktu
pembukaan acuan untuk menghindari goncangan atau pembalikan tegangan beton.
Dalam hal mana Direksi berpendapat bahwa usul Kontraktor untuk membuka acuan
belum pada waktunya baik berdasarkan perhitungan cuaca atau dengan alasan
lainnya, maka Direksi dapat memerintahkan Kontraktor untuk menunda pembukaan
acuan dan Kontraktor tidak boleh menuntut kerugian atas penundaan tersebut.
Untuk beton dengan semen Portland biasa, waktu paling sedikit untuk pembukaan
acuan harus menurut daftar dibawah ini :
b. Perancah
Tiap-tiap cetakan harus dipasang diatas papan kayu yang kokoh dan harus mudah
distel. Tiang perancah boleh mempunyai paling banyak satu sambungan yang tidak
disokong kearah samping.
Bambu juga boleh digunakan untuk tiang perancah, asalkan dipikirkan terhadap
stabilitas terutama terhadap berat sendiri beton, serta beban-beban lain yang timbul
selama pengecoran seperti akibat getaran alat penggetar, berat pekerja dll.
c.Toleransi
VII-36
METODE PELAKSANAAN
dll)
Arah sisi utk pek. saluran/lining 0.50 ~ 1.0 cm per 40.0 m bentang
dinding
7.6.6Pekerjaan Permukaan
a. Penyelesaian Kasar
Permukaan beton yang tanpa acuan dan ditentukan dengan penyelesaian kasar,
harus digaruk rata dengan lis tetapi dengan mutu yang sama seperti muka beton
yang diacu dan dengan penyelesaian kasar.
b. Penyelesaian Halus
Kecuali ditentukan lain maka penyelesaian halus harus dituntut untuk permukaan
beton yang tetap kelihatan. Muka beton yang terbuka, kedap air harus digosok halus
VII-37
METODE PELAKSANAAN
dengan cetok baja sampai halus. Muka beton yang tampak lainnya harus digosok
dengan penggosok/lepa kayu sampai halus.
Pekerjaan menggosok harus dilakukan setelah beton cukup keras agar tidak terjadi
timbulnya air dengan butiran halus dipermukaan.
Muka beton tidak boleh diperbaiki tanpa ijin Direksi sesudah dibongkar cetakannya.
Kecuali ditunjukkan pada gambar, maka sudut-sudut tajam harus dibuat tumpul
dengan ukuran 2 cm x 2 cm.
a. Proporsi Campuran
Rencana karakteristik kuat tekan beton didasarkan pada NI-2 atau sesuai arahan
Direksi. Pedoman proporsi campuran untuk pelaksanaan yang telah disetujui Direksi
tidak akan membebaskan Kontraktor dari tanggungjawabnya terhadap Kontrak.
Beton Cyclope
Beton Cyclop adalah beton mutu K175 yang dalam penempatannya dicampur
dengan batu kali / batu pecah dengan ukuran maksimum 80 mm sebanyak
maksimum 50% dari volume beton cycloop. Batu kali / batu pecah tersebut
VII-38
METODE PELAKSANAAN
diletakkan dengan hati-hati sedemikian rupa sehingga jarak antar batu minimal 15
cm dan jarak antara batu terhadap tepi/permukaan beton minimal 30 cm serta jarak
terhadap permukaan yang dilindungi/disambung dengan beton lain minimal 15 cm.
(1) Kekentalan
Kadar air dalam beton harus dikendalikan setiap waktu. Kekentalan adonan beton
yang diukur dengan alat slump harus sesuai dengan batasan berikut ini, dalam
Centimeter.
Batas
Target Batas
Tipe Beton Penolaka
Slump Toleransi
n
(2) Slump
Jumlah air yang dipergunakan dalam beton harus dikontrol agar tinggi slump tidak
melampaui ketentuan diatas. Penambahan air untuk mengencerkan beton yang
sudah mengalami hidrasi pada saat pengecoran tidak diperkenankan. Pemeriksaan
slump harus diambil setelah beton ditempatkan tetapi sebelum mengalami
konsolidasi.
(3) Toleransi
VII-39
METODE PELAKSANAAN
Kontraktor harus mengambil contoh beton untuk tes silinder dari tempat pekerjaan
pengecoran beton, kemudian dirawat seperlunya dan menyerahkan kepada
Laboratorium yang disetujui untuk diadakan pengujian sesuai diperintahkan.
Selama pengecoran, Kontraktor harus selalu melakukan slump test pada saat
memulai pengecoran. Tes-tes itu harus dilakukan berdasarkan SKSNI T-15-1991-03
atau standar lain yang setara atau lebih tinggi, kecuali ditentukan lain.
Kecuali disetujui lain oleh Direksi, jenis pengujian dan rujukan yang digunakan harus
mengikuti ketentuan dalam Tabel berikut ini:
- Material passing No
ASTM C 117 (JIS A 1103-64)
200 sieve
JIS A 1111-76
- Surface moisture
ASTM C 40 (JIS A 1105-76)
- Organic impurities
ASTM C 88 (JIS A 1122-76)
- Sodium sulfate
ASTM C 136 (JIS A 1102-76)
soundness
ASTM C 131, C 535 (JIS A 1121-76)
- Grading of aggregate
ASTM C 29 (JIS A 1104-76)
- Los Angeles abrasion
VII-40
METODE PELAKSANAAN
7.6.8Pelaksanaan Pembetonan
Kontraktor harus mencampur dengan hati-hati bahan-bahan dari tiap kelas beton
dengan perbandingan berdasarkan ukuran volume. Air harus ditambahkan pada
bahan batuan, pasir dan semen dalam mesin pengaduk mekanis, banyaknya harus
menurut jumlah paling kecil yang diperlukan untuk memperoleh pemadatan penuh.
Alat pengukur air harus menunjukkan banyaknya air yang diperlukan dan
direncanakan agar secara otomatis berhenti bila jumlah air tersebut sudah dialirkan
kedalam campuran. Dan kemudian, apabila beton kelas K-125 diijinkan dilakukan
dengan tenaga manusia, maka semen, batuan dan pasir harus dicampur di atas
lantai kayu yang rapat. Bahan-bahan harus diaduk paling sedikit dua kali dalam
keadaan kering dan paling sedikit tiga kali sesudah air dicampur, sampai campuran
beton mencapai warna dan kekentalan yang sama/merata.
Kontraktor harus merencanakan tempat dari alat pencampur dan tempat bahan-
bahan untuk memberi ruang kerja yang cukup. Rencana ini harus diserahkan untuk
mendapat persetujuan Direksi, sebelum alat pencampur dan bahan-bahan
ditempatkan.
Beton harus diangkut sedemikian rupa sehingga pada saat sampai di tempat
penuangan, beton masih memiliki mutu yang ditentukan dan kekentalan yang
memenuhi, dan tidak terjadi penambahan atau pengurangan apapun sejak
VII-41
METODE PELAKSANAAN
Bila suhu udara melebihi 35C, Kontraktor tidak boleh mengecor tanpa persetujuan
Direksi dan tanpa mengambil tindakan pencegahan seperlunya untuk menjaga
supaya suhu beton pada waktu pencampuran dan penuangan kurang dari 35C
misalnya dengan menjaga bahan-bahan beton dan acuan agar terlindung dari
matahari, atau menyemprot air pada bahan batuan dan acauan.
e. Sambungan Beton
VII-42
METODE PELAKSANAAN
Sambungan beton harus rapat air, dan harus dibentuk dalam garis-garis lurus
dengan acuan yang kaku tegak lurus pada garis tegangan pokok dan sejauh
mungkin dapat dilaksanakan, pada tempat gaya lintang/geser yang terkecil.
Sambungan itu merupakan jenis pertemuan biasa, kecuali jika jenis lain dikehendaki
oleh Direksi.
Ukuran vertikal dari beton yang dituangkan pada satu kali pengecoran harus tidak
lebih dari 1,0 m dan ukuran mendatar harus tidak lebih dari 7 m, meskipun tanpa
adanya persetujuan lebih dahulu dari Direksi.
f. Beton Pracetak
g.Perawatan Beton
Sampai beton mengeras seluruhnya dalam waktu tidak kurang dari 7 hari, Kontraktor
harus melindungi beton dari pengaruh jelek dari angin, matahari, suhu tinggi atau
rendah, pergantian atau pembalikan derajat suhu, pembebanan sebelum waktunya,
lendutan atau tumbukan dan air tanah yang merusak.
Jika ditentukan lain oleh Direksi, Permukaan beton yang kelihatan harus dijaga terus
basah sesudah dicor, tidak kurang dari 7 hari untuk beton dengan semen Portland,
atau 3 hari untuk beton dengan semen yang cepat mengeras. Permukaan seperti itu
segera setelah dibuka acuannya maka harus segera ditutup dengan karung goni
yang dibasahi atau pasir atau lain-lain bahan yang mungkin disetujui Direksi.
Kontraktor harus membuat perlengkapan khusus atas permintaan Direksi untuk
perawatan dan pembasahan yang dimaksud sepanjang masa dari 6 sampai 24 jam
sesudah pengecoran beton.
Pekerjaan lining pada saluran harus dikerjakan sesuai dengan penjelasan pada
Gambar. Bahan yang dipakai dan mutu pekerjaannya .
VII-43
METODE PELAKSANAAN
Lining beton dikerjakan dengan cor ditempat (insitu) ketebalan 8 cm dari beton K-
175 dan lantai kerja 2.0 cm dari beton K-100.
Pengecoran lining diatur per blok sepanjang 4.00 (empat) meter. Untuk blok
berikutnya dibatasi dengan alur tegak lantai ukuran (2 x 2) cm kedalaman 2 cm dan
2 cm dipermukaan.
7.5.11 Toleransi
Pekerjaan yang melampaui batas toleransi tersebut di bawah harus diperbaiki atau
dibuang dan dibongkar dan diganti oleh dan atas biaya Kontraktor.
Ketinggian dari kolom, pilar, dinding, bagian lengkung bangunan, alur sambungan
tegak dan bentuk garis struktur lain :
- 12 mm per 3 meter
- 18 mm per 6 meter
- 30 mm per 12 meter
Ketinggian dari lantai, langit-langit (plafond), balok, alur sambungan horisontal dan
bentuk lain yang terlihat :
- 6 mm per 3 meter
- 12 mm per 10 meter
- 12 mm per 6 meter
- 18 mm per 12 meter
Dimensi/ukuran potongan melintang dari kolom, balok, ketebalan lantai dan dinding
adalah minus 6 mm dan plus 12 mm
VII-44
METODE PELAKSANAAN
Lapis pelindung :
- 6 mm per 50 mm pelindung
- 9 mm per 51 - 60 mm pelindung
- Minus 6 mm
- Plus 6 mm
VII-45