0040 - Luh Putu Putri Indah Rusmini - Sop Prosedural Keperawatan Dalam Memenuhi Kebutuhan Cairan
0040 - Luh Putu Putri Indah Rusmini - Sop Prosedural Keperawatan Dalam Memenuhi Kebutuhan Cairan
Oleh :
NIM : P07120120040
KEMENTERIAN KEMENKES RI
JURUSAN KEPERAWATAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat-Nya sehingga
makalah Mata Kuliah Keperawatan Dasar dengan mengambil judul “Prosedur Keperawatan
dalam Memenuhi Kebutuhan Cairan”. Makalah ini berisi pemaparan mengenai gambaran secara
umum yang berhubungan dengan SOP dalam memenuhi kebutuhan cairan.
Penulis berharap kepada pembaca supaya pengetahuan dalam makalah ini mudah
dipahami dan bermanfaat bagi pembaca terutama bagi mahasiswa keperawatan yang
mengemban mata kuliah Keperawatan Dasar dengan harapan dapat membantu mahasiswa
dan pembaca untuk memahami serta menyebarluaskan informasi terkait SOP dalam
memenuhi kebutuhan cairan. Selain itu, penulis berharap kepada pembaca dapat meresapi
setiap bacaan yang tercantum dalam makalah ini.
Akhir kata penulis berharap kepada pembaca terkait dengan isi dalam makalah ini
diharapkan dapat mengoreksi bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik
dari sebelumnya. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
mata kuliah Keperawatan Dasar.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
PEMBAHASAN
Tujuan : Untuk mengetahui rentang suhu, denyut nadi, pernapasan dan tekanan darah
1. Handscoon
2. Tensimeter
3. Stetoskop
4. Troly
5. Grafik perkembangan vital sign
6. Alat tulis
Prainteraksi :
Tahap Orientasi
Tahap Kerja
1
5. Petugas meraba denyut arteri brachialis, lalu stetoskop ditempatkan pada
daerah tersebut
6. Petugas menutup skrup balon karet, pengunci air raksa dibuka, selanjutnya
balon dipompa sampai denyut arteri tidak terdengar lagi dan air raksa di dalam
pipa gelas naik.
7. Petugas membuka skrup balon perlahan-lahan sehingga air raksa turun
perlahan-lahan. Sambil memperhatikan turunnya air raksa dengarkan bunyi
denyutan pertama/systole, dengarkan terus sampai denyutan terakhir/diastole
8. Petugas mencatat hasil pengukuran dan respon pasien
9. Petugas merapikan pasien dan alat
10. Petugas mencuci tangan
Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan pasien, simpulkan hasil kegiatan, berikan umpan balik positif
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Cuci tangan
Dokumentasi
2
B. MENGHITUNG NADI
Tujuan : untuk mengukur nadi pasien yang sebagai salah satu bagian dari tanda-tanda vital
tubuh.
1. Jam tangan
2. Hanscoen & APD lainnya
3. catatan dan alat tulis
Prainteraksi :
Tahap Orientasi
Tahap Kerja
3
Lakukan palpasi ringan arteri dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah pada
fossa kubiti (lekuk antara otot bisep dan trisep diatas siku)
Rasakan denyut arteri brankialis dan irama yang teratur
Hitung jumlah denyut selama satu menit
Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan pasien, simpulkan hasil kegiatan, berikan umpan balik positif
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Cuci tangan
Dokumentasi
4
C. PEMERIKSAAN RUMPLEAD
Pengertian : Rumple leed test adalah pemeriksaan bidang hematologi dengan melakukan
pembendungan pada bagian lengan atas selama 10 menit untuk uji diagnostik kerapuhan
vaskuler dan fungsi trombosit.
Tujuan :
1. Untuk mendeteksi adanya perdarahan di bawah kulit (petekie) sebagai tanda demam
berdarah.
2. Untuk mengetahui ketahan/kerapuhan dinding pembuluh darah derta jumlah dan
fungsi trombosit.
Prainteraksi :
Tahap Orientasi
Tahap Kerja :
5
7. Lakukan pengukuran MAP dengan mempertahankan tekanan hasil pengukuran
MAP sampai kurang lebih 5 menit.
8. Setelah itu turunkan tekanan secara perlahan-lahan
9. Baca hasil positiif
Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan pasien, simpulkan hasil kegiatan, berikan umpan balik positif
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Cuci tangan
Dokumentasi
6
D. PEMBERIAN CAIRAN PER-ORAL
Pengertian : Suatu tindakan pemberian cairan kepada pasien melalui mulut pasien
Tujuan : Mencegah terjadinya dehidrasi dan membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan
cairan dalam tubuhnya
Preinteraksi
Tahap Orientasi
1. Beri salam, panggil pasien dengan namanya dan memperkenalkan diri (untuk
pertemuan pertama)
2. Menanyakan keluhan pasien
3. Jelaskan tujuan, prosedur, hal yang perlu dilakukan pasien, sepakati kode komunikasi
4. Berikan kesempatan kepada pasien/ keluarga bertanya sebelum kegiatan dilakukan
Tahap kerja
7
9. Merapikan pasien
10. Bereskan dan rapikan alat-alat
11. Cuci tangan
Terminasi
1. Evaluasi perasaan pasien, simpulkan hasil kegiatan, berikan umpan balik positif
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Cuci tangan.
Dokumentasi
8
E. PENGAMBILAN SAMPEL URINE
Pengertian : Suatu tindakan mengambil sejumlah urine sebagai sampel untuk pemeriksaan
laboratorium.
Preinteraksi
1. Cek catatan keperawatan dan catat medis pasien (mengetahui TTV, therapy, jenis
pemeriksaan urine, dan hal lain yang diperlukan)
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat yang diperlukan
Tahap Orientasi
Tahap kerja
9
5. Menusukkan jarum dengan sudut 90° pada port.
6. Melakukan aspirasi urine sebanyak ± 3 ± 5 cc untuk pemeriksaan kultur urine, atau ±
10 ± 20 cc untuk pemeriksaan urine lengkap.
7. Memindahkan urine dari spuit ke dalam botol steril.
8. Buka klem penjepit
15. Meletakkan perlak/pengalas dibawah bokong klien, lepaskan pakaian bawah klien dan
atur posisi yang sama seperti saat membersihkan vulva/perineum (bila klien harus
dibantu).
16. Membersihkan daerah perineum dan alat genitalia dengan menggunakan air hangat +
sabun dan washlap, kemudian keringkan dengan handuk.
17. Membersihkan daerah meatus urethra eksternus dengan menggunakan kapas betadine
dan pinset steril.
18. Menganjurkan kepada klien untuk berkemih dan tampung urine yang pertama keluar
dalam pot/urinal, kemudian tampung urine yang keluar selanjutnya kedalam
bokal/botol urine sampai 10 ± 20 cc dan anjurkan klien untuk menuntaskan
berkemihnya ke dalam pot/urinal.
19. Menutup botol urine
20. Merapikan pasien dan alat
21. Melepaskan handschoen
22. Mencuci tangan.
10
Terminasi
1. Evaluasi perasaan pasien, simpulkan hasil kegiatan, berikan umpan balik positif
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Cuci tangan.
Dokumentasi
11
F. MEMASANG KONDOM KATETER
Pengertian : Suatu tindakan memasukkan catheter melalui uretra kedalam vesika urinaria
dengan tehnik steril untuk membantu mengeluarkan urine atau mengosongkan vesika
urinaria, irigasi vesika urinaria,memasukkan obat, mengukur residual volume,
mengukurpengeluaran urine lebih akurat.
Tujuan
Preinteraksi
12
Tahap Orientasi
Tahap kerja
13
13. Dengan tangan non dominan pasang glad penis dan buka preputium (laki-laki) atau
pengang dan sibakkan labia (wanita).
14. Dengan tangan dominan dan menggunakan pinset bersihkan daerah preputium (laki-
laki) atau labia minora dan mayora (wanita).
15. Pada laki-laki, masukan jelly dalam spuit sebanyak 10cc ke uretra sedangkan pada
wanita, olesi jelly pada ujung kateter 2,5-5 cm.
16. Letakkan bengkok di dekat uretra, untuk menampung kencing yang akan keluar dari
kateter setelah kateter dimasukkan ke dalam uretra
17. Pegang dan angkat penis tegak lurus terhadap tubuh lalu masukkan ujung kateter
secara perlahan-lahan sampai terasa tahanan kemudian posisikan penis 45-600 dan
lanjutkan memasukkan kateter perlahan-lahan sepanjang 17-22,5 cm pada orang
dewasa, 5-7,5 cm pada anak kecil atau sampai urine keluar.
18. Pada wanita sibakkan labia minora kemudian masukkan perlahan-lahan ujung kateter
sepanjang 5-7,5 cm pada orang dewasa dan 2,5 cm pada anak atau sampai urine
keluar. Anjurkan pasien bernapas dalam saat memasukkan kateter. Baik laki-laki
maupun perempuan, kemudian masukkan kateter sepanjang 2.5 cm lagi.
19. Setelah urine keluar, klem kateter 20. Lakukan fixasi dengan air steril.
20. Tanyakan ke pasien apakah merasa tidak nyaman kemudian tarik kateter perlahan
sampai ada tahanan.
21. Sambungkan kateter dengan urobag
22. Fiksasi kateter dengan plester dan beri tanggal pemasangan.
23. Tempatkan dan fixasi urobag lebih rendah dari blader (disisi tempat tidur).
24. Rapikan alat-alat.
25. Bantu pasien mengenakan pakaian bawah dan bantu pasien mendapatkan posisi yang
nyaman.
26. Lepaskan sarung tangan.
27. Cuci Tangan.
Terminasi
14
Dokumentasi
15
G. MENGHITUNG KESEIMBANGAN CAIRAN
Pengertian : Suatu tindakan mengukur keseimbangan cairan masuk dengan cairan keluar
tubuh
Preinteraksi
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis pasien (indikasi/instruksi dokter terkait
program pemberian cairan, kontraindikasi dan hal lain yang diperlukan)
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat-alat yang diperlukan
Tahap Orientasi
1. Beri salam, panggil pasien dengan namanya dan memperkenalkan diri (untuk
pertemuan pertama)
2. Menanyakan keluhan pasien
3. Jelaskan tujuan, prosedur, hal yang perlu dilakukan pasien, sepakati kode komunikasi
4. Berikan kesempatan kepada pasien/ keluarga bertanya sebelum kegiatan dilakukan
Tahap kerja
16
7. Hitung balance cairan dengan rumus BC= cairan masuk- (cairan keluar + IWL)
8. Bereskan dan rapikan alat-alat
9. Cuci tangan
Terminasi
1. Evaluasi perasaan pasien, simpulkan hasil kegiatan, berikan umpan balik positif
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Cuci tangan.
Dokumentasi
17
H. MERAWAT LUKA INFUS
Pengertian : Perawatan pada tempat pemasangan infuse
Preinteraksi
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis pasien (indikasi/instruksi dokter terkait
program pemberian cairan, kontraindikasi dan hal lain yang diperlukan)
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat-alat yang diperlukan
Tahap Orientasi
1. Beri salam, panggil pasien dengan namanya dan memperkenalkan diri (untuk
pertemuan pertama)
2. Menanyakan keluhan pasien
3. Jelaskan tujuan, prosedur, hal yang perlu dilakukan pasien, sepakati kode komunikasi
4. Berikan kesempatan kepada pasien/ keluarga bertanya sebelum kegiatan dilakukan
Tahap Kerja
18
3. Membasahi plester dengan alkohol/wash bensin dan buka balutan dengan
menggunakan pinset
4. Membersihkan bekas plester
5. Membersihkan daerah tusukan & sekitarnya dengan NaCl
6. Mengolesi tempat tusukan dengan Iodin cair/salf
7. Menutup dengan kassa steril dengan rapi
8. Memasang plester penutup
9. Mengatur tetesan infus sesuai program
Terminasi
1. Evaluasi perasaan pasien, simpulkan hasil kegiatan, berikan umpan balik positif
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Cuci tangan.
Dokumentasi
19
I. MENGGANTI CAIRAN INFUS
Pengertian : Penggantian Cairan Infus adalah suatu tindakan keperawatan yang dilakukan
dengan tekhnik aseptik untuk mengganti cairan infus yang telah habis dengan botol cairan
infus yang baru sesuai dengan jumlah tetesan yang dibutuhkan sesuai instruksi dokter.
Tujuan
1. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh, elektrolit, vitamin, protein, kalori dan
nitrogen pada klien yang tidak mampu mempertahankan masukan yang adekuat
melalui mulut.
2. Memulihkan keseimbangan asam-basa.
3. Meningkatkan Tekanan Darah
4. Menyediakan saluran terbuka untuk pemberian obat-obatan.
Preinteraksi
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis pasien (indikasi/instruksi dokter terkait
program pemberian cairan, kontraindikasi dan hal lain yang diperlukan)
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat-alat yang diperlukan
Tahap Orientasi
1. Beri salam, panggil pasien dengan namanya dan memperkenalkan diri (untuk
pertemuan pertama)
2. Menanyakan keluhan pasien
3. Jelaskan tujuan, prosedur, hal yang perlu dilakukan pasien, sepakati kode komunikasi
4. Berikan kesempatan kepada pasien/ keluarga bertanya sebelum kegiatan dilakukan
20
Tahap Kerja
1. Pastikan indikasi penggantian cairan infus
2. Dilakukan jika sisa cairan dalam botol kurang dari 50 cc
3. Pastikan bilik tetesan masih berisi ½ lebih
4. Lepaskan tutup botol plastic, atau tutup logam. Tetap pertahankan seterilitasnya
5. Lambatkan aliran infus dengan menggeser klem penggeser
6. Lepaskan cairan lama dari tempat gantungan
7. Dengan cepat lepaskan spike dari larutan lama kemudian tusukan pada larutan yang
baru. Pertahannkan seterilitas
8. Gantung cairan
9. Periksa bilik tetesan tetap berisi ½, bebaskan selang dari udara
10. Atur tetesan sesuai indikasi
Terminasi
1. Evaluasi perasaan pasien, simpulkan hasil kegiatan, berikan umpan balik positif
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Cuci tangan.
Dokumentasi
21
J. MELEPAS INFUS
Pengertian : Pencabutan cairan yang telah dimasukkan ke dalam tubuh pasien melalui
pembuluh darah karena keadaan pasien yang sudah membaik
Tujuan :Agar tidak timbulnya reaksi alergi, emboli udara, infeksi, edema paru-paru pada
pasien
Preinteraksi
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis pasien (indikasi/instruksi dokter terkait
program pemberian cairan, kontraindikasi dan hal lain yang diperlukan)
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat-alat yang diperlukan
Tahap Orientasi
1. Beri salam, panggil pasien dengan namanya dan memperkenalkan diri (untuk
pertemuan pertama)
2. Menanyakan keluhan pasien
3. Jelaskan tujuan, prosedur, hal yang perlu dilakukan pasien, sepakati kode komunikasi
4. Berikan kesempatan kepada pasien/ keluarga bertanya sebelum kegiatan dilakukan
Tahap Kerja
22
4. Siapkan kapas alcohol,
5. Dengan satu tangan tidak dominan tempatkan kapas alcohol ditempat insersi kateter
IV, kateter IV di Tarik.
6. Tekan tempat insersi dengan kapas alcohol, kemudian fiksasi.
7. Awasi tanda perdarahan.
Terminasi
1. Evaluasi perasaan pasien, simpulkan hasil kegiatan, berikan umpan balik positif
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Cuci tangan.
Dokumentasi
23
K. MEMONITOR TETESAN INFUS
Pengertian : Menghitung kecepatan infus untuk mencegah ketidaktepatan pemberian cairan.
Tujuan :
1. Mencegah terjadinya kolaps kardiovaskular dan sirkulasi pada klien dehidrasi dan
syok.
2. Mencegah kelebihan cairan pada klien
1. Baki berisi :
a. APD (handscoon dan masker)
b. Antiseptik
c. Kertas dan pensil
d. Jam dengan jarum detik
Preinteraksi
Tahap Orientasi
Tahap Kerja
1. Membaca program dokter dan ikuti enam benar untuk memastikan larutan yang benar.
24
2. Mencari tahu kalibrasi dalam tetesan per milimete dari set infuse (sesuai petunjuk
bungkus)
a. Tetes mikro (mikrodrip) ; 1 cc = 60 tetes
b. Tetes makro (makrodrip) ; 1 cc = 15 tetes, 1 cc = 20 tetes
3. Memilih salah satu rumus berikut
a. Millimeter per jam
Jumlah total cairan infuse (cc)
cc/jam = lama waktu penginfusan (jam)
b. Tetes permenit
Jumlah total cairan infuse (cc) x faktor tetesan
lama waktu penginfusan
4. Mencuci tangan
5. Memakai sarung tangan
6. Menetapkan kecepatan aliran dengan menghitung tetesan pada bilik drip selama satu
menit dengan jam, kemudian atur klem pengatur untuk menaikkan atau menurunkan
kecepatan infuse.
7. Memeriksa kecepatan ini setiap jam
8. Mendokumentasikan pada catatan perawat mengenai larutan dan waktu
9. pada bilik drip selama satu menit
Tahap Terminasi
Dokumentasi
25
L. MERAWAT KATETER URINE
Pengertian : Suatu tindakan perawatan pada kateter, meatus uretra dan daerah sekitarnya
untuk menjaga kebersihan, keefektifan dan menghindari komplikasi pemasangan kateter.
Tujuan : Menjaga kebersihan meatus uretra, menghindari infeksi dan komplikasi lainya
akibat pemasangan indwelling catheter
Preinteraksi
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis pasien (indikasi/instruksi dokter terkait
program pemberian cairan, kontraindikasi dan hal lain yang diperlukan)
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat-alat yang diperlukan
Tahap Orientasi
1. Beri salam, panggil pasien dengan namanya dan memperkenalkan diri (untuk
pertemuan pertama)
2. Menanyakan keluhan pasien
3. Jelaskan tujuan, prosedur, hal yang perlu dilakukan pasien, sepakati kode komunikasi
4. Berikan kesempatan kepada pasien/ keluarga bertanya sebelum kegiatan dilakukan
Tahap Kerja
26
1. Jaga privacy pasien.
2. Dekatkan alat dan tempat sampah pada tempat yang sesuai dan mudah dijangkau
3. Pastikan pencahayaan memadai
4. Cuci tangan
5. Atur posisi pasien supine (laki ± laki) dan dorsal recumbent (wanita)
6. Lepaskan pakaian bawah pasien.
7. Gunakan sarung tangan disposible
8. Letakkan pengalas pada bokong pasien dan bengkok pada tempat yang sesuai
9. Lakukan perawatan perineal dan labia pada wanita : Dengan menggunakan wash
lap/kapas/kassa, bersihkan daerah perincal dengan air berisi antiseptic atau larutan
sabun
Lakukan perawatan pada laki- laki : Dengan menggunakan wash lap/kapas/kassa,
bersihkan daerah glans penis dan preputium dengan air berisi antiseptic atau larutan
sabun
10. Kaji meatus ureteralis dan jaringan sekitarnya untuk adanya tanda inflamasi,
pembengkakan, dischange dan rasa terbakar atau perasaan tidak nyaman
11. Dengan menggunakan wash lap/ kapas/ kasa bersih berisi larutan anti septic ( sabun )
bersihkan dengan gerakan melingkar sepanjang kateter ± 10cm dari arah proksimal ke
distal
12. Ganti plester yang menfiksasi kateter dengan menghindari penarikan kateter
13. Ganti urine bag jika diperlukan
14. Observasi selang urine bag: x Pastikan letaknya dibawah bledder x Pastikan urine bag
tergantung atau ditempatkan di tempat aman x Pastikan selang tidak tertekuk atau
terklem
15. Bereskan dan rapikan alat-alat
16. Lepaskan sarung tangan
17. Cuci tangan
18. Rapikan pasien dn tempatkan pada posisi yang aman
Terminasi
27
Dokumentasi
28
M. MELAKSANAKAN BLADDER TRAINING
Pengertian : Latihan yang dilakukan untuk mengembalikan tonus otot kandung kemih agar
fungsinya kembali normal.
Tujuan
1. Klem kateter
2. Penampung urin (urinal)
3. Handschoen
Preinteraksi
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis pasien (indikasi/instruksi dokter, ttv
sebelumnya atau kondisi lain yang diperlukan)
2. Mencuci tangan
3. Siapkan alat-alat yang diperlukan
4. Mendekatkan alat
Tahap Orientasi
1. Beri salam, panggil pasien dengan namanya dan memperkenalkan diri (untuk
pertemuan pertama)
2. Menanyakan keluhan pasien
3. Jelaskan tujuan, prosedur, hal yang perlu dilakukan pasien, sepakati kode komunikasi
4. Berikan kesempatan kepada pasien/ keluarga bertanya sebelum kegiatan dilakukan
Tahap kerja
1. Mencuci tangan
2. Menjaga privacy pasien.
3. Pada hari pertama, klem selang kateter 1-2 jam (disarankan bisa mencapai waktu 2
jam kecuali pasien merasa kesakitan)
29
4. Kosongkan urine bag
5. Cek dan evaluasi kondisi pasien, jika pasien merasa sakit atau tidak toleran terhadap
waktu 2 jam yang ditentukan, maka kurangi waktunya dan tingkatkan secara bertahap
6. Lepaskan klem setelah 2 jam dan biarkan urine mengalir dari kandung kemih menuju
urine bag hingga kandung kemih kosong
7. Biarkan klem tidak terpasang sekitar 15 menit, setelah itu klem lagi 1-2 jam
8. Lanjutkan prosedur ini hingga 24 jam pertama
9. Pada hari kedua, tingkatkan lama klem hingga menjadi 2- 3 jam, lepaskan klem 15
menit dan klem ulang
10. Lakukan posedur ini hingga 24 jam
11. Pada hari ketiga, tingkatkan lagi lama klem menjadi 3-4 jam, lepaskan klem 15 menit
dan klem ulang. Lakukan prosedur ini hingga 24 jam
12. Pada hari ke empat, lepaskan kateter amati seksama respon pasien setelah kateter
dilepas
13. Anjurkan pasien untuk ke toilet setiap 2 jam
14. Setelah kateter dilepas, maka lakukan proses selanjutnya yaitu dengan melakukan:
kegel exercise, penundaan berkemih, penjadwalan berkemih.
15. Membereskan alat-alat
16. Membuka sarung tangan
17. Mencuci tangan
Terminasi
Dokumentasi
30