Anda di halaman 1dari 33

TUGAS KEPERAWATAN DASAR

“PROSEDUR KEPERAWATAN DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN


CAIRAN”

Oleh :

Nama : Luh Putu Putri Indah Rusmini

NIM : P07120120040

Kelas : I.1 D-III Keperawatan

KEMENTERIAN KEMENKES RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat-Nya sehingga
makalah Mata Kuliah Keperawatan Dasar dengan mengambil judul “Prosedur Keperawatan
dalam Memenuhi Kebutuhan Cairan”. Makalah ini berisi pemaparan mengenai gambaran secara
umum yang berhubungan dengan SOP dalam memenuhi kebutuhan cairan.

Penulis berharap kepada pembaca supaya pengetahuan dalam makalah ini mudah
dipahami dan bermanfaat bagi pembaca terutama bagi mahasiswa keperawatan yang
mengemban mata kuliah Keperawatan Dasar dengan harapan dapat membantu mahasiswa
dan pembaca untuk memahami serta menyebarluaskan informasi terkait SOP dalam
memenuhi kebutuhan cairan. Selain itu, penulis berharap kepada pembaca dapat meresapi
setiap bacaan yang tercantum dalam makalah ini.

Akhir kata penulis berharap kepada pembaca terkait dengan isi dalam makalah ini
diharapkan dapat mengoreksi bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik
dari sebelumnya. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
mata kuliah Keperawatan Dasar.

Denpasar, 21 Januari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. i


DAFTAR ISI............................................................................................................................... ii
PEMBAHASAN.......................................................................................................................... 1
A. PENGUKURAN TEKANAN DARAH............................................................................. 1
B. MENGHITUNG NADI .................................................................................................... 3
C. PEMERIKSAAN RUMPLEAD ....................................................................................... 5
D. PEMBERIAN CAIRAN PER-ORAL............................................................................... 7
E. PENGAMBILAN SAMPEL URINE................................................................................ 9
F. MEMASANG KONDOM KATETER ........................................................................... 12
G. MENGHITUNG KESEIMBANGAN CAIRAN ............................................................. 16
H. MERAWAT LUKA INFUS ........................................................................................... 18
I. MENGGANTI CAIRAN INFUS.................................................................................... 20
J. MELEPAS INFUS ......................................................................................................... 22
K. MEMONITOR TETESAN INFUS ................................................................................ 24
L. MERAWAT KATETER URINE ................................................................................... 26
M. MELAKSANAKAN BLADDER TRAINING ............................................................ 29

ii
PEMBAHASAN

A. PENGUKURAN TEKANAN DARAH


Pengertian : Tindakan yang dilakukan untuk mendeteksi adanya perubahan sistem tubuh

Tujuan : Untuk mengetahui rentang suhu, denyut nadi, pernapasan dan tekanan darah

Prosedur : Persiapan alat

1. Handscoon
2. Tensimeter
3. Stetoskop
4. Troly
5. Grafik perkembangan vital sign
6. Alat tulis

Prainteraksi :

1. Cek catatan keperawatan dan catat medis pasien


2. Cuci tangan
3. Siapkan alat yang diperlukan

Tahap Orientasi

1. Beri salam dan panggil pasien dengan namanya


2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada pasien/ keluarga
3. Berikan kesempatan pasien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
4. Menanyakan keluhan utama pasien

Tahap Kerja

1. Petugas mencuci tangan


2. Petugas membuka lengan baju pasien atau digulung ke atas
3. Petugas memasang manset tensimeter pada lengan atas (3 jari diatas fossa
cubiti) dengan pipa karetnya berada disisi luar lengan. Manset dipasang tidak
terlalu kencang atau terlalu longgar
4. Petugas memompa tensimeter

1
5. Petugas meraba denyut arteri brachialis, lalu stetoskop ditempatkan pada
daerah tersebut
6. Petugas menutup skrup balon karet, pengunci air raksa dibuka, selanjutnya
balon dipompa sampai denyut arteri tidak terdengar lagi dan air raksa di dalam
pipa gelas naik.
7. Petugas membuka skrup balon perlahan-lahan sehingga air raksa turun
perlahan-lahan. Sambil memperhatikan turunnya air raksa dengarkan bunyi
denyutan pertama/systole, dengarkan terus sampai denyutan terakhir/diastole
8. Petugas mencatat hasil pengukuran dan respon pasien
9. Petugas merapikan pasien dan alat
10. Petugas mencuci tangan

Tahap Terminasi

1. Evaluasi perasaan pasien, simpulkan hasil kegiatan, berikan umpan balik positif
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Cuci tangan

Dokumentasi

1. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

2
B. MENGHITUNG NADI
Tujuan : untuk mengukur nadi pasien yang sebagai salah satu bagian dari tanda-tanda vital
tubuh.

Prosedur : Persiapan Alat

1. Jam tangan
2. Hanscoen & APD lainnya
3. catatan dan alat tulis

Prainteraksi :

1. Cek catatan keperawatan dan catat medis pasien


2. Cuci tangan
3. Siapkan alat yang diperlukan

Tahap Orientasi

1. Beri salam dan panggil pasien dengan namanya


2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada pasien/ keluarga
3. Berikan kesempatan pasien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
4. Menanyakan keluhan utama pasien

Tahap Kerja

1. PEMERIKSAAN FREKUENSI DENYUT ARTERI RADIALIS


 Minta pasien untuk menyingsingkan baju yang menutupi lengan bawah
 Pada posisi duduk, tangan diletakkan pada paha dan lengan ekstensi. Pada posisi tidur
terlentang, kedua lengan ekstensi dan menghadap atas.
 Lakukan palpasi ringan arteri radialis dengan menggunakan jari telunjuk dan
jaritengah , lakukan palpasi sepanjang lekuk radial pada pergelangan tangan
 Rasakan denyut arteri radialis dan irama yang teratur
 Hitung denyut tersebut selama satu menit

2. PEMERIKSAAN FREKUENSI DENYUT ARTERI BRACHIALIS


 Menyingsingkan lengan baju pasien yang menutupi lengan atas
 Pada posisi duduk, tangan diletakkan pada paha dan lengan ekstensi. Pada posisi tidur
terlentang, kedua lengan ekstensi dan menghadap atas.

3
 Lakukan palpasi ringan arteri dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah pada
fossa kubiti (lekuk antara otot bisep dan trisep diatas siku)
 Rasakan denyut arteri brankialis dan irama yang teratur
 Hitung jumlah denyut selama satu menit

3. PEMERIKSAAN FREKWENSI DENYUT ARTERI KAROTIS


 Minta pasien melepaskan baju sehingga bagian leher terlihat jelas
 Pasien duduk dengan posisi tangan diistirahatkan diatas paha
 Inspeksi kedua sisi leher untuk melihat denyut arteri karotis
 Mintalah pasien untuk memalingkan kepala pada sisiarah yang berlawanan dengan
yang akan diperiksa
 Kemudian lakukan palpasi dengan lembut, jangan terlalu keras untuk menghindari
rangsangan sinus karotid
 Dengan menggunakan jari tengah dan telunjuk palpasi sekitar otot
sternokleidomastoideus bagian medial

Perhatikan perubahan denyut pada saat menarik atau menghembuskan napas

Tahap Terminasi

1. Evaluasi perasaan pasien, simpulkan hasil kegiatan, berikan umpan balik positif
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Cuci tangan

Dokumentasi

1. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

4
C. PEMERIKSAAN RUMPLEAD
Pengertian : Rumple leed test adalah pemeriksaan bidang hematologi dengan melakukan
pembendungan pada bagian lengan atas selama 10 menit untuk uji diagnostik kerapuhan
vaskuler dan fungsi trombosit.

Tujuan :

1. Untuk mendeteksi adanya perdarahan di bawah kulit (petekie) sebagai tanda demam
berdarah.
2. Untuk mengetahui ketahan/kerapuhan dinding pembuluh darah derta jumlah dan
fungsi trombosit.

Prosedur : Persiapan Alat

1. Tensimeter lengkap dengan manset

Prainteraksi :

4. Cek catatan keperawatan dan catat medis pasien


5. Cuci tangan
6. Siapkan alat yang diperlukan

Tahap Orientasi

5. Beri salam dan panggil pasien dengan namanya


6. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada pasien/ keluarga
7. Berikan kesempatan pasien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
8. Menanyakan keluhan utama pasien

Tahap Kerja :

1. Mendekatkan alat-alat ke sekitar klien.


2. Lakukan cuci tangan.
3. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan
4. Atur posisi dalam keadaan berbaring
5. Lakukan pengukuran tekanan darah
6. Hitung batas tekanan sistolik dan tekanan diastolik kemudian jumlahkan batas kedua
tekanan tersebut

5
7. Lakukan pengukuran MAP dengan mempertahankan tekanan hasil pengukuran
MAP sampai kurang lebih 5 menit.
8. Setelah itu turunkan tekanan secara perlahan-lahan
9. Baca hasil positiif

-: Tidak ditemukan petekie (<20)

+ : adanya petekie (> 20)

10. Catat hasil pengukuran


11. Bereskan alat-alat yang telah dipergunakan
12. Rapihkan kembali klien.
13. Ucapkan salam.
14. Buka sarung tangan, lalu buang ke dalam bengkok.
15. Lakukan cuci tangan.

Tahap Terminasi

1. Evaluasi perasaan pasien, simpulkan hasil kegiatan, berikan umpan balik positif
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Cuci tangan

Dokumentasi

1. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

6
D. PEMBERIAN CAIRAN PER-ORAL
Pengertian : Suatu tindakan pemberian cairan kepada pasien melalui mulut pasien

Tujuan : Mencegah terjadinya dehidrasi dan membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan
cairan dalam tubuhnya

Prosedur : Persiapan alat

1. Gelas berisi minuman yang dianjurkan


2. Sendok
3. Pipet
4. Serbet makan

Preinteraksi

1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis pasien (indikasi/instruksi dokter,


kontraindikasi dan hal lain yang diperlukan)
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat-alat yang diperlukan

Tahap Orientasi

1. Beri salam, panggil pasien dengan namanya dan memperkenalkan diri (untuk
pertemuan pertama)
2. Menanyakan keluhan pasien
3. Jelaskan tujuan, prosedur, hal yang perlu dilakukan pasien, sepakati kode komunikasi
4. Berikan kesempatan kepada pasien/ keluarga bertanya sebelum kegiatan dilakukan

Tahap kerja

1. Jaga privacy pasien.


2. Dekatkan alat pada tempat yang sesuai dan mudah dijangkau
3. Cuci tangan
4. Membaringkan pasien senyaman mungkin jika diperbolehkan kepala lebih ditinggikan
5. Mencocokkan miuman dengan kartu diit/daftar diit
6. Membentangkan serbet di bawah dagu pasien
7. Membantu pasien untuk minum
8. Membersihkan mulut pasien

7
9. Merapikan pasien
10. Bereskan dan rapikan alat-alat
11. Cuci tangan

Terminasi

1. Evaluasi perasaan pasien, simpulkan hasil kegiatan, berikan umpan balik positif
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Cuci tangan.

Dokumentasi

1. Catat hasil kegiatan didalam catatan keperawatan

8
E. PENGAMBILAN SAMPEL URINE
Pengertian : Suatu tindakan mengambil sejumlah urine sebagai sampel untuk pemeriksaan
laboratorium.

Tujuan : Mengetahui adanya mikroorganisme dalam urine.

Prosedur : Persiapan Alat

1. Botol wadah sampel urine dengan label


2. Handschoen bersih
3. Urinal
4. Bengkok
5. Perlak
6. Formulir pemeriksaan
7. Jika pengambilan melalui kateter: spuit 10 cc, klem penjepit, kapas alkohol
8. Jika dengan cara midstream: Baskom berisi air hangat, sabun, washlap, pinset steril,
kapas bethadine dan handuk handuk.

Preinteraksi

1. Cek catatan keperawatan dan catat medis pasien (mengetahui TTV, therapy, jenis
pemeriksaan urine, dan hal lain yang diperlukan)
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat yang diperlukan

Tahap Orientasi

1. Beri salam dan panggil pasien dengan namanya


2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada pasien/ keluarga
3. Berikan kesempatan pasien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
4. Menanyakan keluhan utama pasien

Tahap kerja

1. Jaga privasi klien


2. Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur klien
3. Memakai handscoen bersih Pengambilan urine melalui kateter dengan port
4. Mendesinfeksi lokasi penusukan dengan kapas alkohol 70%.

9
5. Menusukkan jarum dengan sudut 90° pada port.
6. Melakukan aspirasi urine sebanyak ± 3 ± 5 cc untuk pemeriksaan kultur urine, atau ±
10 ± 20 cc untuk pemeriksaan urine lengkap.
7. Memindahkan urine dari spuit ke dalam botol steril.
8. Buka klem penjepit

Pengambilan urine melalui kateter tanpa port

9. Membuka tutup bokal/botol urine dan meletakkannya diatas perlak/pengalas.


10. Mendesinfeksi sambungan kateter ± selang urine bag dengan kapas alkohol 70%.
11. Membuka sambungan tersebut dengan hati-hati, pegang selang diatas sambungan ± 5
c, jaga jarak agar tidak terkontaminasi.
12. Memasukkan urine ke dalam botol urine (jangan sampai bersentuhan dengan ujung
kateter).
13. Mendesinfeksi selang kateter dengan kapas alkohol 70% kemudian sambungkan
kembali urine bag dengan kateter.
14. Buka klem penjepit

Pengambilan urine dengan cara midstream

15. Meletakkan perlak/pengalas dibawah bokong klien, lepaskan pakaian bawah klien dan
atur posisi yang sama seperti saat membersihkan vulva/perineum (bila klien harus
dibantu).
16. Membersihkan daerah perineum dan alat genitalia dengan menggunakan air hangat +
sabun dan washlap, kemudian keringkan dengan handuk.
17. Membersihkan daerah meatus urethra eksternus dengan menggunakan kapas betadine
dan pinset steril.
18. Menganjurkan kepada klien untuk berkemih dan tampung urine yang pertama keluar
dalam pot/urinal, kemudian tampung urine yang keluar selanjutnya kedalam
bokal/botol urine sampai 10 ± 20 cc dan anjurkan klien untuk menuntaskan
berkemihnya ke dalam pot/urinal.
19. Menutup botol urine
20. Merapikan pasien dan alat
21. Melepaskan handschoen
22. Mencuci tangan.

10
Terminasi

1. Evaluasi perasaan pasien, simpulkan hasil kegiatan, berikan umpan balik positif
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Cuci tangan.

Dokumentasi

1. Catat hasil kegiatan didalam catatan keperawatan

11
F. MEMASANG KONDOM KATETER
Pengertian : Suatu tindakan memasukkan catheter melalui uretra kedalam vesika urinaria
dengan tehnik steril untuk membantu mengeluarkan urine atau mengosongkan vesika
urinaria, irigasi vesika urinaria,memasukkan obat, mengukur residual volume,
mengukurpengeluaran urine lebih akurat.

Tujuan

1. Menghilangkan distensi vesika urinaria


2. Penatalaksanaan vesika urinaria inkopeten
3. Mendapatkan urine steril
4. Mengosongkan vesika urinaria secara lengkap

Prosedur : Persiapan Alat

1. Side table/ trolly beserta tempat sampah


2. Kateter steril
3. Urobag steril
4. Duk steril dan handuk
5. Sarung tangan steril dan sarung tangan disposible
6. Kapas pembersih steril + cairan antiseptik (povidonedine/savlon)
7. Pinset steril
8. Klem
9. Air steril dan spuit 10 cc
10. Jelly dalam spuit steril
11. Plester
12. Gunting plester
13. Bengkok
14. Pengalas
15. Kom steril (laki-laki 3 buah dan perempuan 2 buah

Preinteraksi

1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis pasien (indikasi/instruksi dokter,


kontraindikasi dan hal lain yang diperlukan)
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat-alat yang diperlukan

12
Tahap Orientasi

1. Beri salam, dan perkenalkan diri


2. Identifikasi pasien : tanyakan nama, tanggal lahir, alamat (minimal 2 item).
3. Cocokan dengan gelang identitas.
4. Tanyakan kondisi dan keluhan pasien
5. Jelaskan tujuan, prosedur, lama tindakan, dan hal yang perlu dilakukan pasien
6. Berikan kesempatan kepada pasien/ keluarga bertanya sebelum kegiatan dilakukan

Tahap kerja

1. Jaga privacy pasien.


2. Dekatkan alat dan tempat sampah pada tempat yang sesuai dan mudah dijangkau.
3. Pastikan pencahayaan memadai dan tinggikan tempat tidur sampai ketinggian yang
nyaman untuk melakukan pekerjaan. Kaji kenyamanan posisi pasien.
4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan disposible.
5. Lepaskan pakaian bawah pasien.
6. Atur posisi pasien untuk laki-laki posisi supinasi dengan paha sedikit diabduksi
sedangkan untuk wanita posisi dorsal rekumben dengan paha direlaksasi sehingga
dapat dirotasi kearah luar.
7. Pada pasien wanita, letakkan pengalas dibawah bokong. sedangkan pada pasien laki-
laki, letakkan pengalas diatas paha lalu letakkan penis diatas pengalas tersebut.
8. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
9. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan dengan mempertahankan prinsip sterilitas
(buka sebagian set kateter, buka sebagian set urobag, jelly, cairan fiksasi, buka spuit
untuk fiksasi, buka spuit untuk memasukkan jelly pada pemasangan kateter laki-laki,
untuk wanita siapkan kassa dengan jelly, siapkan kapas dengan cairan antiseptic,
dekatkan bengkok).
10. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan steril.
11. Aspirasi cairan fiksasi dengan spuit. Pada pemasangan kateter menetap, lakukan tes
balon fiksasi kateter dengan memasukkan cairan yang ada dalam spuit, pastikan balon
tidak bocor. Tarik kembali cairan dan pertahankan kesterilan spuit. Masukkan jelly
dalam spuit untuk pertahankan kesterilan alat.
12. Pasang duk steril.

13
13. Dengan tangan non dominan pasang glad penis dan buka preputium (laki-laki) atau
pengang dan sibakkan labia (wanita).
14. Dengan tangan dominan dan menggunakan pinset bersihkan daerah preputium (laki-
laki) atau labia minora dan mayora (wanita).
15. Pada laki-laki, masukan jelly dalam spuit sebanyak 10cc ke uretra sedangkan pada
wanita, olesi jelly pada ujung kateter 2,5-5 cm.
16. Letakkan bengkok di dekat uretra, untuk menampung kencing yang akan keluar dari
kateter setelah kateter dimasukkan ke dalam uretra
17. Pegang dan angkat penis tegak lurus terhadap tubuh lalu masukkan ujung kateter
secara perlahan-lahan sampai terasa tahanan kemudian posisikan penis 45-600 dan
lanjutkan memasukkan kateter perlahan-lahan sepanjang 17-22,5 cm pada orang
dewasa, 5-7,5 cm pada anak kecil atau sampai urine keluar.
18. Pada wanita sibakkan labia minora kemudian masukkan perlahan-lahan ujung kateter
sepanjang 5-7,5 cm pada orang dewasa dan 2,5 cm pada anak atau sampai urine
keluar. Anjurkan pasien bernapas dalam saat memasukkan kateter. Baik laki-laki
maupun perempuan, kemudian masukkan kateter sepanjang 2.5 cm lagi.
19. Setelah urine keluar, klem kateter 20. Lakukan fixasi dengan air steril.
20. Tanyakan ke pasien apakah merasa tidak nyaman kemudian tarik kateter perlahan
sampai ada tahanan.
21. Sambungkan kateter dengan urobag
22. Fiksasi kateter dengan plester dan beri tanggal pemasangan.
23. Tempatkan dan fixasi urobag lebih rendah dari blader (disisi tempat tidur).
24. Rapikan alat-alat.
25. Bantu pasien mengenakan pakaian bawah dan bantu pasien mendapatkan posisi yang
nyaman.
26. Lepaskan sarung tangan.
27. Cuci Tangan.

Terminasi

1. Evaluasi karakteristik urine, perasaan pasien, simpulkan hasil kegiatan, berikan


umpan balik positif
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Bereskan alat-alat
4. Cuci tangan.

14
Dokumentasi

1. Catat hasil kegiatan didalam catatan keperawatan

15
G. MENGHITUNG KESEIMBANGAN CAIRAN
Pengertian : Suatu tindakan mengukur keseimbangan cairan masuk dengan cairan keluar
tubuh

Tujuan : Mengetahui status keseimbangan cairan tubuh pasien

Prosedur : Persiapan alat

1. Lembar dokumentasi balance cairan


2. Pulpen
3. Gelas ukur

Preinteraksi

1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis pasien (indikasi/instruksi dokter terkait
program pemberian cairan, kontraindikasi dan hal lain yang diperlukan)
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat-alat yang diperlukan

Tahap Orientasi

1. Beri salam, panggil pasien dengan namanya dan memperkenalkan diri (untuk
pertemuan pertama)
2. Menanyakan keluhan pasien
3. Jelaskan tujuan, prosedur, hal yang perlu dilakukan pasien, sepakati kode komunikasi
4. Berikan kesempatan kepada pasien/ keluarga bertanya sebelum kegiatan dilakukan

Tahap kerja

1. Jaga privacy pasien.


2. Dekatkan alat pada tempat yang sesuai dan mudah dijangkau 3.
3. Cuci tangan
4. Hitung cairan masuk dalam 24 jam yang terdiri dari: jumlah cairan masuk oral
(minum, sayuran kuah, lewat NGT) dan jumlah cairan parentral (infus dan injeksi)
5. Hitung cairan keluar dalam 24 jam yang terdiri dari: volume urine, muntahan, diare
atau feses, pendarahan atau produksi drain
6. Hitung Insisibel Water Lost (IWL), sedikit bergerak: 10 cc/KgBB/hari, berkeringat
moderat: 15 cc/KgBB/hari

16
7. Hitung balance cairan dengan rumus BC= cairan masuk- (cairan keluar + IWL)
8. Bereskan dan rapikan alat-alat
9. Cuci tangan

Terminasi

1. Evaluasi perasaan pasien, simpulkan hasil kegiatan, berikan umpan balik positif
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Cuci tangan.

Dokumentasi

1. Catat hasil kegiatan didalam catatan keperawatan

17
H. MERAWAT LUKA INFUS
Pengertian : Perawatan pada tempat pemasangan infuse

Tujuan : Mencegah terjadinya infeksi

Prosedur: Persiapan alat

1. Pinset anatomis steril 2


2. Kasa steril
3. Sarung tangan steril
4. Gunting plester
5. Plester/hypavic
6. Lidi kapas
7. Alkohol 70% /wash bensin dalam tempatnya
8. Iodin Povidon solution 10% /sejenis
9. NaCl 0,9%
10. Bengkok

Preinteraksi

1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis pasien (indikasi/instruksi dokter terkait
program pemberian cairan, kontraindikasi dan hal lain yang diperlukan)
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat-alat yang diperlukan

Tahap Orientasi

1. Beri salam, panggil pasien dengan namanya dan memperkenalkan diri (untuk
pertemuan pertama)
2. Menanyakan keluhan pasien
3. Jelaskan tujuan, prosedur, hal yang perlu dilakukan pasien, sepakati kode komunikasi
4. Berikan kesempatan kepada pasien/ keluarga bertanya sebelum kegiatan dilakukan

Tahap Kerja

1. Mengatur posisi pasien (tempat tusukan infus terlihat jelas)


2. Memakai sarung tangan

18
3. Membasahi plester dengan alkohol/wash bensin dan buka balutan dengan
menggunakan pinset
4. Membersihkan bekas plester
5. Membersihkan daerah tusukan & sekitarnya dengan NaCl
6. Mengolesi tempat tusukan dengan Iodin cair/salf
7. Menutup dengan kassa steril dengan rapi
8. Memasang plester penutup
9. Mengatur tetesan infus sesuai program

Terminasi

1. Evaluasi perasaan pasien, simpulkan hasil kegiatan, berikan umpan balik positif
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Cuci tangan.

Dokumentasi

1. Catat hasil kegiatan didalam catatan keperawatan

19
I. MENGGANTI CAIRAN INFUS
Pengertian : Penggantian Cairan Infus adalah suatu tindakan keperawatan yang dilakukan
dengan tekhnik aseptik untuk mengganti cairan infus yang telah habis dengan botol cairan
infus yang baru sesuai dengan jumlah tetesan yang dibutuhkan sesuai instruksi dokter.

Tujuan

1. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh, elektrolit, vitamin, protein, kalori dan
nitrogen pada klien yang tidak mampu mempertahankan masukan yang adekuat
melalui mulut.
2. Memulihkan keseimbangan asam-basa.
3. Meningkatkan Tekanan Darah
4. Menyediakan saluran terbuka untuk pemberian obat-obatan.

Prosedur : Persiapan Alat


1. Cairan infus (Asering, RL, Ringerfundin, Nacl 0.9%, Dextrose 5%, Kabiven,
Clinimic, dll)
2. Jam tangan, plester K/P
3. Kapas Alkohol
4. Jarum

Preinteraksi

1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis pasien (indikasi/instruksi dokter terkait
program pemberian cairan, kontraindikasi dan hal lain yang diperlukan)
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat-alat yang diperlukan

Tahap Orientasi

1. Beri salam, panggil pasien dengan namanya dan memperkenalkan diri (untuk
pertemuan pertama)
2. Menanyakan keluhan pasien
3. Jelaskan tujuan, prosedur, hal yang perlu dilakukan pasien, sepakati kode komunikasi
4. Berikan kesempatan kepada pasien/ keluarga bertanya sebelum kegiatan dilakukan

20
Tahap Kerja
1. Pastikan indikasi penggantian cairan infus
2. Dilakukan jika sisa cairan dalam botol kurang dari 50 cc
3. Pastikan bilik tetesan masih berisi ½ lebih
4. Lepaskan tutup botol plastic, atau tutup logam. Tetap pertahankan seterilitasnya
5. Lambatkan aliran infus dengan menggeser klem penggeser
6. Lepaskan cairan lama dari tempat gantungan
7. Dengan cepat lepaskan spike dari larutan lama kemudian tusukan pada larutan yang
baru. Pertahannkan seterilitas
8. Gantung cairan
9. Periksa bilik tetesan tetap berisi ½, bebaskan selang dari udara
10. Atur tetesan sesuai indikasi

Terminasi

1. Evaluasi perasaan pasien, simpulkan hasil kegiatan, berikan umpan balik positif
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Cuci tangan.

Dokumentasi

1. Catat hasil kegiatan didalam catatan keperawatan

21
J. MELEPAS INFUS

Pengertian : Pencabutan cairan yang telah dimasukkan ke dalam tubuh pasien melalui
pembuluh darah karena keadaan pasien yang sudah membaik

Tujuan :Agar tidak timbulnya reaksi alergi, emboli udara, infeksi, edema paru-paru pada
pasien

Prosedur : Persiapan Alat


1. Perlak pengalas
2. Sarung tangan
3. Kapas alcohol larutan antiseptic (klorheksidin glukonat 2%, alcohol 60-90% atau PVI
10%)
4. Plester bedah atau band aid steril, kassa 2x2 cm
5. Gunting plester
6. Bengkok

Preinteraksi

1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis pasien (indikasi/instruksi dokter terkait
program pemberian cairan, kontraindikasi dan hal lain yang diperlukan)
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat-alat yang diperlukan

Tahap Orientasi

1. Beri salam, panggil pasien dengan namanya dan memperkenalkan diri (untuk
pertemuan pertama)
2. Menanyakan keluhan pasien
3. Jelaskan tujuan, prosedur, hal yang perlu dilakukan pasien, sepakati kode komunikasi
4. Berikan kesempatan kepada pasien/ keluarga bertanya sebelum kegiatan dilakukan

Tahap Kerja

1. Pastikan indikasi melepas cairan infus


2. Hentikan aliran infus dengan menggeser klem penggeser
3. Lepaskan fiksasi dan balutan

22
4. Siapkan kapas alcohol,
5. Dengan satu tangan tidak dominan tempatkan kapas alcohol ditempat insersi kateter
IV, kateter IV di Tarik.
6. Tekan tempat insersi dengan kapas alcohol, kemudian fiksasi.
7. Awasi tanda perdarahan.

Terminasi

1. Evaluasi perasaan pasien, simpulkan hasil kegiatan, berikan umpan balik positif
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Cuci tangan.

Dokumentasi

1. Catat hasil kegiatan didalam catatan keperawatan

23
K. MEMONITOR TETESAN INFUS
Pengertian : Menghitung kecepatan infus untuk mencegah ketidaktepatan pemberian cairan.

Tujuan :

1. Mencegah terjadinya kolaps kardiovaskular dan sirkulasi pada klien dehidrasi dan
syok.
2. Mencegah kelebihan cairan pada klien

Persiapan tempat dan alat

1. Baki berisi :
a. APD (handscoon dan masker)
b. Antiseptik
c. Kertas dan pensil
d. Jam dengan jarum detik

Preinteraksi

1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis pasien


2. Cuci tangan
3. Siapkan alat yang diperlukan

Tahap Orientasi

1. Memberi salam dan tersenyum pada pasien


2. Melakukan validasi (kognitif,afektif,psikomotor) pada pertemuan lanjutan
3. Memperkenalkan nama perawat
4. Menanyakan nama panggilan kesukaan pasien
5. Menjelaskan tanggung jawab perawat-pasien
6. Menjelaskan peran perawat-pasien
7. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
8. Menjelaskan tujuan
9. Menjelaskan waktu yang akan dibutuhkan untuk melakukan kegiatan
10. Menjelaskan kerahasian

Tahap Kerja

1. Membaca program dokter dan ikuti enam benar untuk memastikan larutan yang benar.

24
2. Mencari tahu kalibrasi dalam tetesan per milimete dari set infuse (sesuai petunjuk
bungkus)
a. Tetes mikro (mikrodrip) ; 1 cc = 60 tetes
b. Tetes makro (makrodrip) ; 1 cc = 15 tetes, 1 cc = 20 tetes
3. Memilih salah satu rumus berikut
a. Millimeter per jam
Jumlah total cairan infuse (cc)
cc/jam = lama waktu penginfusan (jam)
b. Tetes permenit
Jumlah total cairan infuse (cc) x faktor tetesan
lama waktu penginfusan
4. Mencuci tangan
5. Memakai sarung tangan
6. Menetapkan kecepatan aliran dengan menghitung tetesan pada bilik drip selama satu
menit dengan jam, kemudian atur klem pengatur untuk menaikkan atau menurunkan
kecepatan infuse.
7. Memeriksa kecepatan ini setiap jam
8. Mendokumentasikan pada catatan perawat mengenai larutan dan waktu
9. pada bilik drip selama satu menit

Tahap Terminasi

1. Menyimpulkan hasil wawancara (evaluasi proses &hasil)


2. Memberika reinforcement positif
3. Merencanakan tindakan lanjut dengan pasien
4. Melakukan kontrak (waktu,tempat,topik)
5. Mengakhiri wawancara dengan cara yang baik

Dokumentasi

1. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

25
L. MERAWAT KATETER URINE
Pengertian : Suatu tindakan perawatan pada kateter, meatus uretra dan daerah sekitarnya
untuk menjaga kebersihan, keefektifan dan menghindari komplikasi pemasangan kateter.

Tujuan : Menjaga kebersihan meatus uretra, menghindari infeksi dan komplikasi lainya
akibat pemasangan indwelling catheter

Prosedur : Persiapan alat

1. Bed side table/trolly beserta tempat sampah


2. Sarung tangan disposable
3. Wash lap
4. Air bersih
5. Larutan sabun/ anti septik
6. Plester
7. Gunting plester
8. Kapas
9. Bengkok
10. Kom
11. Pengalas
12. Urobag (jika diperlukan)

Preinteraksi

1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis pasien (indikasi/instruksi dokter terkait
program pemberian cairan, kontraindikasi dan hal lain yang diperlukan)
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat-alat yang diperlukan

Tahap Orientasi

1. Beri salam, panggil pasien dengan namanya dan memperkenalkan diri (untuk
pertemuan pertama)
2. Menanyakan keluhan pasien
3. Jelaskan tujuan, prosedur, hal yang perlu dilakukan pasien, sepakati kode komunikasi
4. Berikan kesempatan kepada pasien/ keluarga bertanya sebelum kegiatan dilakukan

Tahap Kerja

26
1. Jaga privacy pasien.
2. Dekatkan alat dan tempat sampah pada tempat yang sesuai dan mudah dijangkau
3. Pastikan pencahayaan memadai
4. Cuci tangan
5. Atur posisi pasien supine (laki ± laki) dan dorsal recumbent (wanita)
6. Lepaskan pakaian bawah pasien.
7. Gunakan sarung tangan disposible
8. Letakkan pengalas pada bokong pasien dan bengkok pada tempat yang sesuai
9. Lakukan perawatan perineal dan labia pada wanita : Dengan menggunakan wash
lap/kapas/kassa, bersihkan daerah perincal dengan air berisi antiseptic atau larutan
sabun
Lakukan perawatan pada laki- laki : Dengan menggunakan wash lap/kapas/kassa,
bersihkan daerah glans penis dan preputium dengan air berisi antiseptic atau larutan
sabun
10. Kaji meatus ureteralis dan jaringan sekitarnya untuk adanya tanda inflamasi,
pembengkakan, dischange dan rasa terbakar atau perasaan tidak nyaman
11. Dengan menggunakan wash lap/ kapas/ kasa bersih berisi larutan anti septic ( sabun )
bersihkan dengan gerakan melingkar sepanjang kateter ± 10cm dari arah proksimal ke
distal
12. Ganti plester yang menfiksasi kateter dengan menghindari penarikan kateter
13. Ganti urine bag jika diperlukan
14. Observasi selang urine bag: x Pastikan letaknya dibawah bledder x Pastikan urine bag
tergantung atau ditempatkan di tempat aman x Pastikan selang tidak tertekuk atau
terklem
15. Bereskan dan rapikan alat-alat
16. Lepaskan sarung tangan
17. Cuci tangan
18. Rapikan pasien dn tempatkan pada posisi yang aman

Terminasi

1. Evaluasi karakteristik urine, tanda-tanda komplikasi akibat pemasangan indwelling


kateter, perasaan pasien, simpulkan hasil kegiatan, berikan umpan balik positif
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Cuci tangan.

27
Dokumentasi

1. Catat hasil kegiatan didalam catatan keperawatan

28
M. MELAKSANAKAN BLADDER TRAINING
Pengertian : Latihan yang dilakukan untuk mengembalikan tonus otot kandung kemih agar
fungsinya kembali normal.

Tujuan

1. Melatih klien untuk melakukan BAK secara mandiri.


2. Mempersiapkan pelepasan kateter yang sudah terpasang lama.
3. Mengembalikan tonus otot dari kandung kemih yang sementara waktu tidak ada
karena pemasangan kateter

Prosedur : Persiapan alat

1. Klem kateter
2. Penampung urin (urinal)
3. Handschoen

Preinteraksi

1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis pasien (indikasi/instruksi dokter, ttv
sebelumnya atau kondisi lain yang diperlukan)
2. Mencuci tangan
3. Siapkan alat-alat yang diperlukan
4. Mendekatkan alat

Tahap Orientasi

1. Beri salam, panggil pasien dengan namanya dan memperkenalkan diri (untuk
pertemuan pertama)
2. Menanyakan keluhan pasien
3. Jelaskan tujuan, prosedur, hal yang perlu dilakukan pasien, sepakati kode komunikasi
4. Berikan kesempatan kepada pasien/ keluarga bertanya sebelum kegiatan dilakukan

Tahap kerja

1. Mencuci tangan
2. Menjaga privacy pasien.
3. Pada hari pertama, klem selang kateter 1-2 jam (disarankan bisa mencapai waktu 2
jam kecuali pasien merasa kesakitan)

29
4. Kosongkan urine bag
5. Cek dan evaluasi kondisi pasien, jika pasien merasa sakit atau tidak toleran terhadap
waktu 2 jam yang ditentukan, maka kurangi waktunya dan tingkatkan secara bertahap
6. Lepaskan klem setelah 2 jam dan biarkan urine mengalir dari kandung kemih menuju
urine bag hingga kandung kemih kosong
7. Biarkan klem tidak terpasang sekitar 15 menit, setelah itu klem lagi 1-2 jam
8. Lanjutkan prosedur ini hingga 24 jam pertama
9. Pada hari kedua, tingkatkan lama klem hingga menjadi 2- 3 jam, lepaskan klem 15
menit dan klem ulang
10. Lakukan posedur ini hingga 24 jam
11. Pada hari ketiga, tingkatkan lagi lama klem menjadi 3-4 jam, lepaskan klem 15 menit
dan klem ulang. Lakukan prosedur ini hingga 24 jam
12. Pada hari ke empat, lepaskan kateter amati seksama respon pasien setelah kateter
dilepas
13. Anjurkan pasien untuk ke toilet setiap 2 jam
14. Setelah kateter dilepas, maka lakukan proses selanjutnya yaitu dengan melakukan:
kegel exercise, penundaan berkemih, penjadwalan berkemih.
15. Membereskan alat-alat
16. Membuka sarung tangan
17. Mencuci tangan

Terminasi

1. Mengevaluasi perasaan pasien


2. Menyimpulkan hasil kegiatan
3. Memberikan umpan balik positif
4. Melakukan kontrak pertemuan selanjutnya
5. Mencuci tangan

Dokumentasi

1. Catat hasil kegiatan didalam catatan keperawatan

30

Anda mungkin juga menyukai