Anda di halaman 1dari 37

GOOD

CORPORATE
GOVERNANCE
MATA KULIAH

ETIKA PROFESI
Materi Pertemuan Ke-7
Latar Belakang Pelaksanaan GCG BUMN
2. Adanya dualisme yg
terelakkan dlm pratek
usaha yaitu kebijakan
pemerintah yg positif (ex.
deregulasi dlm arus
1. Landasan yuridis yaitu pasar bebas), sedangkan
orientasi negatifnya
keputusan Menteri diantaranya adalah
BUMN No. Kep- indikasi tingkat korupsi yg
117/MMBU/2002 ttg tinggi & mendahulukan
penerapan praktek GCG kepentingan elitis.
pd BUMN. Orientasi positif yg
dibarengi orientasi
negatif membuat dunia
usaha hanya jago
kandang dan atau kurang
kompetitif.
Pengantar
Pentingnya penerapan Good Corporate
Governance telah menjadi perhatian bagi dunia
bisnis di setiap negara. Isu ini terus dikaji oleh
pelaku bisnis, akademis, pembuat kebajikan dan
lain sebagainya. Pemahaman tentang praktik
Corporate Governance terus berevolusi dari
waktu ke waktu.
Istilah Corporate Governance itu sendiri untuk
pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury
Committee di tahun 1992 yang menggunakan
istilah tersebut dalam laporan mereka yang
kemudian dikenal sebagai Cadbury Report.
Laporan ini dipandang sebagai titik balik
(turning point) yang sangat menentukan bagi
praktik Corporate Governance di seluruh dunia.
Corporate Governance merupakan salah satu
elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi
ekonomis, yang meliputi serangkaian
hubungan antara manajemen perusahaan,
dewan direksi, para pemegang saham dan
stakeholder lainnya.
Sejarah CG

Good Corporate Governance mulai berkembang


sejak setelah kejadian The New York Stock
Exchange Crash pada 19 Oktober 1987 dimana
cukup banyak perusahaan multinasional yang
tercatat di bursa efek New York, mengalami kerugian
finansial yang cukup besar. Di kala itu, untuk
mengantisipasi permasalahan internal perusahaan,
banyak para eksekutif melakukan rekayasa
keuangan yang intinya adalah bagaimana
“menyembuyikan” kerugian perusahaan atau
memperindah penampilan kinerja manajemen dan
laporan keuangan.
Sejarah GC..
Dengan kesadaran tinggi untuk meningkatkan
daya saing bangsa oleh segenap negarawan,
cendekiawan dan usahawan, maka dimulailah
gerakan untuk meningkatkan praktik-praktik
yang baik dalam perusahaan. Gerakan ini
dimulai dari tokoh-tokoh di Inggris yang dipimpin
oleh Sir Adrian Cadbury, yang pada saat itu
sebagai Directur Bank of England dan mantan
CEO Group Cadbury
Sejak terbitnya Cadbury code on Corporate
Governance pada tahun 1992, semakin banyak institusi
yang terus melakukan penyempurnaan dalam prinsip-
prinsip dan petunjuk teknis praktik, antara lain
International Corporate Governance Network (ICGN)
yang mendorong Organization for Economic
Cooperation and Development (OECD) mengeluarkan
OECD Principles on Corporate Governance. ICGN
(International Corporate Governance Network) sangat
berkepentingan dalam implementasi Good Corporate
Governance, karena anggota mereka terdiri dari
institusi dana pensiun dan asuransi yang mengelola
dana nasabah untuk investasi jangka panjang.
Pengertian Corporate Governance
Komite Cadbury (1992) mendefinisikan
Corporate Governance yang diterjemahkan oleh
Tjager Nyoman:12 (2003) sebagai, Sistem yang
mengarahkan dan mengendalikan perusahaan
dengan tujuan agar mencapai keseimbangan
antara kekuatan kewenangan yang diperlukan
oleh perusahaan, untuk menjamin kelangsungan
eksistensinya dan pertanggungjawaban kepada
stakeholder. Hal ini berkaitan dengan peraturan
kewenangan pemilik, direktur, manajer,
pemegang saham, dan sebagainya.
Pengertian Corporate Governance
Organization for Economic Co-operation and Development (OECD)
(2004) yang diterjemahkan oleh Indra Surya dan Ivan Yustiavandana
(2006) mendefinisikan Corporate Governance adalah sebagai,
Sekumpulan hubungan antara pihak manajemen perusahaan, dewan,
pemegang saham, dan pihak lain yang mempunyai kepentingan
dengan perusahaan. Corporate Governance juga mensyaratkan
adanya struktur perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan
atas kinerja. Corporate Governance yang baik dapat memberikan
rangsangan bagi dewan dan manajemen untuk mencapai tujuan yang
merupakan kepentingan perusahaan dan pemegang saham harus
mengfasilitasi pengawasan yang efektif sehingga mendorong
perusahaan menggunakan sumber daya yang lebih efisien.
Pengertian GCG (Moeljono, 2005)

Sistem yg mengatur & mengendalikan


perusahaan untuk menciptakan nilai tambah
(value added) bagi semua stakeholder. Ada
2 hal yg ditekankan dlm konsep ini, yaitu

1. Pentingnya hak pemegang saham untuk memeroleh


informasi yg benar (akurat) & tepat pd waktunya.
2. Kewajiban prusahaan untuk melakukan
pengungkapan (disclosure) scr akurat, tepat waktu &
transparan thd semua informasi kerja perusahaan,
kepemilikan & stakeholder.
Menurut FCGI
(Forum for Corporate Governance in Indonesia) :

 Yaitu separangkat peraturan yang mengatur


hubungan yang berkaitan dengan hak-hak dan
kewajiban dari :
 pemegang saham,
 pengurus (pengelola) perusahaan,
 pihak kreditor,
 pemerintah,
 karyawan, serta
 para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya .
Dengan kata lain…….
Corporate Governance  Suatu
sistem yang mengatur dan
mengendalikan perusahaan.
Dengan TUJUAN 
menciptakan nilai tambah bagi
semua pihak yang
berkepentingan (stakeholders).
Menurut Shampurno
Yaitu seperangkat mekanisme
yang digunakan untuk mengelola
hubungan di antara stakeholder
dalam konteks untuk memberikan
batasan dan arahan maupun
kinerja organisasi/perusahaan
Menurut IICG
(The Indonesian Institute for Corporate Governance)

Yaitu Proses dan struktur yang


ditetapkan dalam menjalankan
perusahaan, dengan tujuan utama
meningkatkan nilai pemegang saham
dalam jangka panjang, dengan tetap
memperhatikan kepentingan
stakeholders yang lain.
PENTINGNYA GCG

Mencegah
Menjamin terjadinya Menjaga agar
keputusan benturan kepentingan
strategik dapat kepentingan manajer
puncak selalu
dilakukan (conflicts of sejalan dengan
dengan benar interest) kepentingan
dan efektif. berbagai stakeholders.
pihak
Unsur-Unsur GCG
• Supplier, employees, invesment managers, educational
institutions.

Poter (1996)

• Shareholders right, equal treatment of shareholders, the role of


share holders, disclosure (keterbukaan) & transparency.

Asian Development Bank (ADB)

• Fairness, tranparency, accountability & responsibility.

YPPMI & SC (dlm Moeljono 2005)


1. Unsur yg berasal dr
dlm perusahaan & 2. Unsur yg berasal dr luar
unsur yg selalu perusahaan & unsur yg
diperlukan di dlm selalu diperlukan di luar
perusahaan perusahaan (Corporate
(Corporate Governance Eksternal
Governance-Internal Perusahaan)
Perusahaan)

Unsur-
Unsur
Corporate
Governance
Unsur-Unsur Corporate Governance (Hariyoto, 2000)

1. Unsur yg berasal dr dlm 2. Unsur yg berasal dr luar


perusahaan & unsur yg perusahaan & unsur yg
selalu diperlukan di dlm selalu diperlukan di luar
perusahaan (Corporate perusahaan (Corporate
Governance-Internal Governance Eksternal
Perusahaan) Perusahaan)

Pemegang saham, direksi, Kecukupan UU & perangkat


dewan komisaris, manajer, hukum, investor, institusi
karyawan/serikat pekerja, penyedia informasi, akuntan
sistem remunerasi publik, institusi yg memihak
berdasarkan kinerja, komite kepentingan publik bukan
audit. golongan, pemberi pinjaman
Sedangkan unsur2 yg selalu & pengesah legalitas.
dibutuhkan di dlm Sedangkan unsur2 yg selalu
perusahaan: keterbukaan & dibutuhkan di luar
kerahasiaan, transparansi, perusahaan: aturan dr code
akuntabilitas, fairness & of conduct, fairness,
aturan dr code of conduct. akuntabilitas & jaminan
hukum.
PRINSIP UTAMA GCG

Transparancy Accountability Independency


 Keterbukaan  Akuntabilitas  Independen

Stakeholders 
Fairness 
Pihak yg
Kewajaran
berkepentingan
Transparan
• Dapat mengungkapkan atau memberikan informasi
tepat waktu, memadai, jelas dan akurat yang
mudah diakses oleh stakeholders sesuai dengan
haknya.
• Kebijakan perusahaan terutama yang menyangkut
hal-hal strategis harus tertulis dan dikomunikasikan
kepada stakeholders
• Menetapkan tanggungjawab yang jelas dari
masing-masing organ perusahaan yang selaras
dengan visi, misi, strategi dan sasaran usaha
Akuntabilitas
 Perusahaan harus memiliki ukuran kinerja dan
ada sistem check and balance dalam
pengelolaan perusahaan
 Untuk itu perusahaan harus menjamin
dilaksanakannya ketentuan-ketentuan yang
berlaku dan menjadi good corporate citizen
yang peduli pada lingkungan dan
melaksanakan tanggungjawab sosial.
Independen

Artinya dalam mengambil


keputusan, perusahaan harus
obyektif dan bebas dari segala
tekanan dari siapapun serta
bebas dari conflict of interest.
Kewajaran
Perusahaan harus
memperhatikan seluruh
kepentingan stakeholders
berdasarkan azas kesetaraan
dan kewajaran (equal
treatment)
Stakeholders
Perusahaan memberikan kesempatan
kepada seluruh stakeholders untuk
memberikan masukan dan
menyampaikan pendapat bagi
kepentingan perusahaan serta
mempunyai akses informasi sesuai
dengan prinsip keterbukaan
Prinsip-Prinsip GCG (Master Plan BUMN 2002-2006)

• Yaitu keterbukaan dlm melaksanakan


suatu proses & dlm mengungkapkan
1. Transparansi informasi yg material & relevan
(disclosure) ttg perusahaan., ex.
Program BUMN on-line.

• Yaitu keadaan badan usaha termaksud


bebas dr pengaruh/tekanan pihak lain
yg tidak sesuai dg mekanisme korporasi
2. Kemandirian shg dlm menjalankan tugasnya,
komisaris & direksi badan usaha akan
terbebas dr tekanan maupun pengaruh,
baik dr dlm maupun luar perusahaan.
• Diartikan sbg adanya sistem
pertanggungjawaban & wewenang yg
jelas yg dimiliki oleh organ persero,
3. Akuntabilitas yaitu pemegang saham, komisaris &
direksi sesuai dg fungsi & tugasnya
masing-masing.
Model Corporate Governance (Akadun, 2007)

1. Principal Agent Model

2. The Myopic Market


Model

3. Stakeholder Model
Model Corporate Governance (Akadun, 2007)

1. Principal Agent Model atau Agency


Korporasi dikelola untuk memberikan win-win solution bagi pemegang
saham sbg pemilik disatu pihak dan manager sbg agen di pihak lain. Dlm
model ini diasumsikan bahwa kondisi corporate governance suatu
perusahaan akan direfleksikan scr baik dlm bentuk sentimen pasar
(ex.pasar modal, pasar produk& pasar input).

2. The Myopic Market Model


Masih memfokuskan perhatian pd kepentingan2 pemegang saham &
dimana sentimen pasar lbh banyak dipengaruhi oleh faktor2 lain di luar
corporate governance. Oleh krn itu, principals & agent lbh berorientasi pd
keuntungan2 jangka pendek.

3. Stakeholder Model
Memperhatikan kepentingan pihak2 yg terkait dg korporasi scr luas. Artinya
dlm mencapai tk. Pengembalian yg menguntungkan bagi pemegang saham,
manajer hrs memerhatika batasan2 yg timbul dlm lingkungan dmn ia
beroperasi, dianataranya: masalah etika & moral, hukum, kebijakan
pemerintah, lingkungan hidup, sosial, budaya, politik & ekonomi.
Fokus perhatian
corporate
governance
adalah hub.
diantara
stakeholders.

Pola hub. Antar


stakeholders yg
bagaimana yg
bs
dikategorikan
baik?

Keadilan adalah salah satu ukuran normatif yg


sering dikaitkan dg GCG
Prasyarat Keadilan dlm GCG

1. Transparency

2. Accountability

3. Predictability (Kepastian)

4. Participation
Hubungan antara GCG, Keadilan & Prasyarat-Prasyaratnya (Hariyoto, 2000)

Good Corporate Governance

Fairness

Accountability

Tranparency Predictability

Participation
Pentingnya GCC dlm GCG
Good Corporate Culture (GCC)
merupakan sisi dlm atau sisi nilai dr
pengelolaan korporasi , atau mjd bagian
hulu dr GCG dg muatannya yg fokus pd
basic values dr pengeloaan korporasi yg
kemudian diturunkan melalui sistem. Jd
GCC merupakan inti dr organisasi
perusahaan dpt pula dikatakan sbg roh
atau jiwa suatu lembaga. Lebih fokus lagi
GCC, merupakan inti dr GCC (Moeljono,
2005)
Implementasi GCG, dapat ditinjau dari
aspek :
1. Kepemilikan manajerial

2. Kepemilikan Institusional

3. Komposisi dewan komisaris

4. Komposisi dewan direksi


Hubungan antara Organisasi,
Manajemen, GCG & GCC

Organisasi
Manajemen
GCG
GCC
Perbedaan Budaya Perusahaan dg Peraturan
Perusahaan

• Peramuan berpola top-middle-bottom, kenudian


disemaikan ke setiap sel organisasi & mjd nilai2 kehidupan
bersama, yg dpt muncul dlm bentuk perilaku formal
Budaya
maupun informal
Perusahaan

• Peramuan dr visi-misi-strategi organisasi, berpola top-


down, & kemudian dijadikan aturan main bersama yg
bersifat formal yg sebagian bersumber dr budaya
Peraturan korporasi. Jadi peraturan perusahaan merupakan turunan
Perusahaan dr budaya perusahaan.
GCC = f (P, O, L, I, S)

f = fungsi
P = Nilai kepemimpinan
O= Nilai organisasi
L = Nilai dinamika lingkungan
I = Nilai individu
S = Nilai sosial kemasyarakatan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai