Anda di halaman 1dari 8

Nama : Nurfadillah Wahid

Nim : N1A119168
Kelas : 4A
Mata Kuliah : Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat

Paper Pertemuan 3
Metode Pemberdayaan Masyarakat

1. PRA (Participant Rural Appraisal)


PRA (Participant Rural Appraisal) atau Penilaian desa secara partisipatif adalah metode
pendekatan belajar tentang kondisi dan kehidupan pedesaan dari, dengan dan oleh
masyarakat desa sendiri.Fokus dari metode ini adalah memaksimalkan peran
masyarakat (partisipasi) dan bertujuan agar rancangan yang dihasilkan datang dari
masyarakat itu sendiri sehingga program yang diciptakan pun tepat sasaran (sesuai
kebutuhan).
PRA lebih banyak dilakukan "Orang Dalam" yang terdiri dari semua stakeholder dengan
di fasilitasi oleh orang luar yang lebib berfungsi sebagai narasumber atau fasilitator
dibanding sebagai instruktur atau guru yang menggurui. PRA senantiasa berkembang,
sehingga menurut Robert Chambers yang mempromotori dan mengembangkannya,
mungkin tidak perlu untuk memberikan defenisi final.
Tiga pilar (unsur) utama PRA menurut Robert Chambers yaitu :
a) Sikap perilaku orang luar yang seharusnya berperan sebagai fasilitator bukan
mendominasi
b) Metode - metode PRA sebagai alat untuk mengubah pendekatan searah
sebagai pendekatan multi arah
c) Berbagai sharing pengetahuan, pengalaman, informasi dan sumber daya lain.
Melalui Participatory Rural Appraisal (PRA) dilakukan tahapan-tahapan, yaitu:
a) Pemetaan wilayah dan kegiatan yang terkait dengan topik penilaian
keadaan.
b) Analisis keadaan.
c) Pemilihan alternatif pemecahan masalah yang paling layak atau dapat
dilaksanakan, efisien, dan diterima oleh sistem sosialnya.
d) Rincian tentang stakeholders dan peran yang diharapkan dari para pihak,
serta jumlah dan sumber-sumber pembiayaan yang dapat diharapkan untuk
melaksanakan program/ kegiatan yang akan
diusulkan/direkomendasikan.

2. RRA (Rapid Rural Appraisal)


RRA (Rapid Rural Appraisal) adalah penilaian desa secara cepat yang dalam
praktiknya lebih banyak dilakukan oleh "Orang Luar" dengan tanpa atau sedikitpun
melibatkan masyarakat setempat.Metode RRA digunakan untuk pengumpulan informasi
secara akurat dalam waktu yang terbatas ketika keputusan tentang pembangunan
perdesaan harus diambil segera. Penggunaan metode ini dilatarbelakangi oleh adanya
suatu situasi dimana banak program pembangunan yang ternyata dilaksanakan
sebelum pengumpulan informasi di daerah sasaran. banyak program pembangunan
yang gagal atau tidak dapat diterima oleh kelompok sasaran meskipun program-
program tersebut sudah direncanakan dan dipersiapkan secara matang, karena
masyarakat tidak diikutsertakan dalam penyusunan prioritas dan pemecahan
masalahnya.
PRA menggabungkan beberapa teknik penilaian yang terdiri dari :
a) Review/telaah data sekunder, termasuk peta wilayah dan pengamatan lapangan secara
ringkas.
b) Observasi/pengamatan lapangan secara langsung.
c) Wawancara dengan informan kunci dan lokalkarya
d) Pemetaan dan pembuatan diagram atau grafik
e) Studi kasus, sejarah lokal dan biografi
f) Kecenderungan - kecenderungan
g) Pembuatan kuesioner sederhana yang ringkas
Metode ini bertujuan untuk menghasilkan pengamatan kualitatif bagi keperluan
pembuat keputusan untuk menentukan perlu tidaknya penelitian tambahan dalam
merencanakan dan melaksanakan kegiatan. Metode RRA juga berguna dalam
memonitor kecenderungan perubahan-perubahan di perdesaan untuk mengurangi
ketidakpastian yang terjadi di lapangan dan mengusulkan penyelesaian masalah yang
memungkinkan.
"Bahaya" dari pelaksanaan RRA adalah seringkali apa yang dilakukan oleh tim RRA
bahwa mereka telah melakukan praktik "partisipatif", meskipun hanya dilakukan melalui
kegiatan pengamatan dan bertanya langsung kepada para informan yang terdiri warga
masyarakat.

3. FGD (Focos Grup Disccusion) atau diskusi kelompok terarah


FGD merupakan interaksi individu - individu ( sekitar 10 -30 orang) yang tidak saling menganal
yang dipandu oleh moderator diarahkan untuk diakusi pemahaman atau pengalaman tentang
suatau program atau kegiatan yang diikuti atau dicermari.
Tujuan FGD adalah untuk mengeksplorasi (memahami) masalah secara spesifik, terkait
dengan topik yang dibahas.Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menghindari
pemaknaan yang salah (salah persepsi) dari peneliti terhadap masalah yang
diteliti.Dengan diperolehnya data yang berhubungan dengan faktor penyebab masalah
dan potensi yang dimiliki untuk menyelesaikan masalah, maka suatu masalah dapat
segera diselesaikan.
FGD dirancang beberpaa tahapan, yaitu :
a) Persiapaan pertanyaan yang akan ditanyakan
b) Identifikasi pemilihan patisipan
c) Persiapan ruang diskusi
d) Pelaksanaan diakusi
e) Analasis data
f) Penulisan laporan termasuk transkrip diskusi, rekaman suara foto dan lain sebagianya
Teknik ini memiliki beberapa kelebihan seperti Moderator relatif dapat
dilakukan oleh siapa saja dengan melakukan pelatihan pendek dan mengujicobakan
menjalankan diskusi, dapat digunakan untuk menggali kebiasaan, keyakinan dan
penilaian dari sebuah kelompok. Perhatian yang penting dan mungkin tidak muncul
dalam kehidupan sehari-hari, melalui diskusi kelompok ini dapat dimunculkan.
Teknik ini tidak hanya dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah, melainkan
juga dapat diterapkan untuk penggalian informasi persepsi dan kebutuhan yang
berkaitan dengan masalah tersebut.
Namun, terdapat kelemahan pada teknik ini seperti, tidak dapat digunakan untuk tujuan
kuantitatif,tidak dapat digunakan pada pembahasan sebuah topik yang sangat sensitive
sehingga peserta menjadi ragu-ragu dalam mengungkapkan perasaan dan
pengalamannya secara bebas, peserta kadang sulit dikendalikan ketika diskusi
berlangsung, serta hasil dan kesimpulan diskusi terkadang dipengaruhi oleh pandangan
dan pendekatan dari moderator.

4. PLA (Participantory Learning and Action) atau Proses Belajar dan Mempratikan
secara participatif
PLA merupakan "Payung" dari metode-metode partisipatif seperti RRA, PRA, PAR dan
PALM. Metode ini merupakan metode pendekatan pemberdayaan yang memiliki
keunggulan baik secara filosofis maupun nilai aksi dengan mengutamakan pada proses
belajar Bersama. Metode ini merupakan proses belajar dan praktik secara partisipatif
merupakan bentuk baru dari metode pemberdayaan masyarakat yang dahulu dikenal
sebagai “Learning by doing” atau belajar sambil bekerja. Metode ini terdiri dari proses
belajar melalui ceramah, curah pendapat, diskusi dll.
Melalui kegiatan PLA akan diperoleh beragam mamfaat, berupa :
 Segala sesuatu yang tidak mungkin dapat dijawab oleh "orang luar"
 Masyarakat setempat akan memperoleh banyak pengetahuan yang berbasis pada
pengalaman yang dibentuk dari lingkungan kehidupan mereka yang sangat kompleks
 Masyarakat akan melihat bahwa masyarakat setempat lebih mampu untuk
mengemukakan masalah dan solusi yang tepat dibanding orang luar
 Orang luar dapat memainkan peran penghubung antara masyarakat setempat dengan
lembaga lain yang diberlakukan.
5. Pelatihan Partisipatif
Sejak awal dasawarsa 1990an mulai banyak dikembangkan kegiatan pelatihan
partisipatif. Berbeda dengan kegiatan pelatihan konvensional, pelatihan partisipatif
dirancang sebagai implementasi metode Pendidikan Orang Dewasa (POD), dengan ciri
utama:
 Hubungan instruktur/fasilitator dengan peserta didik tidak lagi bersifat vertikal
tetapi bersifat lateral/horizontal.
 Lebih mengutamakan proses dari pada hasil, dalam arti, keberhasilan pelatihan
tidak diukur dari seberapa banyak terjadi alih pengetahuan, tetapi seberapa jauh
terjadi interaksi atau diskusi dan berbagai pengalaman (sharing) antara sesama
peserta maupun antara fasilitator dan pesertanya.

Substansi materi pelatihan selalu mengacu kepada kebutuhan peserta. Karena


itu, sebelum pelatihan dilaksanakan, selalu diawali dengan kontrak belajar, yaitu
kesepatan tentang substansi materi, urut-urutan (sequence), tata waktu, dan
tempat.

6. Prinsip Pemilihan Metode Pemberdayaan


a) Pengembangan untuk berpikir
b) Tempat yang paling baik adalah tempat kegiatan
c) Setiap individu terikat dengan lingkungan sosial

Untuk memilih pendekatan yang di nilai cocok dengan kondisi sosial ekonomi dan
budaya kelompok sasaran maka pada dasarnya ada beberapa hal yang perlu di
perhatikan diantaranya :
 Kegiatan itu harus sifatnya terencana.
 Pendekatan yang di gunakan sebaiknya dalam bentuk kelompok dan tidak
di lakukan secara individual. Pendekatan dalam bentuk kelompok membantu
membuat kegiatannya menjadi lebih efisien, efektif serta memberi hasil yang
optimal.
 Melibatkan masyarakat secara aktif terutama kelompok yang menjadi
sasaran kegiatan pemberdayaan.
 Sasarannya harus jelas dan terarah.
 Kegiatan pemberdayaan masyarakat harus memiliki dana yang cukup.
 masalah faktor budaya yang dimiliki kelompok sasaran harus pula
REFERENSI
Sulaeman, E. S., Murti, B., & Waryana, W. 2015. Peran Kepemimpinan, Modal Sosial,
Akses Informasi serta Petugas dan Fasilitator Kesehatan dalam Pemberdayaan
Masyarakat Bidang Kesehatan. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional
(National Public Health Journal), http://journal.fkm.ui.ac.id/kesmas/article/view/749
(diakses pada tanggal 16 Februari 2021)
Darmawan, D., & Rosmilawati, I. 2020. PARTICIPATORY LEARNING AND ACTION
(PLA) PADA KELOMPOK KELUARGA HARAPAN DI KOTA SERANG. In Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan FKIP (Vol. 3, No. 1, pp. 570-579).
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/psnp/article/view/9986/6494. (diakses pada tanggal
16 Februari 2021)
Departemen Agribisnis FEM IPB. 2002. Teknik Pemberdayaan Masyarakat Secara
Partisipatif. Institut Pertanian Bogor: Bogor.
http://burhan.staff.ipb.ac.id/files/2011/01/TEKNIK-PEMBERDAYAAN-MASYARAKAT-
SECARA-PARTISIPATIF.pdf. (diakes pada tanggal 16 Februari 2021)
Paramita, A., & Kristiana, L. 2013. Teknik Focus Group Discussion Dalam Penelitian
Kualitatif. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan,
https://core.ac.uk/download/pdf/233111569.pdf. (diakses pada tanggal 16 Februari
2021)
Mardiana, T., Warsiki, A. Y. N., & Heriningsih, S. 2020. Menciptakan Peluang Usaha
Ecoprint Berbasis Potensi Desa Dengan Metode Rra Dan Pra. KoPeN: Konferensi
Pendidikan Nasional. http://ejurnal.mercubuana-
yogya.ac.id/index.php/Prosiding_KoPeN/article/view/1113/689. (Diakses pada
tanggal 16 Februari 2021)
Haris, A. 2014. MEMAHAMI PENDEKATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
MELALUI PEMANFAATAN MEDIA. Jurusan Sosiologi Universitas Hasanuddin
Makassar, (file:///C:/Users/asus/Downloads/1647-2768-1-SM%20(1).pdf. (diakses pada
tanggal 16 Februari 2021)

Anda mungkin juga menyukai