MLK (Bank Umum)
MLK (Bank Umum)
Dosen
S A F I R A, SE. Ak. M.Si
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Safira, SE.Ak.M.Si KAPITA SELEKTA ILMU SOSIAL 1
POKOK BAHASAN:
DESKRIPSI
TUJUAN INSTRUKSIONAL
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Safira, SE.Ak.M.Si KAPITA SELEKTA ILMU SOSIAL 2
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA
Bank
FUND
Bank Sentral, Bank Umum, BPR FUND
dan Bank Bagi Hasil
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Safira, SE.Ak.M.Si KAPITA SELEKTA ILMU SOSIAL 3
Klasifikasi Lembaga Keuangan
Secara umum, lembaga keuangan tersebut dapat dikelompokkan dalam dua
bentuk, yaitu
1. Lembaga keuangan depositori atau sering disebut depository intermediary,
yaitu Lembaga Keuangan yang berdasarkan peraturan perundangan dapat
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan/kredit atau bentuk-bentuk lainnya
serta memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Lembaga keuangan yang
menawarkan jasa – jasa seperti ini adalah bank.
2. Lembaga keuangan non depositori atau sering disebut lembaga keuangan bukan
bank,
Yaitu Lembaga Keuangan yang dalam kegiatan usahanya tidak diperbolehkan
menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Safira, SE.Ak.M.Si KAPITA SELEKTA ILMU SOSIAL 4
anjak piutang, perusahaan pembiayaan konsumen, perusahaan kartu kredit,
perusahaan perdagangan, surat berharga), usaha asuransi, dana pensiun, pegadaian,
pasar modal, dan lain-lain.
Sejarah Perbankan
Asal Mula Kegiatan Perbankan
Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah pada zaman
kerajaan tempo dulu di daratan Eropa. Kemudian usaha perbankan ini berkembang ke
Asia Barat oleh para pedagang. Perkembangan perbankan di Asia, Afrika dan Amerika
dibawa oleh bangsa Eropa pada saat melakukan penjajahan ke negara jajahannya baik
di Asia, Afrika maupun benua Amerika. Bila ditelusuri, sejarah dikenalnya perbankan
dimulai dari jasa penukaran uang. Sehingga dalam sejarah perbankan, arti bank dikenal
sebagai meja tempat penukaran uang. Dalam perjalanan sejarah kerajaan tempo dulu
mungkin penukaran uangnya dilakukan antar kerajaan yang satu dnegan kerajaan yang
lain. Kegiatan penukaran ini sekarang dikenal dengan nama Pedagang Valuta Asing
(Money Changer). Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, kegiatan operasional
perbankan berkembang lagi menjadi tempat penitipan uang atau yang disebut sekarang
ini kegiatan simpanan. Berikutnya kegiatan perbankan bertambah dengan kegiatan
peminjaman uang. Uang yang disimpan oleh masyarakat, oleh perbankan dipinjamkan
kembali kepada masyarakatyang membutuhkannya. Jasa-jasa bank lainnya menyusul
sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat yang semakin
beragam.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Safira, SE.Ak.M.Si KAPITA SELEKTA ILMU SOSIAL 5
2. Bank Nasional indonesia.
3. Bank Abuan Saudagar.
4. NV Bank Boemi.
5. The Chartered Bank of India.
6. The Yokohama Species Bank.
7. The Matsui Bank.
8. The Bank of China.
9. Batavia Bank.
Di zaman kemerdekaan, perbankan di Indonesia bertambah maju dan berkembang lagi.
Beberapa bank Belanda dinasionalisir oleh pemerintah Indonesia. Bank-bank yang ada
di zaman awal kemerdekaan antara lain:
1. NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank (saat ini Bank OCBCNISP),
didirikan 4 April 1941 dengan kantor pusat di Bandung
2. Bank Negara Indonesia, yang didirikan tanggal 5 Juli 1946 yang sekarang
dikenal dengan BNI '46.
3. Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari 1946. Bank ini berasal
dari De Algemenevolks Crediet Bank atau Syomin Ginko.
4. Bank Surakarta Maskapai Adil Makmur (MAI) tahun 1945 di Solo.
5. Bank Indonesia di Palembang tahun 1946.
6. Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan.
7. Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di Yogyakarta, kemudian menjadi
Bank Amerta.
8. NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946.
9. Bank Dagang Indonesia NV di Samarinda tahun 1950 kemudian merger dengan
Bank Pasifik.
10. Bank Timur NV di Semarang berganti nama menjadi Bank Gemari. Kemudian
merger dengan Bank Central Asia (BCA) tahun 1949.
Di Indonesia, praktek perbankan sudah tersebar sampai ke pelosok pedesaan.
Lembaga keuangan berbentuk bank di Indonesia berupa Bank Umum, Bank Perkreditan
Rakyat (BPR), Bank Umum Syari'ah, dan juga BPR Syari'ah (BPRS).
Masing-masing bentuk lembaga bank tersebut berbeda karakteristik dan fungsinya.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Safira, SE.Ak.M.Si KAPITA SELEKTA ILMU SOSIAL 6
Bank Rakyat Indonesia dan Bank Expor Impor
Bank ini berasal dari De Algemene Volkscrediet Bank, kemudian di lebur setelah
menjadi bank tunggal dengan nama Bank Nasional Indonesia (BNI) Unit II yang
bergerak di bidang rural dan expor impor (exim), dipisahkan lagi menjadi:
1. Yang membidangi rural menjadi Bank Rakyat Indonesia dengan UU No
21 Tahun 1968.
2. Yang membidangi Exim dengan UU No 22 Tahun 1968 menjadi Bank
Expor Impor Indonesia.
Bank Negara Indonesia (BNI '46)
Bank ini menjalani BNI Unit III dengan UU No 17 Tahun 1968 berubah menjadi
Bank Negara Indonesia '46.
Bank Dagang Negara(BDN)
BDN berasal dari Escompto Bank yang di nasionalisasikan dengan PP No 13
Tahun 1960, namun PP (Peraturan Pemerintah) ini dicabut dengan diganti
dengan UU No 18 Tahun 1968 menjadi Bank Dagang Negara. BDN merupakan
satu-satunya Bank Pemerintah yangberada diluar Bank Negara Indonesia Unit.
Bank Bumi Daya (BBD)
BBD semula berasal dari Nederlandsch Indische Hendles Bank, kemudian
menjadi Nationale Hendles Bank, selanjutnya bank ini menjadi Bank Negara
Indonesia Unit IV dan berdasarkan UU No 19 Tahun 1968 menjadi Bank Bumi
Daya.
Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo)
Bank Pembangunan Daerah (BPD)
Bank ini didirikan di daerah-daerah tingkat I. Dasar hukumnya adalah UU No 13
Tahun 1962.
Bank Tabungan Negara (BTN)
BTN berasal dari De Post Paar Bank yang kemudian menjadi Bank Tabungan
Pos tahun 1950. Selanjutnya menjadi Bank Negara Indonesia Unit V dan terakhir
menjadi Bank Tabungan Negara dengan UU No 20 Tahun 1968.
Bank Mandiri
Bank Mandiri merupakan hasil merger antara Bank Bumi Daya (BBD), Bank
Dagang Negara (BDN), Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) dan Bank
Expor Impor Indonesia (Ban Exim). Hasil merger keempat bank ini dilaksanakan
pada tahun 1999.
Klasifikasi Bank
Bank umum didefinisikan oleh Undang-undang No. 10 Tahun 1998 sebagai
bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Safira, SE.Ak.M.Si KAPITA SELEKTA ILMU SOSIAL 7
Secara umum, BPR mempunyai kegiatan usaha yang lebih terbatas dibanding
Bank Umum. Bank umum dapat menghimpun dana dalam bentuk simpanan dari
masyarakat berupa giro, tabungan, dan deposito, sedangkan BPR tidak. Bank Umum
dapat melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing dan dapat melakukan penyertaan
modal, sedangkan BPR tidak boleh sama sekali. Namun, dalam usaha perasuransian,
baik Bank Umum maupun BPR sama-sama tidak boleh melakukannya.
Fungsi Bank
1. Agent of Trust
2. Agent of Development (pemberian kredit utk pembangunan)
3. Agent of services (jasa transfer, save deposite box, jaminan bank)
Produk Bank
Beberapa produk dari perbankan antara lain adalah sebagai berikut :
- Tabungan
- Deposito
- Simpanan giro
- Kartu kredit
- ATM
Leasing
Menurut keputusan Menteri Keuangan, No. 1169/KMK.01/1991 tertanggal 21
Nopember 1991 tentang kegiatan leasing atau sewa guna usaha, leasing adalah
kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal baik secara
leasing dengan hak opsi maupun leasing tanpa hak opsi untuk digunakan oleh lessee
(pihak yang memperoleh pembiayaan barang modal dari lessor--- pemberi jasa
pembiayaan) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran berkala .
Modal Ventura
Modal ventura adalah suatu pembiayaan oleh suatu perusahaan kepada suatu
perusahaan pasangan usahanya yang prinsip pembiayaannya adalah penyertaan
modal. Perusahaan yang menerima penyertaan modal dinamakan Investee Company
dan yang melakukan penyertaan modal dinamakan Perusahaan Ventura. Bentuk
pembiayaannya tidak semata penyertaan tapi juga obligasi dan pinjaman yang bersifat
khusus dengan syarat pengembalian dan balas jasa yang lebih lunak.
Pembiayaan Konsumen
Yang dimaksud dengan Pembiayaan Konsumen adalah suatu pinjaman atau
kredit yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada debitur umtuk pembelian barang
dan jasa yang akan langsung dikonsumsi oleh konsumen, dan bukan untuk tujuan
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Safira, SE.Ak.M.Si KAPITA SELEKTA ILMU SOSIAL 8
produksi maupun distribusi. Pihak yang memberikan pembiayaan disebut consumer
finance company.
Anjak Piutang
Anjak piutang atau Factoring merupakan suatu perjanjian antara pihak faktor dengan
klien yang mewajibkan pihak factor memberikan jasa berupa:
a. pembiayaan atas piutang dagang yang dimiliki oleh klien.
b. Non-pembiayaan berupa (a.l.) penagihan piutang dan administrasio penjualan.
Serta mewajibkan pihak klien untuk:
a. menjual atau menjaminkan piutangnya kepada pihak faktor.
b. Memberikan balas jasa finansial kepada factor.
Kartu Plastik
Kartu plastik merupakan suatu alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu
lembaga keuangan dan dapat digunakan untuk berbagai macam transaksi keuangan.
Kartu ini tidak hanya sebagai alat pembayaran tapi juga untuk penarikan tunai.
2. Pegadaian
Asal katanya, Gadai, menurut KUH Perada Pasal 1150 berarti suatu hak yang
diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang
bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang
mempunyai utang atau oleh seorang lain atas nama orang yang mempunyai utang.
Seorang yang berutang tersebut memberikan kuasa kepada orang yang berpiutang
untuk menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untuk melunasi utang
apabila pihak yang berutang tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh
tempo.
Perusahaan Umum Pegadaian adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang
secara resmi memiliki izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa
pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai
seperti yang dimaksud diatas.
3. Pasar Modal
Pasar modal menurut Kamus Pasar Uang dan Modal adalah pasar kongkret atau
abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan yang memerlukan dana
jangka panjang, yaitu jangka satu tahun ke atas. Umumnya pihak penawar berasal dari
perusahaan asuransi, dana pensiun, bank-bank tabungan dengan pihka peminat seperti
pengusaha, pemerintah dan masyarakat umum.
Dalam arti sempit, pasar modal merupakan suatu tempat dalam pengerian fisik yang
terorganisasi dengan efek-efek (surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan)
diperdagangkan yang juga disebut bursa efek. Bursa efek sendiri adalah suatu system
yang terorganisir yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan
secara langsung maupun tidak langsung.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Safira, SE.Ak.M.Si KAPITA SELEKTA ILMU SOSIAL 9
4. Asuransi
Menurut Undang-undang No.2 / 1992 tentang usaha perasuransian, asuransi
atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak
penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi,
untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang
tidak pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal
atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
5. Dana Pensiun
Sesuai UU No. 11/1992, dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan
menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun bagi pesertanya. Tujuannya
untuk mensejahterakan karyawan perusahaan, terutama yang telah pensiun.
Referensi :
Kasmir, 2005, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Keenam, Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Safira, SE.Ak.M.Si KAPITA SELEKTA ILMU SOSIAL 10
BANK SYARIAH DI INDONESIA
DESKRIPSI
Bank Syariah pertama berdiri di Indonesia sekitar tahun 1992 didasarkan pada
UU No.7 tahun 1992 sebagai landasan hukum bank dan Peraturan Pemerintah
(PP) No. 72 tahun 1992 tentang Bank Umum berdasarkan prinsip bagi hasil
sebagai landasan hukum Bank Umum Syariah. Sedangkan sebagai landasan
hukum BPRS adalah UU No.7 tahun 1992 tentang perbankan dan PP No. 73
tentang BPR yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil. Berdasarkan
perkembangan perbankan maka UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan
disempurnakan dengan UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7
tahun 1992 tentang perbankan. Dalam UU No. 10 tahun 1998 tersebut telah
tercakup hal-hal yang berkaitan dengan perbankan syariah
TUJUAN INSTRUKSIONAL
Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat:
5. Memahami bank syariah dengan system bagi hasil.
6. Mengetahui Landasan Hukum Bank Syariah.
7. Mengetahui jenis – jenis bank syariah.
8. Memahami perbedaan bank syariah dengan bank konvensional.
9. Memahami perbedaan sistem bagi hasil dengan sistem bunga.
10. Mengetahui sistem dan operasional bank syariah.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Safira, SE.Ak.M.Si KAPITA SELEKTA ILMU SOSIAL 11
BANK SYARIAH DI INDONESIA
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Safira, SE.Ak.M.Si KAPITA SELEKTA ILMU SOSIAL 12
15.2. Jenis - jenis Bank Syariah
1. Bank Umum Syariah
Peraturan Bank Indonesia no 6/24/PBI/2004 tertanggal 14 Oktober 2004 tentang Bank
Umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.
Ketentuan ini merupakan penyempurnaan ketentuan lama yang telah dicabut yaitu :
a. Surat Edaran Bank Indonesia No. 32/2/UPPB tertanggal 12 Mei 1999 tentang
Bank umum berdasarkan prinsip syariah.
b. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/34/KEP/DIR tertanggal 12 Mei
1999 tentang Bank umum berdasarkan prinsip syariah.
Dalam beberapa hal, bank syariah dan bank konvensional memiliki persamaan,
terutama dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, teknologi komputer
yang digunakan, syarat-syarat umum memperoleh pembiayaan seperti KTP, NPWP,
proposal, laporan keuangan dan sebagainya. Akan tetapi, terdapat banyak perbedaan
mendasar diantara keduanya. Perbedaan itu dapat dilihat dalam tabel berikut.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Safira, SE.Ak.M.Si KAPITA SELEKTA ILMU SOSIAL 13
15.4. Perbedaan Sistem Bagi Hasil dengan Sistem Bunga.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Safira, SE.Ak.M.Si KAPITA SELEKTA ILMU SOSIAL 14
Bank syariah adalah bank yang berasaskan antara lain pada asas kemitraan,
keadilan, transparansi, dan universal serta melakukan kegiatan usaha perbankan
berdasarkan prinsip syariah. Kegiatan bank syariah merupakan implementasi dari
prinsip ekonomi Islam dengan karakteristik antara lain sebagai berikut :
a. Pelarangan riba dalam berbagai bentuknya,
b. Tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang (time value of money),
c. Konsep uang sebagai alat tukar, bukan sebagai komoditas,
d. Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersifat spekulatif,
e. Tidak diperkenankan menggunakan dua harga untuk satu barang,
f. Tidak diperkenankan dua transaksi dalam satu akad.
3. Transaksi Muamalah
Transaksi adalah kejadian ekonomi atau keuangan yang melibatkan paling tidak
dua pihak yang saling melakukan pertukaran, melibatkan diri dalam perserikatan usaha,
pinjam meminjam, dan lain – lain atas dasar suka sama suka ataupun dasar suatu
ketetapn hukum atau syariat yang berlaku.
a. Penghimpunan dana
Sebagaimana pada bank konvensional, penghimpunan dana di bank umum
syariah dapat berbentuk giro, tabungan dan deposito sedangkan BPRS hanya
melayani tabungan dan deposito namun demikian mekanisme operasional
penghimpunan dana ini harus disesuaikan dengan prinsip syariah. Prinsip
operasional syariah yang telah diterapkan secara luas dalam penghimpunan
dana masyarakat adalah prinsip wadi’ah dan mudharabah.
Prinsip Wadi’ah
Al-wadi’ah merupakan titipan murni dari satu pihak ke pihak lainnya baik individu
maupun bdan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip
menghendaki.
Pada pelaksanaannya, wadi’ah dibedakan menjadi dua jenis, yaitu wadi’ah yad
al-amanah dan wadi’ah yad adh-dhamana.
- Wadi’ah yad al-amanah
Pihak yang pertama menerima titipan tidak boleh menggunakan dan
memanfaatkan uang atau barang yang dititipkan. Pihak yang memberikan
titipan dapat membebankan biaya kepada penitip sebagai biaya
penitipan.
- Wadi’ah yad adh-dhamanah
Pihak yang pertama menerima titipan boleh menggunakan dan
memanfaatkan uang atau barang yang dititipkan tanpa izin pemilik
barang atau uang dan harus bertanggung jawab atas kerusakan atau
kehilangan barang titipan. Semua manfaat dan keuntungan yang
diperoleh dalam penggunaan barang atau uang tersebut menjadi hak
penerima titpan, dalam hal ini bank sebagai penerima titipan dapat
memberikan insenstif berupa bonus kepada si penitip.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Safira, SE.Ak.M.Si KAPITA SELEKTA ILMU SOSIAL 15
Prinsip Mudharabah
Tujuan dari mudharabah adalah kerja sama antara pemilik dana (shahibul maal)
dan pengelola dana (mudharib) dalam hal ini bank. Jika terjadi kerugian maka
bank bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi.
Secara garis besar mudharabah dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu sebagai
berikut :
- Mudharabah Muthalaqah
Penerapan mudharabah muhlaqah dapat berupa tabungan dan deposito
sehingga terdapt dua jenis penghimpunan dana yaitu : tabungan
mudharabah dan deposito mudharabah. Berdasarkan prinsip ini tidak ada
pembatasan bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun.
- Mudahrabah Muqayyadah
Jenis ini merupakan simpanan khusus yang terikat, di mana pemilik dana
(shahibul maal) memberikan batasan atas dana yang diinvestasikannya.
Mudharib hanya bisa mengelola dana tersebut sesuai dengan batasan
dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh shahibul maal.
b. Penyaluran dana
Dalam penyaluran dana bank syariah harus berpedoman kepada prinsip kehati-
hatian. Sehubungan dengan hal ini bank diwajibkan untuk meneliti secara
seksama calon nasabah penerima dana berdasarkan azas pembiayaan yang
sehat.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Safira, SE.Ak.M.Si KAPITA SELEKTA ILMU SOSIAL 16
pada dasarnya prinsip ijarah sama dengan prinsip jual beli, namun
perbedaannya terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual beli objek
transaksinya adalah barang, maka pada ijarah objek transaksinya adalah jasa.
Dalam dunia usaha dikenal dengan finance lease. Pada akhir masa sewa, bank
dapat menjual barang yang disewakannya kepda nasabah. Karena itu dalam
perbankan syariah dikenal ijarah wa iqtina / ijarah muntahiyyah bittamlik (sewa
yang diikuti dengan perpindahan kepemilikan). Harga sewa dan jual disepakati
pada awal perjanjian. Objek sewa harus bermanfaat dan dibenarkan oleh syariah
dan nilai dari manfaat dapat diperhitungkan atau diukur.
c. Produk Jasa
Akad pelengkap dikembangkan sebagai akad pelayanan jasa, akad ini
dioperasionalkan denga pola sebagai berikut :
- Al-Hiwalah (alih hutang piutang)
Pengalihan utang dari orang yang berutang kepada orang lain yang wajib
menanggungnya.
- Ar-Rahn (gadai)
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Safira, SE.Ak.M.Si KAPITA SELEKTA ILMU SOSIAL 17
Menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas
pinjaman yang diterimanya, barang yang ditahan tersebut memiliki nilai
ekonomis.
- Al-Qardh (pinjaman kebaikan)
Pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta
kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan
imbalan.
- Al-Wakalah (penyerahan)
Pelimpahan kekuasaan oleh seseorang kepda yang lain dalam hal-hal
yang diwakilkan.
- Al-Kafalah (jaminan)
Jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga
untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung, dalam
pengertian lain mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin
dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai peminjam.
4. Transaksi Ijtima
Transaksi ijtima atau kesejahteraan sosial merupakan salah satu fungsi yang
tidak terpisahkan dalam perbankan syariah. Dalam melakukan fungsi sosial tersebut
bank syariah/ Unit Usaha Syariah wajib membentuk satuan kerja yang mengelola dana
kebajikan.
Sumber dana kebajikan dapat diperoleh dari zakat, infaq, shodaqoh, hibah atau
dana sosial lainnya. Sedangkan penyalurannya ditujukan kepada orang yang berhak
(mustahiq), yang terdiri dari 8 golongan, yaitu (a) Fakir, (b) Miskin, (c) ’Amil (pengelola
zakat), (d) Mualaf (orang yang baru masuk Islam), (e) Hamba Sahaya, (f) Gharimin
(orang yang banyak hutangnya), (g) Sabilillah, dan (h) Ibnu Sabil. Dana tersebut
disalurkan antara lain dalam bentuk santunan (grant) ataupun pinjaman kebajikan
(Qardhul Hasan).
Penyaluran Dana Kebajikan :
Pinjaman kebajikan (Qardhul Hasan)
Santunan Kebajikan
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Safira, SE.Ak.M.Si KAPITA SELEKTA ILMU SOSIAL 18
b. Penyaluran Dana dan Jasa Perbankan
No. PRODUK/JASA PRINSIP SYARIAH
1. Dana Talangan Qardh
2. Penyertaan Musyarakah
3. Sewa Beli Ijarah Muntahiyah Bittamlik (Ijarah Wa Iqtina)
4. Pembiayaan Modal Kerja Mudharabah, Musyarakah, atau Murabahah
5. Pembiayaan Proyek Mudharabah atau Musyarakah
6. Pembiayaan Sektor Bai As Salam
pertanian
7. Pembiayaan untuk akuisisi Ijarah Muntahiyah Bittamlik
aset
8. Pembiayaan Ekspor Mudharabah, Musyarakah, atau Murabahah
9. Anjak Piutang Hiwalah
10. Letter of Credit L/C Wakalah
11. Garansi Bank Kafalah
12. Inkaso, Transfer Wakalah dan Hawalah
13. Pinjaman Sosial Qardhul Hasan
14. Surat Berharga Mudharabah, Qardh, Bai’ Al Dayn
15. Safe Deposit Box Wadi’ah Amanah
16. Jual Beli Valas Sharf
17. Gadai Rahn
Daftar Pustaka
Antonio, Muhammad Syafi’i , 2001, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Gema
Insani, Jakarta.
Harahap, Sofyan Syafri, dkk, 2006, Akuntansi Perbankan Syariah, LPFE – Usakti,
Jakarta.
Yusuf, Muhammad dan Muhammad Syafi’i Antonio, 2006, Pengantar Ilmu Ekonomi
dan Perbankan Syariah, Ganeca Press, Jakarta.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Safira, SE.Ak.M.Si KAPITA SELEKTA ILMU SOSIAL 19