Anda di halaman 1dari 6

M.

Farikh Fauzi
IAT Semester 5 / 933800118 / Al-Qur’an dan Teori Sosial
Poin Penting Makalah 1 (Normativitas dan Historisitas Teks)
1. Normativitas adalah suatu ajaran yang ditelaah lewat berbagai suatu
pendekatan dari sumber-sumber hukum tentang persoalan ketuhanan. Islam
Normatif adalah pengumpulan sumber-sumber hukum yang terdapat dalam
AlQur’an dan Hadits/Sunnah Nabi yang kebenarannya bersifat mutlak yang
murni dari firman Tuhan tanpa ada campur tangan manusia.
2. Historisitas yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan sejarah,
kesejarahan. Ketika Islam dilihat dari sisi historis atau sebagaimana yang
tampak alam masyarakat, Islam tampil sebagai sebuah disiplin ilmu atau ilmu
keislaman. Kajian historisitas keagamaan ditelaah lewat berbagai pendekatan
keilmuan sosial – keagamaan.
3. Ruang lingkup aspek normatif antara lain Tafsir, Hadits, dan Teologi.
4. Ruang lingkup aspek historisitas antara lain Antropologi, Sosioologi, dan
Psikologi.
5. Pengelompokan Islam Normatif dan Historis yaitu Pertama, wilayah teks asli
Islam (the original text of Islam), yaitu Al-qur’an dan sunnah nabi
Muhammad yang otentik. Kedua, pemikiran Islam merupakan ragam
menafsirkan terhadap teks asli Islam (Al-qur’an dan sunnah nabi Muhammad
SAW). Dapat pula disebut hasil ijtihad terhadap teks asli Islam,seperti tafsir
dan fikih.
6. Hubungan antara Islam Normatif dan Historis adalah bagaikan dua sisi mata
uang yang berbeda, namun keduanya tidak dapat dipisahkan. Pendekatan dan
pemahaman terhadap fenomena keberagamaan yang bercorak normatif dan
historis tidak selamanya akur dan sinergi. Pendekatan normatif di satu sisi
merupakan pendekan yang selalu berpijak pada teks yang tertulis dalam kitab
suci masing-masing agama sehingga pendekatan ini cenderung bercorak
literalis, tekstualis, atau skriptualis.
7. Pendekatan kedua, historisitas, melihat kitab suci dan fenomena keagamaan
tidak melalui cara tekstualitas, namun dengan sudut pandang keilmuan sosial
keagamaan yang bersifat multi demensional, baik secara sosiologis, filosofis,
psikologis, historis, kultur, maupun antropologis.
Poin Penting Makalah 2 (Konsep Perubahan Sahrur)
1. Pembentukan Syahrur berbarengan dengan instabilitas politik
pemerintahan pasca kemerdekaan Syria tahun 1947, yang berlanjut
dengan kekacauan ideologis.
2. Terkait dengan hermeneutika filosofis, hermeneutika yang
ditawarkan Syahrur juga tidak lepas dari landasan filosofis sebagai
hal yang penting untuk dikupas sebelum mengetahui prosedur
motodologi hermeneutisnya itu tidak lepas dari pandangan
filosofisnya terhadap upaya untuk menginterpretasi yang
merupakan konsep dasar hermeneutika syahrur.
3. Ada tiga kata kunci dasar yang menjadi landasan filosofis dalam
proyek hermeneutika Syahrur, Pertama, kainunah yang merupakan
derivasi dari kata kana berarti berada atau kondisi berada (being).
4. Kedua, sairurah merupakan derivasi dari kata saara yang bermakna
berjalan atau perjalanan sejarah atau kondisi berproses.
5. Ketiga, shairurah yang merupakan derivasi dari kata shara yang
bermakna kondisi menjadi (becoming).
6. Ketiga istilah tersebut saling terkait dan selalu menjadi landasan inti yang
merupakan starting point dalam kajian apapun dalam filsafat termasuk
tentang teologi, naturalistic science, dan antropologi.
7. Ketiga terma tersebut menunjukkan masalah-masalah ketuhanan, alam,
dan manusia sebagai eksistensi sesuatu yang ada / kainunah akan
selalu mengalami kondisi berada (kainunah) yang tidak lepas dari
perjalanan masa (sairurah) sebagai kondisi berproses yang terus
mengalami perkembangan dan perubahan dalam tiap tahapannya dan
karenanya selalu mengalami kondisi menjadi (shairurah) sebagai tujuan.
Poin Penting Makalah 3 (Teori Perubahan Sosial)
1. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya. Perubahan tidak
mempengaruhi organisasi sosial masyarakat.
2. Konsep penting dalam studi tentang perubahan sosial adalah modernitas atau
pola sosial (sosial patterns) yang terkait dengan industrialisasi.
3. Penyebab perubahan sosial dalam suatu masyarakat dibedakan menjadi dua
macam yaitu faktor dari dalam dan luar.
4. Diantara faktor-faktor yang bersumber dari dalam masyarakat sendiri yaitu
Bertambah atau berkurangnya penduduk, Penemuan-penemuan baru,
Pertentangan, Terjadinya pemberontakan atau revolusi dari dalam masyarakat
itu sendiri.
5. Selain faktor dari dalam masyarakat, berikut ini beberapa faktor yang berasal
dari luar seperti Sebab-sebab yang bersumber dari lingkungan alam fisik,
Peperangan dengan negara lain menyebabkan terjadinya perubahan sebab, dan
Pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
6. Mengenai pembahasan perubahan sosial, dalam hal ini perubahan sosial
memiliki beberapa teori. Teori-teori tersebut antara lain Teori Evolusi, Teori
Konflik, dan Teori Perubahan Sosial Dahrendorf.
7. Mengaitkan Islam dan perubahan sosial merupakan sesuatu yang sangat
menarik, dalam konteks kehidupan sosial, salah satu misi terbesar Islam
adalah membangun masyarakat menjadi masyarakat yang berbuat makruf,
mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah SWT.
Poin Penting Makalah 4 (Teori Struktural Fungsional)
1. Teori struktural fungsional adalah sebuah teori yang berisi sudut pandang
yang menafsirkan masyarakat sebagai sebuah struktur dengan bagian-bagian
yang saling berhubungan.
2. Ciri teori struktural fungsional adalah gagasan tentang kebutuhan
masyarakat. Masyarakat sama dengan organisme biologis, karena mempunyai
kebutuhan dasar yang harus dipenuhi agar masyarakat dapat melangsungkan
hidupnya dan berfungsi dengan baik.
3. Pendekatan teori struktural fungsional membahas perilaku manusia dalam
konteks organisasi (masyarakat) dan bagaimana perilaku tersebut berada
dalam (dapat mempertahankan) kondisi keseimbangan dalam
organisasi/masyarakat.
4. Menurut teori struktural fungsional, masyarakat merupakan suatu sistem
sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen yang saling berkaitan dan
saling menyatu dalam keseimbangan.
5. Struktural fungsional, yang berarti struktur dan fungsi, artinya manusia
memiliki peran dan fungsi masing-masing dalam suatu tatanan struktur
masyarakat yang di diami.
6. Pola struktur sosial dapat di pengaruhi oleh jumlah orang yang berbeda,
kedudukan seseorang, peran yang di miliki seseorang dalam suatu tatanan
kemasyarakatan.
7. Hubungan antar anggota masyarakat saling ketergantunga, yang berarti peran
komponen-komponen masyarakat ini tidak dapat di lakukan jika komponen
lain tidak menjalankan peran sesuai kedudukan nya, telah di identifikasi
perihal lembaga, masyarakat setempat, dan masing-masing anggota
masyarakat mencerminkan derajat kelengkapan tertentu dari suatu sistem
sosial.
Poin Penting Makalah 5 (Teori Konstruksi Sosial)
1. Kontruksi sosial (social construction) merupakan sebuah teori sosiologi
kontemporer yang dicetuskan Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Dalam
menjelaskan paradigma konstruktivis, realitas sosial merupakan konstruksi
sosial yang diciptakan oleh individu.
2. Masyarakat ialah sebagai kenyataan objektif sekaligus kenyataan subjektif.
Sebagai kenyataan objektif, masyarakat sepertinya berada di luar diri manusia
dan berhadap-hadapan dengannya. Sedangkan sebagai kenyataan subjektif,
individu berada dalam masyarakat itu sebagai bagian tak terpisahkan. Dengan
kata lain individu adalah pembentuk masyarakat dan masyarakat adalah
pembentuk individu.
3. Objective reality, merupakan suatu kompleksitas definisi realitas (termasuk
ideologi dan keyakinan) serta rutinitas tindakan dan tingkah laku yang telah
mapan terpola, yang kesemuanya dihayati oleh individu secara umum sebagai
fakta.
4. Symblolic reality, merupakan semua ekspresi simbolik dari apa yang dihayati
sebagai “objective reality” misalnya teks produk industri media, seperti berita
di media cetak atau elektronika, begitu pun yang ada di film-film.
5. Subjective reality, merupakan konstruksi definisi realitas yang dimiliki
individu dan dikonstruksi melalui proses internalisasi. Realitas subjektif yang
dimiliki masing-masing individu merupakan basis untuk melibatkan diri
dalam proses eksternalisasi, atau proses interaksi sosial dengan individu lain
dalam sebuah struktur sosial.
6. Manusia dalam berinteraksi akan membuat dan menggunakan simbol-simbol,
hal ini oleh Berger dan Luckmann di istilahkan dengan eksternalisasi
(externalization). Pada saat tereksternalisasi, simbol-simbol menjadi
terobjektifikasi, maksudnya bahwa simbol itu kemudian menjadi perantara
manusia untuk berinteraksi, simbol mempunyai keberadaanya dan suatu
makna yang penting yang kemudian menjadi independen dari pencipta
aslinya.
7. Konstruksi Sosial dalam Al-Qur’an yaitu Memberikan solusi yang
konstruktif, merupakan upaya kritik yang ditujukan al-Qur’an yang
menggambarkan kesenjangan sosial. Solusi itu baik berupa pernyataan
langsung mengenai hal baik atau buruk, atau melarang secara keras perbuatan
buruk.

Anda mungkin juga menyukai