Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN PANCASILA DENGAN LIBERALISME

DAN KOMUNISME

OLEH

USUP KURNIAWAN
MUHAMMAD RAFLI
SEPTIA DWI SAPITRI
SITI MUDINI

INSTITUT AGMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA


TAHUN 2019 M/ 1441
HUBUNGAN PANCASILA DENGAN LIBERALISME
DAN KOMUNISME

Makalah

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pancasila


Dosen Pencampur: Rahmat. M. Pd.

OLEH

USUP KURNIAWAN
MUHAMMAD RAFLI
SITI MUDINI
SEPTIA DWI SAPITRI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA
PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS
TAHUN 2019M/1441 H

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terdurhaka kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nyatakan syafa’atnya di akhirat
nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Pancasila
dengan judul “Hubungan Pancasila Dengan Liberalism dan Communism”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada Dosen Pancasila kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Semoga dengan adanya makalah ini pembaca mendapatkan informasi dan
pengetahuan tentang “Hubungan Pancasila Dengan Liberalism dan Communism”.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Kami ucapkan Terima
kasih.
Wassalamu’alaikum Wb. Wb
Palangka Raya, 18 Oktober 2019
Penulis

Kelompok II

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i


KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1


A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 2
C. Tujuan .................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 4


A. Pengertian Liberalism ............................................................ 6
B. Pengertian Communism ......................................................... 6
C. Hubungan Pancasila Dan Liberalism ..................................... 6
D. Hubungan Pancasila Dan Communism ................................. 6

BAB III PENUTUP .................................................................................... 5


A. Kesimpulan ............................................................................ 5
B. Saran ...................................................................................... 5

PERPUSTAKAAN ........................................................................................ 6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap bangsa memerlukan nilai-nilai, norma-norma yang diyakininya
mampu berfungsi sebagai rujukan untuk memperjuangkan cita-cita nya. Setiap
bangsa memerlukan pengetahuan tentang apa yang baik dan apa yang buruk,
serta apa yang benar dan apa yang salah. Setiap bangsa memerlukan
kepercayaan yang diperlukan dalam memotivasi kebersamaan dalam menjamin
kelangsungan hidupnya. Bagi bangsa Indonesia, jawabannya adalah Pancasila,
baik sebagai pandangan hidup maupun sebagai dasar Negara telah terbukti
memenuhi tuntutan kodrat bagi kelangsungan hidup suatu bangs. Pancasila
sebagai ideologi bangsa berakar pada pandangan hidup dan budaya bangsa. Dan
didalam makalah ini kita akan mengetahui ideologi yang ada, serta mengetahui
perbedaannya dengan ideologi yang bangsa kita gunakan yaitu Ideologi
Pancasila, serta mengetahui dimana letak kelebihan dan kekurangan masing –
masing ideologi.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Liberalism?
2. Apa yang dimaksud dengan communism?
3. Apa hubungan Pancasila dengan Liberalism?
4. Apa hubungan Pancasila dengan communism?
C. Tujuan masalah
1. Mengetahui arti dari Liberalism
2. Mengetahui arti dari communism
3. Mendeskripsikan hubungan antara Pancasila dan liberalism
4. Mendeskripsikan hubungan antara Pancasila dan communism

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Liberalism
Awal kemunculan paham liberalism adalah peristiwa revolusi Perancis
yang terjadi pada abad 18 silam. Peristiwa tersebut disebabkan karena
kepincangan sistem dan kesenjangan sosial di masyarakat yang sangat
mencolok. Pada masa itu di negara Perancis masih terdapat penggolongan
terhadap masyarakat, dimana golongan tertentu mendapatkan keistimewaan
yang tidak mungkin didapatkan golongan lainnya. Kenyamanan hanya dapat
dirasakan oleh mereka dari keluarga kerajaan dan pemuka agama, sedangkan
masyarakat lainnya (baik yang kaya dan yang miskin) harus patuh pada
masyarakat dari golongan istimewa. Masyarakat dari golongan tanpa hak
menuntut kemerdekaan dan kebebasan mereka. Pada puncaknya, yaitu tahun
1789, terjadilah revolusi yang kemudian menjadi awal terbentuknya golongan
liberal. Liberalism kemudian menyebar luas ke berbagai negara lainnya di
Eropa yang kemudian diterima dan mendapat dukungan.
Pengertian Liberalism adalah suatu ideologi atau paham yang
menjunjung tinggi kebebasan dan persamaan hak individu dalam berbagai
aspek kehidupan, baik di bidang ekonomi, politik, sosial, agama, dan hal
lainnya yang menyangkut harkat hidup orang banyak. Artinya, suatu negara
dan pemerintahannya harus menghormati dan melindungi kebebasan dan hak
setiap warganya dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Paham liberalism
pada umumnya tumbuh di dalam sistem demokrasi karena keduanya memiliki
konsep kebebasan. Namun, walaupun paham ini mengasung kebebasan
individu, kebebasan tersebut bukanlah kebebasan tanpa batas tapi terdapat
keteraturan dan harus dapat dipertanggungjawabkan.

2
Ciri-ciri ideologi liberalism adalah sebagai berikut:

1. Setiap Individu Punya Kesempatan Sama


Salah satu nilai pokok di dalam liberalism adalah setiap individu
memiliki kesempatan yang sama (Hold The Basic Equality of All
Human) pada semua bidang. Namun, bukan berarti setiap orang bisa
memberikan hasil yang sama.
Persamaan hak dan kesempatan merupakan hal yang mutlak di
dalam ideologi ini. Sedangkan hasil yang nantinya akan diperoleh setiap
individu tergantung pada banyak faktor misalnya keterampilan, kerja keras,
sumber daya, dan lainnya.
2. Berhak Mendapat Perlakuan yang Sama
Mengacu pada point #1 yaitu kesempatan yang sama, maka
penyelesaian setiap masalah yang dihadapi individu akan mendapatkan
perlakuan yang sama (Treat the Others Equally), baik itu di bidang
ekonomi, politik, sosial, dan lainnya.
3. Ada Hukum dan Hukum Diterapkan
Di dalam setiap negara harus ada hukum di dalamnya yang bertujuan
untuk melindungi dan menjaga hak-hak masyarakatnya. Negara liberal
menetapkan patokan hukum tertinggi yang menghargai hak-hak kebebasan
dan persamaan kedudukan setiap individu di dalam hukum (The Rule of
Law).
4. Pemerintah Ditentukan Dengan Persetujuan
Di negara liberal, kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat
sehingga penentuan pihak-pihak yang akan menjalankan negara tersebut
harus mendapat persetujuan dari rakyat. Artinya, pemerintah harus
bertindak sesuai kehendak rakyat dan tidak boleh bertindak atas
keinginan sendiri.

3
5. Negara Hanyalah Alat
Negara yang menganut paham liberalism menganggap bahwa suatu
negara merupakan mekanisme yang dipakai dalam perwujudan tujuan-tujuan
yang lebih besar.
6. Tidak Menerima Ajaran Dogmatismu
Negara yang menganut paham liberalism tidak menerima ajaran
Dogmatismu, yaitu ideologi yang memegang kepercayaan dan menantang
apapun yang tidak sesuai dengan kepercayaannya.

B. Pengertian Communism
Communism adalah suatu ideologi atau paham yang berhubungan
dengan filosofi, politik, sosial, dan ekonomi, dimana tujuan utamanya adalah
untuk menciptakan masyarakat dan sistem ekonomi yang maju dalam hal
teknologi dan tenaga-tenaga produktif. Ada juga yang mengatakan bahwa
pengertian communism adalah suatu ideologi yang lebih mengutamakan
kepentingan umum di atas kepentingan pribadi atau golongan. Paham
communism menekankan kepemilikan bersama atas alat-alat produksi (modal,
tanah, tenaga kerja) dimana tujuannya untuk mewujudkan masyarakat yang
makmur, dan setara atau tanpa kelas.
Communism adalah suatu paham anti-kapitalisme, dimana dalam
penerapannya tidak mengakui kepemilikan akumulasi modal pada individu dan
seluruh alat-alat produksi dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat
secara merata. Pada dasarnya, ideologi communism bertentangan dengan
Pancasila karena dalam communism sangat membatasi demokrasi dan tidak
mengakui adanya hak perorangan.
1. Sejarah Singkat Paham Communism
Paham Communism pertamakali didirikan oleh Vander Lenin dalam
sebuah manifesto politik yang diterbitkan pada 1 Januari 1912. Manifesto
politik tersebut berisi teori analisir pendekatan komisi untuk perjuangan
kelas masyarakat dan kemakmuran ekonomi yang pada akhirnya menjadi
suatu gerakan politik yang paling berpengaruh pada saat itu.

4
Latar belakang munculnya ideologi ini adalah karena adanya
kesenjangan ekonomi di berbagai negara Eropa pada segi industri. Pada
masa itu, orang-orang yang berkuasa lebih mementingkan kesejahteraan
ekonominya sendiri dimana petani dan buruh selalu mengalami penindasan.
Karl Marx dengan paham Communism-nya ingin menciptakan suatu
masyarakat yang lebih adil, tidak mengenal kelas, mengutamakan hak setiap
orang, serta tidak bergantung kepada Tuhan. Ideologi ini mengalami
perkembangan yang sangat pesat di berbagai negara di dunia. Bahkan
communism mencapai puncak kekayaannya di negara Rusia (Bolshevik)
dengan terbentuknya Unit Soviet dan Communism Internasional
(Komentar).
Tujuan utama berdirinya Komentar adalah untuk membuat
masyarakat dunia menjadi pengikut paham komisi. Namun, perkembangan
ideologi ini menurun sejak terjadinya perang dunia ke-2 hi angga akhir
perang dingin (revolusi 1989). Inilah yang pada akhirnya merendahkan
ideologi Communism dan bubar nya Unit Soviet pada tahun 1991.
Meskipun paham Communism ditolak di berbagai negara (termasuk
Indonesia), paham ini tetap ada dan dipakai sebagai ideologi di beberapa
negara, seperti; Republik Rakyat Tongkol, Vietnam, Laos, Kuban, dan
Korea Utara.

a) Ciri-ciri Communism
Paham Communism memiliki beberapa ciri khusus yang
membedakan nya dengan paham lainnya. Sesuai dengan pengertian
Communism, adapun ciri-ciri Communism adalah sebagai berikut:
1) Paham ini mengajarkan teori pertentangan kelas sosial di
masyarakat, sehingga sering terjadi pertentangan antara kaum
proletariat melawan tuan tanah dan kapitalis.
2) Communism memiliki doctrine revolusi terus-menerus (continuous
revolution) hingga menyebar ke seluruh dunia.

5
3) Menganut sistem politik satu partai, yaitu partai komisi. Dalam
penerapannya hanya ada satu partai saja dan tidak ada partai posisi,
sehingga cenderung tidak menghormati.
4) Negara dan hukum akan hilang karena tidak dibutuhkan dalam
paham Communism.
5) Kekayaan alam dan alat-alat produksi merupakan milik pemerintah
sepenuhnya dan kepemilikan individu tidak diakui selain pakaian,
perabotan, dan upah.
6) Secara teori, paham ini bertujuan untuk memamerkan rakyat, dan
tanpa kelas sosial. Namun, pada pelaksanaannya ada fase diktator
proletariat yang bertugas menghabiskannya lawan communism,
terutama tuan tanah.

C. Mendeskripsikan Hubungan Antara Pancasila Dan Liberalism


Pancasila, dengan rumusan Ketuhanan Yang Maha Esa telah
memberikan sifat yang khas kepada negara Indonesia, yaitu bukan merupakan
negara secular yang memisah-misahkan agama dengan negara.
Indonesia tidak menerima liberalism dikarenakan individualisme Barat
yang mengutamakan kebebasan makhluk nya, sedangkan paham intergalactic
yang kita anut memandang manusia sebagai individu dan sekaligus juga
makhluk sosial. Paham intergalactic pertama kali diusulkan oleh Soetoyo pada
sidang BPUPKI yang berakar pada budaya bangsa. Bangsa Indonesia terdiri
atas manusia-manusia sebagai individu, keluarga-keluarga, kelompok-
kelompok, golongan-golongan, suku bangsa-suku bangsa, kelompok-kelompok
yang hidup dalam suatu wilayah yang terdiri atas beribu-ribu pulau yang
memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam. Keseluruhannya itu
merupakan suatu kesatuan integral baik lahir maupun batin. Paham intergalactic
yang terkandung dalam Pancasila meletakkan Asas kebersamaan hidup,
mendambakan keselarasan dalam hubungan antar individu maupun masyarakat.
Hal ini menyatakan paham negara intergalactic tidak memasak yang kuat, tidak
mengenal dominasi mayoritas dan tidak juga mengenal tiran minoritas.

6
D. Mendeskripsikan Hubungan Antara Pancasila Dan Communism
Dalam melihat kaitan antara Pancasila, HAM dan communism, ada
baiknya kita menelaah nilai-nilai Marxisme. Dalam melihat perkembangan
HAM, Marx pernah melancarkan Kritik yang cukup tajam. Akan tetapi kita
harus peka saat melihat kritik yang disampaikan oleh Marx, kita sebaiknya
tidak lupa dengan konteks jaman pada abad ke-17 hingga ke 18. Dalam masa
itu, HAM berkembang dimulai dari sebuah tuntutan yang di muncullah oleh
Thomas Jefferson, salah seorang pendiri Amerika Serikat. Tuntutan tersebut
adalah agar manusia mendapatkan kembali hak-haknya yang tidak dapat
dicabut sejak Bill of Rights.
Dalam masa perang dingin-bahkan sampai saat ini, muncul isu yang
menjadi senjata untuk menyerang salah satu pihak dengan mengatakan bahwa
Marxisme telah menjadikan hukum dapat diabaikan dan HAM adalah olesi dari
kaum beruas saja. Tentu saja, turunan tersebut menjadi sangat naïf jika kita
melihat lebih jauh sumbangan dari pemikiran Marx lebih jauh dalam
perkembangan HAM.
Geoffrey Robertson QC secara gambling mengatakan bahwa pada
takaran teoritis, dunia telah berhutang pada Marx pada penghapusan hak-hak
alami. Perlu diketahui bahwa Marx mengkritik tentang HAM yang berkembang
pada masa itu. Kritik tersebut ditulis dalam sebuah esa yang berjudul “On the
Jewish Question” (1844). Ia menolak dengan membuat pernyataan;
“Bahwa apa yang disebut dengan HAM … itu tidak ada apa-apanya. Kecuali
hak asasi manusia yang egois, yaitu manusia yang terpisah dari manusia
lainnya atau dari komunitas nya.”
Kritik ini telah mengantarkan para pemikiran Marxism pada jaman
berikutnya telah mencarikan bahwa HAM adalah sarana universitas
kapitalisme terutama kebebasan tanpa tanggung jawab sosial. Dalam waktu
yang sama, kaum sosialis maupun Marxism tetap berupaya untuk
menghilangkan hak untuk kepemilikan. Perlu dipahami, pada masa abad ke-19,
kepemilikan dipahami sebagai produksi, distribusi dan pertukaran atau
kekuatan atas yang lainnya. kerja produksi dan dunia ekonomi dalam
masyarakat harus di rasional dan dikontrol oleh publik. Oleh karena itu, hak
7
kekayaan individu dapat diterima namun hak untuk kekayaan demi tujuan
individu harus dibatasi bahkan dihilangkan.
Sebenarnya, dibalik itu Marx mendukung deklarasi tentang hak warga
negara. Dalam pandangannya, hak communal ini sebagai sumber daya baru
yang dapat mengantar kita ke transformasi sosial. Dalam inti pemikiran Marx
dapat kita ditemukan gagasan yang sangat tajam dan sangat relevan pada masa
itu-bahkan hingga saat ini- tentang hak sosial dan ekonomi dari warga negara
atas kesejahteraan seperti hak atas pendidikan, perumahan, dan pekerjaan.
Dalam beberapa tulisannya, ide tersebut terlihat dengan jelas. Dalam sebuah
tulisannya yang terkenal Communist Manifesto (1848), Marx sebenarnya tidak
secara langsung menyerang pada paham kapitalisme melainkan pada
masyarakat tradisional, kepercayaan salah yang berasal dari abad pertengahan,
feudalism dan kekuasaan yang lazim (tiran). Dalam tulisan tersebut, Marx
mengungkapkan bahwa dalam menegakkan demokrasi, kaum protean harus
menjadi kelas yang berkuasa. Dalam kekuasaan itu, kaum proletarian akan
menggunakan kekuatan politik nya untuk mendorong sentralisasi kapital dan
segala instrumen produksi di tangan negara. Ini kemudian dipahami sebagai
perjuangan kelas. Selain itu, dalam tulisannya tersebut Marx menyampaikan
sepuluh pokok pikirannya, beberapa diantaranya sangat kenal nuansa HAM.
Salah satunya adalah pendidikan gratis bagi semua anak di sekolah publik.
Marx juga menekankan bahwa sepuluh pokok pikirannya tentunya bisa
berbeda di setiap negara.
Selanjutnya, dalam Inaugural Address of the Working Men’s
International Association (1864), Marx menyampaikan beberapa permasalahan
yang dihadapi oleh kaum pekerja. Meningkatnya produksi dan keuntungan dari
proses produksi tidak diikuti oleh perbaikan kondisi para kelas pekerja.
Dipaparkan bahwa kondisi kesehatan kelas pekerja terus menurun. Lebih jauh
lagi, Marx melihat bahwa kaum feodal dan pemodal menggunakan
keistimewaan mereka untuk melakukan monopoli yang jelas-jelas merugikan
kaum proletarian. Marx kemudian lebih tajam lagi dalam dua tulisannya
yaitu “Instructions for Delegates to the Geneva Congress” (1866)
dan, “Critique of the Gotha Programme” (1891). Dalam tulisan pertama nya,
8
Marx menegaskan bahwa harus ada pembatasan hari kerja bagi para pekerja.
Perhatiannya pada permasalahan anak mulai terlihat dengan penekanan bahwa
negara harus memperhatikan para pekerja anak dan buruh anak, baik
perempuan maupun laki-laki.
Selanjutnya, Marx lebih spesifik lagi mengangkat beberapa
permasalahan. Pertama, negara harus menyediakan pendidikan dasar secara
meluas dan setara. Biaya pendidikan harus diambil dari pajak pendapatan kelas
atas. Sebagai penegasan dari tulisan sebelumnya, Marx melihat bahwa kelas
pekerja membutuhkan hari kerja yang normal. Artinya, harus ada jangka waktu
kerja yang jelas. Khususnya bagi para pekerja perempuan, harus dilakukan
pembatasan yang jelas. Pembatasan dalam hal ini bukan merupakan bentuk
diskriminasi melainkan pembatasan bagi perempuan tidak boleh bekerja pada
ruang kerja yang membahayakan perempuan secara mental dan fisik.
Perkembangan pemikiran Marx tentang hak anak sendiri mulai tampak. Ini
tampak dari pengesahan bahwa harus ada pekarangan pekerja anak.
Marx sekali menegaskan tentang pentingnya pengawasan yang ketat
dari negara untuk pabrik, tempat kerja dan usaha domestik. Selanjutnya, negara
juga harus menjamin penegakan hukum. Ini muncul dari sebuah kenyataan
bahwa sering terjadi penyimpangan yang dilakukan oleh kebijakan pabrik.
Yang tidak pernah terpikir bahkan tersayang oleh penulis bahwa Marx dengan
meminta walaupun itu tidak terlalu ditekankan agar negara membuat peraturan
yang jelas bagi para nara pidana yang dipekerjakan. Mereka harus
diperlakukan sama sesuai dengan hak pekerja yang umum dan tidak boleh
diperlakukan secara wewenang-wenang. Terlepas dari itu semua, HAM adalah
sebuah kemajuan sejarah yang sangat penting dalam sebuah upaya umat
manusia. Mari kita lihat beberapa teori yang sangat terkait dengan HAM dan
bahkan dapat dikatakan telah terbukti dalam perjalanannya yang disumbangkan
oleh pemikiran sosialisme.
Adapun tujuan dari Marxisme adalah sebagai berikut:
1. Tujuan dari Marxisme adalah humanisme sosialis, dimana manusia dapat
bebas berkembang, tidak teralineasi serta menjadi individu yang penuh
kesadaran dan saling berhubungan dengan individu lain dalam kerangka
9
sosial yang membuka kesempatan penuh untuk mengembangkan kapasitas
dan potensi masing-masing.

2. Ketika hukum yang berlaku di masa lalu serta evaporasi doctrine HAM telah
memperlihatkan tanda bahwa isi dan fungsinya hanya diberikan kepada
kelas sosial tertentu, sosialisme mencoba belajar dari kondisi tersebut.
Walaupun masih sangat terbatas dan tidak jelas dalam penjelasan dan
pelaksanaannya, sosialisme tetap mengakui terhadap hak mendasar manusia
sebagai komunitas manusia yang harus dihormati dan umat manusia yang
sepenuhnya merdeka.

3. Hak dan kebijakan tidak dapat disederhanakan secara abstrak. Lebih detil
lagi dalam pandangan sosialisme, lingkungan politik tidak dapat dipisahkan
pada masalah sosial ekonomi. Hak seharusnya tidak hanya dilihat sebagai
sebuah asal kebebasan namun sebagai sebuah kebebasan.

Selain itu, terdapat beberapa hal penting lainnya yang muncul dalam
proses pembacaan penulis terhadap beberapa bahan, yaitu;
a) Kontribusi pemikiran sosialisme-dimana diwakili oleh Karl Marx-
dalam perkembangan konsep HAM telah meletakkan landasan
tentang hak ekonomi, sosial dan budaya.
b) Negara, sebagai fungsi kontrol sosial harus menjamin pemenuhan
terhadap hak tersebut bagi warga negaranya.
c)  Sangat jelas sekali hak warga negara atas kesejahteraan bersama harus
dipenuhi oleh Negara. Pertama adalah hak warga negara atas pekerjaan
dan dalam bekerja. Hak warga negara atas pendidikan yang layak dan
dijamin penuh oleh negara. Terakhir, hak warga negara atas kesehatan,
baik itu akses maupun pelayanannya.
Jadi sangat jelas, beberapa hal yang diatas tersebut merupakan
nilai universal dalam melihat dunia ini lebih humanism secara universal.
Jika kita coba kaitkan dengan nilai yang terkandung dalam beberapa butir
sila di Pancasila, akan terlihat jelas penghayatan dari: “Kemanusiaanyang
adil dan Beradab dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Pancasila dianggap sebagai sebuah ideologi karena Pancasila memiliki
nilai-nilai filsafat mendasar dan juga rasional. Pancasila telah terpuji kokoh dan
kuat sebagai sebuah landasan dalam mengatur kehidupan berbangsa dan
bernegara. Selain itu juga, Pancasila merupakan wujud dari consensus nasional,
itu semua karena negara bangsa Indonesia ini adalah sebuah sketsa negara
moderen yang telah disepakati oleh para pendiri negara Republik Indonesia
kemudian nilai-nilai dari kandungan Pancasila itu sendiri dilestarikan dari
generasi ke generasi.
Ideologi Pancasila sendiri adalah suatu pemikiran yang beracun
Pancasila. Pancasila dijadikan ideologi dikarenakan, Pancasila memiliki nilai-
nilai falsafah mendasar dan rasional.

B. Saran
Sebagai bangsa Indonesia sudah sewajarnya kita menjadikan Ideologi
Pancasila sebagai pedoman atau landasan dalam menjalankan kehidupan
sehari-hari. Makalah ini baik dibaca oleh siapapun karena melihat bangsa
Indonesia khususnya para pemuda terlihat tidak lagi memperdualkan Pancasila
lagi, maka dengan terbitnya makalah ini dapat membantu menyumbangkan
rasa nasionalisme terhadap negara Indonesia.
Sebagai bangsa Indonesia dalam berperilaku dan bertindak sebaiknya
berpedoman pada Pancasila karena Pancasila sudah terpuji dan dapat di jadikan
sebagai acuan dalam bertindak sehari-hari.

11
DAFTAR PUSTAKA

Arifin. Annul. 2013. Ideologi Pancasila dan


komunisme(http://zahralja69.blogspot.com/2013/04/ideologi-pancasila-dan-
komunis.ht, l? m=1), (Online) di akses pada 18 Oktober 2019).

Cased, Edi.2019. Pemikiran Paham Komisi Perspektif Pancasila.


(http://journal.ums.ac.id/index.php/profetika/article/view/7429), (Online),
di akses pada 18 Oktober 2019).

Hayati, Knur. 2018. Makalah Pancasila Dan (Liberalism, Communism, Dan


Agama). (http://likusaen-nain.blospot.com/2018/02/makalah-pancasila-
dan-liberalisme.html?m=1) (Online), di akses pada 18 Oktober 2019).

12

Anda mungkin juga menyukai