Anda di halaman 1dari 10

PERHITUNGAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI KAB.

SUKABUMI

Tahun Proses Penghitungan Tingkat


Pertumbuhan
Ekonomi
2011 {(29.863.296,58 - 28.600.532,04)/28.600.532,04} 4,4%
x 100%
2012 {(31.767.699,95 - 29.863.296,58)/29.863.296,58} 6,3%
x 100%
2013 {(33.516.699,95 – 31.767.699,95)/31.767.699,95} 5,5%
x 100%
2014 {(35.521.432,76 – 33.516.818,79)/33.516.818,79} 5,9%
x 100%
2015 {(37.262.254 – 35.521.432,76)/35.521.432,76 x 6,3%
100%
2016 {(39.338.457,58 – 37.262.254)/37.262.254 x 5,5%
100%

RUMUS PERTUMBUHAN EKONOMI:


R(t-1, t) = (PDBt – PDBt-1)/PDBt-1 x 100%
Analisis:

PDRB kab. Sukabumi cenderung meningkat tidak diikuti dengan naiknya


kesejahteraan manusia yang diukur melalui pertumbuhan ekonomi yang fluktuatif, naiknya
PDRB hanya dari nominalnya saja. Tetapi purchasing powernya sebenarnya turun. Inflasi
berdampak pada purchasing power. Dampaknya gajinya tetap tetapi kualitas hidupnya
menurun. Maka dari itu inflasi penting untuk dinilai, karena kita ingon mencari tau
kemakmuran, seberapa jauh kebutuhan kita terpuaskan. Contoh:

Tomat 1kg harganya 10rb tahun 2006


Tomat 1kg harganya 11rb tahun 2007

1kg tersebut bisa memenuhi kebutuhan seseorang di tingkat utility 100, jadi PDRB
meningkat tetapi semu karena harganya naik tetapi tingkat kepuasannya tetap. Maka dari itu
untuk mencari PDRB riil yaitu dengan mencari selisih PDRB – Inflasi

GRAFIK PERTUMBUHAN INVESTASI DI KAB. SUKABUMI


Analisis:

Dari grafik tersebut terlihat penurunan domestic investment di Indonesia disebabkan


karena siklus ekonomi yang resesi, naiknya pengangguran, naiknya angka inflasi yang juga
membuat menurunnya tingkat kesejahteraan manusia karena pertumbuhan ekonomi juga ikut
menurun. Sedangkan grafik di atas terlihat foreign investment sedang mengalami
peningkatan, hal ini disebabkan karena laju pertumbuhan ekonomi yang meningkat di luar
negeri dan siklus ekonomi mereka sedang mengalami masa boom, dimana investasi
meningkat diikuti juga dengan lapangan kerja yang terbuka luas. Sedangkan di Indonesia,
lapangan kerja hanya sedikit. Akhirnya gaji yang diperoleh hanya digunakan untuk konsumsi
saja, tidak disisihkan untuk saving ataun investasi. Hanya sedikit masyarakat Indonesia yang
berinvestasi.

JENIS – JENIS INVESTASI

1. Autonomous investment
Autonomous investment (investasi otonom) adalah investasi yang besar kecilnya tidak
dipengaruhi oleh pendapatan nasional, tetapi dapat bergeser ke atas atau ke bawah
karena adanya perubahan – perubahan faktor – faktor di luar pendapatan. Faktor –
faktor selain pendapatan yang mempengaruhi tingkat investasi seperti itu adalah ,
misalnya, tingkat teknologi, kebijaksanaan pemerintah, harapan para pengusaha, dan
sebagainya.
Contoh: Pemerintah menghendaki agar di daerah – daerah terpencil segera diberi
aliran listrik, investasi di bidang listrik ini pun akan meningkat, sekalipun misalnya
GNP tidak mengalami perubahan. Adapun harapan para pengusaha adalah salah satu
pegangan utama yang sering dipergunakan oleh para pengusaha untuk menetapkan
volume investasinya. Jika mereka meramalkan bahwa hari depan usahanya cerah,
mereka akan mempersiapkan diri sebaik – baiknya menghadapi kecerahan itu dengan
cara melakukan investasi sejak sekarang, sekalipun barangkali pendapatannya
tidaklah berubah; vice versa.

2. Induceed Investment
Induceed Investment adalah investasi yang sangat dipengaruhi oleh
pendapatan nasional.  jika pendapatan nasional naik maka investasi juga akan naik
begitupun sebaliknya. Peningkatan pendapatan nasional diikuti kenaikan investasi
karena kenaikan pendapatan nasional akan membawa serta kenaikan konsumsi,
sehingga produksi dan investasi juga bertambah.
Contoh : Investasi saham.

3. Public Investment
Public Investment adalah investasi atau penanaman modal yang dilakukan
pemerintah. Maksud perkataan pemerintah di sini adalah baik pemerintah pusat
maupun pemerintah. Singkatnya public investment tidak dilaksanakan oleh pihak –
pihak yang bersifat personal. Investasi ini bersifat impersonal, dalam arti kata resmi.

Contoh : Pembangunan proyek irigasi dan infrastruktur

4. Private Investment
Sementara itu, private investment adalah kebalikannya. Private investment
adalah investasi yang dilaksanakan oleh swasta. Di dalam private investment, unsur –
unsur seperti keuntungan yang akan diperoleh, masa depan penjualan dan sebagainya
memainkan peranan yang sangat penting dalam penentuan volume investasi,
sementara dalam menentukan volume public investment pertimbangan itu lebih
diarahkan kepada melayani atau menciptakan kesejahteraan bagi rakyat banyak.
Contoh: Investasi aset tetap seperti kendaraan, gedung, peralatan dan mesin
mesin untuk proses produksi

5. Domestic Investment
Investasi yang menanamkan modalnya pada suatu negara itu sendiri.
Contoh: Orang Indonesia investasi pada PT. Waskita Raya

6. Foreign Investment
Investasi yang menanmkan modalnya pada negara lain.
Contoh: Orang Italia menanamkan modlanya di Indonesia

7. Gross Investment
Gross Investment adalah total seluruh investasi yang diadakan atau yang
dilaksanakan pada suatu ketika. Dengan demikian, investasi bruto ini dapat bernilai
positif ataupun nol (yakni ada atau tidaka ada investasi sama sekali), tetapi tidak akan
bernilai negatif. Maksud investasi bruto di sini adalah semua jenis investment yang
dilaksanakan di suatu negara, dengan tidak peduli jenis investasi apa sajakah yang
dilaksanakan itu.
Contoh: Autonomous investment, induceed investment, public investment dan private
investment

8. Net Investment
Net Investment adalah selisih antara investasi bruto dengan penyusutan.
Contoh: Investasi bruto tahun ini adalah Rp 80juta sedangkan penyusutan yang terjadi
selama tahun yang lalu adalah Rp30juta, jadi investasi neto tahun ini adalah Rp
50juta.

9. Real Investment
Real Investment adalah investasi yang sesungguhnya, dimana kita
menanamkan modal/uang/dana untuk membeli peralatan modal dan untuk
menghasilkan output.
Contoh: Membeli tanah untuk dibangun pabrik tekstil

10. Financial Investment


Financial Investment adalah investasi keuangan, dimana kita membeli sesuatu
hanya untuk menumpuk kekayaan. Financial investment ini hanya cocok untuk orang-
orang yang mempunyai banyak uang.
Contoh: Membeli saham

Jumlah Pengangguran di Kabupaten


Sukabumi, Jawa Barat 2007 - 2013

Analisis:
Angka pengangguran di Kabupaten Sukabumi masih tinggi dan didominasi oleh
penduduk berusia muda yang produktif. Hal ini diakibatkan karena putus sekolah,
penyandang disabilitas, serta berasal dari keluarga miskin. Dari hasil analisis Pusat Data dan
Informasi Ketenagakerjaan per Agustus 2013 lalu, angka pengangguran terbuka di Kabupaten
Sukabumi mencapai 110.000 orang. Termasuk diantaranya penyandang disabilitas. Angkatan
kerja muda berpendidikan terakhir SMA kerap terpinggirkan untuk mengakses dunia kerja
dan usaha. Penyebab pengangguran usia produktif ini karena kualifikasi pendidikan yang
tidak sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja, dan ketidaksesuaian ketrampilan kaum
muda dengan permintaan pasar. Contohnya banyak lulusan pendidikan ketrampilan komputer
di Kabupaten Sukabumi, namun sebagian besar pabrik tidak banyak membutuhkan tenaga
kerja dengan kemampuan mahir komputer.

Untuk mengatasinya bisa dilakukan melalui program Strengthened Civil Society & Inclusive
and Empowered Youth in West Java (CREATIVE) pemberdayaan yang melibatkan Save the
Children dan Konfederasi Anti Pemiskinan dengan dukungan dari Uni Eropa diharapkan
dapat meningkatkan kualitas tenaga kerja sesuai dengan kemampuannya. Apalagi dari hasil
studi yang dilakukan lembaganya, para pemilik usaha menilai kemampuan soft skill para
pekerja muda di Kabupaten Sukabumi dinilai rendah. Termasuk kurangnya motivasi bekerja
dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.

Banyaknya jenis – jenis pengangguran, yaitu pengangguran friksional adalah pengangguran


yang masih dalam tahap pencarian kerja, Pengangguran struktural adalah pengangguran yang
tidak mempunyai skils. Pengangguran Siklikal adalah pengangguran yang mempunyai skills,
ingin bekerja, mencari kerja tetapi tidak ada yang merekrut dikarenakan siklus ekonomi
sedang resesi. Investasi menurun, lapangan kerja juga ikut menurun.
Grafik Inflasi di Kabupaten Sukabumi
Inflasi Bulanan Kota Sukabumi Tahun 2014
Inflation rate 2014 by moth in Sukabumi City
IHK 2012 = 100 / CPI 2012 = 100
Bulan/Month IHK/CPI Inflasi/inflation rate
01. Januari 111,29 1,07
02. Februari 111,98 0,62
03. Maret 112,25 0,24
04. April 112,15 -0,09
05. Mei 112,65 0,45
06. Juni 113,19 0,48
07. Juli 113,73 0,48
08. Agustus 114,02 0,25
09. September 114,37 0,31
10. Oktober 114,72 0,31
11. November 116,51 1,56
12. Desember 119,34 2,43

Analisis:

Naiknya angka inflasi di bulan November dan Desember pada kabupaten Sukabumi
disebabkan oleh moment menjelang pergantian tahun yang dirayakan orang – orang setiap
tahunnya. Maka dari itu, bersamaan dengan moment perayaan tersebut permintaan terhdap
barang – barang menjadi meningkat (deman pull inflation) daya beli masyarakat meningkat
sedangkan penawaran tetap, akibatnya harga – harga di pasar menjadi naik. Jika harga –
harga di pasar meningkat akibatnya membuat harga biaya produksi juga ikut meningkat (cost
plush inflation) contohya yaitu biaya bahan baku. Selain di moment pergantian tahun,
kenaikan inflasi yang signifikan juga terjadi di rentang bulan Mei – Juni – Juli dikarenakan
bulan menjelang Ramadhan dan lebaran, biasanya terjadi kenaikan permintaan tetapi tidak
diikuti dengan kenaikan penawaran, akhirnya harga – harga cenderung naik.

Daftar Pustaka

http://www.kbknews.id/2016/12/29/jumlah-pengangguran-di/ diakses Jum’at, 12 Oktober


2018 pukul 13.20

https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/ekonomi-makro/penyebab-ekonomi-menurun
diakses Jum’at, 12 Oktober 2018 pukul 11.20

https://media.neliti.com/media/publications/30660-ID-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-
determinan-dan-prospeknya.pdf diakses Kamis, 11 Oktober 2018 pukul 08.00

https://sukabumikab.bps.go.id/subject/52/produk-domestik-regional-bruto.html diakses Rabu,


10 Oktober 2018 pukul 16.00

https://pdf2doc.com/id/download/97o4s88crn0h580m/o_1cprr09rg1huevj758k1slprija/jumlah
-pengangguran-di-kabupaten-sukabumi-jawa-barat-2007 2013%20(1).doc?
rnd=0.24376823134784553 diakses Rabu, 10 Oktober 2018 pukul 22.00

http://investasi.sukabumikab.go.id/data-investasi.html diakses Rabu, 10 Oktober 2018 pukul


00.16

https://sukabumikab.bps.go.id/subject/3/inflasi.html#subjekViewTab3 diakses Rabu, 10


Oktober 2018 pukul 19.00

Rosyidi, Suherman; Pengantar Teori Ekonomi; PT. Raja Grafindo Perkasa; Jakarta; 2005

Anda mungkin juga menyukai