Anda di halaman 1dari 9

MODUL 02

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA


Meilya Nur Fajar Dyani, Muhammad Diaz Mahaputra, Maulana Ichsan Shahpoetra, Meyke Putri Dalla,
Muhammad Farrel Fasya Alfarizi
10219108, 10217101, 10219006, 10219085, 10219097
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung
meilya24dyani@gmail.com

Tanggal Praktikum: (24-09-2020)


Asisten: Raymond Tirta / 10217109

1. TUJUAN
a. Menentukan besar arus dan tegangan rangkaian seri dan paralel
b. Menampilkan sinyal dari sinyal generator dan osiloskop
c. Menentukan tegangan dan hambatan Thevenin suatu rangkaian

2. DASAR TEORI
Suatu rangkaian listrik biasanya terdapat hambatan sebagai pemakai atau tahanan arus yang
mengalir. Resistor adalah komponen yang berfungsi untuk mengatur arus listrik yang mengalir pada
suatu rangkaian. Resistor memiliki nilai resistansi yang dinyatakan dengan satuan Ohm ( Ω ). Nilai
resistansi pada setiap resistor direpresentasikan oleh pita warna pada tiap resistor.

Gambar 1. Tabel membaca kode warna resistor

Dalam suatu rangkaian ada beberapa aspek yang dapa diukur, seperti tegangan, arus, dan nilai
hambatan dalam rangkaian. Adapun alat yang dapat dipakai dalam pengukuran yaitu voltmeter,
amperemeter, ohmmeter, atau multimeter. Voltmeter adalah alat untuk mengukur tegangan listrik suatu
rangkaian. Amperemeter adalah alat untuk mengukur arus listrik yang mengalir. Ohmmeter adalah alat
untuk mengukur nilai resistor atau resistansi. Sedangkan multimeter merupakan kumpulan rangkaian
listrik yang berfungsi sebagai alat penguji komponen listrik. Multimeter bisa berfungsi sebagai
voltmeter untuk mengukur tegangan, ammeter untuk mengukur kuat arus, dan ohmmeter untuk
mengukur hambatan. Beberapa multimeter juga dapat mengukur dioda, kapasitor, dan transistor. Untuk
menentukan tegangan dan arus dapat digunakan persamaan hukum Kirchhoff.
𝑉 = 𝐼. 𝑅
(1)
Keterangan:
V : Tegangan
R : Hambatan
I : Arus

Rangkaian tidak hanya dapat diukur namun juga dapat direfleksikan sinyal yang berbentuk
gelombang. Adapun refleksi sinyal dapat dilakukan menggunakan osiloskop. Jenis sinyal yang di
refleksikan oleh alat ini adalah tegangan terhadap waktu. Dengan menggunakan Osiloskop, kita dapat
mengamati dan menganalisa bentuk gelombang dari sinyal listrik atau frekuensi dalam suatu rangkaian
Elektronika. Selain osiloskop ada juga alat perefleksi sinyal lain yaitu signal generator. Alat ini adalah
perangkat elektronika yang berfungsi untuk menghasilkan beberapa bentuk sinyal AC dengan besar
amplitudo dan nilai frekuensi yang dapat diatur.
Rangkaian listrik dapat disederhanakan untuk mempermudah perhitungan atau pengukuran pada
suatu rangkaian. Penyederhanaan ini dapat dilakukan dengan membuat atau mengubah suatu rangkaian
menjadi rangkaian Thevenin. Rangkaian Thevenin merupakan metode matematis untuk
menyederhanakan suatu rangkaian listrik yang kompleks menjadi rangkaian dengan hanya 1 sumber
tegangan (VTh) dan 1 resistor (RTh). Tegangan Thevenin adalah tegangan saat tidak ada beban, dimana
tidak ada arus yang mengalir.

Gambar 2. Rangkaian

Gambar 3. Rangka ian Thevenin dari Gambar 2.

Berlaku Hukum Kirchhoff.


𝑅2
𝑉𝑡ℎ = .𝑉
𝑅1 +𝑅2 +𝑅3
(2)

Keterangan:
𝑉𝑡ℎ : Tegangan Thevenin
𝑅𝑛 : Hambatan di n , n = 1,2,3,4
V : Tegangan baterai (input)

Hambatan dalam dari sumber tegangan adalah nol (secara ideal). Hambatan yang setara dari R1, R2,
dan R3 adalah seri dengan R4. Dengan demikian, hambatan Thevenin untuk rangkaian ini adalah seperti
berikut.
𝑅 𝑡ℎ = [(𝑅1 + 𝑅3 )||𝑅2 ] + 𝑅 4
(3)

Keterangan:
𝑅𝑡ℎ : Hambatan Thevenin
𝑅𝑛 : Hambatan di n , n = 1,2,3,4

3. DATA HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan data percobaan dan pembahasan dibawah ini:
a. Menawab pembahasan no.1 untuk menghitung secara matematis untuk setiap arus dan tegangan
yang terukur dan dibandingkan dengan pengukuran pada simulasi, dengan data seperti pada gambar
dan table berikut.

Gambar 4. Skema pengukuran tegangan dan arus pada rangkaian seri

Tabel 1. Pengukuran tegangan dan arus secara matematis dan simulasi dengan
tegangan input 10V pada rangkaian seri
Tegangan Arus
Resistor
Matematis Simulasi Matematis Simulasi
𝑉𝑖𝑛 10
𝐼= =
R1 𝑉1 = 𝐼1 . 𝑅1=2.5 mA 2.50 volt 𝑅𝑠 8𝑘 1.25 mA
= 1.25 𝑚𝐴
𝑉𝑖𝑛 10
𝑉2 = 𝐼2 . 𝑅 2=6.25 mA 𝐼= =
R2 6.25 volt 𝑅𝑠 8𝑘 1.25 mA
= 1.25 𝑚𝐴
𝑉𝑖𝑛 10
𝑉3 = 𝐼3 . 𝑅 3=1.25 mA 𝐼= =
R3 1.25 volt 𝑅𝑠 8𝑘 1.25 mA
= 1.25 𝑚𝐴
Gambar 5. Skema pengukuran tegangan dan arus pada rangkaian parallel

Tabel 2. Pengukuran tegangan dan arus secara matematis dan simulasi dengan
tegangan input 10V pada rangkaian seri
Tegangan Arus
Resistor
Matematis Simulasi Matematis Simulasi
R4 10 volt 10 volt 5 mA 5 mA
R5 10 volt 10 volt 2 mA 2 mA
R6 10 volt 10 volt 10 mA 10 mA

Dari data yang didapat secara matematis maupun simulasi tidak ada perbedaan, karena
perhitungan yang sederhana dan tidak terlalu membutuhkan detail.

b. Menjawab pembahasan no.2, yang terjadi bila percobaan no.2 dilakukan variasi penguatan dan
timebase dan juga variasi frekuensi dan amplitude, didapatkan data hasil percobaan seperti pada
table dan gambar berikut.

Tabel 3. Percobaan dengan va riasi penguatan dan timebase dan juga frekuensi dan amplitudo
Variasi
Pecobaan Screenshot
Penguatan Timebase Frekuensi Amplituo

1 2 V/div 1.0 ms 400 Hz 4.7

Gambar 6. Refleksi sinyal pada


percobaan 2.1
2 5 V/div 0.5 ms 400 Hz 4.7

Gambar 7. Refleksi sinyal dari


percobaan 2.2

3 2 V/div 1.0 ms 700 Hz 7.0

Gambar 8. Refleksi sinyal dari


percobaan 2.3

Dari percobaan yang divariasi seperti data diatas, ternyata variasi variasi ini berpengaruh pada
amplitudo, dan panjang gelobang sinyal yang direfleksikan. Ketika dilakukan variasi frekuensi
diketahui bahwa semakin besar frekuensi yang dipakai maka panang gelombang akan semakin
kecil begitu uga sebaliknya. Kemudian saat dilakukan variasi terhadap penguatan, semakin besar
penguatan yang ditetapkan maka amplitude pada sinyal yang direfleksikan akan semakin besar.
Pada variasi timebase, semakin kecil timebase yang dipakai maka semakin besar Panjang
gelombang sinyal dan sebaliknya.
c. Membahas pembahasan no. 3, mengenai perbedaan hambatan dan tegangan Thevenin secara
teoretik dan eksperimen dengan data sebagai berikut.

Gambar 9. Skema rangkaian Thevenin 1


Tabel 4. Perhitungan tegangan dan hambatan Thevenin secara matematis
dan simulasi rangkaian Thevenin 1
Tegangan Thevenin Hambatan Thevenin

Matematis Screenshot Matematis Screenshot

𝑉𝑇ℎ = 1.5 Volt 𝑅𝑇ℎ


= {[[(𝑅12||𝑅13)
+ 𝑅14]||𝑅15]
+ 𝑅16}||𝑅17 + 𝑅 18

= 1.5 kΩ

Gambar 11. Pengukuran


Gambar 10. Pengukuran tegangan
hambatan thevenin 1
Thevenin 1

Gambar 12. Skema rangakaian Thevenin 2

Tabel 5. Perhitungan tegangan dan hambatan Thevenin secara matematis


dan simulasi rangkaian Thevenin 2
Tegangan Thevenin Hambatan Thevenin

Matematis Screenshot Matematis Screenshot


𝑅10 + 𝑅11 𝑅𝑇ℎ
𝑉𝑇ℎ = .𝑉
𝑅8 + 𝑅 10 + 𝑅 11 = 𝑅19||(𝑅21 + 𝑅22) + 𝑅20

1𝑘+1𝑘 = 1kΩ + 1kΩ = 2kΩ


= 2𝑘+1𝑘+1𝑘 . 15 = 7 .5 𝑣𝑜𝑙𝑡

Gambar 13. Pengukuran tegangan Gambar 14. Pengukuran


Thevenin 2
hambatan Thevenin 2
Gambar 15. Skema rangkaian thevenin 3

Tabel 6. Perhitungan tegangan dan hambatan Thevenin secara matematis


dan simulasi rangkaian Thevenin 3
Tegangan Thevenin Hambatan Thevenin

Matematis Screenshot Matematis Screenshot


𝑉𝑇ℎ = 77.7 volt 𝑅𝑇ℎ = 𝑅25||𝑅26

= 6.6667kΩ

Gambar 16. Pengukuran tegangan


Thevenin 3 Gambar 17. Pengukuran
hambatan Thevenin 3

Gambar 18. Skema rangkaian Thevenin 4


Tabel 7. Perhitungan tegangan dan hambatan Thevenin secara matematis
dan simulasi rangkaian Thevenin 4
Tegangan Thevenin Hambatan Thevenin

Matematis Screenshot Matematis Screenshot


𝑉𝑇ℎ = 32 𝑣𝑜𝑙𝑡 𝑅𝑇ℎ = 12 Ω

Gambar 19. Pengukuran tegangan Gambar 20. Pengukuran hambatan


Thevenin 4 Thevenin 4

Ada bebrapa perbedaan saat dilakukan peritungan hambatan dan tegangan Thevenin secara
matematis dan eksperimen atau simulasi. Beberapa perbedaan ini seperti detail angka atau ketelitian
hasil yang didapat. Hal ini mungkin saja terjadi karena beberapa faktor, seperti kesalahan dalam
perhitungan matematis tau adanya kesalahan dalam pemasangan perangkat pada simulasi.
d. Menjawab pembahasan no 4, voltmeter harus disusun parallel terhadapa hambatan dalam
pengukuran tegangan karena Ketika disusun parallel maka arus sksn terbagi dan tegangan akan
sama besar, sehingga dapat dikatakan tegangan yang terukur adalah tegangan pada hambatan
tersebut. Sedangka pengukuran arus dilakukan secara seri, hal ini karena Ketika dipasang seri maka
arus yang mengalir sama dengan tegangan yang terbagi sehingga arus yang terukur adalah arus
pada hambatan yang diukur.
Ketika pengukuran ini dibalik cara pemasangannya maka yang terjadi, arus yang diukur secara
parallel akan bernilai nol, begitu juga pada pengukuran tegangan secara seri.
e. Menjawab pembahasan no 5 yaitu prinsip prinsip Thevenin. Teori Thevenin mengatakan bahwa
sebuah rangkaian yang mengandung beberapa sumber tegangan dan hambatan dapat diganti dengan
sebuah sumber tegangan yang dipasang seri dengan sebuah hambatan (resistor). Dengan kata lain
rangkaian elektronika yang rumit dapat disederhanakan menjadi sebuah rangkaian hambatan linier
yang terdiri dari 1 sumber arus dengan 1 resistor. Tegangan Thevenin adalah tegangan saat tidak
ada beban yang berarti tidak ada arus yang mengalir. Hambatan Thevenin adalah hambatan yang
ditinjau dari belakang atau dari arah output.
f. Menjawab pembahasan no 6 , ketekaitan Northon dan Thevenin. Thevenin dan northon
berhubungan cukup erat. Jika Thevenin adalah suatu rangkaian aktif, linier dan resistif yang
mengandung satu atau lebih sumber tegangan atau sumber arus dapat diganti dengan sebuah sumber
tegangan dan sebuah tahanan yang diseri, maka northon adalah suatu rangkaian aktif, linier dan
reisistif yang mengandung satu atau lebih sumber tegangan atau sumber arus dapat diganti dengan
sebuah sumber arus dan sebuah tahanan yang diparalel dengan sumber arus. Dalam menentukan
tegangan pengganti northon dilakukan dengan cara yang sama. Suatu rangkaian pengganti northon
akan mudah jika rangkaian Thevenin sudah diketahui dimana arus northon detentukan dari
pembagian antara tegangan Thevenin dengan arus Thevenin.
4. SIMPULAN
a. Didapat besar tegangan dan arus yang diukur dari rangkaian seri yang dapat dilihat pada Tabel 1.
dan rangkaian paralel yang dapat dilihat pada Tabel 2.
b. Dapat menampilkan sinyal dari signal generator dan osiloskop dengan variasi penguat, timebase,
frekuensi, dan amplitude, dengan hasil pada Tabel 3.
c. Didapatkan hasil pengukuran tegangan dan hambatan Thevenin dari berbagai rangkaian pada
percobaan 3 dengan hasil tercantum pada Tabel 4. ,Tabel 5., Tabel 6., dan Tabel 7.

5. REFERENSI
[1] Floyd, Thomas L., Buchla, David. 2001. Fundamentals of Analog, 2 nd Edition. Prentice Hall..
[2] ARC. Thevenin’’s and Nothon’s Theorems. Tersedia di
https://web.iit.edu/sites/web/files/departments/academic-affairs/academic-resource-
center/pdfs/Thevenins_Nortons_Theorems.pdf [27 September 2020].
[3] Taufiqullah. 2020. Teori Thevenin dan Norton. Tersedia di
https://www.tneutron.net/elektro/teori-thevenin-dan-norton-2/ [27 September 2020]

Anda mungkin juga menyukai