Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENELITIAN

DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI KELAPA SAWIT TERHADAP


TATA LINGKUNGAN PERMUKIMAN DI DESA SAWIT SEBERANG
KABUPATEN LANGKAT, SUMATERA UTARA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Etika Ekonomi

Dosen : Dr. Khairani Alawiyah Matondang, S.pd., M.Si.

DISUSUN
O
L
E
H
NAMA MAHASISWA : KARTIKA TRI ANJANI
NIM : 7181240010
KELAS : ILMU EKONOMI-A

PRODI ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Oktober 2020
KATA PENGANTAR

            Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan karunianya sehingga saya dapat menyusun Laporan Penelitian yang
berjudul ” Dampak keberadaan industri kelapa sawit terhadap tata lingkungan
permukiman di desa Sawit Seberang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara” pada
mata kuliah “Etika Ekonomi” dosen pengampu Ibu “Dr. Khairani Alawiyah
Matondang, S.pd., M.Si.
Laporan Penelitian ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Laporan
Penelitian ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan Laporan Penelitian ini.
  Terlepas dari itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik yang
membangun dari pembaca agar kami dapat memperbaiki Laporan Penelitian yang
selanjutnya akan kami susun.
Akhir kata saya berharap Laporan Penelitian yang berjudul Dampak
keberadaan industri kelapa sawit terhadap tata lingkungan permukiman di desa
Sawit Seberang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara ini dapat memberikan
manfaat maupun menambah pengetahuan dan wawasan pembaca.

Medan, Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………...2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah……….………………………………...............................5
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................6
1.5 Sistematika Pembahasan...................................................................................6
BAB II LANDASAN TEORITIS.........................................................................7
2.1 Pengertian Dampak...........................................................................................6
2.2 Pengertian Industri............................................................................................6
2.3 Pengertian Lingkungan.....................................................................................7
2.4 Pengertian Kerusakan Linkungan.....................................................................8
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................9
3.1 Jenis Penelitian..................................................................................................9
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian........................................…………………….....9
3.3 Populasi Penelitian............................................................................................9
3.4 Jenis dan Sumber Data......................................................................................9
3.5 Teknik Pengumpulan Data...............................................................................10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................11
4.1 Industri Kelapa Sawit di Desa Sawit Seberang................................................11
4.2 Analisis Dampak Industri Kelapa Sawit Terhadap Kondisi Lingkungan
Permukiman di Desa Sawit Seberang...................................................................12
4.3 Ide/ Solusi Mengurangi Dampak Industri Kelapa Sawit Terhadap
Kondisi Lingkungan Permukiman di Desa Sawit Seberang.................................15
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................18
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..18
5.2 Saran………………………………………………………………………....18
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................20
DOKUMENTASI...............................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Industri kelapa sawit merupakan salah satu industri strategis sektor
pertanian (agrobased industry) yang banyak berkembang di negara-negara tropis
seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand. Prospek perkembangan industri kelapa
sawit saat ini sangat pesat, karena terjadi peningkatan jumlah produksi kelapa
sawit seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat. Kebun dan industri kelapa
sawit menyerap lebih dari 4,5 juta petani dan tenaga kerja dan menyumbang
sekitar 4,5 persen dari total nilai ekspor nasional (Suharto, 2007). Hal ini telah
menjadikan Indonesia sebagai Negara pengekspor Crude Palm Oil (CPO) terbesar
di dunia. Keberadaan sektor industri pada kawasan permukiman dapat menjadi
penggerak perekonomian masyarakat setempat. Hal ini sesuai dengan
Undangundang dasar No. 5 Tahun 1984 pasal 3 yang menyatakan bahwa salah
satu tujuan pembangunan industri adalah untuk meningkatkan kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat secara adil dan merata dengan memanfaatkan sumber daya
alam, dan/atau hasil budidaya serta memperhatikan keseimbangan dan 2
kelestarian hidup.
Namun, keberadaan sektor industri ini tidak selamanya memberikan
dampak positif saja, melainkan memiliki dampak negatif terhadap masyarakat
sekitar. Sektor industri yang sangat tergantung pada sumber daya lingkungan
dapat menimbulkan pencemaran, khususnya pada negara berkembang (Kristanto,
2002).
Keberadaan industri kelapa sawit di Desa Sawit Seberang sangat
berpengaruh terhadap kondisi lingkungan dan infrastruktur desa tersebut di
antaranya adalah timbulnya pencemaran udara oleh asap pabrik industri.
Kandungan asap pabrik suatu industri seperti gas karbondioksida (CO2), karbon
monoksida (CO), Sulfur Oksida (SO) dan partikulat polutan lainnya menyebabkan
degradasi lingkungan yang memicu terjadinya hujan asam, global warming dan
penyakit bawaan udara seperti emfisema, bronkitis, bahkan kanker kulit apabila
tidak dilakukan pengendalian pencemaran udara oleh asap pabrik dengan baik
kondisi lingkungan permukiman yang memprihatinkan lainnya seperti jalan yang
berlubang dimusim hujan dan sangat berdebu dimusim kemarau, jalanan
berlubang disebabkan dari aktifitas kendaraan berat yang mengakut buah kelapa
sawit dari perkebunan ke lokasi industri. Dan dilihat tumpukan sampah jenjang
kosong kelapa sawit yang bertumpuk dan tidak diangkut, permasalahan drainase,
buruknya saluran drainase juga mengakibatkan banjir.
Kondisi drainase dan sampah membuat keadaan desa semakin buruk
dibuktikan dengan sampah yang dibuang kesungai membuat aliran meluap dan
menyebabkan banjir yang melanda sebagian titik rumah warga jika musim
penghujan datang. Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis terdorong untuk
melakukan penelitian dengan judul “Dampak keberadaan industri kelapa sawit
terhadap tata lingkungan permukiman di Desa Sawit Seberang Kabupaten
Langkat”
.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada bagian latar belakang di atas, maka untuk memudahkan proses
penelitian guna menghindari pembahasan yang terlalu meluas diperlukan adanya
perumusan masalah. Berangkat dari pernyataan tersebut di atas, maka rumusan
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana dampak industri kelapa sawit terhadap kondisi lingkungan
permukiman di Desa Sawit Seberang kabupaten Langkat ?
2. Apa saja yang dibutuhkan dalam menata lingkungan permukiman akibat
dampak yang ditimbulkan industri kelapa sawit di Desa Sawit Seberang
kabupaten Langkat ?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui dampak keberadaan industri kelapa sawit terhadap kondisi
lingkungan permukimandi Desa Sawit Seberang kabupaten Langkat.
2. Untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan dalam menata lingkungan
permukiman akibat dampak yang ditimbulkan industri kelapa sawit di Desa Sawit
Seberang kabupaten Langkat
1.4 Manfaat Penelitian
a. Secara Akademis
Di harapkan penelitian ini sebagai bahan kajian (referensi) bagi peneliti
selanjutnya, khususnya yang memiliki keterkaitan dengan dampak keberadaan
industri terhadap tata lingkungan permukiman.
b. Secara praktis
Menjadi bahan masukan bagi pemerintah daerah Kabupaten Langkat dalam
memperhatikan Dampak Keberadaan Industri Kelapa Sawit terhadap tata
lingkungan permukiman serta dapat menambah pengetahuan masyarakat
khususnya masyarakat Desa Sawit Seberang
.
1.5 Sistematika Pembahasan
Secara garis besar pembahasan didasarkan atas beberapa bab sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN, menguraikan tentang latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitan, dan sistematika pembahasan.
BAB II LANDASAN TEORI, menguraikan beberapa literature dan pengertian
yang nantinya akan digunakan sebagai dasar teori dalam membahas yang
dikemukan serta berisi kerangka pikir penilitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN, menguraikan tentang jenis penelitian,
lokasi penelitian, populasi , jenis dan sumber data, dan teknik pengumpulan data,
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai,
industri kelapa sawit di desa Sawit seberang, dan Dampak/ permasalahan
lingkungan akibat industri kelapa sawit,
BAB V PENUTUP Pada bab ini memuat tentang kesimpulan dan saran
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1. Pengertian Dampak

Menurut KBBI adalah benturan, pengaruh yang mendatangkan akibat baik


positif maupun negatif. Pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu
(orang / benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan
seseorang. Pengaruh adalah suatu keadaan dimana ada hubungan timbal balik
atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang
dipengaruhi. (KBBI, 2010).
2.2. Pengertian Industri

Menurut kamus besar bahasa Indonesia Industri adalah kegiatan memproses


atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan peralatan, misal mesin,
sedangkan menurut badan pusat statistik adalah sebuah kesatuan unit usaha yang
menjalankan kegiatan ekonomi dengan tujuan untuk menghasilkan barang atau
jasa yang berdomisili pada sebuah tempat atau lokasi tertentu dan memiliki
catatan administrasi sendiri.
2.3. Pengertian Lingkungan

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan


sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna
yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang
meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan
fisik tersebut. Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala sesuatu yang ada
di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia.
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik
adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban,
cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa
seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri).
Lingkungan, di Indonesia sering juga disebut "lingkungan hidup". Misalnya dalam
Undang-Undang no. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan, di Indonesia sering juga disebut "lingkungan hidup". Misalnya
dalam Undang-Undang no. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup, definisi Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia, dan perilakunya, yang
memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lain

2.4. Pengertian Kerusakan Lingkungan

Menurut undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan


pengelolaan lingkungan hidup, defenisi Kerusakan lingkungan hidup adalah
tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap
sifat fisik dan atau hayatinya yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak
berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan. Pembangunan
sektoral selama ini terus memperbesar eksploitasi sumber daya alam, sementara
itu kebutuhan untuk melakukan konservasi dan perlindungan sumber daya alam
tidak dapat dijalankan sebagaimana mestinya.
Akibatnya adalah semakin banyaknya kerusakan lingkungan, pencemaran
air,pencemaran udara dan lain-lain. Pembangunan industri di satu sisi memberikan
perubahan yang berdampak terhadap sosial ekonomi masyarakat namun di sisi
lain juga membawa perubahan yang berdampak negatif, dampak negatif tersebut
antara lain terjadinya kerusakan dan pencemaran terhadap lingkungan
permukiman sekitar industri seperti timbulnya pencemaran udara oleh asap pabrik
industri, kondisi jalan, drainase,air bersih, air limbah dan persampahan.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis penelitian
Yang dilakukan yaitu jenis penelitian kualitatif , Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan
analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian
kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian
sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori ini juga bermanfaat
untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan
pembahasan hasil penelitian

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 1 minggu yaitu pada tanggal 9
Desember 2020 –14 Desember 2020 . Kegiatan penelitian ini di laksanakan di
Desa Sawit Seberang Kabupaten langkat, Sumatera Utara

3.3 Populasi
Populasi Dalam memecahkan masalah, langkah yang penting adalah
menentukan populasi karena menjadi sumber data sekaligus sebagai objek
penelitian. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang ada hubungannya
dengan masalah yang diteliti atas semua kasus individu dan gejala yang ada di
daerah penelitian. (Sumatmadja :1988 : 112). Populasi dalam penelitian ini adalah
Masyarakat desa Sawit Seberang, Kabupaten Langkat , Dimana ada 20 Mayarakt
yang dijadikan populasi dan sampel.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Jenis daan Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer. . Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli ataupun pertama.
Dalam penelitian ini data yang diperoleh melalui observasi lapangan, Wawancara
langsung terhadap masyarakat sekitar Desa Sawit Seberang yang berhubungan
langsung/ terkena dampak Keberadaan Industri Kelapa Sawit Terhadap Tata
Lingkungan Permukiman di Desa Kumasari Kabupaten Mamuju Utara

3.5. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dapat digunakan pada penelitian ini yaitu
observasi lapangan, wawancara, studi literatur dan studi dokumentasi.Penerapan
teknik – teknik tadi tergantung pada kebutuhan data yang harus dikumpulkan.
a. Observasi Lapangan

Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencari


fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam
fenomena. Observasi dapat dilakukan dengan penyaksian terhadap peristiwa-
peristiwa itu bisa dengan melihat, mendengarkan, merasakan, yang kemudian
dicatat seobyektif mungkin.
b. Wawancara

Wawancara bebas dilakukan pada waktu peninjauan lapangan (survey), dimana


peneliti menginventarisi masukan yang didapatkan di lapangan. Pertanyaan yang
diajukan dalam wawancara mengacu pada variabel yang digunakan dalam
penelitian ini
c. Studi literatur

Studi Literatur tersebut menyangkut pendapat para ahli dalam berbagai hal yang
relevan dengan apa yang sedang kita kaji, konsep-konsep teoritis, dokumen-
dokumen penelitain yang terkait, dan operasional tentang ketentuan penelitian dan
lain sebagainya, dapat diperoleh melalui studi literatur.
d. Studi Dokumentasi

Dokumentasi dalam pengumpulan data dimaksudkan sebagai cara mengumpulkan


data dengan mempelajari dan mencatat bagian-bagian yang dianggap penting yang
terdapat baik di lokasi penelitian maupun di instansi yang ada hubungannya
dengan lokasi penelitian

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Industri Kelapa Sawit di Desa Sawit Seberang


Kebun sawit Seberang adalah salah satu unit kebun milik PTPN II yang
berlokasi di Desa Sawit sebarang, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara
yang bejarak ± 78 km dari Kota Medan. perusahaan ini bergerak di sektor
perkebunan dan pengolahan kelapa sawit. komoditi : Cpo ( minyak kelapa sawit )
kelompok industri : Minyak goreng dari minyak kelapa sawit.
Dahulunya Kebun Sawit Seberang berasal dari bekas perusahaan Belanda
yang bernama Verenigde Deli Mastgchappli VDM yang dibuka dan ditanami
kelapa sawit sejak tahun 1923. Areal Kebun Sawit Seberang adalah Konsesi KBS
bekas perusahaan Belanda pada tanggal 10 Desember 1963 No. LXVR atas nama
Deli Mastgchappli. Kemudian diberi Hak Guna Usaha HGU kepada Kebun Sawit
Seberang Langkat berdasarkakn SK. Menteri Agraria No. 5 K36HGU-66
tertanggal 10 Oktober 1966.
Pada tahun 1962 Kebun Sawit Seberang Langkat diambil alih oleh
pemerintah Indonesia yang berada di PPN-SU II, sejak berdirinya kebun Sawit
Seberang Langkat berada di bawah perusahaan yang beberapa kali mengalami
perubahan nama yaitu :
1) Tahun 1957 : NO VDM , 2) Tahun 1962 : PPN-Sumut II, 3). Tahun 1963 :
PPN Antan II, 4) Tahun 1968 : PPN ANTAN II PNP II Penggabungan, 5)Tahun
1969 : PNP II, 6) Tahun 1976 : PTP II, 7) Tahun 1996 : PTPN II Penggabungan
Maret 1966 Setelah pendirian perkebunan kelapa sawit, pihak VDM membangun
pengolahan kelapa sawit PKS . Pada tahun 1927, sejak berada di bawah PTPN II
PKS telah mengalami perkembangan yang meliputi antara lain perbaikan dan
penambahan kapasitas olah Tandan Buah Segar TBS per jam menjadi 30 ton TBS
per jam. PT Perkebunan II Persero Kebun Sawit Seberang Langkat terletak di
ujung Provinsi Sumatera Utara yang berlokasi di Kecamatan Padang Tualang
Kabupaten Langkat. Bila ditinjau dari segi geografis, daerah ini terletak pada garis
320® LU dan 98®20 BT.
4.2 Analisis Dampak Industri Kelapa Sawit Terhadap Kondisi Lingkungan
Permukiman di Desa Sawit Seberang
Pembangunan industri di kawasan pemukiman Desa Sawit Seberang
mengakibatkan adanya permasalahan lingkungan yang di akibatkan oleh kegiatan
industri, karna industri sangat mempengaruhi lingkungan, dari kegiatan
pembangunan maupun operasioanal. Kerusakan lingkungan yang terjadi seperti
jalan, jembatan yang mengalami kerusakan akibat mobilitas industri, sehingga
membuat masyarakat mengalami keresahan. Timbulan sampah yang dihasilkan
selama kegiatan pembangunan dan pengoperasian dari kelapa sawit itu sendiri
seperti ranting – ranting pohon, pelepah pohon, tandan yang hanya ditumpuk dan
tidak di angkut yang menimbulkan adanya bau busuk yang tentu saja
mempengaruhi masyarakat sekitar dan bisa memicu adanya penyakit.
1. Kondisi Jalan
Permasalahan jaringan jalan yang terjadi akibat adanya kegiatan industri,
terutama pada saat pemanenan kelapa sawit, dimana pengangkutan yang
dilakukan dengan kendaraan truk mengakibatkan kerusakan jalan terlebih jika
muatan kendaraan melebihi kapasitas. Selain itu, kegiatan operasional industri
yang didukung oleh sistem angkutan juga berpengaruh pada kondisi jalan.
Sedangkan prasarana lainnya yang berpengaruh terhadap kondisi prasarana lalu
lintas adalah jembatan yang juga mengalami kerusakan disebabkan oleh kontruksi
bangunan jembatan yang kurang memadai karna sebagian masih berupa bangunan
kayu.
2. Drainase
Permasalahan drainase masyarakat di Desa Kumasari yaitu
pemanfaatannya yang tidak berfungsi dengan baik karena pembangunan drainase
yang belum optimal. Pencemaran drainase tersebut berupa air yang berwarna
hitam, keruh, bau dan terjadi penyumbatan. Penyumbatan itu disebabkan karena
adanya pembuangan limbah dari industri dan permukiman yang tidak dikelola
dengan baik. Buruknya saluran pembuangan menyebabkan terjadinya
pendangkalan (sedimentasi) pada saluran irigasi. Selain itu debit aliran sungai
yang ada tidak mampu menampung laju aliran limpahan air hujan dari seluruh
wilayah sekaligus, hal ini menyebabkan sering terjadi banjir di beberapa tempat.
3. Air bersih
Permasalahan Air bersih di Desa Sawit Seberang cukup terbilang susah
pada saat musim kemarau karna air sungai yang awalnya di gunakan masyarakat
untuuk kebutuhan sehari – hari seperti mandi, mencuci sekarang sudah tidak bisa
digunakan lagi karna adanya kontaminasi dari air limbah industri, dan berdasarkan
hasil survey masyarakat sekitar menyatakan bahwa Limbah cair pabrik akan
dikelola dengan pembangunan unit pengolahan limbah dan pada akhirnya akan
dibuang ke badan air sungai dan lahan perkebunan kelapa sawit. Sedangkan untuk
keperluan sehari – hari masyarakat sekitar memanfaatkan air sumur yang memliki
warna kekuningan dan berbau. Hal ini sangat dikeluhkan masyarakat karna
keadaan air bersih tersebut. Untuk keperluan memasak dan minum masyarakat
membeli air galon dan memanfaatkan air hujan.
4. Persampahan
Kondisi persampahan yang ada di Desa Kumasari seperti banyaknya
ranting-ranting, pelepah – pelepah, tandan yang hanya di tumpuk berserakan, dan
sampah rumah tangga yang dibuang dan menumpuk di parit menghambat 67
aliran air pada waktu musim hujan, akibatnya air meluap dan menimbulkan
genangan dan banjir dibeberatempat.
5. Pencemaran air, udara dan tanah 
Bersumber dari aktifitas pembukaan lahan perkebunan seperti erosi dan
sedimentasi, pembakaran lahan dan hutan, penggunaan bahan kimia yang
bersumber dari pestisida dan herbisida berbahaya, beracun dan sangat mematikan
oleh kebun sawit dan gas-gas pencemar lainnya dalam proses dan aktifitas pabrik
terpapar dan menguap dalam air, tanah dan udara sekitarnya.
Ada beberapa Dampak dan bahaya limbah pabrik bagi lingkungan :
a) Bahaya limbah pabrik pada air
Pabrik-pabrik yang membuang limbahnya secara ilegal merupakan salah satu
faktor utama pencemaran air di seluruh dunia.Pembuangan limbah yang dilakukan
secara illegal dapat mengontaminasi saluran air yang menyebabkan kerusakan
pada kehidupan lingkungan laut/sungai dan sekitarnya.Limbah yang dibuang
dapat berupa bahan kimia, bahan radioaktif, logam berat, air yang terkontaminasi,
gas, atau bahan berbahaya lainnya.Limbah-limbah tersebut akan mencemari air
sungai/laut. Apabila air yang terkontaminasi limbah dikonsumsi oleh manusia,
gejala-gejala kesehatan yang bisa berbahaya bisa timbul.
b) Bahaya limbah pabrik pada udara
Selain mencemarkan air, limbah pabrik juga dapat memainkan peran besar
pada kualitas udara yang dihirup oleh penduduk sekitar.Gas-gas beracun yang
dilepaskan pabrik ke udara dapat meningkatkan risiko seseorang untuk menderita
penyakit pernapasan kronis, penyakit jantung, kanker paru-paru, dan berbagai
kondisi lainnya.Paparan limbah pabrik melalui udara dalam jangka panjang dapat
menimbulkan berbagai gangguan kesehatan permanen. Misalnya, kehilangan
kapasitas paru-paru, mempercepat penuaan paru-paru, asma, emfisema, bronkitis,
dan bahkan kanker.
Selain itu, tingkat polusi udara yang tinggi dapat menyebabkan masalah
kesehatan, seperti kondisi pernapasan yang memburuk dan penyakit
kardiovaskular.Bahkan pada beberapa kondisi, limbah yang mencemarkan udara
ini juga dapat menambah stres pada paru-paru dan jantung, yang berperan penting
dalam memberikan oksigen ke seluruh organ tubuh. Bahaya limbah ini juga akan
lebih rentan menghinggapi mereka dengan kondisi tertentu. Misalnya, lansia, anak
di bawah usia 14 tahun, seseorang dengan penyakit jantung, gagal jantung
kongestif, atau penyakit arteri koroner.Begitu pula dengan mereka yang
mengalami penyakit paru-paru atau penyakit paru obstruktif kronis.
c) Bahaya limbah pabrik pada tanah
Tidak hanya air dan udara, limbah pabrik juga dapat mencemari tanah,
terutama pembuangan industri yang begitu saja dibuang ke tanah atau dikubur
dalam tanah.Pasalnya, bahan beracun dan bahan kimia ini dapat merusak
kesuburan tanah, menyebabkan kontaminasi makanan yang pada akhirnya akan
dikonsumsi, dan bahkan dapat mengganggu produktivitas tanaman.
Limbah pabrik yang mencemari tanah umumnya bersifat karsinogenik yang
berpotensi menyebabkan kanker pada manusia yang terpapar. Tanah yang tidak
tercemar secara langsung bahkan masih bisa membahayakan manusia,Misalnya,
ketika tanaman ditanam di tanah yang terkontaminasi, molekul-molekul limbah
dapat menumpuk pada tanaman sehingga jumlah polusi akan menjadi lebih tinggi
4.3 Ide/ Solusi mengurangi Dampak Industri Kelapa Sawit Terhadap Kondisi
Lingkungan Permukiman di Desa Sawit Seberang
Beberapa hal yang perlu diupayakan dalam mencegah dan/atau mengatasi
dampak negatif keberadaan industri kelapa sawit terhadap tata lingkungan antara
lain adalah sebagai berikut:
1) Pemilihan lokasi pabrik yang sebaiknya jauh dari permukiman penduduk
Bahkan pabrik harus membuat cerobong asap yang tinggi agar limbah
yang keluar tidak bau
2) Adanya upaya memperkecil jumlah limbah yang dihasilkan oleh industri
tersebut; misalnya dengan pemilihan bahan baku dan peralatan yang ramah
lingkungan.
3) Adanya usaha mencegah terjadinya pencemaran lingkungan sekitar.
Contohnya, dengan melakukan pengelolaan limbah secara bijak atau
menyediakan tempat penyaluran limbah yang tidak mengganggu kesehatan
lingkungan sekitar.
4) Menghijaukan lingkungan di sekitar lokasi pendirian industri. Hal ini bisa
dilakukan oleh penyelenggara industri dan masyarakat sekitar. Seperti
yang kita ketahui, pepohonan ataupun tanaman hijau lainnya mempunyai
dampak signifikan dalam menetralkan udara yang kotor, ataupun menjadi
sumber penampungan air bersih.
5) Penjagaan kebersihan lokasi industri dan lingkungan sekitarnya,
memastikan tidak ada sampah yang terbuang tidak pada tempatnya seperti
Dengan menyediakan tempat sampah di sekitaran tempat ndustri, Selain
menyediakan tempat sampah, melakuan pengelompokan pada sampah
penting dilakukan, dengan menyediakan tempat sampah sesuai dengan
golongannya..
6) Untuk mengatasi pencemaran yang merupakan isu lingkungan paling
menarik perhatian di kawasan industri, dibutuhkan kerjasama yang baik
antara berbagai pihak yang terkait; terutama penyelenggara atau pemilik
industry
7) Mengupayakan pengelolahan limbah sebaik mungkinLimbah yang
dihasilkan dari proses produksi pabrik merupakan limbah yang berbahaya,
karena sebagain pabrik menggunakan bahan- bahan kimia dalam
operasional produksi pabrik mereka. Maka dari itulah harus diupayakan
langkah- langkah untuk membuat limbah menjadi ramah lingkungan dan
tidak mengandung zat- zat yang berbahaya. setelah limbah- limbah yang
dihasilkan ini menjadi ramah lingkungan, maka membuangnya langsung
ke lingkungan tidak akan menyebabkan pencemaran. Contoh yang paling
banyak adalah ketika limbah pabrik berupa limbah cair maupun limbah
gas. Setelah limbah cair dan gas ini diolah sedemikian rupa, maka bisa
dilepas ke alam. Dan pembuangan limbah tersebut secara langsung di
lingkungan tidak akan menyebabkan pencemaran air dan juga pencemaran
udara.
8) Tidak membuang limbah cair langsung ke sumber air Cara bijak yang
lainnya adalah tidak membuang limbah pabrik yang cair ke dalam sumber
secara langsung, terlebih tanpa adanya penyaringan dan pengolahan
terlebih dahulu. Limbah cair yang langsung berasal dari pabrik, tanpa
diolah biasanya akan menyebabkan lingkungan menjadi tercemar. Hal ini
karena belum adanya pemisahan antara zat yang berbahaya maupun tidak
Apabila limbah segar seperti ini langsung di buang ke sungai maupun laut
maka akan menyebabkan ekosistem laut dan ekosistem sungai menjadi
rusak dan tercemar. Hal ini pasti akan berdampak pada matinya banyak
makhluk hidup yang menghuni sumber air tersebut.
9) Mengubur limbah- limbah yang bersifat organic Untuk limbah pabrik
padat, maka perlu adanya tindakan yang berbeda antara limbah- limbah
organik dan non organik. Limbah- limbah yang bersifat organik bisa
dikubur karena limbah tersebut dapat terurai dengan abik apabila dikubur
di dalam tanah. Dengan mengubur limbah- limbah organik maka kita
hanya mengatasi keberadaan limbah organik saja, namun juga kita akan
mendapatkan tanah yang lebih subur dan dapat digunakan untuk berbagai
kepentingan tertentu yang pastinya akan bermanfaat
10) Menggunakan kembali limbah- limbah pabrik yang masih bisa didaur
ulangSelain limbah- limbah organik, ternyata limbah anorganik juga
mempunyai penanganannya sendiri. limbah pabrik anorganik yang sulit
untuk diurai secara alami maka dapat dipilah- pilah. Dan limbah yang
bersifat anorganik ini dapat kita daur ulang untuk menjadi sesuatu yang
baru. Limbah anorganik yang masih bisa untuk didaur ulang sebaiknya
kita daur ulang saja. Disamping kita membantu menangani persoalan
limbah padat pabrik, kita juga dapat menghamat bahan baku.
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Dari peneitian diatas,dapat disimpulkan bahwa Keberadaan industri kelapa
sawit di Desa Sawit Seberang sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan dan
infrastruktur desa tersebut di antaranya adalah timbulnya pencemaran udara, air, dan
tanah, pencemaran udara disebabkan oleh asap pabrik industri. Kandungan asap
pabrik suatu industri seperti gas karbondioksida (CO2), karbon monoksida (CO),
Sulfur Oksida (SO) dan partikulat polutan lainnya menyebabkan degradasi
lingkungan yang memicu terjadinya hujan asam, global warming dan penyakit
bawaan udara seperti emfisema, bronkitis, bahkan kanker kulit apabila tidak
dilakukan pengendalian pencemaran udara oleh asap pabrik dengan baik.
kondisi lingkungan permukiman yang memprihatinkan lainnya seperti jalan
yang berlubang dimusim hujan dan sangat berdebu dimusim kemarau, jalanan
berlubang disebabkan dari aktifitas kendaraan berat yang mengakut buah kelapa sawit
dari perkebunan ke lokasi industri. Dan dilihat tumpukan sampah jenjang kosong
kelapa sawit yang bertumpuk dan tidak diangkut, permasalahan drainase, buruknya
saluran drainase juga mengakibatkan banjir.
Kondisi drainase dan sampah membuat keadaan desa semakin buruk
dibuktikan dengan sampah yang dibuang kesungai membuat aliran meluap dan
menyebabkan banjir yang melanda sebagian titik rumah warga jika musim penghujan
datang. Dan Permasalahan Air bersih di Desa Sawit Seberang cukup terbilang susah
pada saat musim kemarau karna air sungai yang awalnya di gunakan masyarakat
untuuk kebutuhan sehari – hari seperti mandi, mencuci sekarang sudah tidak bisa
digunakan lagi karna adanya kontaminasi dari air limbah industri.
5.2 SARAN
1. Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kedepannya penelitian ini
dapat dijadikan acuan dalam penelitian-penelitian berikutnya, khususnya yang terkait
dengan dampak keberadaan industri terhadap tata lingkungan permukiman.
2. Diharapkan hasil penelitian menjadi salah satu sumber oleh pemerintah dalam
menimalisir terjadinya dampak dari industri kelapa sawit.
3. Diharapkan agar adanya perbaikan jalan untuk menghindari kerusakan jalan di Desa
Sawit Seberang
4. Diharapkan adanya perbaikan drainase, untuk menghindari terjadinya banjir.
5. Diharapkan agar pemerintah bisa mengadakan penyuluhan terkait air bersih untuk
Desa Kumasari.
6. Diharapkan agar memperbaiki sistem pengelolaan sampah, agar menimalisir sampah
yang melebihi kapasitas.
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad. 1992. Ekonomi Pembangunan. STIEYKPN. Yogyakarta.

Abdurahman, Deden,2008. Biologi Kelompok Pertanian dan Kesehatan. Grafindo. Bandung

Blaang dan Djemabut. 1989. Perumahan dan Permukiman Sebagai Kebutuhan Dasar.
Yayasan Obor. Yogyakarta.

Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. EGC. Jakarta

Sumaatmadja, (1998). Manusia dalam Konteks Sosial, Budaya dan Lingkungan Hidup. Cv
Alfabeta. Bandung.

Darwis,Ichsan.E41111276.(Dampak Keberadaan Perusahaan Kelapa Sawit (PT.SuryaRaya


Lestari) Terhadap Kesejahteraan Sosial Masyarakat di Desa Bulu Mario, Kabupaten Mamuju
Utara). Universitas Hasanuddin

Marietha Kidung Kristiani, Dwight M. Rondonuwu, ST, MT, Fella WaraouwST,M.Eng,Ph.D


( 2014 ) Dampak Analisis Kondisi Permukiman Kawasan Industri Perikanan Laut Kelurahan
Aertembaga Satu Kota Bitung

Noviani, Nurkolis.Dampak keberadaan industri terhadap kondisi social ekonomi masyarakat


terhadap kondisi social ekonomi masyarakat serta linkungan sekitar industry. Universitas
Negeri Malang

Rusmawardi (2007),Dampak Berdirinya Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeisguineensis jack)


Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus Pada desa Kabuau,
Kecamatan Parenggean, Kabupaten Kota waringin Timur, Propinsi Kalimantan Tengah)
Sushanti, RahmawatiIma. 2015 Pengaruh Keberadaan Industri Terhadap Perumahan dan
Kawasan Permukiman di Kota Mataram jurnal teknik pwk. Universitas Muhammadiyah
Mataram

DOKUMENTASI

Gambar 1.1 PTPN II (PERSERO) Tanjung Morawa Kebun Sawit Seberang

Gambar 1.2 PTPN II (PERSERO) Tanjung Morawa PKS Sawit Seberang

Gambar 1.3 Limbah pabrik PTPN II Kebun Sawit Seberang


Dampak Adanya pabrik kelapa sawit terhadap Lingkungngan di Desa Sawit Seberang

Gambar 1.4 Pencemaran Udara

Gambar 1.5 Pencemaran Air


Gambar 1.6 penumpukan Sampah

Gambar 1.7 Kondisi Jalan di sekitar PTPN II Desa Sawit Seberang

Gambar 1.8 Saluran Drainase Yang berada di dalam PTPN II Sawit seberang
Gambar wawancara dengan beberapa penduduk yang tinggal di sekitar PTPN II Sawit
Seberang

Gambar 1.9

Gambar 1.10

Gambar 1.11

Anda mungkin juga menyukai