Anda di halaman 1dari 5

- Tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan

H
- Kurang kasih saying
- Kurang ambil bagian dalam masyarakat
hdr - Tidak dianggap di lingkungan
- Tidak sesuainya perilaku dg norma yang ada
- Tidak menjalankan norma spiritual
- Merasa tidak dihargai
- Gangguan psikiatrik

D
Pengertian - Kegagalan yang berulang
- Berpikir negative
HDR adalah perasaan tidak berharga, tidak berguna, - Trauma
tidak bermanfaat, merasa rendah diri secara
berkepanjangan. Perasaan negtaif terhadap diri snediri
(Termasuk kehilangan rasa percaya diri). Tanda Gejala

 Bergantung dengan orang lain


 Merasa tidak mampu hadapi peristiwa
Proses terjadinya dan Klasifikasi  Berpikir negative yang berlebihan
1. HDR Situasional  Merasa bersalah
Keadaan dimana individu yg sebelymnya  Malu
memiliki harga diri positif kemudian terdapat  Sering tidak berhasil dalam kegiatan
perasaan negative pada dirinya dalam merespon  Tidak mau coba sesuatu yang baru
suatu kejadian  Ragu
Terjadi secara tiba-tiba. Ex : harus operasi,  Kontak mata kurang
kedelakaan, cerai, dll  Tidak asertif
 Mengkritik diri sendiri dan menolak hal
Disebabkan oleh positif yg ada pada dirinya
- Kurang diperhatikan
- Harapan yang tdak tercapai
- Perlakuan yang tidak menghargai
Etiologi
Tanda Gejala
a. Sering disalahkan
 Merasa tidak mampu/ tidak sanggup b. Tidak diapresiasi
 Merasa bimbang c. Tidak dihargai
 Merasa tidak berguna d. Tidak diberi kesempatan
 Bicara lambat e. Tidak diterima
f. Sering gagal
 Tidak asertif (gabisa bilang apay g menjadi
g. Lingkungan yang cenderung mengucilkan
keinginannya)

2. HDR Kronik
Keadaan dimana individu mengalami evaluasi Rentang Respon
diri yang negative mengenai diri sendiri dalam
jangka waktu yang lama
Sudah berlangsung lama. Biasanya cenderung
mencari perhatian dan pengakuan.
Proses terjadinya :
Faktor predisposisi (pengalaman tidak
menyenangkan dari kecil)
Factor presipitasi (pola asuh)
Faktor yang mempengaruhi
Factor Pendukung
Faktor
Biologis
Jangka pendek
Berkaitan dengan kehilangan anggota tubuh, penurunan - Pelarian sementara (ex :nonton konser)
atau kehilangan fungsi tubuh yang disebabkan penyakit - Pengganti sementara (ex: ikut klub)
(DM, kardiovaskuler, gagal ginjal, kanker, dll) - Menguatkan atau meningkatkan perasaan
Faktor
Psikologis
diri (ex : olahraga/ doing hobby)
- Penyalahgunaan obat
- Kebutuhan tidak terpenuhi
- Kehilangan/ditinggalkan
- Kegagalan Jangka Panjang
- Konflik
- Penutupan identitas
- Kenyataan tidak sesuai harapan
- Identitas negatif
- Ketergantungan pada orang lain
- Kegagalan berulang
- Penolakan dari ortu Psikopathoflowdiagram

Faktor
Perkembangan
a. Tahap Bayi, toddler dan prasekolah
- Kurang stimulasi emosi
- Perpisahan dg orang terdekat
- Penilaian negative scr terus menerus
- Kurangnya dukungan sosial
- Tidak mampu membangun rasa percaya
kepada orang lain
b. Tahap usia sekolah
- Umpan bali negative secara berulang
- Kehilangan teman sebaya
- Kegagalan dalam nilai akademik
c. Tahap perkembangan remaja
- Kehilangan teman sebaya
- Kegagalan dalam nilai akademik
- Kehilangan orang yg dicintai
- Kegagalan memiliki kebebasan
d. Tahap perkembangan dewasa tengah
- Berkaitan dengan penuaan, pernikahan,
peran baru sbg orang tua
e. Tahap perkembangan usia lanjut
- Berkaitan dengan kehilangan (pasangan,
fungsi tubuh, pekerjaan, finansial)

Faktor Sosial
Budaya
 Penilaian negative dr lingkungan Tinjauan Model Konseptual Kep. Jiwa
 Sosial ekonomi rendah
 Pendidikan rendah 1. Model Exitensial
Oleh Ellis dan Rogers
Menyatakan bahwa gangguan jiwa terjadi
apabila individu gagal dalam menemukam jati
diri dan tujuan hidupnya. Sehingga tidak
Mekanisme Koping memiliki kebanggan atas dirinya dan cenderung
membenci dirinya serta memiliki gangguan
body image. ASKEP
Prinsip terapi model ini adalah mengupayakan
1. PENGKAJIAN
agar klien berinteraksi dengan orang lain,
introspeksi diri, bergaul, dan menerima dirinya  Identitas
sendiri. Yang cocok adalah terapi kelompok  Alasan masuk
2. Sosial Menyendiri, gak natap lawan bicara, merasa
Oleh Kaplan dan Szasz gamampu, ada tekanan batin, jarang
Berfokus pada lingkungan fisik dan situasi sosial komunikasi, susah tidur, sering keluyuran,
yang dapat menjadi stressor. Menurut Szasz, melamun, marah2, bicara kacau, bingung
seseorang bertanggung jawab atas perilakunya  Factor predisposisi
dan mampu menyesuaikan diri dengan norma  Factor presipitasi
serta nilai di masyarakat.  Pemeriksaan fisik
Situasi sosial yang dapat memicu terjadinya HDR biasanya hipertensi dan takikardi
gangguan jiwa adalah kemiskinan, pendidikan (tidak semua)
rendah, kurangnya support, dan mekanisme  Pasikososial
koping yang maladaptive. - Genogram
Terapi yang dilakukan adalah dengan menggali - Konsep diri (gambaran diri, identitas diri,
support system. fungsi peran, ideal diri, harga diri)
- Hubungan sosial
- Spiritual
- Status mental
Management treatment/Pengobatan a. Penampilan : kotor
1. Farmakologis b. Pembicaraan : gagap, hati2, blocking,
 Obat antipsikosis lambat, diem, menghindar
- Konvensional (haloperidol, stelazine, c. Aktivitas motoric
mellaaril, Thorazine, trilafon, prolixin Sering nunduk, gaberani natap, malu
- Newer atypical antipsycotics (Risperdal, d. Afek dan emosi
Seroquel, Zyprexa) Datar
- Clozaril (clozapine) e. Interaksi selama wawancara
2. Terapi electrokonvulsif (ETC) Kontak kurang
Kaya disetrum kepalanya f. Proses piker
3. Pembedahan bagian otak g. Tingkat kesadaran (CM)
4. Perawatan di RS h. Memori
5. Psikoterapi i. Konsentrasi (menurun)
- Terapi psikoanalisa j. Kemampuan penilaian/pengambilan
Berdasarkan konsep freud, bertujuan keputusan
menyedarkan individu akan konflik yang Sulit menentukan tujuan dan ambil
tidak disadarinya serta mekanisme keputusan
pertahanan yang digunakan untuk k. Daya tilik (menyingkari penyakit dan
mengendalikan kecemasannya menyelahkan orang disekitar)
- Terapi perilaku - Kebutuhan perencanaan pulang (mampu
Berdasarkan konsep Paul dan Lentz, memenuhi ADL dan keb dasar)
bertujuan meningkatkan kemandirian - Mekanisme koping
- Terapi humanistic - Masalah psikososial dan lingkungan
Terapi kelompok dan keluargaa
- Terapi hubungan interpersonal
- Terapi modalitas 2. DIAGNOSA
a. HDR kronik b.d koping terhadap kehilangan
tidak efektif
b. Ketidakefektifan koping b.d kurang PD
dalam kemampuan mengatasi masalah
c. Gangguan identitas pribadi b.d HDR tidak berdaya. Konsep model yang bisa dijelaskan ( bio,
d. Isos b.d ketidakmampuan menjalin psiko, sosial, eksis). Hrd merasa diri tidak bisa eksis,
hubungan yang memuaskan walaupun perilaku over eksis, merasa kosong, hampa.
Trans tv, acara ruben onsu eh bukan ivan gunawan dedi
kobuser, yang diwawancara ruben onsu, dia yatim piatu
kehidupan sering diejek siapa elu. Dalam kehidupan
sehari hari over skedjul, bergelimpangan harta.
3. EVALUASI Kemewahan. Pembantu 26, supermarket dirumah. Tadi
a. Dapat atasi emosi malam termehek mehek hidupya kosong. Itu dinamakan
b. Dapat mengetahui kekuatan pada dirinya eksistensial vakum. Hdr juga mengalami ini. Ternyata
c. Dapat mengetahui identitas diri hampa
d. Memiliki otonomi atas diri sendiri
e. Dapat mengetahui kesalahan yang dilakukan
PRINSIP PENDEKATAN
1. karena negatif mindset maka pelan2 merekonstruksi
negatif mindset negatif dg terapi supaya dapat melihat
hidupnya lebih seimbang,lihat hal2 positif yg ada di
dirinya
HIGHLIGHT 2. psikososial aspek, ajak komunikasi untuk
mencurahkan itu. keluarkan kecemasan
hdr adalah negatif mindset of individual. set negatif yg
tertanam di otak, dianalogikan dg "persistent belief". 3. ciptakan lingkungan yang bisa mensupport dan bisa
belief ttg dirinya negatif, dirinya gamampu, dll. berikan positif reinforcement. sering beri pujian
hdr bahasa di nanda "low self esteem" modal utama utk 4. eksistentialisme, cari makna makna dr yg telah
orang menjadi gangguan jiwa. dilakukan. bahwa hidupnya bermakna dan bermanfaat
ketika hdr tdk ganggu fungsional sehari2 maka its ok. kl
bisa survive its ok. (ex : dibentak bu dani trs hdr, sekali
dua kali its ok. tp kl terus2an maka patologis, jd orang dengan kerancuan identitas (lgbt, gay, dkk) pasti
gangguan jiwa) akan menjadi korban bully maka akan menajdi HDR.
kerancuan identitas (bingung anak siapa) gatau orang
hdr lama -> bisa gangguan jiwa tuanya, jd HDR
pemicu (predisposisi) : dibully, dikucilkan, diremehkan, presipitasi : berbagai story negatif, blaming, dkk tbtb
dll. diskolah nilai jelek dll. pacarnya yg dipercayainya tbtb menyakiti maka itu
menjadi balon menjadi pecah (kecemasan uncontrol &
presipitasi : hal yg memicu orang menjadi merasa tdk
unmanagement)
dicintai, dihargai, dll (ex : putus trs dikatain item dekil
dll)
Maka dia akan merasa tdk dihargai tdk dicintai tdk bisa TERAPI UNTUK HDR
dll --> hdr
1. psikoanalisis -> untuk gali kecemasan
tanda gejala : sering ngmg gabisa nunduk dll
2. kognitif -> dimasukin supaya negatif mindset berubah
Model penjelasan, bagaimana hrd dapat terjadi, biologis, jd positif
neurostranmitter menurun. In hibitor lebih dominan.
Tenang kalau tidak banyak orang, andrenalin rendah, 3. terapi kerja -> biar lebih kreatif dan produktif,
emprinefin rendah. Tidak berani kompetisi dan meniram sehingga merasa berharga (very powerful untuk HDR)
tantangan (biologis). Scr psikososial label negatif,
kegagalan, not me. Secara sosial maka dipalak,
dirampas, bawa lari temennya, model sosial sering sekali  hdr bisa bipolar?
disakiti, terzolimiz, tidak berdaya di dalam kelompok, banget, bisa ansietas disoster, bisa traumatic,
lebih suka sendiri. Berinteraksi = direndahkan, diejek, dll. Karena HDR itu symptom (gejala),
kedudukan HDR sama kayak flu, demam,
dll.
 HDR bisa terapi kelompok?
Bisa, tergantung terapinya, pilih yg
tujuannya untuk membangun diri, yg
memberi kesempatan untuk sukses. Jangan
dicampur dengan orang2 yang agresif, nanti
malah diplekoto

Anda mungkin juga menyukai