Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MATA KULIAH

SIA-314 BANGUNAN AIR


Tugas ini untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan
Mata Kuliah SIA-314 Bangunan Air

Dosen :
Yedida Yosanto, S.T.,M.T

Disusun Oleh :
22-2018-080 Fiska Ayu Sofiani

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 5
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 5
BAB II........................................................................................................................................ 6
2.1 Pengertian Kolam Retensi ........................................................................................... 6
2.2 Fungsi Kolam Retensi ................................................................................................. 6
2.3 Tipe-Tipe Kolam Retensi ............................................................................................ 7
2.4 Prinsip Kerja Kolam Retensi ....................................................................................... 8
2.5 Komponen Kolam Retensi .......................................................................................... 9
BAB III .................................................................................................................................... 10
3.1 Kolam Retensi Muktiharjo Kidul Semarang ............................................................. 10
3.2 Prinsip Kerja Kolam Retensi Muktiharjo Kidul, Semarang ...................................... 11
3.3 Data Kolam Retensi Muktiharjo Kidul, Semarang ................................................... 12
3.4 Manfaat dan kelebihan Kolam Retensi Muktiharjo Kidul, Semarang ...................... 12
BAB IV .................................................................................................................................... 13
4.1 Kesimpulan................................................................................................................ 13
4.2 Saran .......................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 14
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kolam retensi tipe di samping badan sungai ......................................................... 7


Gambar 2.2 Kolam retensi di dalam badan sungai .................................................................... 7
Gambar 2.3 Kolam retensi tipe storage memanjang ................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.1 Lokasi Kolam Retensi Muktiharjo Kidul SemarangError! Bookmark not
defined.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pesatnya kegiatan manusia di wilayah perkotaan memberikan dampat positif
terhadap kemajuan ekonomi. Namun disisi yang lain dapat menimbulkan
permasalahan lingkungan akibat pembangunan yang tidak memperhatikan daya
dukung lingkungannya. Masalah utama yang timbul adalah banjir, genangan air
serta penurunan muka air tanah.

Banjir dipicu oleh berkurangnya daerah resapan akibat peningkatan jumlah


penduduk, aktivitas dan kebutuhan lahan, baik untuk pemukiman maupun
kegiatan ekonomi. Karena keterbatasan lahan di perkotaan, terjadi intervensi
kegiatan perkotaan pada lahan yang seharusnya berfungsi sebagai daerah
konservasi dan ruang terbuka hijau. Hal ini berdampak pada pendangkalan
(penyempitan) sungai, sehingga air meluap dan memicu terjadinya bencana banjir,
khususnya pada daerah hilir.

Kerusakan lingkungan pada daerah hulu juga menjadi penyebab lainnya.


Kebutuhan kayu dan bahan mentah dari daerah hulu untuk membangun sarana
dan prasarana di wilayah perkotaan menyebabkan penebangan hutan yang tidak
terkontrol. Hutan dengan vegetasinya dapat menghambat laju run-off dan
mempercepat laju infiltrasi air hujan ke dalam tanah. Maka merusak hutan sama
dengan merusak lingkungan yang ada di bawahnya, hutan rusak maka kota pun
akan rusak. Kerusakan struktur akibat banjir, land subsidence, penurunan muka
air tanah pada daerah pantai dan intrusi air laut merupakan contoh masalah yang
dihadapi kota-kota besar di Indonesia saat ini, khususnya yang berada di dekat
pantai.

Iklim tropis di Indonesia juga “membantu” dalam perusakan lingkungan.


Evaporasi tinggi, kelembapan tinggi dan suhu yang tinggi menyebabkan curah
hujan yang tinggi di sebagian besar wilayah Indonesia. Curah hujan tinggi
ditambah hutan yang gundul akibat pembalakan liar dan konversi hutan menjadi
lahan kelapa sawit menyebabkan kerusakan lingkungan seperti banjir dan tanah
longsor. Tindakan pencegahan agar banjir tidak menyebar ke wilayah perkotaan
salah satunya adalah dengan membuat kolam retensi.

Penerapan kolam retensi dapat memecahkan masalah banjir perkotaan. Suatu


subsistem-subsistem pengelolaan tata air tersebut sangat demokratis dan mandiri
sehingga dapat dikembangkan dan dioperasikan oleh dan untuk masyarakat dalam
hal pengendalian banjir kawasan permukiman mereka. Unsur terpenting di dalam
kolam retensi adalah organisasi pengelola, tata kelola sistem berbasis partisipasi
masyarakat yang demokratis dan mandiri, serta infrastruktur tata air yang
dirancang, dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat. Sedangkan pemerintah
hanya bertanggung jawab terhadap pengintegrasian sistem-sistem kolam retensi,
pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan sungai-sungai utama. Hal
tersebut merupakan penerapan prinsip pembagian tanggung jawab dan koordinasi
dalam good governance.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Kolam Retensi dan cara kerjanya?
2. Apa saja komponen Kolam Retensi?
3. Apa salah satu Kolam Retensi yang ada di Indonesia?
4. Bagaimana prinsip kerja Kolam Retensi Muktiharjo Kidul, Semarang?
5. Apa kelebihan dan manfaat bagi masyarakat dengan adanya Kolam
Retensi Muktiharjo Kidul, Semarang?
1.3 Tujuan
1. Memahami apa itu Kolam Retensi dan cara kerjanya
2. Mengetahui apa saja komponen Kolam Retensi
3. Mengetahui paling tidak salah satu Kolam Retensi yang ada di Indonesia
4. Memahami prinsip kerja Kolam Retensi Muktiharjo Kidul, Semarang
5. Mengetahui kelebihan dan manfaat bagi masyarakat dengan adanya Kolam
Retensi Muktiharjo Kidul, Semarang
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Kolam Retensi
Kolam retensi adalah suatu bak atau kolam yang dapat menampung atau
meresapkan air sementara yang terdapat di dalamnya. Kolam retensi dibagi
menjadi 2 macam tergantung dari bahan pelapis dinding dan dasar kolam, yaitu
kolam alami dan kolam buatan.

Kolam alami adalah kolam retensi berbentuk cekungan atau bak resapan
yang sudah terbentuk secara alami dan dapat dimanfaatkan baik pada kondisi
aslinya atau dilakukan penyesuaian.

Kolam buatan atau kolam non alami adalah kolam retensi yang dibuat
sengaja didesain dengan bentuk dan kapasitas tertentu pada lokasi yang telah
direncanakan sebelumnya dengan lapisan material yang kaku, seperti beton.

Untuk merencanakan pembangunan kolam retensi diperlukan analisis


hidrologi untuk menentukan besarnya debit banjir rencana akan berpengaruh
terhadap besarnya debit maksimum maupun kestabilan konstruksi yang akan
dibangun. Kemudian diperlukan data curah hujan untuk rencangan pemanfaatan
air dan rancangan bangunan air adalah curah hujan rata-rata di seluruh daerah
yang bersangkutan, bukan curah hujan pada suatu titik tertentu (Sosrodarsono,
1993). Selain data tersebut, debit air kotor juga perlu direncanakan untuk
memastikan jumlah air yang masuk ke dalam kolam retensi yang akan dibangun.
Pada perencanaan curah hujan pada suatu titik tertentu (Sosrodarsono, 1993).
Selain data tersebut, debit air kotor juga perlu direncanakan untuk memastikan
jumlah air yang masuk ke dalam kolam retensi yang akan dibangun. Pada
perencanaan curah hujan pada suatu titik tertentu (Sosrodarsono, 1993). Selain
data tersebut, debit air kotor juga perlu direncanakan untuk memastikan jumlah air
yang masuk ke dalam kolam retensi yang akan dibangun.

2.2 Fungsi Kolam Retensi


Kolam retensi berfungsi untuk menyimpan dan menampung air sementara
dari saluran pembuangan sebelum dialirkan ke sungai sehingga puncak banjir
dapat dikurangi. Tingkat pengurangan banjir tergantung pada karakteristik
hidrograf banjir, volume kolam dan dinamika beberapa bangunan outlet. Wilayah
yang digunakan untuk pembuatan kolam penampungan biasanya di daerah yang
rendah. Dengan perencanaan dan pelaksanaan tata guna lahan yang baik, kolam
retensi dapat digunakan sebagai penampungan air hujan sementara dan penyalur
atau distribusi air.
2.3 Tipe-Tipe Kolam Retensi
a. Kolam retensi tipe di samping badan sungai

Gambar 2. 1 Kolam retensi tipe di samping badan sungai

Tipe ini memiliki bagian-bagian berupa kolam retensi, pintu inlet,


bangunan pelimpah samping, pintu outlet, jalan akses menuju kolam retensi,
ambang rendah di depan pintu outlet, saringan sampah dan kolam penangkap
sedimen. Kolam retensi jenis ini cocok diterapkan apabila tersedia lahan yang
luas untuk kolam retensi sehingga kapasitasnya bisa optimal. Keunggulan
dari tipe ini adalah tidak mengganggu sistem aliran yang ada, mudah dalam
pelaksanaan dan pemeliharaan.
b. Kolam retensi di dalam badan sungai

Gambar 2. 2 Kolam retensi di dalam badan sungai

Kolam retensi jenis ini memiliki bagian-bagian berupa tanggul


keliling, pintu outlet, bendung, saringan sampah dan kolam sedimen. Tipe ini
diterapkan bila lahan untuk kolam retensi sulit didapat. Kelemahan dari tipe
ini adalah kapasitas kolam yang terbatas, harus menunggu aliran air dari hulu,
pelaksanaan sulit dan pemeliharaan yang mahal.
c. Kolam retensi tipe storage memanjang

Gambar 2. 3 Kolam retensi tipe storage memanjang

Kelengkapan sistem dari kolam retensi tipe ini adalah saluran yang
lebar dan dalam serta cek dam atau bendung setempat. Tipe ini digunakan
apabila lahan tidak tersedia sehingga harus mengoptimalkan saluran drainase
yang ada. Kelemahan dari tipe ini adalah kapasitasnya terbatas, menunggu
aliran air yang ada dan pelaksanaannya lebih sulit. Ukuran ideal suatu kolam
retensi adalah 6 dengan perbandingan panjang/lebar lebih besar dari 2:1.
Sedang dua kutub aliran masuk (inlet) dan keluar (outlet) terletak kira-kira di
ujung kolam berbentuk bulat telor itulah terdapat kedua ”mulut” masuk dan
keluarnya (aliran) air. Keuntungan yang diperoleh adalah bahwa dengan
bentuk kolam yang memanjang semacam itu, ternyata sedimen relatif lebih
cepat mengendap dan interaksi antar kehidupan (proses aktivitas biologis) di
dalamnya juga menjadi lebih aktif karena terbentuknya air yang ’terus
bergerak, namun tetap dalam kondisi tenang, pada saatnya tanaman dapat
pula menstabilkan dinding kolam dan mendapat makanan (nutrient) yang
larut dalam air.

2.4 Prinsip Kerja Kolam Retensi


Prinsip kerja dari kolam retensi adalah menampung volume air ketika debit
maksimum di sungai datang, kemudian secara perlahan-lahan mengalirkannya
ketika debit di sungai sudah kembali normal. Secara spesifik kolam retensi akan
memangkas besarnya puncak banjir yang ada di sungai, sehingga potensi over
topping yang mengakibatkan kegagalan tanggul dan luapan sungai tereduksi.
2.5 Komponen Kolam Retensi
Komponen-komponen yang harus ada dalam sistem polder meliputi:
1. Tanggul keliling dan/atau pertahanan laut (sea defense) atau konstruksi
isolasi lainnya.
2. Sistem drainase lapangan (field drainage system)
3. Sistem Pembawa (conveyance system)
4. Kolam Penampungan dan stasiun pompa (outfall system)
5. Badan air penerima (recipient waters)
Kelima komponen sistem polder harus direncanakan secara integral, sehingga
sistem dapat bekerja secara optimal. Tidak ada artinya membangun sistem
drainase lapangan dan outfall yang sempurna dengan kapasitas tinggi, jika saluran
pembawa tidak cukup mengalirkan air dari lapangan ke outfall, demikian juga
sebaliknya. Terdapat tiga jenis kolam retensi, yaitu kolam retensi disepanjang
badan sungai, kolam retensi pada badan sungai, dan kolam retensi storage
memanjang
Komponen bangunan pelengkap pada kolam retensi, kolam detensi yang
terletak disamping badan saluran/ sungai :
1. Bangunan pelimpah samping dan pintu inlet
2. Pintu outlet
3. Jalan akses menuju kolam detensi, retensi
4. Ambang rendah di depan pintu outlet
5. Saringan sampah pada pintu inlet
6. Kolam penangkap sedimen
7. Rumah jaga dan gudang
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kolam Retensi Muktiharjo Kidul Semarang
Kelurahan Muktiharjo Kidul merupakan salah satu wilayah padat
permukiman di Kota Semarang. Terdapat dua pola permukiman yang ada yaitu
permukiman terencana dan permukiman swadaya. Dengan adanya permukiman
padat tersebut menyebabkan banyaknya aktivitas seperti perdagangan dan jasa.
Adanya pusat aktivitas tersebut tidak di dukung dengan pengembangan
infrastruktur serta perawatan infrastruktur yang baik. Selain itu perubahan guna
lahan yang terus terjadi menyebabkan semakin berkurangnya lahan hijau pada
wilayah ini. Akibat dari permasalahan tersebut, Kelurahan Muktiharjo Kidul
menjadi salah satu kawasan yang sering mengalami banjir. Genangan air yang di
timbulkan apabila terjadi banjir yaitu hingga mencapai 50-100 cm. Banjir
menyebabkan terganggunya aktivitas masyarakat serta menimbulkan banyak
kerugian.
Kondisi tersebut membuat pemerintah melakukan upaya dalam
mengurangi permasalahan banjir dengan melakukan pembangunan kolam retensi.
Rencana pembangunan kolam retensi telah dimasukkan dalam Rencana Kerja
Pembangunan Daerah (RKPD 2014) Kota Semarang tahun 2014 dan sudah
berjalan hingga saat ini.
Pembangunan kolam retensi di Kelurahan Muktiharjo Kidul sudah selesai
dilaksanakan, namun pengelolaannya masih bersifat fungsional dimana
pembangunannya hanya sebatas untuk mengurangi permasalahan banjir saja. Oleh
karena itu perlu adanya pemanfaatan ruang pada lokasi kolam retensi sehingga
dapat meningkatkan fungsi dari lokasi kolam retensi.
Lokasi dari pembangunan kolam retensi Muktiharjo Kidul berada pada
Utara dari Kelurahan Muktiharjo Kidul. Lokasi tersebut dibangunada lahan milik
pemerintah Kelurahan Muktiharjo Kidul dengan luas 5,4 Ha. Berdasarkan pada
Perencanaan Kolam Retensi Muktiharjo Kidul yang dilakukan diperoleh beberapa
fakta terkait perencanaan kolam retensi tersebut (Dinas Pengelolaan Sumber Daya
Air Kota Semarang).
a) Kawasan yang didrain berada di bawah muka air Kali Tenggang pada kondisi
air normal;
b) Sistem drainase kawasan studi terpengaruh air balik dari Kali Tenggang pada
saat terjadi hujan;
c) Adanya lahan yang berpotensi untuk dijadikan kolam tampungan sementara
meskipun sangat terbatas;
d) Kapasitas kali tenggang terbatas, tidak mampu menampung limpasan dari
seluruh daerah tangkapan air.
Gambar 3. 1 Lokasi Kolam Retensi Muktiharjo Kidul, Semarang

Pembangunan Kolam Retensi Muktiharjo Kidul memiliki beberapa


komponen yang digunakan dalam mengoperasikannya. Komponen-komponen
yang digunakan atau yang dibangun pada Kolam Retensi tersebut adalah
Kolam Tampung, Pompa, Pintu Air, Saringan sampah, Tanggul keliling,
Mercu pelimpah, Rumah penjaga, dan Pagar pengaman. Pembangunan kolam
retensi direncakan dengan beberapa data yang dijadikan untuk pembangunan
kolam retensi tersebut.

3.2 Prinsip Kerja Kolam Retensi Muktiharjo Kidul, Semarang


Prinsip kerja dari kolam retensi Muktiharjo Kidul, Semarang menampung
volume air ketika debit maksimum di sungai datang, kemudian secara perlahan-
lahan mengalirkannya ketika debit di sungai sudah kembali normal. Secara
spesifik kolam retensi akan memangkas besarnya puncak banjir yang ada di
sungai, sehingga potensi over topping yang mengakibatkan kegagalan tanggul dan
luapan sungai tereduksi.
Kolam retensi yang termasuk pada sistem saluran drainase menjadi perhatian
dalam mengatasi masalah banjir yang sering terjadi di Kelurahan Muktiharjo
Kidul. Adanya kolam retensi seluas 5,4 Ha menjadi salah satu potensi untuk
mengembangkan lokasi tersebut sebagai ruang publik yang juga dapat
dimanfaatkan sebagai fasilitas rekreasi. Berdasarkan survei yang telah dilakukan
didapatkan hasil bahwa mayoritas masyarakat yang berada pada Kelurahan
Muktiharjo Kidul merasa bahwa masih belum adanya pemenuhan akan fasilitas
rekreasi. Banyak dari masyarakat yang berada di Kelurahan Muktiharjo Kidul
yang mencari fasilitas lain menuju ke wilayah lain. Pemenuhan fasilitas rekreasi
pada wilayah Kelurahan Muktiharjo Kidul dirasa perlu untuk memberikan ruang
bagi masyarakat bersosialisasi dan mengisi kegiatan sehari-hari dengan positif.
Penerimaan warga terhadap rencana pembangunan fasilitas rekreasi cukup tinggi
karena merupakan hal yang baru di lingkungan tempat tinggalnya. Menurut hasil
penyebaran kuesioner didapatkan bahwa 90% masyarakat setuju dengan adanya
pembangunan fasilitas rekreasi pada kolam retensi. Harapannya dengan dibangun
fasilitas rekreasi pada kolam retensi dapat menjadi alternatif baru dan lokasi
pilihan untuk kegiatas rekreasi.

3.3 Data Kolam Retensi Muktiharjo Kidul, Semarang


Pembangunan kolam retensi direncanakan dengan luas kolam retensi sebesar
58.000 m2 dengan kedalaman 3,5 m. rencana kedalaman yang digunakan dengan
kedalaman air maksimal yaitu 3 m dan kedalaman air normal 2 m. sedangkan sisa
dari kedalaman tersebut digunakan untuk cadangan untuk sedimen. Volume banjir
yang terjadi pada kawasan tersebut adalah 235.547.200 liter. Dalam rencana
tersebut dibangun Volume total dari Kolam retensi yaitu 203.000 m3 dan volume
efektif pengendali banjir adalah 174.000 m3 .

3.4 Manfaat dan kelebihan Kolam Retensi Muktiharjo Kidul, Semarang


Manfaat dan kelebihan Kolam retensi:
1. Sebagai sarana pariwisata air
Pada saat ini ruang-ruang publik semakin berkurang setiap waktunya.
Peran ruang publik bagi masyarakat sangatlah penting, selain sebagai tata
ruang lingkungan, ruang publik juga dapat mengembangkan fungsi dari
kawasan. Namun adanya perkembangan kota yang cepat menyebabkan
kebutuhan ruang publik menjadi berkurang dan berubah fungsinya
menjadi daerah komersial seperti permukiman atau perdagangan dan jasa.
Akibat adanya ketersediaan ruang publik tersebut maka perlu adanya
pemanfaatan ruang publik pada kolam retensi untuk menyelesaikan
permasalahan akan ketersediaan ruang publik bagi masyarakat. Dengan
adanya pemanfaatan tersebut, lokasi kolam retensi selain untuk mengatasi
permasalahan banjir juga dapat digunakan sebagai ruang publik dan
dijadikan sebagai salah satu fasilitas rekreasi di Kelurahan Muktiharjo
Kidul dan sekitarnya
2. Sebagai konservasi air, karena mampu meningkatkan cadangan air tanah
setempat.
Limpasan air hujan suatu kawasan permukiman ditampung di kolam
untuk diolah kembali menjadi air minum, bahkan untuk kebutuhan air
irigasi. Cara ini sudah banyak dipraktekan di kompleks-kompleks
perumahan dan perusahan pertambangan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Permasalahan banjir yang terjadi di daerah Muktiharjo Kidul Semarang
diatasi dengan drainase sistem kolam retensi. Penggunaan kolam retensi pada
sistem drainase kali Tenggang, disebabkan lokasi strategis pembangunan kolam
retensi, sehingga untuk mengatasi banjir akibat debit saat curah hujan tinggi, air
yang mengalir pada Kali Tenggang perlu ditampung terlebih dahulu di kolam
retensi.
Volume tampungan yang dibutuhkan pada Kolam Retensi Muktiharjo Kidul
Semarang adalah sebesar 203.000 𝑚 3 ,sedangkan luas tampungan yang
dibutuhkan sebesar 58.000 𝑚 2 dengan kedalaman 3,5 m.
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.polsri.ac.id/1564/3/BAB%20II.pdf
https://pusdataru.jatengprov.go.id/dokumen/Kolam-Retensi-
(Retarding%20Basin)-sebagai-Alternatif-Pengendali-Banjir-dan-Rob.pdf
https://rupaka.wordpress.com/2012/03/19/kolam-retensi/
https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/ruang/article/download/110/pdf
https://www.researchgate.net/publication/298735959_Perencanaan_Fasilitas_Rekr
easi_Pada_Kolam_Retensi_di_Kelurahan_Muktiharjo_Kidul_Kota_Semarang_Da
lam_Aspek_Perancangan_Fisik
https://media.neliti.com/media/publications/111019-ID-perencanaan-kolam-
retensi-dan-stasiun-po.pdf

Anda mungkin juga menyukai