Movie Assignment - Business Law - Syndicate 2
Movie Assignment - Business Law - Syndicate 2
MOVIE ASSIGNMENT
BUSINESS LAW CLASS - BLEMBA 64B - SYNDICATE 2
By
SUMMARY
Pada malam musim gugur tahun 2003, Mark Zuckerberg seorang mahasiswa jenius dari
Universitas Harvard diputuskan oleh kekasihnya yang kemudian menginspirasinya untuk
membuat sebuah situs kampus bernama Facemash. Walaupun situs ini membuatnya
mendapatkan hukuman masa percobaan akademis selama 6 bulan, tetapi ini menjadi awal
mula terbentuknya situs jejaring sosial yang kini sudah sangat terkenal bernama Facebook.
Hanya butuh waktu enam tahun, situs ini sudah meraup 500 juta pengguna dengan valuasi
bernilai $25 miliar. Meski demikian, dibalik kesuksesan yang diraihnya ini mengarah pada
komplikasi pribadi dan hukum. Ada beberapa topik mengenai etika dan bisnis hukum yang bisa
diangkat dari film ini yang sangat menarik untuk menjadi bahan riset kami. Misalnya, kasus
Mark dengan si kembar Cameron dan Tyler Winklevoss yang menuntut Facebook karena
dianggap mencuri ide sebagai kekayaan intelektual, mereka mengklaim sudah lebih dahulu
membuat situs serupa bernama HarvardConnection. Lalu ada juga kasus dari Eduardo Saverin
yang merupakan CFO dari perusahaan ini yang sempat berselisih pendapat tentang keputusan
bisnis yang diambil perusahaan. Hal ini membuatnya nekat membekukan rekening bank
perusahaan hingga terjadi sengketa pembagian saham miliknya dari 34% menjadi 0,03%
karena adanya kesepakatan dengan investor baru.
2
Facebook didirikan pada tanggal 28 Oktober 2003 yang didirikan oleh mahasiswa Harvard
bernama Mark Zuckenberg bersama rekannya Eduardo Saverin (pebisnis), Dustin Moskovitz
(programer), Andrew McCollum (seniman grafis), dan Chris Hughes. Facebook adalah media
jejaring sosial yang memungkinkan pengguna dapat membuat profil dilengkapi foto, daftar
ketertarikan pribadi, informasi kontak, dan informasi pribadi lain. Pengguna dapat
berkomunikasi dengan teman dan pengguna lain melalui pesan pribadi atau umum dan fitur
obrolan. Mereka juga dapat membuat dan bergabung dengan forum grup yang mempunyai
ketertarikan yang sama antar pengguna.
Pada 24 Oktober 2007, Microsoft mengumumkan bahwa mereka telah membeli 1,6% saham
Facebook senilai $240 juta, sehingga memberikan Facebook nilai sebesar $15 miliar. Pembelian
oleh Microsoft ini meliputi hak mereka untuk menempatkan iklan internasional di Facebook.
Bulan November 2010, menurut SecondMarket Inc., sebuah bursa saham perusahaan swasta,
nilai Facebook mencapai $41 miliar dan menjadi perusahaan web terbesar ketiga di AS setelah
Google dan Amazon.
Facebook, Inc. akhirnya IPO pada tanggal 17 Mei 2012 dengan harga saham awal $38 per
lembar, sehingga nilai perusahaan mencapai $104 miliar, nilai perusahaan umum baru terbesar
sepanjang sejarah. IPO ini berhasil menggalang $16 miliar dan menjadikan IPO ini yang
terbesar ketiga dalam sejarah Amerika Serikat. Selain itu, diketahui Facebook membeli
Instagram seharga 1 miliar dolar AS pada tahun 2012 dalam kesepakatan yang disetujui oleh
FTC pada saat itu dengan suara 5-0. Kala itu, belum banyak orang yang menggunakan
Instagram. Terakhir Facebook membeli WhatsApp pada tahun 2014 dengan harga sekitar 22
miliar dolar AS.
3
1. Saham Eduardo Saverin yang diturunkan dari 34% menjadi 0.3% melalui kontrak yang Ia
tandatangani (Legal, Unethical)
Terdapat beberapa prinsip dalam membuat kontrak, yaitu prinsip kebebasan berkontrak,
prinsip itikad baik, prinsip konsensualisme, dan prinsip kepribadian. Kontrak antara Saverin
dan Facebook seharusnya sudah memenuhi semua prinsip tersebut. Dalam hal ini kami
menyimpulkan bahwa kontrak tersebut legal karena tidak ada pelanggaran yang mana kontrak
tersebut dilakukan secara tertulis sehingga mudah untuk dibuktikan keasliannya, sudah
disepakati oleh para pihak (termasuk Eduardo Saverin) tanpa adanya paksaan, dan
ditandatangani oleh para pihak. Sedangkan dari aspek etika bisnis, hal ini menjadi tidak etis
ketika terdapat klausul-klausul dalam kontrak yan dapat merugikan Saverin sebagai salah satu
pihak dalam kontrak dan menguntungkan pihak lainnya. Terlebih lagi klausul-klasul tersebut
ada tanpa meminta konfirmasi dan pendapat dari Saverin.
4
Konsumsi atau penyalahgunaan narkotika sangat jelas merupakan hal yang ilegal dan tidak
etis. Hal ini dilarang dalam UU No 35 Tahun 2009 mengatur peredaran dan penggunaan
narkotika dan zat psikotropika lainnya. Dengan mengkonsumsi narkoba, Sean tidak hanya
melanggar hukum yang berlaku di Indonesia, tetapi juga membahayakan reputasi dan nama
baik perusahaan. Sebagai salah satu BOD di perusahaan ternama, sudah hal lumrah Ia akan
menjadi perhatian publik. Tindakan Sean yang mengkonsumsi narkoba dan tertangkap
menjadi tidak etis dilihat dari aspek etika bisnis karena dapat membahayakan reputasi
perusahaan dan merugikan perusahaan.
3. Z
uckerberg meretas jaringan Harvard untuk mengambil data pribadi mahasiswa dan
Zuckerberg yang melakukan peretasan ke jaringan Harvard dan mengambil data pribadi
mahasiswa tanpa izin untuk kemudian digunakan dalam aplikasi yang dibuatnya melanggar
UU No 11 Tahun 2008 tentang ITE. Hal ini tentunya illegal jika dilihat dari aspek business law.
Selain ilegal, hal tersebut juga tidak etis dilakukan karena penggunaan data (foto) pada
aplikasi tersebut dilakukan tanpa seizin pemilik foto. Penggunaan data pribadi tanpa seizin
pemiliknya tentu melanggar etika karena tidak semua pemilik data pribadi tersebut bersedia
datanya digunakan untuk keperluan lain yang dapat menimbulkan kerugian.
4. Zuckerberg mencuri ide milik Tyler dan Cameron Winklevoss untuk membuat situs yang
bernama Harvard Connection, dan mengimplementasikannya dengan merk dagang yang
berbeda, yaitu Facebook (Legal, Unethical)
Berdasarkan yang kami pahami, bahwa tidak ada perjanjian tertulis berupa kontrak/MoU/letter
of intent/Letter of comfot antara Mark Zuckerberg dengan Tyler dan Cameron Winklevoss
dalam kerja sama untuk membuat situs Harvard Connection. Oleh karena itu, ide yang
digunakan oleh Zuckerberg dan diimplementasikan melalui coding yang Ia buat merupakan
hal yang legal bila dilihat dari aspek business law karena hanya ide yang ia curi, bukan
pengimplementasiannya. Hal ini tertuang pada UU No 28 Tahun 2014, khususnya pada pasal
41 yang menyebutkan bahwa ide merupakan hasil karya yang tidak dilindungi oleh hak cipta.
Meskipun apabila dilihat dari sisi business ethics, hal ini menjadi tidak etis karena Zuckerberg
melanggar komitmen (yang tidak tertuang dalam kontrak) untuk bekerja sama dengan
Winklevoss bersaudara, juga mencuri ide tersebut untuk kepentingan pribadinya.
5
5. P
embuatan kontrak oleh Pengacara/Notaris yang terkesan tidak adil dan hanya
Berhubungan dengan poin 1 bahwa Saverin sebagai salah satu pihak dalam kontrak merasa
dirugikan melalui beberapa klausul dalam kontrak tersebut yang memungkinan sahamnya
dicarikan hingga 0.3%, sedangkan klausul tersebut tidak ada di kontrak pemegang saham
lainnya. Hal ini dalam sisi business law bersifat legal karena terjadinya kesepakatan antar
semua pihak dalam kontrak, termasuk Saverin yang secara tidak teliti menandatangani
kontrak tersebut tanpa mempelajarinya terlebih dahulu. Namun, hal ini menjadi tidak etis
karena adanya ketidak adilan dalam hal berbisnis, dimana dengan sengaja membuat klausul
yang dapat merugikan salah satu pihak dan menguntungkan sebagian pihak.
Lesson Learned
Dalam UU Nomor 28 tahun 2014 tentang hak cipta, pada pasal 41 menyebutkan bahwa hasil
karya yang tidak dilindungi Hak Cipta meliputi: setiap ide, prosedur, sistem, metode, konsep,
prinsip, temuan atau data walaupun telah diungkapkan, dinyatakan, digambarkan, dijelaskan,
atau digabungkan dalam sebuah Ciptaan. Menurut peraturan tersebut, ide yang diungkapkan
oleh si kembar Cameron dan Tyler Winklevoss tidak dilindungi oleh hak cipta namun kode
pemrograman yang dipakai untuk membuat software tersebut baru termasuk ke dalam hak
cipta.
Pada film ini, Mark diminta untuk membuatkan kode pemrograman untuk HarvardConnection.
Namun, percakapan tersebut hanya dilakukan dan disetujui secara verbal tanpa adanya
perjanjian tertulis, sehingga akan sulit dibuktikan di pengadilan jika ada sengketa. Selain itu,
tidak ada percakapan secara jelas mengenai kepemilikan dari kode pemrograman yang dibuat.
Tidak adanya perjanjian atau kontrak yang jelas mengenai hal ini sangat menguntungkan
posisi Mark, sehingga Mark tidak bersalah jika memiliki kode pemrograman yang dibuatnya
sendiri.
2. Lindungi kekayaan intelektual pada ide atau gagasan sebelum diungkapkan ke orang lain
6
tidak berkepentingan atau digunakan untuk kepentingan pribadi sehingga merugikan pihak
yang memberikan informasi. Selain itu, bisa juga menggunakan Non-compete agreement.
Non-compete agreement adalah kontrak yang dibuat untuk mencegah suatu karyawan atau
perorangan bersaing dari pemberi informasi dengan menyalahgunakan ide, penemuan, merek,
atau rahasia dagang lainnya.
3. Memiliki pengacara pribadi itu penting untuk meninjau semua jenis perjanjian
Pada film, ada momen dimana kepemilikan saham Saverin (CFO dari perusahaan) diturunkan
dari 30% menjadi 0,03%. Dalam hal ini, Saverin keliru menganggap bahwa pengacara Facebook
juga merupakan pengacara dirinya. Apabila Saverin berkonsultasi mengenai semua perjanjian
yang akan ditandatangani dengan pengacara pribadinya, maka terdapat kemungkinan Saverin
terhindar dari masalah seperti ini. Pengacara pribadi Saverin pasti dapat menjelaskan secara
detail mengenai dampak legalitas dari suatu perjanjian sebelum disetujuinya.
Berdasarkan Undang-undang No. 40 Tahun 2007 perlu adanya RUPS rutin agar semua
pemegang saham bisa sama-sama memahami keputusan dan kebijakan perusahaan yang
diambil dan menyetujuinya dengan suara bulat. Pada saat RUPS dilaksanakan, penting untuk
dilakukan pencatatan atas semua keputusan yang ditetapkan agar nantinya bisa menjadi acuan
jika terjadi sengketa.
PT Unilever Indonesia tbk. vs Orang Tua Group (Hardwood) (Kelompok HAKI merek
dagang atau trademarks)