A. Tujuan
Tujuan dari modul ini adalah mempelajari karakteristik dari sebuah pengkondisi
sinyal. Rangkaian yang digunakan berbasis Op-Amp. Titik berat perhatian modul ini
adalah memilih daerah linear yang dihasilkan oleh sebuah sensor untuk dikuatkan
dalam rentang tertentu.
1. Komputer
2. Simulator elektronik Proteus
C. Langkah Percobaan
Gambar 1.
Gambar 2.
C.1 Rangkaian pengkondisi Sinyal dengan referensi tegangan 0 Volt
Grid 1
D. Data Hasil
D.1 Rangkaian pengkondisi Sinyal dengan tegangan referensi 0 Volt
Ri Rf
Jika nilai pada penguat memenuhi syarat = , maka dapat
R1 R2
menggunakan rumus yang disederhanakan tersebut yang mana pada gambar 3
memenuhi syarat tersebut sehingga dapat digunakan untuk percobaan ini
dengan nilai Ri=R1=5kΩ dan Rf=R2 dan V1 bernilai 0 karena sesuai dengan
nilai tegangan referensi pada inputannya di op-amp Buffer dan V2 bernilai Vi
yang berubah-ubah sesuai dengan data yang diambil.
Berikut adalah data yang didapatkan pada percobaan ini :
Rf
1) Vo = (V −V 1 )
Ri 2
100 kΩ
= (0−0)
5 kΩ
= 0 Volt
Rf
2) Vo = (V −V 1 )
Ri 2
100 kΩ
= (0,05−0)
5 kΩ
= 1 Volt
Rf
3) Vo = (V −V 1 )
Ri 2
100 kΩ
= (0,1−0)
5 kΩ
= 2 Volt
Rf
4) Vo = (V −V 1 )
Ri 2
100 kΩ
= (0,15−0)
5 kΩ
= 3 Volt
Rf
5) Vo = (V −V 1 )
Ri 2
100 kΩ
= (0,2−0)
5 kΩ
= 4 Volt
Rf
6) Vo = (V −V 1 )
Ri 2
100 kΩ
= (0,25−0)
5 kΩ
= 5 Volt
Rf
7) Vo = (V −V 1 )
Ri 2
100 kΩ
= (0,3−0)
5 kΩ
= 6 Volt
Rf
8) Vo = (V −V 1 )
Ri 2
100 kΩ
= (0,35−0)
5 kΩ
= 7 Volt
Rf
9) Vo = (V −V 1 )
Ri 2
100 kΩ
= (0,4−0)
5 kΩ
= 8 Volt
Rf
10) Vo = (V −V 1 )
Ri 2
100 kΩ
= (0,45−0)
5 kΩ
= 9 Volt
Rf
11) Vo = (V −V 1 )
Ri 2
100 kΩ
= (0,5−0)
5 kΩ
= 10 Volt
Rf
12) Vo = (V −V 1 )
Ri 2
100 kΩ
= (0,55−0)
5 kΩ
= 11 Volt
Rf
13) Vo = (V −V 1 )
Ri 2
100 kΩ
= (0,6−0)
5 kΩ
= 12 Volt
Rf
14) Vo = (V −V 1 )
Ri 2
100 kΩ
= (0,65−0)
5 kΩ
= 13 Volt
Rf
15) Vo = (V −V 1 )
Ri 2
100 kΩ
= (0,7−0)
5 kΩ
= 14 Volt
Untuk menghitung persentase error antara data hasil yang didapatkan dengan
hasil perhitungan matematis, menggunakan persamaan sebagai berikut :
= 1%
V in (V)
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa nilai Vout dan Vin berbanding
lurus, dimana semakin bertambahnya nilai Vin maka nilai Vout juga akan semakin
bertambah.
Ri Rf
Jika nilai pada penguat memenuhi syarat = , maka dapat
R1 R2
menggunakan rumus yang disederhanakan tersebut yang mana pada gambar 4
memenuhi syarat tersebut sehingga dapat digunakan untuk percobaan ini
dengan nilai Ri=R1=5kΩ dan Rf=R2 dan V1 bernilai 0 karena sesuai dengan
nilai tegangan referensi pada inputannya di op-amp Buffer dan V2 bernilai Vi
yang berubah-ubah sesuai dengan data yang diambil.
Rf
7) Vo = (V −V 1 )
Ri 2
100 kΩ
= (0,3−0.25)
5 kΩ
= 1 Volt
Rf
8) Vo = (V −V 1 )
Ri 2
100 kΩ
= (0,35−0 ,25)
5 kΩ
= 2 Volt
Rf
9) Vo = (V −V 1 )
Ri 2
100 kΩ
= (0,4−0 , 25)
5 kΩ
= 3 Volt
Rf
10) Vo = (V −V 1 )
Ri 2
100 kΩ
= (0,45−0 ,25)
5 kΩ
= 4 Volt
Rf
11) Vo = (V −V 1 )
Ri 2
100 kΩ
= (0,5−0 ,25)
5 kΩ
= 5 Volt
Rf
12) Vo = (V −V 1 )
Ri 2
100 kΩ
= (0,55−0 ,25)
5 kΩ
= 6 Volt
Rf
13) Vo = (V −V 1 )
Ri 2
100 kΩ
= (0,6−0 ,25)
5 kΩ
= 7 Volt
Rf
14) Vo = (V −V 1 )
Ri 2
100 kΩ
= (0,65−0 ,25)
5 kΩ
= 8 Volt
Rf
15) Vo = (V −V 1 )
Ri 2
100 kΩ
= (0,7−0 ,25)
5 kΩ
= 9 Volt
Vo hitung−Vo ukur
% error =| Vo hitung| 100 %
−5 V −(−4,96)V
=| |100 %
−5 V
= 0,01 %
4 2.02
1.02
2 0.02
-0.98
0 -1.98
-2.98
-2 0 -3.98
0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0.5 0.55 0.6 0.65 0.7
-4.96
-4
-6
V in (V)
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa nilai Vout dan Vin
berbanding lurus, dimana semakin bertambahnya nilai Vin maka nilai Vout
juga akan semakin bertambah. Nilai yang didapatkan sesuai dengan kurva
karakteristik Input-Output detektor non-inverting, di mana saat Vi > Vref =
+Vsat dan Vi < Vref= -Vsat.