Anda di halaman 1dari 18

REKAYASA IDE

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SD MATERI PENJUMLAHAN DAN


PENGURANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KANTONG
PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN

(Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pend. Matematika SD Kelas Tinggi)

DISUSUN OLEH :

Nama : Seri Patimah

Nim : 1163311093

Kelas : C Mandiri 2016

Mata Kuliah : Pend. Matematika SD Kelas Tinggi

Dosen Pengampu : Drs. Daitin Tarigan M.Pd

PENDIDIKAN PRA SEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, dan
kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas dalam membuat rekayasa ide yang
berjudul “Meningkatkan Pemahaman Siswa SD Materi Penjumlahan Dan Pengurangan
Dengan Menggunakan Media Kantong Penjumlahan Dan Pengurangan”.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Daitin Tarigan M.Pd selaku
dosen mata kuliah Pendidikan Matematika SD Kelas Tinggi yang telah memberikan
bimbingan dan saran dalam menyelesaikan tugas ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman penulis yang sudah membantu dalam mengerjakan tugas rekayasa ide
ini.

Penulis sangat berharap rekayasa ide ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai penggunaan dan pembuatan media yang dapat
mempermudah guru mengajar, mempermudah siswa memahami materi yang diajarkan, dan
manambah pengetahuan tentang Pendidikan Matematika SD Kelas Tinggi. Semoga makalah
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah
disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun bagi pembaca. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah rekayasa ide ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik dan saran yang membangun.

Medan, Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

A. LATAR BELAKANG..............................................................................................1

B. TUJUAN...................................................................................................................2

C. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN.........................................................2

D. KAJIAN PUSTAKA.................................................................................................3

1. HAKIKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD......................................3

2. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD........................5

3. MEDIA PEMBELAJARAN..............................................................................6

E. PROSEDUR/CARA KERJA (LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN)................11

F. KESIMPULAN.......................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................14

ii
A. LATAR BELAKANG

Matematika merupakan ilmu dasar yang memiliki peranan yang sangat penting dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Objek matematika adalah benda pikiran yang
sifatnya abstrak dan tidak dapat diamati dengan panca indra. Matematika memiliki peranan
penting dalam berbagai aspek kehidupan. Banyak masalah dan kegiatan dalam kehidupan yang
harus diselesaikan dengan ilmu matematika seperti menghitung, mengukur, dsb. Karena
matematika itu penting dalam kehidupan, maka seharusnya matematika merupakan kebutuhan
dan menjadi kegiatan yang menyenangkan. Hal ini sesuai dengan tujuan matematika yaitu
melatih siswa berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, mengembangkan aktifitas kreatif
yang melibatkan imajinasi, dan mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
Pada kenyataannya pembelajaran matematika sangat kurang diminati oleh para siswa,
bahkan belajar matematika seakan menakutkan bagi siswa. Hal ini terjadi karena pembelajaran
matematika selama ini hanya cenderung sebagai kegiatan menghitung angka-angka, yang seolah-
olah tidak ada makna dan kaitannya dengan meningkatkan kemampuan berpikir untuk
memecahkan berbagai persoalan. Seperti kita ketahui juga bahwa mempelajari matematika tidak
boleh terpenggal-penggal karena matematika itu akan berhubungan dengan setiap bagiannya.
Pelajaran Matematika juga tidak terlepas dari berhitung sehingga jika anak kurang menguasai
kemampuan berhitung secara baik akan memperoleh hasil yang kurang baik pula. Keterampilan
berhitung di Sekolah Dasar merupakan kemampuan dasar untuk menyelesaikan persoalan
persoalan lebih lanjut, maka sangatlah tepat jika mendapat perhatian sejak awal.
Dalam proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan
antara guru dan siswa memegang peranan penting. Suryosubroto (1997: 19), menyatakan bahwa
proses belajar mengajar meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan,
pelaksanaan kegiatan, sampai evaluasi dan progam tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran. Menurut Sukewi (1994: 3), bahwa
dalam proses belajar mengajar terdapat komponen-komponen yang saling terkait, yang meliputi
tujuan pengajaran, guru dan peserta didik, bahan pelajaran, metode/strategi belajar mengajar,
alat/media, sumber pelajaran, dan evaluasi.
Mengacu pada pendapat tersebut di atas, maka proses belajar mengajar yang aktif
ditandai adanya keterlibatan siswa secara komprehensif baik fisik, mental dan emosionalnya.
Salah satunya diataranya dapat dilakukan guru dengan memanfaatkan media pembelajaran.
1
Media pembelajaran merupakan wahana dalam menyampaikan informasi/pesan pembelajaran
pada siswa. Dengan adanya media pada proses belajar mengajar, diharapkan membantu guru
dalam meningkatkan hasil belajar siswanya. Oleh karena itu, melihat banyaknya manfaat atau
peranan matematika, disini penulis menuangkan ide yang merupakan salah satu media yang bisa
mempermudah guru dalam menyampaikan materi dan memepermudah siswa memahami materi
yang diajarkan, dimana media yang dibuat penulis adalah media penjumlahan dan pengurangan
bilangn asli di Sekolah Dasar.

B. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan media oleh penulis adalah
1. Untuk mengetahui media yang bisa mempermudah siswa dalam memahami materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan asli
2. Untuk mengetahui fungsi dari media bisa lebih menarik minat siswa dalam belajar
matematika dan tidak mengangap matematika adalah pelajaran yang sulit.

C. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


Alat Bahan
1. Gunting 1. Kardus
2. Pisau kater 2. Karton
3. Penembak lem 3. Botol akua
4. Penggaris 4. Kertas origami
5. Lem kertas
6. Streofom

2
D. KAJIAN PUSTAKA

1. HAKIKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD

A. PEMBELAJARAN

Hamzah dan Muhlisrarini (2014:42) Pembelajaran berasal dari kata instruction yang
berarti serangkaian kegiatan untuk menciptakan proses belajar pada siswa. Gagne dalam Pribadi
(2009:9) mendefiniskan istilah “Pembelajaran sebagai “a set of events embedded in proses
purposeful activities that facilities learning”. Pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang
sengaja diciptakan dengan maksud untuk memudahkan terjadinya proses belajar.”
Majid (2013:4) mengatakan bahwa secara sederhana, istilah pembelajaran (instruction)
bermakna sebagai “Upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui
berbagai upaya (effort) dan berbagai strategi, metode dan pendekatan ke arah pencapaian tujuan
yang telah direncanakan”. Pemberdayaan potensi peserta didik dalam proses pembelajaran
tertuju pada kompetensi. Kegiatan pembelajaran dilakukan pendidik secara terprogram dalam
desain instruksional untuk menciptakan situasi pembelajaran yang memungkinkan terciptanya
tujuan yang ingin dicapai.
Selain itu Majid (2014:42) berpendapat bahwa pembelajaran dikatakan sebagai rangkaian
kegiatan siswa untuk memilih, menetapkan dan mengembangkan strategi atau metode yang
optimal agar hasil belajar yang diinginkan dapat tercapai.
Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1
ayat 20 dinyatakan bahwa “Pembelajaran adalah Proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.”
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan terencana yang melibatkan guru, siswa dan
komponen lainnya dalam proses belajar mengajar yang saling mempengaruhi satu sama lain
dalam rangka tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Pembelajaran sebagai
upaya yang dilakukan untuk memperoleh kompetensi atau berupa pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang diperlukan dalam melakukan suatu pekerjaan.

B. MATEMATIKA
Matematika menjadi salah satu komponen dari serangkaian mata pelajaran yang
mempunyai peranan penting dalam pendidikan. Menurut Shadiq (2014:5) “matematika berasal

3
dari bahasa latin mathanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari,
sedangkan bahasa Belanda yang disebut wiskunde atau ilmu pasti”.
Hasratuddin (2012: 132) dalam jurnalnya mengatakan bahwa matematika adalah cara
bagaimana menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi manusia; suatu cara menggunakan
informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan
tentang menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri
dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan.
Suriasumantri dalam Susanto (2011:98), mengungkapkan tentang pengertian matematika,
bahwa “Matematika pada hakikatnya merupakan cara belajar untuk mengatur jalan pikiran
seseorang dengan maksud melalui matematika ini seseorang akan dapat mengatur jalan
pikirnya.” Sehingga dapat dikatakan matematika merupakan ilmu logik, pola berfikir manusia
yang pasti kebenarannya untuk membantu memahami dan menguasai permasalahan yang ada.
Dengan matematika, siswa diharapkan mampu untuk mengaplikasikan apa yang telah diajarkan
kedalam kehidupan sehari-hari.
Sementara itu Johnson dan Myklebust dalam Sundayana (2013:2) mengemukakan bahwa
“Matematika merupakan bahasa simbolis yang mempunyai fungsi praktis untuk
mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan.”
Kajian objek matematika bersifat abstrak. Hal ini senada dengan definisi Fowler dalam
Sundayana (2013:2) mengenai hakikat matematika yaitu “Mathematics is the abstract science of
space and number.” Matematika adalah ilmu abstrak mengenai ruang dan bilangan. Hakikat
metematika menurut Soedjadi dalam Heruman (2008:1) matematika memiliki objek tujuan
abstrak yang bertumpu pada kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif.
Matematika menurut Ruseffendi dalam Heruman (2008:1) adalah “Bahasa simbol; ilmu
deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan
struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak terdefinisikan ke unsur yang
didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil.”
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu
universal tentang logika yang terorganisasi secara sistematik dan mendasari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern, memajukan daya pikir serta analisa manusia. Matematika
dikenal sebagai ilmu deduktif, ilmu terstruktur dan juga matematika sebagai ratu dan pelayan
ilmu. Sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan

4
yang ada, belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan
mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.
Hariyanto dan Pujiyono (2013:376) dalam jurnalnya mengatakan “Pembelajaran
matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana
lingkungan meungkinkan seseorang melaksanakan kegiatan belajar matematika, dan proses
tersebut berpusat pada guru mengajar matematika”.
Pembelajaran matematika adalah proses kegiatan terencana yang mempelajari ilmu
sistematik berisi konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antara konsep strukturnya
sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari
sehingga tujuan yang diinginkan dapat tecapai.

2. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD


Proses pembelajaran matematika yang baik adalah pembelajaran yang yang
memperhatikan tahapan perkembangan anak. Dilihat dari usia perkembangan kognitif anak usia
SD yang berkisar antara 6 atau 7 tahun hingga 12 atau 13 tahun, masih terikat pada objek konkret
yang dapat ditangkap oleh panca indra. Menurut Dahar (2006:138) tingkat berpikirnya
merupakan permulaan berpikir rasional yang berarti anak memecahkan masalah konkret
mengambil dengan keputusan logis.
Berdasarkan teori Piaget dalam Pitadjeng (2015:36), anak SD berumur 6/7-12 tahun,
berada pada periode operasional konkret sebab berpikir logiknya didasarkan pada manipulasi
fisik objek-objek konkret sehingga untuk berpikir abstrak membutuhkan bantuan manipulasi
obyek-obyek konkret atau pengalaman-pengalaman yang langsung dialaminya. Oleh karena itu
pembelajaran matematika sejatinya tidak dapat terlepas dari hakikat matematika dan hakikat
anak didik di SD. Sejalan dengan hal tersebut, karakteristik pembelajaran matematika di SD
menurut Suwangsih dan Tiurlina (2006:25) adalah sebagai berikut:
a. Pembelajaran matematika di SD menggunakan metode spiral.
Metode Spiral dalam pembelajaran matematika SD adalah suatu pendekatan dimana
pembelajaran konsep atau suatu topik matematika selalu mengkaitkan atau menghubungkan
dengan topik sebelumnya. Sehingga topik sebelunya dijadikan prasyarat untuk dapat memahami
topik matematika yang dipelajari. Topik yang dipelajari tersebut merupakan perluasan dari topik
sebelumnya. Konsep matematika dipelajari dengan bantuan manipulasi benda konkret untuk

5
kemudian dipelajari kembali dengan bentuk pemahaman yang lebih abstrak berupa notasi yang
umumnya digunakan dalam matematika.

b. Pembelajaran Matematika SD yang bertahap


Pembelajaran matematika SD dilakukan secara bertahap dari konsep yang sederhana
menuju konsep yang lebih sulit. Selain itu tahapan pembelajaran matematika berawal dari yang
konkret, ke semi konkret dan kemudian konsep yang abstrak. Pada praktiknya untuk tahapan
konkret, anak perlu diberikan bantuan berupa manipulasi benda-benda konkret ataupun
pengalaman yang dialami secara langsung, selanjutnya gambar-gambar untuk semi konkret dan
barulah dapat diberikan notasi ataupun simbol-simbol dalam tahap abstrak.

c. Pembelajaran matematika SD menggunakan metode induktif.


Pembelajaran yang baik adalah menyesuaikan tahap perkembangan mental siswa
sehingga pada pembelajaran matematika SD menggunakan pendekatan induktif.

d. Pembelajaran matematika di SD menganut kebenaran konsistensi

Pembelajaran yang diterima siswa harus merupakan kebenaran yang konsisten atau tidak
dapat berubah-ubah dan tidak ada pertentangan antara kebenaran yang satu dengan kebenaran
yang lainnya. Suatu pernyataan yang dianggap benar adalah pernyataan didasarkan pada
pernyaaan-pernyataan sebelumnya yang telah pasti kebenarannya.

e. Pembelajaran matematika di SD hendaknya bermakna.


Pembelajaran yang bermakna untuk siswa SD penting dapat diperhatikan guru daripada
mengutamakan hafalan.

3. MEDIA PEMBELAJARAN

A. PENGERTIAN MEDIA

Sundayana (2013:4) “Kata media sendiri berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk
jamak dari kata Medium yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Penyalur”. Dengan
demikian, maka media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.”
Wahyudi (2014:19) mengatakan bahwa “Media pembelajaran adalah seperangkat alat
bantu yang berfungsi untuk mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa
dalam proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.” Dengan demikian

6
media pembelajaran dapat diartikan juga sebagai sembarang benda (berupa alat, bahan,
hardware, software, atau brainware) yang berfungsi untuk membantu mengefektifkan
komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran.
Arsyad (2005:4) Media sebagai komponen sumber belajar atau wahana fisik yang
mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang mampu merangsang siswa untuk
belajar. Selain itu Indriana (2011:14) Media pengajaran adalah semua bahan dan alat fisik yang
mungkin digunakan untuk mengimplementasikan pengajaran dan memfasilitasi prestasi siswa
terhadap sasaran atau tujuan pengajaran.
Kesimpulan dari media pembelajaran dilihat dari berbagai pendapat diatas adalah sebuah
alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan yang berupa materi pembelajaran dalam suatu
kegiatan pembelajaran agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian siswa
sehingga proses interaksi komunikasi edukasi antara guru (atau pembuat media) dan siswa dapat
berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna. Melalui berbagai inovasi dalam media
pembelajaran diharapkan pembelajaran di kelas memiliki suasana positif dan inovasi
pembelajaran ini diharapkan mampu memberikan perubahan terhadap kemudahan pemahaman
konsep dalam suatu materi maupun perubahan hasil belajar siswa. Dengan media, pemikiran ide
dan gagasan atau suatu materi akan lebih mudah tersampaikan kepada peserta didik.

B. MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN


Sudjana dan Rivai dalam Sundayana (2013:12) mengemukakan manfaat media
pengajaran dan proses belajar siswa yaitu: “(1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa
sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; (2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya
sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan
pengajaran lebih baik; (3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak
kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran. (4) Siswa lebih banyak
melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas
lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.”
Selain itu media pengajaran dapat mempertinggi proses dan hasil pengajaran adalah
berkenaan dengan taraf berpikir siswa. Taraf berpikir manusia mengikuti tahap perkembangan

7
dimulai dari berpikir sederhana menuju ke berpikir kompleks. Penggunaan media pengajaran erat
kaitannya dengan tahapan berpikir tersebut sebab melalui media pengajaran hal-hal yang abstrak
dapat dikongkritkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.
Daryanto (2010:5) mengatakan bahwa: “Secara umum dapat dikatakan media
mempunyai kegunaan antara lain: (1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis, (2)
Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra, (3) Menimbulkan gairah belajar,
interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar, (4) Memungkinkan anak belajar
mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya, (5) Memberi
rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama, (6)
Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan
pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan) dan tujuan pembelajaran”
Ruseffendi (1992:139) manfaat dari penggunaan media dalam pengajaran matematika
adalah sebagai berikut:
1) Anak-anak akan merasa gembira dalam proses pembelajaran matematika, sehingga
minatnya dalam mempelajari matematika semakin besar. Anak akan senang, terangsang,
tertarik dan bersikap positif terhadap pengajaran matematika.
2) Dengan media yang konkret maka dapat menyajikan konsep abstrak matematika dalam
bentuk konkret. Dengan disajikannya konsep abstrak matematika dalam bentuk konkret,
maka siswa pada tingkat-tingkat yang lebih rendah akan lebih mudah memahami dan
mengerti.
3) Media dapat membantu daya tilik ruang, karena tidak membayangkan bentuk-bentuk
geometri terutama bentuk geometri ruang, sehingga dengan melalui gambar dan benda-
benda nyatanya akan terbantu daya tiliknya sehingga lebih berhasil dalam belajarnya.
4) 4) Anak akan menyadari adanya hubungan antara pengajaran dengan benda-benda yang
ada disekitarnya, atau antara ilmu dengan alam sekitar dan masyarakat.
5) 5) Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkret, yaitu dalam bentuk
model matematika dapat dijadikan objek penelitian dan dapat pula dijadikan alat untuk
penelitian ide-ide baru dan relasi-relasi baru.
Selain manfaat media seperti telah disebutkan tadi, pemakaian media dalam pengajaran
matematika dapat pula dikaitkan dengan salah satu atau beberapa tujuan berikut ini: (1)
Pembentukan konsep, (2) Pemahaman konsep, (3) Latihan dan penguatan, (4) Melayani

8
perbedaan individu, termasuk anak yang lemah dan anak yang berbakat, (5) Pengukuran, alat
peraga dipakai sebagai alat ukur, (6) Pengamatan dan penemuan sendiri, alat peraga sebagai
objek penelitian maupun sebagai alat untuk meneliti, (7) Pemecahan masalah, (8) Mengundang
berpikir, (9) Mengundang untuk berdiskusi, dan (10) Mengundang berpartisipasi aktif.
Berdasarkan uraian diatas, melalui media pembelajaran penyampaian materi
pembelajaran dapat diseragamkan, proses pembelajaran menjadi lebih jelas, menarik, interaktif,
efisiensi dalam waktu dan tenaga sehingga mampu meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
Selain itu memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja,
menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar serta mengubah peran guru
ke arah yang lebih positif dan produktif.

C. SYARAT MEDIA MATEMATIKA


Ruseffendi (1992:142) Beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam membuat media,
diantaranya:
1) Dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat sehingga dapat tahan lama;
2) Warna menarik;
3) Sederhana, mudah dikelola dan tidak rumit;
4) Ukurannya dibuat sedemikian rupa sehingga seimbang dengan ukuran fisik anak;
5) Mampu menyajikan konsep matematika (bentuk nyata, gambar, diagram);
6) Sesuai dengan konsep, misalnya bila membuat media segitiga berdaerah dari karton atau
triplek, mungkin anak beranggapan bahwa segitiga itu bukan hanya rusuk-rusuknya saja
tetapi berdaerah, jelas ini tidak sesuai dengan konsep segitiga;
7) Peragaan media/alat peraga digunakan sebagai dasar untuk timbulnya konsep abstrak;
8) Membuat siswa belajar aktif (sendiri atau kelompok) media itu supaya dapat
dimanipulasikan, yaitu dikutak-katik seperti diraba, dipegang, dipindahkan atau dipasang
atau dicopotkan;
9) Memiliki fungsi yang banyak.

Sedangkan Eriksson dan Curl dalam Indriana (2011:36) Kriteria yang digunakan dalam
memilih media, yaitu: 1) Isi media pengajaran tersebut berguna dan penting bagi anak didik, 2)
Kandungan media tersebut menarik minat anak didik, 3) Formatnya sesuai dengan pengaturan

9
aktivitas belajar, 4) Bahan yang digunakan valid, mudah didapat, dan tidak ketinggalan zaman,
5) Fakta dan konsepnya dikaji dari sisi kepadatannya, 6) Kandungan media tersebut berkaitan
dengan tujuan yang telah ditetapkan secara khusus, 7) Kandungan media tersebut memang sesuai
dengan kondisi dan situasi mutakhir, 8) Bahan atau materi dari media tersebut bukanlah sesuatu
yang bisa menimbulkan kerugian, kontroversi, dan membahayakan, 9) Bahan atau materinya
tidak menimbulkan sesuatu yang sifatnya propaganda, yang tidak sesuai dengan tujuan
pendidikan, 10) Media pengajaran itu mempunyai sisi kreatif dengan kualitas teknis yang baik,
gambarannya jelas dan menarik, 11) Media pengajaran itu mempunyai rancangan yang baik,
rapi, dan terstruktur dengan baik.
Dari uraian diatas syarat media pembelajaran matematika harus memenuhi kriteria
sebagai berikut:
1) Menunjang konsep abstrak yang dipelajari peserta didik;
2) Menarik minat anak;
3) Multifungsi;
4) Mudah dalam pembuatan dan penggunaan;
5) Membuat siswa aktif, mampu di pegang, dipasang maupun dicopot.

10
E. PROSEDUR/CARA KERJA (LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN)

1. TAHAP PERENCANAAN

Pada tahap ini, direncanakan media apa yang cocok untuk mempermudah pemahaman
siswa dalam mempelajari materi penjumlahan dan pengurangan bilangan asli, kemudian
menyusun daftar alat dan bahan yang akan digunakan dalam membuat media, kemudian
menyiapkan semua alat dan bahan yang sudah direncanakan.

2. TAHAP PELAKSANAAN

Setelah alat dan bahan sudah ada, selanjutnya mulai mengerjakan atau membuat media
dengan langkah-langkah pembuatan media sebagai berikut:
a. Gunting kardus seukuran panjang 50 cm dan lebar 20 cm.
b. Lapisi kardus dengan karton warna hitam dengan menggunakan double tip atau lem.
c. Gunting kertas origami dengan panjang dan lebar 4 cm, untuk latar penulisan judul
dari media yang dibuat dengan menggunakan huruf capital.
d. Potong botol akua menggunakan pisau, pisahkan bagiann ujung botol, dan balut
bagian bawah boto dengan kertas origami biar lebih berwarna. Dimana bagian bawah
botol akua ini sebagai kantong atau tempat streopom yang dipotong-potong seukuran
panjang 10 cm dan lebar 1,5 cm.
e. Sediakan soal penjumlahan dan pengurangan yang akan dibuat pada media. Gunting
beberapa angka yang sudah di print dan tempelkan pada latar media.
f. Tulis keterangan-keterangan tempat dari sebuah angka pada sebuah bilangan
menggunakan kertas origami, dan setiap penjelasan dari setiap komponen yang
diperlukan di media ditulis di kertas origami dan di tempelkan pada latar media.
Sehingga hasil akhir dari media adalah seperti gambar di bawah ini.

3. PENGGUNAAN MEDIA

Dalam media terdapat 2 soal dimana soal pertama penjumlahan yaitu 15.432 + 2.464 = ........
Jadi kita akan menjawab soal tersebut menggunakan media dimana caranya adalah
a. Pada bilangan 15.432 sudah ditetapkan masing-masing nilai tempatnya dimana
2 = Satuan

11
3 = Puluhan
4 = Ratusan
5 = Ribuan
1 = Puluh Ribuan
Jadi kita ambil streofom yang sudah dipotong-potong berukuran panjang 10 cm dan lebar
1,5 cm, kita masukkan ke dalam kantong sesuai dengan nilai tempatnya yatitu angka satuan
dimasukkan streofom ke dalam kantong satuan sebanyak nilai angka satuan kalau di soal ini
yaitu sebanyak 2, angka puluhan dimasukkan streofom ke dalam kantong puluhan sebanyak
nilai angka dari puluhan kalau di soal ini sebanyak 3, angka ratusan dimasukkan streofom ke
dalam kantong ratusan sebanyak nilai angka ratusan kalau di soal ini sebanyak 4, angka ribuan
dimasukkan streofom ke dalam kantong ribuan sebanyak nilai angka ribuan kalau di soal ini
yaitu sebanyak 5, angka puluh ribuan dimasukkan streofom ke dalam kantong puluh ribuan
sebanyak nilai angka dari puluhan kalau di soal ini sebanyak 1.
Sehingga pada kantong satuan terdapat streofom sebanyak 2 buah, kantong puluhan
terdapat streofom sebanyak 3 buah, kantong ratusan terdapat streofom sebanyak 4 buah, kantong
ribuan terdapat streofom sebanyak 5 buah, kantong puluh ribuan terdapat streofom sebanyak 1
buah.
b. Kemudian di tambah 2.464, pada bilangan ini juga sudah ditetapkan nilai tempat dari
setiap angka dimana
4 = satuan
6 = puluhan
4 = ribuan
2 = ratusan
Jadi kita tinggal menambah streofom ke dalam kantong yang sudah berisi tadi, kita
tambah streofom sesuai dengan nilai tempatnya masing-masing yaitu pada kantong satuan kita
tambah sebanyak 4 buah streofom, pada kantong kantong puluhan kita tambah sebanyak 6 buah
streofom, pada kantong ratusan kita tambah sebanyak 4 buah streofom, pada kantong ratusan kita
tambah sebanyak 2 buah streofom.
Setelah kita tambah isi setiap kantong akhirnya,
Pada kantong satuan terdapat sebanyak 6 buah
Pada kantong puluhan terdapat sebanyak 9 buah

12
Pada kantong ratusan terdapat sebanyak 8 buah
Pada kantong ribuan terdapat sebanyak 7 buah
Pada kantong puluh ribuan terdapat sebanyak 1 buah
Sehingga hasil dari 15.432 + 2.464 = 17.896
Pada soal kedua adalah pengurangan yaitu 17.865 – 4.532 = ……. Dalam menyelesaikan
soal ini dengan menggunakan media di atas caranya sama dengan langkah-langkah penjumlahan
hanya saja pada pengurangan kita mengambil atau mengurangi streofom dalam kantong sesuai
dengan nilai tempatnya masing-masing, sehingga hasil dari 17.865 – 4.532 = 13.333

F. KESIMPULAN

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan terencana yang melibatkan guru, siswa dan
komponen lainnya dalam proses belajar mengajar yang saling mempengaruhi satu sama lain
dalam rangka tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Pembelajaran sebagai
upaya yang dilakukan untuk memperoleh kompetensi atau berupa pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang diperlukan dalam melakukan suatu pekerjaan. matematika adalah ilmu universal
tentang logika yang terorganisasi secara sistematik dan mendasari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern, memajukan daya pikir serta analisa manusia. Matematika
dikenal sebagai ilmu deduktif, ilmu terstruktur dan juga matematika sebagai ratu dan pelayan
ilmu. Sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan
yang ada, belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan
mencari hubungan antar konsep dan strukturnya. Media adalah sebuah alat yang mempunyai
fungsi menyampaikan pesan yang berupa materi pembelajaran dalam suatu kegiatan
pembelajaran agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian siswa sehingga
proses interaksi komunikasi edukasi antara guru (atau pembuat media) dan siswa dapat
berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna.
Media yang dirancang penulis adalah media penjumlahan dan pengurangan bilangan asli,
yang dibuat dengan tujuan untuk mempermudah siswa dalam memahami penjumlahan dan
pengurangan bilangan asli. Media dibuat dengan 2 tahap yaitu tahap perencanaan dan tahap
pembuatan media. Media dibuat dengan menggunakan beberapa alat yaitu gunting, pisau kater,
lem tembak, dan penggaris. Kemudian menggunakan beberapa bahan yaitu kardus, karton, kertas
origami, lem kertas, dan streofom.
13
14
DAFTAR PUSTAKA

http://abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K7112180_bab1.pdf

http://abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K7112191_bab2.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai