PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai
sampai 6 minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara
berlahan akan mengalami perubahan seperti sebelum hamil. Selama masa
nifas perlu mendapat perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60%
terjadi pada masa nifas. Dalam angka kematian ibu (AKI) adalah penyebab
banyaknya wanita meninggal dari suatu penyebab kurangnya perhatian pada
wanita post partum (Maritalia, 2015).
Di Negara berkembang seperti indonesia, masa nifas merupakan
masa yang kritis bagi ibu yang sehabis melahirkan. Dirpekirakan bahwa 60%
kematian ibu terjadi setelah persalinan dan 50% diantaranya terjadi dalam
selang waktu 24 jam pertama (Prawirardjo, 2016).
Tingginya kematian ibu nifas merupakan masalah yang komlpeks
yang sulit diatasi. AKI merupakan sebagai pengukuran untuk menilai
keadaan pelayanan obstretri disuatu negara. Bila AKI masih tinggi berarti
pelayanan obstretri masih buruk, sehingga memerlukan perbaikan. Dari
laporan WHO di Indonesia merupakan salah satu angka kematian ibu
tergolong tinggi yaitu 420 per 100.000 kelahiran hidup, bila dibandingkan
dengan negara-negara ASEAN lainnya.
Sementara menurut Depkes tahun 2015, mengalami penurunan
menjadi 226 per 100.000 kelahiran hidup. Dari data tersebut didapatkan
penurunan angka kematian ibu di Indonesia tahuentara penyebab kematian
ibu post partum di Indonesia dikarenakan oleh infeksi dan pendarahan
pervaginam. Semua itu dapat terjadi, jika ibu post partum tidak mengetahui
tanda bahaya selama masa nifas. Hal ini disebabkan karena kurangnya
pengetahuan tentang masalah informasi yang diperoleh ibu nifas kurang.
Berdasarkan latar belakang maka pada kesempatan ini penulis ingin
mencoba menerapkan asuhan kebidanan pada masa nifas dan
mendokumentasian dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Ny “A”
PIA0 Umur 20 Tahun.
1
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas fisiologis serta
dapat menerapkan manajemen asuhan kebidanan secara nyata sesuai
standar dan wewenang bidan di Praktik Mandiri Puji Handayani
Samarinda.
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan pengumpulan data dan analisis data dasar pada ibu
nifas fisiologis
b. Melaksanakan perumusan diagnosa/masalah pada ibu nifas fisiologis
c. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada ibu nifas fisiologis
d. Melaksanakan evaluasi tindakan asuhan kebidanan pada ibu nifas
fisiologis
e. Melaksanakan pendokumentasikan semua temuan dan tindakan
dalam asuhan kebidanan yang telah di laksanakan pada kasus ibu
nifas fisiologis
C. Manfaat
1. Bagi klien
Klien mendapatkan asuhan kebidanan yang sesuai dengan standar
pelayanan kebidanan serta meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan dalam persiapan persalinan.
2. Bagi Institusi
Sebagai referensi bagi mahasiswa kebidanan dalam meningkatkan
pengetahuannya dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu
bersalin fisiologis khususnya di ITKES Wiyata Husada Samarinda.
3. Bagi Penulis
Sebagai bahan pembelajaran agar dapat meningkatkan pengetahuan
dan menambah wawasan dalam asuhan kebidanan khususnya dalam
menangani persalinan fisiologis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Adapun tujuan dan perawatan nifas menurut Arimina Hartati (2014) ini
adalah:
4
5
2. Lochea
a. Warna merah segar yang keluar hingga hari ketiga, terbentuk dari
darah segar, jaringan sisa plasenta, sel dinding rahim, sel lemak janin,
rambut janin (lanugo), dan kotoran janin.
b. Warna merah dan berlendir, biasanya berlangsung sekitar 1-2
minggu.
7
jam. Keadaan ini juga bisa disertai dengan pusing dan detak jantung
yang tidak teratur.
Bila mengalaminya, dianjurkan untuk segera mencari
pertolongan medis. Kondisi ini mungkin menandakan masih ada
plasenta (ari-ari) yang tertinggal dalam rahim, sehingga perlu dilakukan
tindakan kuretase sebagai penanganannya.
2. Demam tinggi (lebih dari 38°C)
Demam tinggi dan tubuh mengigil, bisa menjadi tanda infeksi.
Keluhan ini juga bisa diiringi dengan nyeri pada bagian perut,
selangkangan, payudara, ataupun bekas jahitan (bila melahirkan dengan
operasi). Selain demam, darah nifas yang berbau menyengat juga dapat
menjadi gejala infeksi.
3. Sakit kepala hebat
Sakit kepala yang terjadi satu minggu pertama masa nifas
mungkin merupakan efek sisa pemberian obat anestesi saat melahirkan.
Namun, jika sakit kepala terasa sangat mengganggu, disertai dengan
penglihatan kabur, muntah, nyeri ulu hati, ataupun bengkaknya
pergelangan kaki, perlu waspada. Kondisi tersebut bisa menjadi tanda
komplikasi seperti preeklampsia pascamelahirkan.
4. Nyeri pada betis
Nyeri tak tertahankan pada betis, yang disertai dengan rasa
panas, pembengkakan, dan kemerahan bisa menjadi tanda adanya
penggumpalan darah. Kondisi ini dikenal sebagai deep vein thrombosis
(DVT) dan bisa berakibat fatal bila gumpalan darah tersebut berpindah ke
bagian tubuh lain, misalnya paru-paru.
5. Kesulitan bernapas dan nyeri dada
Nyeri dada yang disertai dengan sesak napas bisa menjadi tanda
emboli paru. Emboli paru adalah kondisi tersumbatnya aliran darah di
paru-paru, biasanya karena ada gumpalan darah. Kondisi ini bisa
mengancam nyawa, apalagi bila muntah darah atau penurunan
kesadaran turut terjadi.
6. Gangguan buang air kecil
Tidak bisa buang air kecil (BAK), tidak bisa mengontrol keinginan
BAK, ingin BAK terus-menerus, nyeri saat BAK, hingga gelapnya warna
air kencing bisa menjadi tanda kondisi medis tertentu. Tergantung gejala
9
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Hasil
1. Dokumentasi Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Kunjungan I (6 Jam)
DATA SUBJEKTIF
Tanggal : 13 November 2020
Waktu Kajian : 12. 30 Wita
Tempat : BPM Puji Handayani, M. Tr. Keb
Oleh : Rosi Etika Sari
a. Identitas
Biodata Ibu Suami
Nama : Ny. A : Tn. B
Umur : 20 Tahun : 25 Tahun
Agama : Islam : Islam
Suku/Bangsa : Buton/Indonesia :
Buton/Indonesia
Pendidikan : SMA : SMA
Pekerjaan : Karyawan swasta : Swasta
Alamat : Jl. Ulin Gg. 10 : Jl. Ulin Gg. 10
No. Telp/Hp : 0822-5566-xxxx :-
b. Alasan Datang Periksa/Keluhan Utama
Ibu mengatakan merasa bingung karna bayi kurang bisa menyusu
c. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali. Kawin pertama umur 19 tahun. Dengan suami sekarang 1
Tahun.
d. Riwayat Menstruasi
Menarche umur 12 tahun. Siklus 30 hari. Teratur/tidak.
Lama 7 hari. Sifat darah : encer/beku. Bau Khas Flour Albus ya/tidak.
Disminorrea ya/tidak. Banyaknya ± 80 cc
HPM 15 - 02 - 2020 HPL 5 –11 - 2020
e. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
PI Ab0 Ah0
f. Riwayat Kontrasepsi yang digunakan
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
19
g. Riwayat Kesehatan
1) Penyakit Sistemik yang pernah/sedang diderita
Ibu mengatakan tidak pernah atau sedang mengalami penyakit
menurun, menahun dan menular.
2) Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak pernah atau sedang menderita
penyakit menurun, menahun dan menular
h. Riwayat Kehamilan dan Persalinan Terakhir
Masa Kehamilan : 38 Minggu
Tempat Persalinan : BPM Puji Handayani Penolong : Bidan
Jenis Persalinan : Spontan/tindakan : Spontan
Atas Indikasi : Tidak Ada
Komplikasi :
1) Partus Lama : Tidak ada
2) KPD : Tidak ada
Plasenta : Lengkap/tidak
1) Lahir : Spontan/manual
2) Ukuran/berat : 450 gram
3) Tali Pusat : Panjang 48 cm, Insersio : Sentralis
4) Kelainan : Tidak Ada
Pirenium : Utuh
Ruptur (Derajat 1/2/3/totalis)
Episiotomi (Medialis/Lateralis/Totalis)
Jahitan dalam 2 benang
Jahitan luar 4 benang
Jahitan Jelujur : Tidak ada
Pendarahan : Kala I 35 cc
Kala II 100. cc
Kala III 45 cc
Kala IV 80 cc
Selama Operasi, tidak ada
Tindakan Lain : Infus, tidak ada
Transfusi Darah, tidak ada
Lama Persalinan : Kala I 14 Jam
Kala II 30 Menit
20
DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum : Baik Kesadaran Composmentis
2) Status Emosional : Merasa bahagia
3) Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Pernapasan : 16 kali/menit
Suhu : 36,9 °C
4) BB/TB : 66 kg / 151 cm
5) Kepala dan Leher
Edema wajah : Tidak ada edema pada wajah
Mata : Simetris, sklera berwarna putih,
konjungtiva merah muda, refleks pupil
mengecil saat terkena cahaya
Mulut : Simetris, Bibir lembab, Stomatitis (-),
Karies gigi (-)
Leher : Simetris, Tidak ada pembengkakan
kelenjar tiroid, limfe dan vena jugularis
6) Payudara
Bentuk : Simetris
Benjolan : Tidak ada
Putting susu : Menonjol
Pengeluaran : Sedikit
Keluhan : Tidak ada
7) Abdomen
Dinding perut : Simetris
Bekas luka : Tidak ada
TFU : 2 jari dibawah pusat
22
ASSESMENT
a. Diagnosis Kebidanan
PIA0 6 jam post partum fisiologis
b. Masalah
ASI belum keluar dan bayi susah menyusu
c. Kebutuhan
KIE perawatan payudara, nutrisi, teknik menyusui dan pijat oksitosin
serta personal hygiene
d. Diagnosis Potensial
Tidak ada
e. Masalah Potensial
Tidak ada
f. Kebutuhan tindakan segera berdasarkan kondisi klien
1) Mandiri
Tidak ada
2) Kolaborasi
Tidak ada
3) Marujuk
Tidak ada
23
E/. Ibu mengerti dan bersedia menyusui dengan teknik yang benar dan
suami dan keluarga ibu siap membantu ibu untuk melakukan pijat
oksitosin
6. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda dan bahaya masa nifas yaitu :
demam tinggi > 38°C, tidak dapat BAB selama 3 hari, pembengkakan
didaerah payudara ibu dan pengeluaran lokhea yang berbau
Evaluasi : Ibu mengerti tentang perubahan yang dialaminya dan dapat
menyebutkan tanda-tanda bahaya nifas
7. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makan makanan yang bergizi,
memperbanyak minum air putih,dan tetap mengkonsumsi tablet vitamin
dan obat yang diberikan. Ibu harus mengkonsumsi makanan bergizi
seimbang dan dengan porsi yang lebih banyak dibanding ibu yang tidak
menyusui, karena ibu menyusui membutuhkan tambahan kalori untuk
memenuhi kebutuhannya dan bayi. Ibu dianjurkan untuk mengkonsumsi
makanan yang tinggi protein karena protein dapat membantu
mempercepat proses penyembuhan luka, hal tersebut dikarenakan
protein merupakan zat pembangun dan makanan yang dapat
memperbanyak air susu ibu yaitu seperti daun katu, sari kedelai dsb.
Evaluasi : Ibu paham kebutuhan nutrisinya dan bersedia mengatur pola
makanannya dan bersedia untuk makan makanan yang dapat
memperbanyak air susu ibu
8. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan kunjungan kembali pada hari
ketiga setalah persalinan
Evaluasi : Ibu mengerti dan mengetahui kapan akan dilakukan lagi
selanjutnya dan ibu bersedia diperiksa
9. Bidan melakukan pendokumentasian seluruh hasil pemeriksaan
Evaluasi : Dokumentasi telah dilakukan
BAB IV
PEMBAHASAN
4. Ekstremitas
Tidak terdapat edema pada bagian ekstremitas, tidak ada varices, positif
kanan dan kiri untuk reflek patela, dan bagian kuku ibu bersih dan tidak
pucat
5. Genetalia Luar
Tidak terdapat edema, tidak ada varises, ada mengeluarkan lochea rubra
dan terdapat luka bekas jahitan.
Dalam menerapkan asuhan kebidanan penulis pada kasus ini mulai dari
pengkajian sampai evaluasi, tidak didapatkan masalah yang spesifik, karena ibu
nifas masih dalam batas normal, yang didukung dengan data penunjang,
sehingga penulis dapat menganalisa/menegakkan diagnosa serta melaksanakan
asuhan kebidanan dan didapatkan hasil bahwa tidak ada kesenjangan antara
teori dan praktik sehingga dikatakan bahwa seluruh pemeriksaan dalam batas
normal.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
uterus kembali seperti keadaan sebelum hamil selama kurang lebih 6
minggu. Selama masa nifas ini seorang ibu perlu mendapatkan asuhan
yang sesuai dengan kebutuhan dirinya. Oleh karena itu, wewenang dan
tanggung jawab bidan yang kompeten dan trampil sangat penting dalam
hal ini.
Di dalam melaksanankan tugasnya, seorang bidan perlu untuk
melakukan pendokumentasian. Terdapat dua metode
pendokumentasian, yaitu menurut Helen Varney dan menurut SOAP.
Namun, dalam pedokumentasian kali ini menggunakan metode SOAP.
Langkah awal yang dilakukan bidan dalam memberikan asuhan masa
nifas adalah melalui pengkajian data yang terdiri atas data subjektif dan
data objektif. Data subjektif digali langsung dari klien atau keluarganya,
sedangkan data objektif diambil melalui pemeriksaan baik pemeriksaan
umum, pemeriksaan khusus maupun pemeriksaan penunjang lainnya.
Rumusan-rumusan yang terdapat dalam penatalaksanaan meliputi
penyusunan rencana, pelaksanaan asuhan, dan evaluasi hasil. Rumusan
tersebut harus sesuai dengan tindakan dan kesimpulan yang telah dibuat.
B. Saran
1. Bagi Ibu Nifas
Saran bagi ibu agar lebih sering melakukan perawatan masa
nifas agar mengetahui perkembangan kesehatan ibu dan bayi.
21
2. Bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa D III Kebidanan agar selalu melakukan
cucitangansebelum dan sesudah melakukan tindakan terhadap
paisen, dengan lebih berhati-hati saat melakukan tindakan serta
selalu menerapkan ilmu yang telah di berikan.
3. Bagi Institusi
Bagi institusi agar lebih memperhatikan anak didik dan dapat
memberikan ilmu sebaik-baiknya.
22
DAFTAR PUSTAKA
Rini, S & Kumala, F (2016). Panduan asuhan nifas & evidence based practice.
Jakarta: Deepublish
https://www.alodokter.com/tanda-bahaya-masa-nifas-yang-patut-diwaspadai
https://www.docdoc.com/id/info/procedure/pemantauan-setelah-kelahiran/
https://lusa.afkar.id/konsep-dasar-masa-nifas