Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang hampir selalu terjadi
pada setiap wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma dan ovum,
tumbuh dan berkembang didalam uterus selama 259 hari atau 37 minggu atau
sampai 42 minggu (Nugroho dan Utama, 2014). Ketidak patuhan dalam
pemeriksaan kehamilan menyebabkan tidak dapat diketahui berbagai
komplikasi yang mempengaruhi kehamilan. Deteksi saat pemeriksaan
kehamilan sangat membantu persiapan pengendalian resiko (Manuaba, 1999).
Jika ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan, maka tidak akan diketahui
apakah kehamilannya berjalan dengan baik, mengalami keadaan resiko tinggi
dan komplikasi obstetric yang dapat membahayakan kehidupan ibu dan janin
sehingga menyebabkan mordibitas dan mortalitas yang tinggi (Abdul Bari
Saifuddin, 2009).
Kunjungan Antenatal Care (ANC) yang teratur dan pengawasan yang
rutin dari bidan atau dokter, diharapkan komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan dapat dikenali secara lebih dini dan dapat ditangani dengan
cepat dan tepat. Hal ini dapat mengurangi risiko kesakitan dan kematian bagi
ibu. Kunjungan Antenatal Care (ANC) untuk pemantauan dan pengawasan
kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu
sebagai berikut: sampai dengan kehamilan trimester pertama (< 14 minggu)
satu kali kunjungan, trimester kedua (14 – 28 minggu) satu kali kunjungan,
trimester tiga ((28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali kunjungan,
(Manuaba, 2008).
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin merupakan
masalah besar di negara berkembang seperti Negara miskin, sekitar 25-50%
kematian wanita subur disebabkan karena hal yang berkaitan dengan
kehamilan, World Health Organization (WHO). Data Survei Demografi
Indonesia tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tertinggi se
ASEAN, jumlahnya mencapai 288 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2010
AKI di Indonesia 307 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan tahun 2012 AKI

1
2

di Indonesia 359 per 100.000 kelahiran hidup. Dari tahun ke tahun AKI bukan
semakin menurun bahkan semakin meningkat.
Pemerintah masih dituntut bekerja lebih keras lagi untuk menurunkan
AKI hingga tercapai target Millennium Development Goal (MDG) menurunkan
AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015, (Riskesdas,
2013). Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tahun 2013.
Angka Kematian Ibu (AKI) di NTT pada tahun 2011 menunjukkan 220 per
100.000 kelahiran hidup, tahun 2012 AKI di NTT mencapai 200 per 100.000
kelahiran hidup dan pada tahun 2013 AKI di NTT 186 per 100.000 kelahiran
hidup. Dari tahun ke tahun AKI di NTT menunjukkan penurunan tetapi masih
tinggi. Hal ini belum memenuhi target MDG tahun 2015 yaitu 102 per 100.000
kelahiran hidup.
Data Laporan Tahunan Dinas Kabupaten Sumba Timur, Angka
Kematian Ibu (AKI) tahun 2014 mencapai 19 orang, tahun 2015 : 11 orang dan
pada tahun 2016 : 11 orang, meskipun terjadi penurunan Angka Kematian Ibu
(AKI) di Kabupaten Sumba Timur masih dikatakan tinggi dibandingkan dengan
kabupaten yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Cakupan K1 dan K4
Kabupaten Sumba Timur dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 P a g e |
45 mengalami penurunan, pada tahun 2014 pencapaian (K1) :74,9% dan (K4) :
45.9%, tahun 2015 pencapaian (K1) :74,9% dan (K4) : 42.3%, dan pada tahun
2016 pencapaian (K1) : 71,0% dan (K4) : 42,7% hal ini belum memenuhi target
secara Nasional (target K1 100% dan K4 95%).
Idealnya ibu hamil perlu berkunjung ke fasilitas kesehatan untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 8 kali. Ibu perlu meluangkan
waktu sebulan sekali untuk memeriksakan diri ke bidan selama masa enam
bulan pertama kehamilan. Saat memasuki usia 7-8 bulan kehamilan, lakukan
pemeriksaan tiap dua minggu sekali. Intensitas kunjungan ditambah menjadi
satu kali per minggu, ketika kehamilan menginjak usia sembilan bulan.
(Kristiyanasari, 2017).
Melalui pemeriksaan kehamilan, bidan bisa memantau kondisi ibu dan
janin dalam kandungan, seperti mengidentifikasi jika ada komplikasi
kehamilan dan langsung mengatasinya sebelum keadaan memburuk, serta
mencegah risiko gangguan pertumbuhan bayi dalam kandungan.
(Kristiyanasari, 2017). Karena latar belakang tersebutlah maka penulis
3

tertarik untuk membahas kasus Ny.”D” yang dalam Laporan ini berjudul
“Asuhan Kebidanan pada Ny. A Usia Kehamilan 37 minggu dengan
Kehamilan Fisiologis di BPM Puji Handayani, M. Tr. Keb Samarinda tahun
2020 dengan menggunakan metode SOAP.

B. Rumusan Masalah
Untuk mengtahui dan melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ny. A
GIP0A0 Usia Kehamilan 37 Minggu dengan Kehamilan Fisiologis.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum
Untuk melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ny. A GIP0A0 Usia
Kehamilan 37 minggu dengan Kehamilan Fisiologis.
2. Tujuan Khusus
a) Mampu   melakukan anamnesa   pada  Ny.   A   dengan kehamilan
normal.
b) Mampu melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
secara lengkap pada Ny. A dengan kehamilan normal.
c) Mampu menganalisa masalah berdasarkan data atau informasi
yang diperoleh melalui anamnesa dan pemeriksaan yang
dilakukan pada Ny. A
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari
hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan yaitu triwulan
pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan
keempat sampai 6 bulan, triwulan ke tiga dari bulan ke tujuh sampai 9 bulan.
(Prawirohardjo, 2016)

Kehamilan adalah pertemuan antara sel sperma dan sel telur yang
terjadi melalui hubungan seksual antara laki-laki dan wanita. Pembuahan
terjadi di dalam rahim ketika wanita sedang berada pada masa subur.
(Kissanti, 2015).

B. Tujuan Asuhan Antenatal Care


Menurut Romauli S. (2015) tujuan asuhan antenatal care adalah sebagai
berikut:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial
ibu dan bayi.
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian asi
eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal.
C. Jadwal Kunjungan Antenatal Care
Jadwal kunjungan diatas dilakukan sesuai dengan kriteria kunjungan
menurut Saifuddin (2015).

4
5

1. Kunjungan I (umur kehamilan 0-16 minggu).


a. Penapisan dan pengobatan anemia.
b. Perencanaan persalinan
c. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.
2. Kunjungan II (24-28 minggu) dan III (32 minggu).
a. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatan.
b. Penapisan preeklamsi, gemeli, infeksi alat reproduksi dan saluran
perkemihan.
c. Mengulang perencanaan persalinan.
3. Kunjungan IV (36 minggu sampai lahir).
a. Sama seperti kunjungan II dan III.
b. Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi.
c. Mamntapkan rencanan persalinan.
D. Penatalaksanaan Antenatal Care
Selama kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi
setiap saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan
selama kehamilannya.
Menurut Marmi (2015) Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan
meliputi komponen-komponen sebagai berikut :
1. Mengupayakan kehamilan yang sehat.
2. Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal
serta rujukan jika diperlukan.
3. Persiapan persalinan yang bersih dan aman.
4. Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika
terjadi komplikasi.
Pelayanan Ante Natal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada ibu selama kehamilannya sesuai dengan standar
pelayanan Ante Natal Care (ANC), selengkapnya mencakup banyak hal
yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik baik umum dan kebidanan,
pemeriksaan laboratorium atas indikasi serta intervensi dasar dan khusus
sesuai dengan resiko yang ada.(Marmi, 2015). Namun dalam penerapan
operasionalnya dikenal standar minimal ”10T” untuk pelayanan Ante Natal
Care (ANC) yang terdiri atas:
a) (Timbang) berat badan dan pengukuran tinggi badan
6

Suatu teknologi tepat guna yang dapat dimanfaatkan untuk


menilai status gizi ibu dengan timbangan pada waktu setiap
pemeriksaan. Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari
sebelu hamil dihitung dari TM I sampai TM III yang berkisar anatar 9-
13,9 kg dan kenaikan berat badan setiap minggu yang tergolong
normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai TM II. Pengukuran
tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko
terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan
rongga panggul.
b) Ukur (Tekanan) darah
Pada saat kehamilan, tekanan darah seorang ibu
merupakan faktor penting dalam memberikan makanan pada janin
pengaturan tekanan darah selama kehamilan sangat tergantung pada
hubungan antara curah jantung dan tekanan atau resistensi pada
pembuluh darah, yang keduanya berubah selama
kehamilan.Tekanan darah yang normal 110/80 - 140/90 mmHg, bila
melebihi 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya Preeklampsi.
c) Nilai Status gizi
Selain menggunakan timbangan berat badan mengukur
status gizi ibu hamil dapat melihat lingkar lengan atas (LILA) setiap
kali ibu datang periksa. Batas normal LILA yaitu 23,5 cm.
d) Ukur (Tinggi) fundus uteri.
Pembesaran rahim yang dapat dilihat dan diraba dari luar
berdasarkan umur kehamilan dapat menjadi pegangan
memperkirakan janin dalam rahim dan tuanya umur kehamilan.
Dengan makin besar rahim, terjadi penambahan berat badan ibu
hamil.
e) Tentukan posisi janin dan detak jantung janin
Pada kehamilan yang lebih tua dapat dilakukan evaluasi
terhadap gerakan janin dalam rahim, perabaan kerangka janin,
pendengaran terhadap detak jantung janin, perkiraan umur kehamilan
dan perkiraan persalinan, dengan menilai tinggi rahim, metode
pemeriksaan yang lazim dilakukan dengan teknik Leopold dapat
7

ditemukan kedudukan janin. Untuk menilai denyut jantung janin dapat


menggunakan funanduscope ataupun doppler.
f) Pemberian imunisasi (Tetanus Toxoid) / TT lengkap.
Imunisasi terutama pada ibu hamil bertujuan untuk
mencegah terjadinya tetanus neonaturum, dengan cara pemberian
suntikan tetanus toksoid pada ibu hamil. Jadwal pemberian imunisasi
TT pada ibu hamil adalah dua kali dengan selang waktu pemberian
minimal empat minggu. Apabila pernah menerima TT dua kali pada
kehamilan terdahulu dengan jarak kehamilan tidak lebih dari dua
tahun, maka hanya diberikan satu kali TT saja.
g) Pemberian (Tablet besi), minimal 90 tablet selama kehamilan.
Wanita memerlukan zat besi lebih tinggi dari laki-laki karena
terjadinya menstruasi dan perdarahan sebanyak 50-80 cc setiap
bulan dan kehilangan zat besi sebesar 30-40 mg. Untuk
meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah
merah janin serta plasenta. Mungkin wanita sering mengalami
kehamilan dan melahirkan akan banyak kehilangan zat besi dan
menjadi makin anemis pada kehamilan berikutnya. Pada kehamilan
relatif terjadi anemia karena darah ibu hamil mengalami hemodilusi
(pengenceran) dengan peningkatan volume 30-40% yang puncaknya
pada kehamilan 32-34 minggu.
h) Tes laboratorium sederhana
Penyakit Menular Seksual (PMS) sering kali merugikan janin yang
dikandung, terutama disebabkan tertularnya janin didalam rahim, ibu
hamil dengan kondisi sebagai pembawa bibit penyakit PMS, baik
pada stadium awal maupun pada stadium akhir sangat
membahayakan keselamatan janin, baik keselamatan dalam
persalinan maupun keselamatan kesehatan bayi. Tes Laboratorium
meliputi (Haemoglobin (Hb), protein urin) dan atau berdasarkan
indikasi (HbsAG, Sifilis, HIV, Malaria, TBC).
i) Tatalaksana kasus
Pasien berhak mendapatkan fasilitas kesehatan yang memiliki
tenaga kesehatan yang kompoten, serta perlengkapan yang
memedai untuk penanganan lebih lanjut di Rumah Sakit rujukan.
8

Apabila terjadi sesuatu hal yang dapat membahayakan kehamilan,


anda akan menerima penawaran untuk segera mendapatkan
tatalaksana kasus.
j) Temu wicara
Temu wicara penting dilakukan sebagai media komunikasi
antar sesama ibu hamil dengan bidan yang membina, temu wicara
ini dikoordinir oleh kepala desa/kelurahan dan dilaksanakan oleh
kader posyandu bersama puskesmas, biasa dilakukan saat hari
posyandu, kegiatan ini selain membahas masalah kehamilan juga
membahas cara pemeliharaan masa nifas dan masa menyusui.
Kebijakan teknis pelayanan antenatal setiap kehamilan dapat
berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Itu
sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama
kehamilannya. Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan
meliputi komponen-komponen sebagai berikut : mengupayakan
kehamilan yang sehat, melakukan penatalaksanaan awal serta
rujukan bila diperlukan, persiapan persalinan yang bersih dan aman,
perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan
jika terjadi komplikasi segera komunikasi interpersonal dan konseling.
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ante Natal Care (ANC)
1. Pengetahuan
Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya
pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu hamil tidak
memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan.

2. Ekonomi
Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan,
tingkat ekonomi rendah keluarga rendah tidak mampu untuk
menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilan, masalah yang
timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah ibu hamil
kekurangan energi dan protein (KEK) hal ini disebabkan tidak
mampunya keluarga untuk menyediakan kebutuhan energi dan
protein yang dibutuhkan ibu selama kehamilan.
9

3. Sosial Budaya
Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan
mempengaruhi ibu dalam memeriksakan kehamilannya. Perilaku
keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita meninggalkan
rumah untuk memeriksakan kehamilannya merupakan budaya
yang menghambat keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan
kehamilannya.

4. Geografis
Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan
kesehatan, ditempat yang terpencil ibu hamil sulit memeriksakan
kehamilannya, hal ini karena transpontasi yang sulit menjangkau
sampai tempat terpencil (Depkes RI, 2010:57).

e. Sikap
Respon ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keteraturatan
ANC. Adanya sikap lebih baik tentang ANC ini mencerminkan
kepedulian ibu hamil terhadap kesehatan dirinya dan janin.
5. Informasi
Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai
pemberitahuan seseorang, biasanya dilakukan oleh tenaga
kesehatan. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah
kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi yang berpengaruh
terhadap perilaku, biasanya melalui media massa (Saifudin, A,
2005). Ibu yang pernah mendapatkan informasi tentang antenatal
care dari tenaga kesehatan, media massa, maupun media elektronik
akan meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya
melakukan antenatal care, sehingga ibu dapat teratur dalam
melakukan kunjungan antenatal care.
6. Dukungan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia yang berarti sokongan
dan bantuan, disini dukungan dalam penentuan sikap seseorang
berarti bantuan atau sokongan dari orang terdekat untuk melakukan
kunjungan ulang. Dukungan sosial suami yang sangat diharapkan
10

oleh sang istri antara lain suami mendambakan bayi dalam


kandungan istri, suami menunjukkan kebahagiaan pada kelahiran
bayi, memperhatikan kesehatan istri, mengantar dan memahami
istrinya, tidak menyakiti istri, berdo’a untuk keselamatan istri dan
suami menunggu ketika istri dalam proses persalinan
(Harymawan,2017).
F. Pemberian Zat Besi
Dimulai dengan memberikan satu tablet sehari sesegera mungkin setelah
rasa mual hilang. Setiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg)
dan asam folat 500 mg, minimal masing-masing 90 tablet. Tablet besi
sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi, karena akan mengganggu
penyerapan. (Astuti, Puji Hutari. 2016)
G. Kunjungan Pranatal
Kunjungan pranatal berikutnya secara tradisional dijadwalkan dengan
interval 4 minggu sampai 28 minggu, kemudian setiap 2 minggu sampai 36
minggu, dan setelah itu setiap minggu. Wanita dengan kehamilan berpenyulit
sering memerlukan kunjungan ulang setiap 1 sampai 2 minggu. Program
perawatan pranatal khusus yang menekankan nutrisi dan edukasi serta yang
mengharuskan kunjungan ulang setiap 2 minggu menyebabkan peningkatan
prognosis pada kehamilan. (F. Gary Cunningham, dkk. 2015).
H. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil
Pada permulaan kehamilan ibu harus makan-makanan yang mempunyai
nilai gizi bermutu tinggi, karena apabila terdapat defisiensi makanan ketika
hamil pada trimester pertama sering terjadi abortus, sedang pada trimester
berikutnya dapat berakibat partus prematurus, dan trimester terakhir
sebaiknya ibu harus banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung
protein. Banyak ditemukan defisuensi Fe sebagai Sulfat ferrosus 300mg 3
kali sehari, dan kalsium dengan tablet yang bermacam-macam vitamin
sangat baik untuk ibu hamil, sedang wanita memerlukan ± 2000 kalori sehari
(Prawirohardjo, 2015).
I. Pengertian Kehamilan Trimester III
Trimester ketiga berlangsung selama 13 minggu, mulai dari minggu
ke-28 sampai minggu ke-40. Pada trimester ketiga, organ tubuh janin sudah
11

terbentuk. Hingga pada minggu ke-40 pertumbuhan dan perkembangan utuh


telah dicapai (Manuaba, 2016).
Kehamilan trimester III merupakan kehamilan dengan usia 28-40
mingu dimana merupakan waktu mempersiapkan kelahiran dan kedudukan
sebagai orang tua , seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi,
sehingga disebut juga sebagai periode penantian (Vivian, 2015:118).
J. Perubahan Fisiologis Trimester III
Menurut Vivian (2015:124) Perubahan fisiologi pada masa kehamilan
Trimester III adalah :
a. Minggu ke-28/bulan ke-7
Fundus berada dipertengahan antara pusat dan sifoudeus. Hemoroid
mungkin terjadi. Pernapasan dada menggantikan pernapasan perut.
Garis bentuk janin dapat dipalpasi. Rasa panas perut mungkin terasa.
b. Minggu ke-32/ bulan ke-8
Fundus mencapai prosesus sifoideus, payudara penuh, dan nyeri tekan.
Sering BAK mungkin kembali terjadi. Selain itu, mungkin juga terjadi
dispnea.
c. Minggu ke-38/ bulan ke-9
Penurunan bayi ke dalam pelvis/panggul ibu (lightening). Plasenta
setebal hampir 4 kali waktu usia kehamilan 18 minggu dan beratnya 0,5-
0,6 kg. Sakit punggung dan sering BAK meningkat. Braxton Hicks
meningkat karena serviks dan segmen bawah rahim disiapkan untuk
persalinan.
K. Perubahan Psikologis Trimester III
Menurut Sulistyawati (2015:77) Perubahan psikologis pada masa
kehamilan Trimester III , yaitu:
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak
menarik.
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya.
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi
yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.
12

f. Merasa kehilangan perhatian


g. Perasaan mudah terluka (sensitif) & Libido menurun
L. Ketidaknyamanan Trimester III
Menurut Romauli (2016:149) Ketidaknyamanan ibu hamil pada
Trimester III, adalah sebagai berikut :
a. Peningkatan Frekuensi berkemih
Frekuensi kemih meningkat pada trimester ketiga sering dialami wanita
primigravida setelah lightening terjadi efek lightening yaitu bagian
presentasi akan menurun masuk kedalam panggul dan menimbulkan
tekanan langsung pada kandung kemih. Peningkatan frekuensi berkemih
disebabkan oleh tekanan uterus karena turunnya bagian bawah janin
sehingga kandung kemih tertekan, kapasitas kandung kemih berkurang
dan mengakibatkan frekuensi berkemih meningkat (Manuaba, 2010).
b. Sakit punggung Atas dan Bawah
Karena tekanan terhadap akar syaraf dan perubahan sikap badan pada
kehamilan lanjut karena titik berat badan berpindah kedepan disebabkan
perut yang membesar. Ini diimbangi dengan lordosis yang berlebihan dan
sikap ini dapat menimbulkan spasmus.
c. Hiperventilasi dan sesak nafas
Peningkatan aktivitas metabolis selama kehamilan akan meningkatkan
karbondioksida. Hiperventilasi akan menurunkan karbon dioksida. Sesak
nafas terjadi pada trimester III karena pembesaran uterus yang menekan
diafragma. Selain itu diafragma mengalami elevasi kurang lebih 4 cm
selama kehamilan.
d. Edema Dependen
Terjadi karena gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena
pada ekstrimitas bawah karena tekanan uterus membesar pada vena
panggul pada saat duduk/ berdiri dan pada vena cava inferior saat tidur
terlentang. Edema pada kaki yang menggantung terlihat pada
pergelangan kaki dan harus dibedakan dengan edema karena
preeklampsi.
e. Nyeri ulu hati
Ketidaknyamanan ini mulai timbul menjelang akhir trimester II dan
bertahan hingga trimester III.
13

f. Kram tungkai
Terjadi karena asupan kalsium tidak adekuat, atau ketidakseimbangan
rasio dan fosfor. Selain itu uterus yang membesar memberi tekanan
pembuluh darah panggul sehingga mengganggu sirkulasi atau pada
saraf yang melewati foramen doturator dalam perjalanan menuju
ekstrimitas bawah.
g. Konstipasi
Pada kehamilan trimester III kadar progesteron tinggi. Rahim yang
semakin membesar akan menekan rectum dan usus bagian bawah
sehingga terjadi konstipasi. Konstipasi semakin berat karena gerakan
otot dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesterone (Romauli,
2015). Konstipasi ibu hamil terjadi akibat peningkatan produksi
progesteron yang menyebabkan tonus otot polos menurun, termasuk
pada sistem pencernaan, sehingga sistem pencernaan menjadi lambat.
Motilitas otot yang polos menurun dapat menyebabkan absorpsi air di
usus besar meningkat sehingga feses menjadi keras (Pantiawati, 2016).
h. Insomnia
Disebabkan karena adanya ketidaknyamanan akibat uterus yang
membesar, pergerakan janin dan karena adanya kekhawatiran dan
kecemasan.
M. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Trimester III
Menurut Romauli (2016:134-160) Semakin tuanya usia kehamilan,
kebutuhan fisik maupun psikologis ibu juga mulai beragam dan harus 13
terpenuhi. Kebutuhan fisik maupun psikologis ibu hamil dijabarkan sebagai
berikut:
a. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil
1) Oksigen
Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk ibu
hamil. Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi saat hamil hingga
akan mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu yang
akan berpengaruh pada bayi yang dikandung. Konsul dokter bila ada
kelainan atau gangguan pernapasan seperti asma dan lain-lain.
2) Nutrisi
14

Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari,
ibu hamil seharusnya mengkonsumsi makanan yang mengandung
protein, zat besi, dan minum cukup cairan (menu seimbang).
(a) Kalori
Sumber kalori utama adalah hidrat arang dan lemak. Bahan
makanan yang banyak banyak mengandung hidrat arang adalah
golongan padi-padian (misalnya beras dan jagung), golongan
umbiumbian (misalnya ubi dan singkong), dan sagu.
(b) Protein
Protein adalah zat utama untuk membangun jaringan
bagian tubuh. Kekurangan protein dalam makanan ibu hamil
mengakibatkan bayi akan lahir lebih kecil dari normal. Sumber zat
protein yang berkualitas tinggi adalah susu. Sumber lain meliputi
sumber protein 14 hewani (misalnya daging, ikan, unggas, telur
dan kacang) dan sumber protein nabati (misalnya kacang-
kacangan seperti kedelai, kacang tanahdan tahu tempe).
(c) Mineral
Semua mineral dapat terpenuhi dengan makan-makanan
sehari-hari yaitu buah-buahan, sayur-sayuran dan susu. Hanya zat
besi yang tidak bisa terpenuhi dengan makanan sehari-hari. Untuk
memenuhi kebutuhan ini dibutuhkan suplemen besi 30 mg sebagai
ferosus, forofumarat atau feroglukonat perhari dan pada kehamilan
kembar atau pada wanita yang sedikit anemia dibutuhkan 60-100
mg/hari. Kebutuhan kalsium umumnya terpenuhi dengan minum
susu. Satu liter susu sapi mengandung kira-kira 0,9 gram kalsium.
(d) Vitamin
Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makanan sayur
dan buah-buahan, tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin.
Pemberian asam folat terbukti mencegah kecacatan pada bayi.
3) Kebutuhan Personal Hygiene
Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan
sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk
mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri terutama
lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia).
15

Kebersihan gigi dan mulut, perlu mendapat perhatian karena


seringkali mudah terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu
kekurangan kalsium.
4) Kebutuhan Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan
eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kecil. Tindakan
pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan mengkonsumsi
makanan tinggi serat dan banyak minum air putih, terutama ketika
lambung dalam keadaan kosong. Meminum air putih hangat ketika
dalam keadaan kosong dapat merangsang gerak peristaltik usus.
Jika ibu sudah mengalami dorongan, maka segeralah untuk buang
air besar agar tidak terjadi konstipasi. Sering buang air kecil
merupakan keluhan utama yang dirasakan oleh ibu hamil, terutama
trimester I dan III, hal tersebut adalah kondisi yang fisiologis.
5) Kebutuhan Seksual
Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan sampai
akhir kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat sebaiknya
tidak lagi berhubungan seks selama 14 hari menjelang kelahiran.
Koitus tidak diperkenankan bila terdapat perdararahan
pervaginan,riwayat abortus berulang, abortus/ partus prematurus
imminens, ketuban pecah sebelumnya waktunya.
6) Kebutuhan Mobilisasi
Ibu hamil boleh melakukan kegiatan atau aktivitas fisik biasa selama
tidak terlalu melelahkan. Ibu hamil dapat dianjurkan untuk melakukan
pekerjaan rumah dengan dan secara berirama dengan menghindari
16 gerakan menyentak, sehinggga mengurangi ketegangan
padatubuh dan menghindari kelelahan.
7) Istirahat
Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat yang teratur
karena dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk
kepentingan perkembanagan dan pertumbuhan janin. Tidur pada
malam hari selma kurang lebih 8 jam dan istirahat dalam keadaan
rilaks pada siang hari selama 1 jam.
8) Persiapan persalinan
16

(a)Membuat rencana persalinan


(b)Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi
kegawatdaruratan pada saat pengambilan keputusan utama tidak
ada
(b)Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan
(c)Membuat rencana atau pola menabung
(d)Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan
9) Memantau kesejahteraan janin
Pemantauan gerakan janin minimal dilakukan selama 12 jam, dan
pergerakan janin selama 12 jam adalah minimal 10 kali gerakan
janin yang dirasakan oleh ibu hamil.
b. Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil
1) Support Keluarga
Tugas keluarga yang saling melengkapi dan dapat menghindari
konflik adalah dengan cara pasangan merencanakan untuk
kedatangan anaknya, mencari informasi bagaimana menjadi ibu dan
ayah, suami mempersiapkan peran sebagai kepala rumah tangga.
Disini motivasi suami dan keluarga untuk membantu meringankan
ketidaknyamanan dan terhindar dari stress psikologi.
2) Support dari Tenaga Kesehatan
Peran bidan dalam perubahan dan adaptasi psikolgis adalah dengan
memberi support atau dukungan moral bagi klien, meyakinkan klien
dapat menghadapi kehamilannya dan perubahan yang dirasakannya
adalah sesuatu yang normal.
3) Rasa aman dan nyaman selama kehamilan
Kebutuhan pertama ialah ia merasa dicintai dan dihargai, kebutuhan
kedua ialah ia merasa yakin akan penerimaan pasangannya
terhadap sang anak
4) Persiapan menjadi orang tua
Salah satu persiapan orang tua dapat dilaksanakan dengan kelas
pendidikan kelahiran/ kelas antenatal.
5) Sibling Dilakukan kepada ibu yang sudah memiliki anak untuk
menghindari penolakan dari anak sebelumnya. Biasanya terjadi pada
17

anak usia 2-3 18 tahun. Pencegah terjadinya sibling ada beberapa


langkah yang dapat dilakukan, di antaranya sebagai berikut:
(a) Jelaskan pada anak tentang posisinya (meskipun ada adiknya, ia
tetap disayangi oleh ayah ibu)
(b) Libatkan anak dalam mempersiapkan kelahiran adiknya
(c) Ajak anak untuk berkomunikasi denagn bayi sejak masih dalam
kandungannya
(d) Ajak anak untuk melihat benda-benda yang berhubungan dengan
kelahiran bayi.
N. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III
Menurut Romauli (2015:202) tanda bahaya yang dapat terjadi pada
ibu hamil trimester III, yaitu:
a. Perdarahan pervaginam
Perdarahan pada kehamilan setelah 22 minggu sampai sebelum bayi
dilahirkan disebut sebagai perdarahan pada kehamilan lanjut atau
perdarahan antepartum.
b. Solusio Plasenta
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada
korpus uteri sebelum janin lahir. Biasanya terjadi pada trimester ketiga,
walaupun dapat pula terjadi setiap saat dalam kehamilan. Bila plasenta
yang terlepas seluruhnya disebut solusio plasenta totalis. Bila hanya
sebagian disebut solusio plasenta parsialis atau bisa juga hanya
sebagian kecil pinggir plasenta yang lepas disebut rupture sinus
marginalis.
c. Plasenta Previa
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada
segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruhnya
pembukaanjalan lahir. Pada keadaan normal plasenta terletak pada
bagian atas uterus.
d. Keluar cairan pervaginam
Pengeluaran cairan pervaginam pada kehamilan lanjut merupakan
kemungkinan mulainya persalinan lebih awal. Bila pengeluaran berupa
mucus bercampur darah dan mungkin disertai mules, kemungkinan
persalinan akan dimulai lebih awal. Bila pengeluaran berupa cairan, perlu
18

diwaspadai terjadinya ketuban pecah dini (KPD). Menegakkan diagnosis


KPD perlu diperiksa apakah cairan yang keluar tersebut adalah cairan
ketuban. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan speculum untuk
melihat darimana asal cairan, kemudian pemeriksaan reaksi Ph basa.
e. Gerakan janin tidak terasa
Apabila ibu hamil tidak merasakan gerakan janin sesudah usia kehamilan
22 minggu atau selama persalinan, maka waspada terhadap
kemungkinan gawat janin atau bahkan kematian janin dalam
uterus.Gerakan janin berkurang atau bahkan hilang dapat terjadi pada
solusio plasenta dan ruptur uteri.
f. Nyeri perut yang hebat
Nyeri perut kemungkinan tanda persalinan preterm, ruptur uteri, solusio
plasenta. Nyeri perut hebat dapat terjadi pada ruptur uteri disertai
shock,perdarahan intra abdomen dan atau pervaginam, kontur uterus
yang abnormal, serta gawat janin atau DJJ tidak ada.
g. Keluar Air Ketuban
Sebelum Waktunya Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah
kehamilan 22 minggu, ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum
proses persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi
pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun
kehamilan aterm.
BAB III
TINJAUAN KASUS

NO.REGISTER :
MASUK PMB Tgl, Jam : 18-11-2020 / 08.30 WITA
DI RAWAT DI RUANG : ANC

Biodata Ibu Suami


Nama : Ny. A Tn. J
Umur : 20 Tahun 33 Tahun
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Buton/Indonesia Buton/Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Swasta
Alamat : Jl. Cendana No. 2 Jl. Cendana No. 2
No. Telepon/HP : 0822-5557-xxxx -

DATA SUBJEKTIF
1. Kunjungan saat ini Kunjungan Pertama √ Kunjungan Ulang
Keluhan utama
Ibu mengatakan sering merasa cemas kemudian sudah mulai merasa
kenceng-kenceng namun tidak sering, karena sudah mendekati persalinan
2. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, kawin pertama umur 20 tahun, dengn suami sekarang 1 tahun.
3. Riwayat Menstruasi
Menarche umur : 12 tahun
Siklus : 28 hari. Teratur/tidak
Lama : 7 hari
Sifat darah : Encer
Banyaknya : 50 cc
Bau : Khas
Fluor albus : ya/tidak
Dismenorroe : ya/tidak
HPHT 02-02-2020, HPL 17-11-2020

19
20

4. Riwayat kehamilan ini


a. Riwayat ANC
ANC sejak umur kehamilan 9 minggu. ANC di BPM Puji Handayani
Frekuensi : Trimester I 2 kali
Trimester II 2 kali
Trimester III 3 kali
b. Pergerakan janin yang pertama pada umur kehamilan 20 minggu,
pergerakan janin dalam 24 jam terakhir 10 kali.
c. Keluhan yang dirasakan selama kehamilan
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
d. Pola Nutrisi Makan Minum
Frekuensi 1-2 kali sehari 3-4 kali sehari
Macam Sayur,buah,lauk, nasi Air putih
Jumlah 1 porsi piring 4 gelas
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Pola Nutrisi Makan Minum
Frekuensi 2-3 kali sehari 4-5 kali sehari
Macam Sayur,buah,lauk, nasi Air putih
Jumlah 1 porsi piring 4 gelas
Keluhan Tidak ada Tidak ada

e. Pola Eliminasi BAB BAK


Frekuensi 1-2 kali sehari 3-5 kali sehari
Warna Kecoklatan Kuning jernih
Bau Khas Khas
Konsistensi Lembek Cair
Jumlah Tidak terkaji Tidak terkaji

Pola aktivitas
Kegiatan sehari-hari : Ibu Rumah Tangga
Istirahat/tidur : Siang 1 jam, Malam 5-6 jam/hari
Seksualitas : Frekuensi 1-2 kali seminggu
Keluhan tidak ada
f. Personal Hygiene
21

Kebiasaan mandi 2 kali/hari


Kebiasaan membersihkan alat kelamin setiap BAB dan BAK
Kebiasaan mengganti pakaian dalam setian kali mandi
Jenis pakaian dalam yang digunakan bahan katun
g. Imunisasi
TT 1 SMA TT 2 2019
TT 3 TT 4
TT 5
5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
G1P0A0

Hamil Nifas
Persalinan
Ke
Tgl Umur Jenis komplikasi BB laktasi komplik
ibu jani
Lahir kehamilan persalina Penolong JK lahir asi
n
n
Hamil 35
ini MInggu

6. Riwayat kontrasepsi yang digunakan


Jenis Mulai memakai Berhenti/ganti cara
NO Tgl Oleh Tempat Keluhan Tgl Oleh Tempat Alasan
kontrasepsi
1 Tidak
menggunak
an
kontrasepsi

7. Riwayat kesehatan
a. Penyakit sistemik yang pernah/sedang diderita
Ibu mengatakan tidak pernah/sedang menderita penyakit sistemik seperti
jantung, asma, TBC, HIV/AIDS.
b. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak pernah/sedang menderita penyakit
seperti hipertensi, asma, jantung, TBC, HIV/AIDS.
c. Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat keturunan kembar.
22

d. Kebiasaan-kebiasaan
Merokok : Ibu mengatakan tidak merokok.
Minum jamu-jamuan : Ibu mengatakan tidak pernah minum jamu-jamuan.
Minum-minuman keras : Ibu mengatakan tidak pernah minum-minuman
keras.
Makanan/minuman pantang : Ibu mengatakan tidak mempunyai
pantangan makanan/minuman.
Perubahan pola makan (termasuk nyidam, nafsu makan turun, dan lain-
lain) : Tidak ada.
8. Keadaan Psiko Sosial Spiritual
a. Kelahiran ini : √ Diinginkan Tidak diinginkan
b. Pengetahuan ibu tentang kehamilan dan keadaan sekarang
Ibu mengatakan keadaan saat ini baik dan ibu sudah mendapatkan
Penkes nutrisi, tanda bahaya, pola istirahat dan lain-lain.
c. Penerimaan ibu terhadap kehamilan saat ini
Ibu mengatakan keluarga sangat bahagia dengan kehamilan ibu saat ini.
d. Ketaatan ibu dalam beribadah
Ibu mengatakan ibadah sholat 5 waktu dengan taat.

DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis
b. Tanda vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 82 kali per menit
Pernafasan : 18 kali per menit
Suhu : 36,6˚C
c. TB : 154 cm
BB : Sebelum hamil 50 Kg, BB sekarang 66 Kg
LILA : 24 cm
HPL : 13-11-2020

d. Kepala dan leher


Edema wajah : Tidak ada edema wajah
23

Cloasma gravidarum : +/-


Mata : Simetris, sclera putih, konjungtiva merah
muda
Mulut : Mukosa bibir lembab, lidah bersih, tidak ada
stomatis
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe
dan tiroid,
tidak ada pembesaran vena jugularis
Payudara : Tidak ada benjolan/massa
Bentuk : Simetris
Areola mammae : Bewarna kecoklatan
Colostrum : (-)
e. Abdomen
Bentuk : Normal sesuai usia kehamilan
Bekas luka : Tidak ada bekas luka
Strie gravidarum : (+) ada
Palpasi leopold
TFU : 30 cm
Leopold I : Bagian teratas fundus ibu teraba bulat tidak
melenting menandakan (bokong)
Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba memanjang
keras seperti papan (punggung janin),
bagian kiri perut ibu teraba bagian-bagian
kecil janin (ekstremitas janin).
Leopold III : Pada bagian bawah teraba bulat keras dan
melenting ( Kepala Janin)
Leopold IV : Kepala janin sudah masuk PAP 3/5
Osborn test* : Tidak dilakukan
TBJ : (30-11) × 155 = 2.945 gram
Auskultasi DJJ : Punctum maksimum : Punggung kanan ibu
Frekuensi 155 kali per menit
f. Ekstermitas
Edema : Tidak ada edema
Varices : Tidak ad avarices
Reflek patella : Kanan dan kiri +/+
24

Kuku : Bersih, tidak pucat


g. Genetalia luar
Tanda chadwich : Tidak dilakukan
Varices : Tidak dilakukan
Bekas luka : Tidak dilakukan
Kelenjar bartholini : Tidak dilakukan
Pengeluaran : Tidak ada pengeluaran
h. Anus
Hemoroid : Tidak ada hemoroid
2. Pemeriksaan Panggul Luar (bila perlu)
Distansia Spinarum : Tidak dilakukan
Distansia Kristarum : Tidak dilakukan
Boudelogue : Tidak dilakukan
Lingkar panggul : Tidak dilakukan
3. Pemeriksaan penunjang
Hb : 11.5 gr/dl
Sifilis : Non-Reaktif
HbsAg : Non-Reaktif
Hiv/Aids : Non-Reaktif
ASSESSMENT
1. Diagnosis kebidanan
G1P0A0 dengan usia kehamilan 35 minggu janin tunggal hidup intrauterin
dengan kehamilan fisiologis.
2. Masalah
Nyeri Pinggang, susah tidur, sering kencing. Nyeri perut bagian bawah dan
perut kadang terasa keram.
3. Kebutuhan
Konseling pada ibu mengenai persiapan persalinan, konseling tentang tanda
bahaya persalinan, dan memberitahu ibu tentang ketidaknyamanan pada
kehamilan TM III

4. Diagnosis potensial
Tidak ada
25

5. Masalah potensial
Ketidaknyamanan yang dirasakan ibu.
6. Kebutuhan Tindakan Segera Berdasarkan Kondisi Klien
a. Mandiri
Memberikan KIE mengenai ketidaknyamanan TM III pada ibu hamil dan
persiapan persalinan.
b. Kolaborasi
Tidak ada
c. Merujuk
Tidak ada

PLANNING (Termasuk Pendokumentasian Implementasi dan Evaluasi)


Tanggal : 08 Oktober 2020 Jam : 08.55
1. .Memberitahu ibu berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan yaitu TD :
120/80 dan kondisi ibu dan janinnya saat ini dalam keadaan baik
E/. Ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan
2. Memberitahu ibu tentang ketidaknyamanan trimester III, yaitu diantaranya
nyeri pada pinggang, susah tidur, sering kencing, nyeri perut bagian bawah,
dan perut kadang terasa keram adalah hal yang normal pada ibu hamil TM III
yang sedang dirasakan saat ini. Maka ibu dianjurkan untuk banyak istirahat
dan menjaga kebersihan vulva hygine.
E/. Ibu mengerti dan bersedia menjaga kebersihan vulva hygine.
3. Memberitahu ibu tentang tanda – tanda persalinan dan segera datang ke
Klinik, Puskesmas atau Pelayanan kesehatan terdekat jika terdapat tanda
sebagai berikut :
- Kencang – kencang teratur pada perut semakin lama semakin sakit
- Keluarnya lendir darah dari jalan lahir serta keluarnya air ketuban
E/. Ibu mengerti dengan tanda – tanda persalinan dan bersedia datang ke
Pelayanan Kesehatan terdekat
4. Menganjurkan kepada ibu untuk datang ke Pelayanan Kesehatan terdekat jika
terdapat tanda dan bahaya kehamilan Trimester III yaitu, Sakit Kepala yang
Hebat, Penglihatan kabur, Pembengkakan pada muka dan kaki, gerakan janin
yang kurang dari 20 kali/hari, ketuban pecah sebelum waktunya, dan
26

Perdarahan melalui jalan lahir baik yang berupa bercak maupun berupa darah
yang mengalir baik disertai nyeri atau tidak disertai nyeri.
E/. Ibu mengerti dan bersedia datang ke Pelayanan Kesehatan terdekat jika
terdapat tanda bahaya kehamilan Trimester III tersebut.
5. Memberitahu ibu persiapan persalinan BAKSOKUDA, meliputi :
B (Bidan) : Pastikan klien didampingi oleh tenaga kesehatan yang kompeten
dan memilki kemampuan untuk melaksanakan kegaawatdaruratan.
A (Alat) : Perlengkapan dan bahan-bahan yang dibutuhkan seperti spuit,
infusset, tensimeter dan stetoskop.
K (Keluarga) : Beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu dan alasan
mengapa ia dirujuk, Suami dan keluarga yang lain harus mengantarkan ibu
ketempat rujukan.
S (Surat) : Beri surat ketempat rujukan yang berisi identifikasi ibu, alasan
rujukan, uraian hasil rujukan, asuhan atau obat-obatan yang telah diterima ibu.
O (Obat) : Bawa obat-obat esensial yang diperlukan selama perjalanan rujuk.
K (Kendaraan) : Siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan ibu
dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan dalam waktu
cepat.
U (Uang) : Ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup
untuk membeli obat dan bahan kesehatan yang diperlukan di tempat rujukan.
DA (Darah) : Siapkan darah untuk sewaktu-waktu membutuhkan transfusi
darah apabila terjadi perdarahan.
E/ Ibu mengerti dan paham penjelasan yang diberikan.
6. Menganjurkan ibu untuk ber olahraga ringan seperti jalan santai pada pagi hari
atau sore hari.
E/ Ibu mengerti dan bersedia melakukan apa yang dianjurkan oleh bidan.
7. Menganjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi seimbang seperti
protein, vitamin, buah, dan sayuran.
E/ Ibu mengerti anjuran yang diberikan untuk memenuhi pola nutrisi pada ibu.
8. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi pada
tanggal 06 Desember 2020 atau apabila terdapat keluhan pada ibu.
E/. Ibu mengerti dan bersedia melakukan kunjungan ulang minggu depan pad
atanggal 06 Desember 2020 atau apabila terdapat keluhan
9. Bidan melakukan pendokumentasian seluruh hasil pemeriksaan
27

E/. Dokumentasi telah dilakukan


BAB IV
PEMBAHASAN

Pemeriksaan kehamilan atau ante natal care (ANC) sangat disarankan


bagi para ibu hamil untuk memonitor kesehatan ibu dan janin dalam kandungan.
Pemer:iksaan kehamilan adalah serangkaian pemeriksaan yang dilakukan
secara berkala dari awal kehamilan hingga proses persalinan untuk memonitor
kesehatan ibu dan janin agar tercapai kehamilan yang optimal. Asuhan Antenatal
Care meliputi pengawasan terhadap kehamilan untuk mendapatkau infonnasi
kesehatan umum ibu, menegakkan secara dini penyakit yang menyakit
kehamilan, menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan menetapkan
resiko kehamilan (resiko tinggi, resiko meragukan, resiko rendah). (Manuaba,
2008).
Pemeriksaan Fisik (Pemeriksaan fisik umum terdiri dari : Keadaan
Umum : Compos mentis, pemeriksaan: Tekanan Darah, Nadi, Pemafasan, Suhu,
dan berat badan serta hal lain yang perlu diperlukan sesuai dengan prosedur,
Pemeriksaan khusus obstetri (Inspeksi terdiri Tinggi Fundus Uteri, Keadaan
dinding abdomen, Gerak janin yang tampak), palpasi leopold, auskultasi, perkusi
dan pemeriksaan penujang.

Dari pengambilan data subjektif yang dilakukan tanggal 30 November


2020, pukul 17.05 WITA, didapatkan Hasil Ny "A" umur 20 tahun. Ibu datang
ke BPM Puji Handayani, mengeluh merasa cemas dan kehamilan anak pertama
dan gerakan janin masih aktif dirasakan.

Pengambilan data objektif melalui pemeriksaan umum didapatkan hasil


pada Ny "D" kesadaran : Compos Mentis, TD : 120/80 Mmhg, RR : 18 x/menit,
nadi : 82 x/menit, suhu : 36,6 °C, BB: 50 kg, TB : 151 cm, dan LILA : 24 cm serta
dilakukan pemeriksaan khusus melalui inspeksi dari kepala sampai ekstrernitas
bawah, secara keseluruhan, melalui palpasi, Leopold I : TFU 30 cm , Leopold II :
Bagian Kanan perut ibu teraba memanjang, keras seperti papan (Punggung
janin), Bagian Kiri Perut ibu teraba bagian-bagian kecil janin (ekstremitas janin),
Leopold III : pada bagian bawah teraba bulat, keras, dan melenting (kepala janin)
dan tidak dapat digerakkan (masuk PAP).

28
29

Leopold IV : Kepala Janin sudah masuk PAP 2/5 Auskultasi: DJJ frekuensi
151 x/menit.

Pada Bab ini akan membahas mengenai kesesuaian antara teori dan hasil
studi kasus pada penerapan dan pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada Ny. A
Usia Kehamilan 35 minggu dengan Kehamilan Fisiologis di BPM Puji Handayani
Samarinda tahun 2020 dengan menggunakan metode SOAP. Pembahasan ini
dibuat sesuai dengan landasan teoritis dan hasil studi kasus yang bertujuan agar
tindakan direncanakan berdasarkan rasional yang relevan yang dapat dianalisa
secara teoritis untuk memudahkan pemahaman dan pemeriksaan yang terjadi
pada kasus yang dibahas tersebut.
Berdasarkan Asuhan Kebidanan pada Ny. A Usia Kehamilan 35 minggu
dengan Kehamilan Fisiologis dengan menggunakan metode SOAP ini didapatkan
hasil pemeriksaan baik pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan menunjang
bahwa semua pemeriksaan dalam batas normal atau dapat dikatakan tidak
didapati masalah atau komplikasi yang menyetai kehamilannya.

Dari pengkajian data subjektif dan objektif diatas maka dapat ditegakkan
diagnosa GIP0A0, Hamil 35 minggu dengan kehamilan fisiologis.
Penatalaksanaan yang dilakukan terhadap Ny "A" sudah sesuai dengan teori
dan evaluasi setelah dilakukan penanganan dan asuhan yang tepat, maka ibu
merasa tenang dengan kehamilannya dan akan mengikuti anjuran kesehatan.
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke
bidan atau Puskesmas sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil
untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan
antenatal (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data
mengenai kondisi ibu melaui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk
mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine, serta ada tidaknya
masalah atau komplikasi. Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada
Asuhan Kebidanan Pada Ny.A GIP0A0 Usia Kehamilan 35 Minggu dengan
Kehamilan Fisiologis dengan menggunakan metode SOAP maka dari hasil
praktik pemeriksaan kehamilan dapat disimpulkan Ny.”A” dalam keadaan
baik dan tidak didapati masalah atau komplikasi yang menyetai
kehamilannya.

B.   Saran
1. Bagi Ibu Hamil
Saran bagi ibu hamil agar lebih sering melakukan pemeriksaan
kehamilan agar mengetahui perkembangan janin yang dikandungnya
2. Bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa D III Kebidanan agar selalu melakukan
cucitangansebelum dan sesudah melakukan tindakan terhadap paisen,
dengan lebih berhati-hati saat melakukan tindakan serta selalu
menerapkan ilmu yang telah di berikan.
3. Bagi Institusi
Bagi institusi agar lebih memperhatikan anak didik dan dapat
memberikan ilmu sebaik-baiknya.

30
31

DAFTAR PUSTAKA

Mandriawati, G. A. 2015. Asuhan Kebidanan Antenatal ed 2. Jakarta: EGC.

Mayo Clinic (2015). Prenatal care: 3rd trimester visits.

Madell, R. & Kelbach, J. Healthline (2015). Pregnancy Care.

Djannah, Fathul. 2018. Perawatan Kesehatan Semasa Kehamilan. Jakarta:


Erlangga

Fatonah, Siti. 2016. Gizi dan Kesehatan untuk Ibu Hamil. Jakarta: Erlangga

Hidayati, W.R. 2015. Pengaruh Jumlah Langkah Kaki terhadap Lama Persalinan


di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta.Tesis, FKM UI, Depok

Saifuddin,2002.https://www.academia.edu/35670298/LAPORAN_PENDAHULUA
N_ANTENATAL_CAREdiakses tanggal 29 September 2020 pukul 19.35
WITA

https://www.kompasiana.com/notobot/5d06b49ec01a4c7f3c7a6a44/antenatal-
care-anc-apa-itu?page=all

https://www.halodoc.com/kesehatan/trimester-3

https://hellosehat.com/kehamilan/kandungan/perawatan-payudara-saat-hamil-
hingga-menjelang-melahirkan/

https://www.halodoc.com/olahraga-yang-baik-untuk-ibu-hamil-trimester-tiga

Third trimester tips https://www.webmd.com/baby/third-trimester-tips 

Anda mungkin juga menyukai