PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang hampir selalu terjadi
pada setiap wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma dan ovum,
tumbuh dan berkembang didalam uterus selama 259 hari atau 37 minggu atau
sampai 42 minggu (Nugroho dan Utama, 2014). Ketidak patuhan dalam
pemeriksaan kehamilan menyebabkan tidak dapat diketahui berbagai
komplikasi yang mempengaruhi kehamilan. Deteksi saat pemeriksaan
kehamilan sangat membantu persiapan pengendalian resiko (Manuaba, 1999).
Jika ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan, maka tidak akan diketahui
apakah kehamilannya berjalan dengan baik, mengalami keadaan resiko tinggi
dan komplikasi obstetric yang dapat membahayakan kehidupan ibu dan janin
sehingga menyebabkan mordibitas dan mortalitas yang tinggi (Abdul Bari
Saifuddin, 2009).
Kunjungan Antenatal Care (ANC) yang teratur dan pengawasan yang
rutin dari bidan atau dokter, diharapkan komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan dapat dikenali secara lebih dini dan dapat ditangani dengan
cepat dan tepat. Hal ini dapat mengurangi risiko kesakitan dan kematian bagi
ibu. Kunjungan Antenatal Care (ANC) untuk pemantauan dan pengawasan
kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu
sebagai berikut: sampai dengan kehamilan trimester pertama (< 14 minggu)
satu kali kunjungan, trimester kedua (14 – 28 minggu) satu kali kunjungan,
trimester tiga ((28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali kunjungan,
(Manuaba, 2008).
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin merupakan
masalah besar di negara berkembang seperti Negara miskin, sekitar 25-50%
kematian wanita subur disebabkan karena hal yang berkaitan dengan
kehamilan, World Health Organization (WHO). Data Survei Demografi
Indonesia tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tertinggi se
ASEAN, jumlahnya mencapai 288 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2010
AKI di Indonesia 307 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan tahun 2012 AKI
1
2
di Indonesia 359 per 100.000 kelahiran hidup. Dari tahun ke tahun AKI bukan
semakin menurun bahkan semakin meningkat.
Pemerintah masih dituntut bekerja lebih keras lagi untuk menurunkan
AKI hingga tercapai target Millennium Development Goal (MDG) menurunkan
AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015, (Riskesdas,
2013). Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tahun 2013.
Angka Kematian Ibu (AKI) di NTT pada tahun 2011 menunjukkan 220 per
100.000 kelahiran hidup, tahun 2012 AKI di NTT mencapai 200 per 100.000
kelahiran hidup dan pada tahun 2013 AKI di NTT 186 per 100.000 kelahiran
hidup. Dari tahun ke tahun AKI di NTT menunjukkan penurunan tetapi masih
tinggi. Hal ini belum memenuhi target MDG tahun 2015 yaitu 102 per 100.000
kelahiran hidup.
Data Laporan Tahunan Dinas Kabupaten Sumba Timur, Angka
Kematian Ibu (AKI) tahun 2014 mencapai 19 orang, tahun 2015 : 11 orang dan
pada tahun 2016 : 11 orang, meskipun terjadi penurunan Angka Kematian Ibu
(AKI) di Kabupaten Sumba Timur masih dikatakan tinggi dibandingkan dengan
kabupaten yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Cakupan K1 dan K4
Kabupaten Sumba Timur dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 P a g e |
45 mengalami penurunan, pada tahun 2014 pencapaian (K1) :74,9% dan (K4) :
45.9%, tahun 2015 pencapaian (K1) :74,9% dan (K4) : 42.3%, dan pada tahun
2016 pencapaian (K1) : 71,0% dan (K4) : 42,7% hal ini belum memenuhi target
secara Nasional (target K1 100% dan K4 95%).
Idealnya ibu hamil perlu berkunjung ke fasilitas kesehatan untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 8 kali. Ibu perlu meluangkan
waktu sebulan sekali untuk memeriksakan diri ke bidan selama masa enam
bulan pertama kehamilan. Saat memasuki usia 7-8 bulan kehamilan, lakukan
pemeriksaan tiap dua minggu sekali. Intensitas kunjungan ditambah menjadi
satu kali per minggu, ketika kehamilan menginjak usia sembilan bulan.
(Kristiyanasari, 2017).
Melalui pemeriksaan kehamilan, bidan bisa memantau kondisi ibu dan
janin dalam kandungan, seperti mengidentifikasi jika ada komplikasi
kehamilan dan langsung mengatasinya sebelum keadaan memburuk, serta
mencegah risiko gangguan pertumbuhan bayi dalam kandungan.
(Kristiyanasari, 2017). Karena latar belakang tersebutlah maka penulis
3
tertarik untuk membahas kasus Ny.”D” yang dalam Laporan ini berjudul
“Asuhan Kebidanan pada Ny. A Usia Kehamilan 37 minggu dengan
Kehamilan Fisiologis di BPM Puji Handayani, M. Tr. Keb Samarinda tahun
2020 dengan menggunakan metode SOAP.
B. Rumusan Masalah
Untuk mengtahui dan melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ny. A
GIP0A0 Usia Kehamilan 37 Minggu dengan Kehamilan Fisiologis.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ny. A GIP0A0 Usia
Kehamilan 37 minggu dengan Kehamilan Fisiologis.
2. Tujuan Khusus
a) Mampu melakukan anamnesa pada Ny. A dengan kehamilan
normal.
b) Mampu melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
secara lengkap pada Ny. A dengan kehamilan normal.
c) Mampu menganalisa masalah berdasarkan data atau informasi
yang diperoleh melalui anamnesa dan pemeriksaan yang
dilakukan pada Ny. A
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari
hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan yaitu triwulan
pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan
keempat sampai 6 bulan, triwulan ke tiga dari bulan ke tujuh sampai 9 bulan.
(Prawirohardjo, 2016)
Kehamilan adalah pertemuan antara sel sperma dan sel telur yang
terjadi melalui hubungan seksual antara laki-laki dan wanita. Pembuahan
terjadi di dalam rahim ketika wanita sedang berada pada masa subur.
(Kissanti, 2015).
4
5
2. Ekonomi
Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan,
tingkat ekonomi rendah keluarga rendah tidak mampu untuk
menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilan, masalah yang
timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah ibu hamil
kekurangan energi dan protein (KEK) hal ini disebabkan tidak
mampunya keluarga untuk menyediakan kebutuhan energi dan
protein yang dibutuhkan ibu selama kehamilan.
9
3. Sosial Budaya
Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan
mempengaruhi ibu dalam memeriksakan kehamilannya. Perilaku
keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita meninggalkan
rumah untuk memeriksakan kehamilannya merupakan budaya
yang menghambat keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan
kehamilannya.
4. Geografis
Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan
kesehatan, ditempat yang terpencil ibu hamil sulit memeriksakan
kehamilannya, hal ini karena transpontasi yang sulit menjangkau
sampai tempat terpencil (Depkes RI, 2010:57).
e. Sikap
Respon ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keteraturatan
ANC. Adanya sikap lebih baik tentang ANC ini mencerminkan
kepedulian ibu hamil terhadap kesehatan dirinya dan janin.
5. Informasi
Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai
pemberitahuan seseorang, biasanya dilakukan oleh tenaga
kesehatan. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah
kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi yang berpengaruh
terhadap perilaku, biasanya melalui media massa (Saifudin, A,
2005). Ibu yang pernah mendapatkan informasi tentang antenatal
care dari tenaga kesehatan, media massa, maupun media elektronik
akan meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya
melakukan antenatal care, sehingga ibu dapat teratur dalam
melakukan kunjungan antenatal care.
6. Dukungan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia yang berarti sokongan
dan bantuan, disini dukungan dalam penentuan sikap seseorang
berarti bantuan atau sokongan dari orang terdekat untuk melakukan
kunjungan ulang. Dukungan sosial suami yang sangat diharapkan
10
f. Kram tungkai
Terjadi karena asupan kalsium tidak adekuat, atau ketidakseimbangan
rasio dan fosfor. Selain itu uterus yang membesar memberi tekanan
pembuluh darah panggul sehingga mengganggu sirkulasi atau pada
saraf yang melewati foramen doturator dalam perjalanan menuju
ekstrimitas bawah.
g. Konstipasi
Pada kehamilan trimester III kadar progesteron tinggi. Rahim yang
semakin membesar akan menekan rectum dan usus bagian bawah
sehingga terjadi konstipasi. Konstipasi semakin berat karena gerakan
otot dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesterone (Romauli,
2015). Konstipasi ibu hamil terjadi akibat peningkatan produksi
progesteron yang menyebabkan tonus otot polos menurun, termasuk
pada sistem pencernaan, sehingga sistem pencernaan menjadi lambat.
Motilitas otot yang polos menurun dapat menyebabkan absorpsi air di
usus besar meningkat sehingga feses menjadi keras (Pantiawati, 2016).
h. Insomnia
Disebabkan karena adanya ketidaknyamanan akibat uterus yang
membesar, pergerakan janin dan karena adanya kekhawatiran dan
kecemasan.
M. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Trimester III
Menurut Romauli (2016:134-160) Semakin tuanya usia kehamilan,
kebutuhan fisik maupun psikologis ibu juga mulai beragam dan harus 13
terpenuhi. Kebutuhan fisik maupun psikologis ibu hamil dijabarkan sebagai
berikut:
a. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil
1) Oksigen
Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk ibu
hamil. Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi saat hamil hingga
akan mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu yang
akan berpengaruh pada bayi yang dikandung. Konsul dokter bila ada
kelainan atau gangguan pernapasan seperti asma dan lain-lain.
2) Nutrisi
14
Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari,
ibu hamil seharusnya mengkonsumsi makanan yang mengandung
protein, zat besi, dan minum cukup cairan (menu seimbang).
(a) Kalori
Sumber kalori utama adalah hidrat arang dan lemak. Bahan
makanan yang banyak banyak mengandung hidrat arang adalah
golongan padi-padian (misalnya beras dan jagung), golongan
umbiumbian (misalnya ubi dan singkong), dan sagu.
(b) Protein
Protein adalah zat utama untuk membangun jaringan
bagian tubuh. Kekurangan protein dalam makanan ibu hamil
mengakibatkan bayi akan lahir lebih kecil dari normal. Sumber zat
protein yang berkualitas tinggi adalah susu. Sumber lain meliputi
sumber protein 14 hewani (misalnya daging, ikan, unggas, telur
dan kacang) dan sumber protein nabati (misalnya kacang-
kacangan seperti kedelai, kacang tanahdan tahu tempe).
(c) Mineral
Semua mineral dapat terpenuhi dengan makan-makanan
sehari-hari yaitu buah-buahan, sayur-sayuran dan susu. Hanya zat
besi yang tidak bisa terpenuhi dengan makanan sehari-hari. Untuk
memenuhi kebutuhan ini dibutuhkan suplemen besi 30 mg sebagai
ferosus, forofumarat atau feroglukonat perhari dan pada kehamilan
kembar atau pada wanita yang sedikit anemia dibutuhkan 60-100
mg/hari. Kebutuhan kalsium umumnya terpenuhi dengan minum
susu. Satu liter susu sapi mengandung kira-kira 0,9 gram kalsium.
(d) Vitamin
Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makanan sayur
dan buah-buahan, tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin.
Pemberian asam folat terbukti mencegah kecacatan pada bayi.
3) Kebutuhan Personal Hygiene
Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan
sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk
mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri terutama
lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia).
15
NO.REGISTER :
MASUK PMB Tgl, Jam : 18-11-2020 / 08.30 WITA
DI RAWAT DI RUANG : ANC
DATA SUBJEKTIF
1. Kunjungan saat ini Kunjungan Pertama √ Kunjungan Ulang
Keluhan utama
Ibu mengatakan sering merasa cemas kemudian sudah mulai merasa
kenceng-kenceng namun tidak sering, karena sudah mendekati persalinan
2. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, kawin pertama umur 20 tahun, dengn suami sekarang 1 tahun.
3. Riwayat Menstruasi
Menarche umur : 12 tahun
Siklus : 28 hari. Teratur/tidak
Lama : 7 hari
Sifat darah : Encer
Banyaknya : 50 cc
Bau : Khas
Fluor albus : ya/tidak
Dismenorroe : ya/tidak
HPHT 02-02-2020, HPL 17-11-2020
19
20
Pola aktivitas
Kegiatan sehari-hari : Ibu Rumah Tangga
Istirahat/tidur : Siang 1 jam, Malam 5-6 jam/hari
Seksualitas : Frekuensi 1-2 kali seminggu
Keluhan tidak ada
f. Personal Hygiene
21
Hamil Nifas
Persalinan
Ke
Tgl Umur Jenis komplikasi BB laktasi komplik
ibu jani
Lahir kehamilan persalina Penolong JK lahir asi
n
n
Hamil 35
ini MInggu
7. Riwayat kesehatan
a. Penyakit sistemik yang pernah/sedang diderita
Ibu mengatakan tidak pernah/sedang menderita penyakit sistemik seperti
jantung, asma, TBC, HIV/AIDS.
b. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak pernah/sedang menderita penyakit
seperti hipertensi, asma, jantung, TBC, HIV/AIDS.
c. Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat keturunan kembar.
22
d. Kebiasaan-kebiasaan
Merokok : Ibu mengatakan tidak merokok.
Minum jamu-jamuan : Ibu mengatakan tidak pernah minum jamu-jamuan.
Minum-minuman keras : Ibu mengatakan tidak pernah minum-minuman
keras.
Makanan/minuman pantang : Ibu mengatakan tidak mempunyai
pantangan makanan/minuman.
Perubahan pola makan (termasuk nyidam, nafsu makan turun, dan lain-
lain) : Tidak ada.
8. Keadaan Psiko Sosial Spiritual
a. Kelahiran ini : √ Diinginkan Tidak diinginkan
b. Pengetahuan ibu tentang kehamilan dan keadaan sekarang
Ibu mengatakan keadaan saat ini baik dan ibu sudah mendapatkan
Penkes nutrisi, tanda bahaya, pola istirahat dan lain-lain.
c. Penerimaan ibu terhadap kehamilan saat ini
Ibu mengatakan keluarga sangat bahagia dengan kehamilan ibu saat ini.
d. Ketaatan ibu dalam beribadah
Ibu mengatakan ibadah sholat 5 waktu dengan taat.
DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis
b. Tanda vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 82 kali per menit
Pernafasan : 18 kali per menit
Suhu : 36,6˚C
c. TB : 154 cm
BB : Sebelum hamil 50 Kg, BB sekarang 66 Kg
LILA : 24 cm
HPL : 13-11-2020
4. Diagnosis potensial
Tidak ada
25
5. Masalah potensial
Ketidaknyamanan yang dirasakan ibu.
6. Kebutuhan Tindakan Segera Berdasarkan Kondisi Klien
a. Mandiri
Memberikan KIE mengenai ketidaknyamanan TM III pada ibu hamil dan
persiapan persalinan.
b. Kolaborasi
Tidak ada
c. Merujuk
Tidak ada
Perdarahan melalui jalan lahir baik yang berupa bercak maupun berupa darah
yang mengalir baik disertai nyeri atau tidak disertai nyeri.
E/. Ibu mengerti dan bersedia datang ke Pelayanan Kesehatan terdekat jika
terdapat tanda bahaya kehamilan Trimester III tersebut.
5. Memberitahu ibu persiapan persalinan BAKSOKUDA, meliputi :
B (Bidan) : Pastikan klien didampingi oleh tenaga kesehatan yang kompeten
dan memilki kemampuan untuk melaksanakan kegaawatdaruratan.
A (Alat) : Perlengkapan dan bahan-bahan yang dibutuhkan seperti spuit,
infusset, tensimeter dan stetoskop.
K (Keluarga) : Beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu dan alasan
mengapa ia dirujuk, Suami dan keluarga yang lain harus mengantarkan ibu
ketempat rujukan.
S (Surat) : Beri surat ketempat rujukan yang berisi identifikasi ibu, alasan
rujukan, uraian hasil rujukan, asuhan atau obat-obatan yang telah diterima ibu.
O (Obat) : Bawa obat-obat esensial yang diperlukan selama perjalanan rujuk.
K (Kendaraan) : Siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan ibu
dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan dalam waktu
cepat.
U (Uang) : Ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup
untuk membeli obat dan bahan kesehatan yang diperlukan di tempat rujukan.
DA (Darah) : Siapkan darah untuk sewaktu-waktu membutuhkan transfusi
darah apabila terjadi perdarahan.
E/ Ibu mengerti dan paham penjelasan yang diberikan.
6. Menganjurkan ibu untuk ber olahraga ringan seperti jalan santai pada pagi hari
atau sore hari.
E/ Ibu mengerti dan bersedia melakukan apa yang dianjurkan oleh bidan.
7. Menganjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi seimbang seperti
protein, vitamin, buah, dan sayuran.
E/ Ibu mengerti anjuran yang diberikan untuk memenuhi pola nutrisi pada ibu.
8. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi pada
tanggal 06 Desember 2020 atau apabila terdapat keluhan pada ibu.
E/. Ibu mengerti dan bersedia melakukan kunjungan ulang minggu depan pad
atanggal 06 Desember 2020 atau apabila terdapat keluhan
9. Bidan melakukan pendokumentasian seluruh hasil pemeriksaan
27
28
29
Leopold IV : Kepala Janin sudah masuk PAP 2/5 Auskultasi: DJJ frekuensi
151 x/menit.
Pada Bab ini akan membahas mengenai kesesuaian antara teori dan hasil
studi kasus pada penerapan dan pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada Ny. A
Usia Kehamilan 35 minggu dengan Kehamilan Fisiologis di BPM Puji Handayani
Samarinda tahun 2020 dengan menggunakan metode SOAP. Pembahasan ini
dibuat sesuai dengan landasan teoritis dan hasil studi kasus yang bertujuan agar
tindakan direncanakan berdasarkan rasional yang relevan yang dapat dianalisa
secara teoritis untuk memudahkan pemahaman dan pemeriksaan yang terjadi
pada kasus yang dibahas tersebut.
Berdasarkan Asuhan Kebidanan pada Ny. A Usia Kehamilan 35 minggu
dengan Kehamilan Fisiologis dengan menggunakan metode SOAP ini didapatkan
hasil pemeriksaan baik pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan menunjang
bahwa semua pemeriksaan dalam batas normal atau dapat dikatakan tidak
didapati masalah atau komplikasi yang menyetai kehamilannya.
Dari pengkajian data subjektif dan objektif diatas maka dapat ditegakkan
diagnosa GIP0A0, Hamil 35 minggu dengan kehamilan fisiologis.
Penatalaksanaan yang dilakukan terhadap Ny "A" sudah sesuai dengan teori
dan evaluasi setelah dilakukan penanganan dan asuhan yang tepat, maka ibu
merasa tenang dengan kehamilannya dan akan mengikuti anjuran kesehatan.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke
bidan atau Puskesmas sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil
untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan
antenatal (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data
mengenai kondisi ibu melaui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk
mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine, serta ada tidaknya
masalah atau komplikasi. Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada
Asuhan Kebidanan Pada Ny.A GIP0A0 Usia Kehamilan 35 Minggu dengan
Kehamilan Fisiologis dengan menggunakan metode SOAP maka dari hasil
praktik pemeriksaan kehamilan dapat disimpulkan Ny.”A” dalam keadaan
baik dan tidak didapati masalah atau komplikasi yang menyetai
kehamilannya.
B. Saran
1. Bagi Ibu Hamil
Saran bagi ibu hamil agar lebih sering melakukan pemeriksaan
kehamilan agar mengetahui perkembangan janin yang dikandungnya
2. Bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa D III Kebidanan agar selalu melakukan
cucitangansebelum dan sesudah melakukan tindakan terhadap paisen,
dengan lebih berhati-hati saat melakukan tindakan serta selalu
menerapkan ilmu yang telah di berikan.
3. Bagi Institusi
Bagi institusi agar lebih memperhatikan anak didik dan dapat
memberikan ilmu sebaik-baiknya.
30
31
DAFTAR PUSTAKA
Saifuddin,2002.https://www.academia.edu/35670298/LAPORAN_PENDAHULUA
N_ANTENATAL_CAREdiakses tanggal 29 September 2020 pukul 19.35
WITA
https://www.kompasiana.com/notobot/5d06b49ec01a4c7f3c7a6a44/antenatal-
care-anc-apa-itu?page=all
https://www.halodoc.com/kesehatan/trimester-3
https://hellosehat.com/kehamilan/kandungan/perawatan-payudara-saat-hamil-
hingga-menjelang-melahirkan/
https://www.halodoc.com/olahraga-yang-baik-untuk-ibu-hamil-trimester-tiga