Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

N DENGAN GANGGUAN SISTEM


KARDIOVASKULAR : AKUT MIOKARD INFARK DI RUANG E3 RSUD
CIBABAT CIMAHI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Klinik KMB 1

Dosen Pembimbing : Yati Tursini,S.Pd.,S.Kep,Ners.,M.Kep

Disusun Oleh :

Nama : Muhammad Rizqi Yunianto


NIM : P17320119024
Tingkat : 2 A

PRORAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG

POLTEKKES KEMENKES BANDUNG

2021
KASUS

Nama : Tn. N Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 51 Tahun Alamat : Bandung. Pekerjaan
:Wiraswasta Status Perkawinan : Menikah Tanggal MRS : 25 Desember 2020 No. RM :
1502021 Perawatan : Penyakit Dalam.

Keluhan Utama saat masuk RS : nyeri dada Anamnesis Terpimpin : Nyeri dada
dialami sejak ± 6 hari yang lalu. Nyeri dada terasa seperti tertekan, nyeri berlangsung terus-
menerus dan tembus ke belakang, menjalar ke rahang dan lengan kiri. Durasi nyeri lebih dari
20 menit. Nyeri tidak dipengaruhi aktivitas. Nyeri berkurang dengan istirahat. Sesak napas
disangkal. Nyeri ulu hati disangkal. Mual dan muntah disangkal.

Saat di kaji pasien kadang kadang masih nyeri dada seperti saat masuk RS tetapi
nyeinya sedikit berkurang dan dirasakan hilang timbul. Mengeluh merasa lemah dan cepat
lelah. Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat dirawat di RS Cimahi selama 2 hari dengan
keluhan yang sama Riwayat merokok (+), sejak 25 tahun lalu, 1 bungkus dalam 2 hari
Riwayat DM dan hipertensi disangkal Riwayat kolesterol tinggi tidak diketahui.

Pemeriksaan FIsik: : Status Generalis GCS 15 (E4M6V5) BB : 62 kg, TB : 165 cm,


IMT : 22,7 kg/m 2 (normal) Sakit sedang / gizi cukup / compos mentis Tanda Vital Tekanan
darah : 110/80 mmhg Nadi : 92x/menit Pernapasan : 24x/menit Suhu : 36,5 o C Pemeriksaan
Kepala dan Leher Mata : Anemis (-), ikterus (-) Bibir : Sianosis (-) Leher : DVS R+2 cm
H2O Pemeriksaan Thoraks Inspeksi : Simetris kiri dan kanan Palpasi : Massa tumor (-), nyeri
tekan (-) Perkusi : Sonor kiri dan kanan, batas paru-hepar ICS 4 kanan Auskultasi : BP:
vesikular, bunyi tambahan : ronkhi -/-, wheezing -/- Pemeriksaan Jantung Inspeksi : Ictus
cordis tidak tampak Palpasi : Ictus cordis tidak teraba Perkusi : Pekak Batas atas jantung ICS
II sinistra Batas kanan jantung ICS IV linea parasternalis dextra Batas kiri jantung ICS V
linea midclavicularis sinistra Auskultasi : BJ :S I/II murni, regulerPemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Datar, ikut gerak nafas Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal Palpasi : Massa
tumor (-), nyeri tekan epigstrium (-), hepar dan lien tidak teraba Perkusi : Timpani (+)
Pemeriksaan Ekstremitas Akral hangat, edema tungkai -/-

PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium TES HASIL NILAI RUJUKAN


WBC 8,6 x 10 3 /mm 3 4,0-10,0 x 10 3 /mm 3. RBC 4,68 x 10 6 /mm 3 4,0-6,0 x 10 6 /mm 3.
Hb 13,8 g/dl 12,0-16,0 g/dl. Hct 39,9 % 37,0-47,0 %. Plt 156 x 10 3 /mm x 10 3 /mm 3.

2
Ureum 30 mg/dl mg/dl Kreatinin 0,9 mg/dl L(<1,3); P(<1,1) mg/dl. GDS 137 mg/dl 140
mg/dl. CK 157 U/l L(<190); P(<167) U/l. CK-MB 27,3 U/l < 25 U/l SGOT 65 mg/dl < 38
U/l. SGPT 66 mg/dl < 41 U/l. Asam Urat 4,4 mg/dl P(2,4-5,7); L(3,4-7) mg/dl.Natrium 141
mmol/l mmol/l Kalium 4,3 mmol/l 3,5-5,1 mmol/l Klorida 103 mmol/l mmol/l Troponin T
1,6 ng/ml < 0,05 ng/ml Foto Thoraks : corakan bronchovascular dalam batas normal tidak
tampak proses spesifik aktif pada kedua lapangan paru cor : membesar dengan CTI 0,54;
aorta dilatasi kedua sinus dan diafragma baik tulang-tulang intak Kesan : Cardiomegaly
dengan dilatatio aortae.

EKG Interpretasi Irama HR Aksis Regularitas Gel. P Interval PR : sinus : 70x/menit :


normoaksis : reguler : normal : 0,08 detik Kompleks QRS : QS di lead V 2 Segmen ST : ST
depresi di lead I, avl, V 3, V 4, V 5 Gel. T : T inversi pada lead I, avl, V 3, V 4, V 5, V 6
Kesan : sinus rythm, HR 70x/min, normoaksis, iskemik anterolateral + high lateral wall

E. DIAGNOSA : Non ST-segmen Elevation Myocardial Infarction (NSTEMI)

TERAPI:

O2 3 lpm via nasal kanul IVFD NaCl 0,9% 500cc/24 jam Isosorbid dinitrat 5 mg/sublingual
Aspilet loading 160 mg Clopidogrel loading 300 mg Farsorbid 3 x 10 mg Arixtra 2,5mg/24
jam/subkutan Simvastatin 20 mg Laxadine syrup cth Alprazolam 0,5 mg 0-0-1

3
A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan data
1) Identitas pasien / klien
Nama : Tn.N
Tanggal lahir / umur :20 Januari 1970 / 51 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Wiraswasta
Golongan darah : AB
Diagnosis medis :Non ST-segmenElevation Myocardial
Infarction (NSTEMI)
Tanggal / waktu masuk RS : 25 Desember 2020 / pukul 03.00.00 WIB
Tanggal / waktu pengkajian : 25 Desember 2020 / pukul 09.00 WIB
No Medrec : 0502021
Alamat : Jl. Dr Otten No.15 Bandung
No. Telepon : 0838-1934-2217
2) Identitas penanggung jawab
Nama : Ny.R
Umur : 48 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jl. Dr Otten No.15 Bandung
Hubungan dg klien : Istri
No. Telepon : 0838-1124-0083
2. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Pasien meengeluh nyeri dada
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada saat di bawa ke RS tanggal 25 desember 2020 pukul 03.00 Pasien
mengeluh nyeri dada sejak tanggal 19 Desember 20202 (± 6 hari yang lalu). pasien
mengeluh nyeri dada terus menerus selama 20 menit . Nyeri dada seperti tertekan dan

4
tembus kebelakang serta menjalar ke rahang, lengan kiri dan menembus bagian
belakang. Nyeri berkurang saat pasien beristirahat. Pasien mengatakan nyeri
berkurang ketika beristirahat.
Saat di kaji pada tanggal 25 desember 2020 pukul 08.00 pasien mengeluh
kadang terasa nyeri seperti saat masuk RS, nyeri berkurang saat beristirahat dan
bertambah apabila posisinya terlentang. Nyeri di rasakan seperti tertekan. Nyeri
terasa hingga ke bagian belakang dan menjalar dari rahang ke lengan kiri. Nyerinya
berada pada skala 6/10. nyeri nya hilang timbul. Pasien juga mengeluh merasa lemah
dan mudah lelah
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan memiliki riwayat dirawat di RS Cimahi selama 2 hari
dengan keluhan yang sama riwayat merokok (+), sejak 25 tahun lalu, 1 bungkus
dalam 2 hari, pasien mengatakan memiliki kebiasaan makan – makanan berlemak
tinggi seperti jeroan sapi, makanan bersantan kental, tak ada riwayat DM dan
hipertensi.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan
3. Pola Aktivitas Sehari – Hari

NO AKTIVITAS DI RUMAH DI RUMAH SAKIT


1. Personal hygiene
 Mandi 2x/hari 1x/hari
 Menggosok gigi 2x/hari 1x/hari
 Keramas 2x/minggu Belum keramas
 Ganti baju 2x/hari 1x/hari
2. Pola makan
 Jenis makanan Pasien memiliki kebiasaan Nasi merah + tempe
makan jeroan sapi, panggang + sup ikan
makanan berlemak dan patin + tumis kangkung +
kolesterol tinggi. Makanan Pisang + susu kedelai(1x)
favorit : Nasi Padang
 Frekuensi makan 3x/hari 3x/hari
 Porsi 1 porsi 1 porsi
 Keluhan Tidak ada Tidak ada
3. Pola minum
 frekuensi minum 8 gelas/hari 8 gelas/hari
 Jenis minum Air putih Air putih
 keluhan Tidak ada Tidak ada
4. Tidur dan istirahat
 Tidur siang - -

5
 Tidur malam 6 – 7 jam/hari 6-7 jam/hari
 Keluhan Tidak ada Tidak ada
5. Eliminasi BAB
 Frekuensi 1x/hari 2x/hari
 Warna Kuning kecokelatan Kuning kecokelatan
 Bau Khas tinja Khas tinja
 konsistensi Padat Padat
 Keluhan Tidak ada Tidak ada
6. Eliminasi BAK
 Frekuensi 8x/hari 9x/hari
 Warna Kurang jernih Kuning jernih
 Bau Khas urin Khas urin
 Keluhan Tidak ada Tidak ada
7. Aktivitas Pasien mengatakan ia Tidak dapat beraktivitas
sehari-hari bekerja dengan banyak, pasien bedrest
biasanya
8. Gaya hidup Pasien perokok aktif 1 Pasien berhenti merokok
bungkus dalam 2 hari selama di RS

4. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)


1) Keadaan Umum : Pasien tampak lemas dan pucat
2) Kesadaran : Composmentis, Glasgow coma scale 15
(Verbal 5, Eye 4, Motoric 6)
3) Tanda-tanda vital
1. TD : 110/80 mmHg
2. N : 92x/menit
3. S : 36,5oC
4. RR : 24x/menit
5. Bising usus : 12x/menit
6. BB : 62 Kg
7. TB : 165 Cm
4) Antropometri
1. IMT
BB 62 62
IMT= = = = 22,7 (Normal)
¿ ¿ ¿ ¿ 2,7225
2. IBW
TB ( Cm )−100=n
IBW =n− ( n× 10 % ) ¿n = 165 Cm – 100 = 65)
IBW =65−( 65 × 10 % )

6
IBW =65−6,5
IBW = 58,5 Kg (Berat Badan Ideal)
5) Data Keseimbangan Cairan
Intake :
1. Minum air 8 gelas / hari : 1600 Ml
2. Makan sayur sesuai program diit 3x/hari : 600 Ml
3. Susu kedelai 1x / hari : 250 Ml
Total Intake : 2450 Ml
Output :
1. BAK 9x / hari : 1800 Ml
2. BAB 2x/ hari : 500 Ml
3. IWL : 620 Ml
Total Output : 2920 Ml
Balance Cairan=Intake=Output
Balance Cairan=2450=2920
Balance Cairan−470 Ml
Rehidrasi dilakukan dengan pemberian IVFD NaCl 0,9% : 500 Ml/24jam
6) Data Rehidrasi Ringer Lactate
Jumlah kebutuhan × Faktor tetesan
Tetesan /Menit =
Lama infus ×60 Menit
500 Ml× 20
Tetesan /Menit =
24 jam ×60 Menit
10.000
Tetesan /Menit = =7 tetesan/menit
1440
7) Sistem Pernafasan
Bentuk dinding dada normal dan simetris, gerakan kedua dinding
toraks simetris, tidak ada retraksi, tidak ada luka bekas operasi, tidak ada
massa dan edema, bentuk tulang belakang lurus, tidak ada skoliosis, lordosis,
dan kifosis, pola nafas teratur, iktus cordis tidak nampak, tidak teraba adanya
nyeri tekan, massa, dan pulsasi, taktil fremitus paru kanan dan kiri normal,
pergerakan dinding dada kanan dan kiri simetris tidak ada ketinggalan gerak,
bunyi sonor kiri kanan, tidak terdapat adanya gangguan, vesikular, tidak ada
mukus, irama nafas teratur, terdapat suara tambahan wheezing sedikit.
Jumlah RR 24x/menit. Nafas cuping hidung kuat.
8) Sistem Kardiovaskuler

7
Tampak simetris, ictus cosrdis tidak nampak, ictus cordis tak teraba,
tidak ada pembesaran jantung, pekak batas atas jantung ICS 2 sinistra, batas
kanan jantung ICS 4 linea parasternalis dextra, batas kiri jantung ICS 5 linea
midclavicular sinistra, ukuran jantung simetris, bunyi dullness, bunyi jatung
S1 S2 normal regular tanpa ada suara tambahan.
9) Sistem Pencernaan
Warna mukosa mulut dan bibir segar tak pucat dan lembab, taka da
sianosis, tidak ada lesi, gigi lengkap tidak ada penggunaan gigi palsu, tidak
ada perdarahan/ radang gusi, bentuk mulut, posisi lidah simetris, indra
pengecapan dapat berfungsi dengan baik.
Perut tampak simetris, warna kulit merata dengan area tubuh lainnya,
tidak ada lesi, dan tidak ada massa, suara tympani , turgor kulit baik
(elastisitas < 2 detik), bising usus 12x/menit, tak ada nyeri tekan.
10) Sistem Persyarafan
Kesadaran pasien composmentis GCS 15 eye 4, motoric 6, verbal 5,
pasien bisa merasakan tekstur halus dan kasar, status neurologi pasien tidak
mengalami perubahan atau berada dalam batas normal.
11) Sistem Endokrin
Warna leher sama dengan kulit lain, integritas kulit baik, bentuk leher
simetris terhadap bahu dan kepala, vena jugularis terlihat normal R+2cm H2O
tidak ada pembesaran kelenjer tiroid, arteri karotis terdengar, tidak teraba
pembesaran kel.gondok tidak ada nyeri, tidak ada pembesaran kelenjar limfe,
tidak ada nyeri tekan.
12) Sistem Genitourinari
BAB 2x/hari, BAK 9x/hari, tak ada keluhan
13) Sistem Muskuloskeletal
Panjang lengan kanan dan kiri simetris, bentuk simetris, warna kulit
kuning langsat dan sama dengan sekitar, jumlah jari kiri dan kanan lengkap,
tak ada clubbing finger, sudut kuku 160o, terpasang infus NaCl 0,9% pada
tangan kiri, tidak ada lesi ataupun benjolan, CRT < 2 detik, akral teraba
hangat, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada pembengkakan, otot trapezius
dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan kurang maksimal, otot
deltoideus dapat melawan tahanan pemeriksa tetapi kekuatannya berkurang,
otot bisep dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan kurang

8
maksimal, otot trisep dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan
kurang maksimal, tidak ada pembengkakan pada jari, rentang gerak sendi
normal, refleks bisep, trisep, dan brachioradialis normal, sensoris normal,
pasien dapat menyebutkan benda usapan tersebut dengan benar, tes telunjuk
hidung negative, turgor kulit < 2 detik. Kekuatan otot : 4 4

Panjang kaki kanan dan kiri simetris, bentuk simetris, warna kulit
kuning langsat, tidak ada benjolan, tidak ada edema, jumlah jari kiri dan kanan
lengkap, warna kuku putih, kedua kaki bersih, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
edema, tak ada lesi akral teraba hangat otot bokong dapat melawan tahanan
pemeriksa kurang maksimal, otot femur dapat melawan tahanan pemeriksa
kurang maksimal, gerak sendi normal, refleks patella normal, refleks achilles
normal, refleks babinski positif, sensoris normal, pasien dapat menyebutkan
benda usapan tersebut dengan benar, motoris normal, turgor kulit < 2 detik.

Kekuatan otot : 4 4

14) Sistem Intergumen dan Imunitas


Warna kulit normal, pasien tampak lemah, pucat, dan tak bertenaga, pasien
bedrest.
15) Wicara dan THT
Telinga simetris, warna kulit sama dengan sekitarnya, bentuk dan
ukuran telinga normal tidak ada kelainan, tidak ada cairan dan bau pada
lubang telinga, tidak ada lesi dan benjolan pada telinga, terdapat sedikit
serumen, Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
 Test Rinne : Positif
 Test Weber : Tidak Ada Lateralisasi
 Test Swabach : Sama Dengan Pemeriksa
Bentuk hidung simetris, warna sama dengan warna kulit lain, tidak ada
lesi, tidak ada sumbatan, perdarahan dan tanda-tanda infeksi, tidak ada
bengkak, tidak ada nyeri tekan, indra penciuman dapat berfungsi dengan baik.

16) Sistem Penglihatan


Posisi mata normal dan bentuknya simetris, mata tampak menonjol,
ukuran alis mata normal, tekstur halus, distribusi rambut merata, klien dapat

9
menaikkan dan menurunkan alis mata, lingkaran hitam di area orbital, posisi
kelopak mata normal, warna kelopak mata sama dengan kulit sekitar, tidak ada
lesi, bulu mata melengkung keatas, reflek berkedip ada, tidak ada cairan yang
keluar berlebihan, konjungtiva pucat, tak ada lesi, sklera tampak kuning, mata
jernih, ada reflek sensitifitas mata saat didekatkan dengan kapas (Pasien reflek
menutup mata), Saat diberi cahaya penlight, pupil mengecil, fungsi
penglihatan baik, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.
5. Data psikososial dan spiritual
1) Pola Komunikasi
Pasien mampu berkomunikasi secara dua arah dengan perawat.
2) Konsep Diri
a. Body Image
Pasien merasa tidak percaya diri dengan kondisi tubuhnya saat ini, pasien merasa
kondisinya ini sangat menghambat seluruh aktivitasnya
b. Ideal Diri
Pasien berharap segera sembuh dan bisa beraktivias seperti biasa lagi.
c. Peran dan Identitas Diri
Pasien adalah seorang pegawai swasta dan peran ayah juga suami tidak dapat dilakukan
nya dengan baik karena sakit.
d. Harga Diri
Pasien mengatakan bahwa dirinya yakin akan sembuh dan yakin dapat beraktifitas
kembali seperti biasanya.
3) Mekanisme Koping
a. Pasien mengatakan bila ada masalah selalu bercerita kepada istrinya
b. Pasien mengatakan segala keluhan sakitnya pada perawat dan keluarga
4) Aspek Spiritual
a. Makna Hidup
Pasien mengatakan hidupnya sangat berarti.
b. Pandangan Terhadap Sakit
Pasien mengatakan sakit yang dideritanya merupakan hukuman dari Tuhan, juga
pasien menyadari penyakitnya datang dari kebiasaannya makan – makanan berlemak.
c. Keyakinan Akan Kesembuhan
Pasien mengatakan yakin akan sembuh, kemampuan beribadah saat sakit pasien dapat
melaksanakan sholat secara duduk.

10
5) Data Pengetahuan
Pasien mengatakan paham sebaiknya membiasakan diri untuk makan – makanan
bergizi dan tidak berlemak tinggi, pasien mengatakan bahwa kebiasaan merokoknya juga
harus dikurangi
6. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium

NO PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL SATUAN


1. Hemoglobin 13,8 12,0 – 16,0 g/dl
2. Hematokrit 39,9 37 – 47 %
3. WBC 8,6 5,0 – 10,0 103/µl
4. RBC 4,68 4,0 – 6,0 106/mm3
5. PLT 156 142 – 424 103/mm3
6. Ureum 30 16,6 – 48,5 Mg/dl
7. Kreatinin 0,9 L(<1,3) ; P(<1,1) Mg/dl
8. GDS 137 140 Mg/dl
9. CK 157 L(<190) ; P(<167) U/l
10. CK-MB 27,3 <25 U/l
11. SGOT 65 0 – 40 Mg/dl
12. SGPT 66 0 – 41 Mg/dl
13. Asam urat 4,4 P(2,4 – 5,7) ; L(3,4 – 7) Mg/dl
14. Natrium 141 135 – 145 Mmol/l
15. Kalium 4,3 3,5 – 5,1 Mmol/l
16. Klorida 103 98 – 108 Mmol/l
17. Troponin 1,6 <0,05 Ng/ml

2) Foto Thorax
Kesan : corakan bronchovascular dalam batas normal tidak tampak proses spesifik
aktif pada kedua lapangan paru cor : membesar dengan CTI 0,54; aorta dilatasi kedua
sinus dan diafragma baik tulang-tulang intak Kesan : Cardiomegaly dengan dilatatio
aortae
3) EKG
EKG Interpretasi : Irama HR Aksis Regularitas Gel. P Interval PR : sinus :
70x/menit : normoaksis : reguler : normal : 0,08 detik Kompleks QRS : QS di lead V 2
Segmen ST : ST depresi di lead I, avl, V 3, V 4, V 5 Gel. T : T inversi pada lead I, avl,
V 3, V 4, V 5, V 6 Kesan : sinus rythm, HR 70x/min, normoaksis, iskemik
anterolateral + high lateral wall

7. Terapi

11
N NAMA OBAT RUTE DOSIS INDIKASI
O
1. O2 Nasal 3 Liter / menit Mengatasi sesak
2. NaCl IV 500 Ml/7 tpm Mengganti kebutuhan cairan yang
hilang atau tak terpenuhi
3. Isosorbid Sublingual 1x5 Mg/hari Mengatasi angina (nyeri dada)
Dinitrat yang disebabkan penyakit jantung
4. Aspilet loading Oral 1x160 Mg/hari Mengurangi terjadinya iskemik
5. Clopidogrel Oral 1x300 Mg/hari Mencegah pembekuan darah
loading
6. Farsorbid Oral 3x10 Mg/hari Untuk mengatasi angina
7. Arixtra SC 1x2,5 Mg/24 jam Mengatasi pembekuan darah
8. Simvastatin Oral 1x20 Mg/hari Menurunkan kolesterol
9. Alprazolam Oral 1x0,5 Mg/hari Mengatasi kecemasan

12
8. Analisis Data

N DATA ETIOLOGI MASALAH


O
1. DS : Endapan lipoprotein di tunika Nyeri akut
 Pasien mengatakan nyeri intima
dada sejak ± 6 hari yang ↓
lalu Cedera endotel : interaksi antara
 Pasien mengatakan nyeri fibrin & platelet (Proliferasi otot
dada terasa seperti tunika media)
tertekan, dan terasa ↓
tembus ke belakang Invasi dan akumulasi lipid
hingga menjalar ke ↓
rahang dan lengan kiri. Flaque fibrosa
 Pasien mengatakan nyeri ↓
dirasakan terus menerus Aterosklerosis
dengan durasi nyeri > 20 ↓
menit Obstruksi arteri koroner
 Pasien mengatakan nyeri ↓
berkurang dengan Penurunan suplai darah ke
beristirahat miokard
 Pasien mengatakan tidak ↓
sesak napas Iskemia jaringan miokardium
DO : ↓
 Pasien tampak lemah dan Tidak seimbang kebutuhan
tidak bertenaga darah dan O2

 Pasien tampak meringis
Metabolisme anaerob meningkat
 Pasien seringkali

memegang dada nya
Asam laktat meningkat
menahan nyeri

 Skala nyeri 6/10 Nyeri dada
 Hasil pemeriksaan EKG ↓
pasien NSTEMI Nyeri akut
 Pasien diberikan oksigen
3 Liter/menit sebagai
maintenance
 Foto thorax
bronchovaskular dalam
batas normal
 Terdapat cardiomegaly
dengan dilatasi aorta
2. DS : Iskemia jaringan miokardium Gangguan
 Pasien mengatakan ↓ pertukaran gas
merasa sesak napas Tidak seimbang kebutuhan
DO : darah dan O2
 Nafas pasien tampak ↓
tersengal – sengal Metabolisme anaerob meningkat
 Nafas cuping hidung ↓

13
lambat Penurunan kontraktilitas
 Saat di auskultasi suara miokard
nafas pasien sedikit ↓
wheezing Kelemahan miokard
 Pasien terpasang O2 ↓
sebanyak 3 liter / menit Volume akhir diastolic ventrikel
 TD 110/80 mmHg kiri meningkat
 RR 24x/ menit ↓
Tekanan atrium kiri meningkat

Tekanan vena pulmonalis
meningkat

Hipertensi kapiler paru

Oedem paru

Gangguan pertukaran gas

3. DS : Iskemia jaringan miokardium Defisiensi


 Pasien mengatakan ↓ pengetahuan
selalu merokok 1 Tidak seimbang kebutuhan
bungkus dalam 2 hari darah dan O2
 Pasien mengatakan ↓
selalu makan – makanan Metabolisme anaerob meningkat
berlemak tinggi dan sulit ↓
menghilangkan Asam laktat meningkat
kebiasaan itu ↓
DO : Nyeri dada
 Pasien tak menyadari ↓
kalau penyakitnya Kurangnya informasi
muncul karena ↓
kebiasaannya yang Tidak tahu kondisi dan
selalu merokok dan pengobatan (Klien dan keluarga
makan – makanan bertanya)
berlemak tinggi ↓
 Pasien tampak bingung Defisiensi pengetahuan
 Pasien tampak menyesal
karena memiliki gaya
hidup yang tidak sehat

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d iskemia jaringan miokardium akibat obstruksi arteri coroner d.d
hasil pemeriksaan EKG pasien NSTEMI
2. Gangguan pertukaran gas b.d gangguan aliran darah ke alveoli d.d pasien sesak

14
3. Defisiensi pengetahuan b.d kurangnya informasi d.d ketidaksadaran pasien
mengenai sebab dari kedatangan penyakitnya

15
C. Perencanaan Keperawatan

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


.
1. Nyeri akut b.d iskemia jaringan miokardium Setelah dilakukan 1. Monitor TTV 1. Untuk mengetahui
akibat obstruksi arteri coroner d.d hasil perawatan 3x24 dengan cepat
pemeriksaan EKG pasien NSTEMI jam diharapkan penyimpangan dari
DS : intoleransi keadaan normalnya
 Pasien mengatakan nyeri dada sejak ± 6 aktivitas dapat 2. Lakukan pengkajian nyeri 2. Untuk mengetahui
hari yang lalu teratasi, dengan secara komprehensif yang kualitas nyeri yang
 Pasien mengatakan nyeri dada terasa seperti kriteria hasil : melipti lokasi, karakteristik, dirasakan pasien
tertekan, dan terasa tembus ke belakang  Pasien tak onset/durasi, frekuensi,
hingga menjalar ke rahang dan lengan kiri. merasa nyeri kualitas,intensitas serta apa yang
 Pasien mengatakan nyeri dirasakan terus dada mengurangi nyeri dan faktor
menerus dengan durasi nyeri > 20 menit  Pasien yang memicu
 Pasien mengatakan nyeri berkurang dengan tampak segar 3. Ajarkan pasien teknik relaksasi 3. Teknik non farmakologis
beristirahat  Pasien tak nafas dalam dilakukan agar pasien
 Pasien mengatakan tidak sesak napas meringis bisa rileks
DO : kesakitan 4. Monitor adanya 4. Untuk mengetahui
 Pasien tampak lemah dan tidak bertenaga  Skala nyeri ketidakadekuatan perfusi arteri dengan cepat
pasien coroner (Perubahan ST dalam penyimpangan dari
 Pasien tampak meringis
menjadi 3/10 EKG, peningkatan enzim keadaan normalnya
 Pasien seringkali memegang dada nya
 Pemeriksaan jantung, angina) sesuai
menahan nyeri
troponin kebutuhan
 Skala nyeri 46/10 5. Kolaborasi dengan dokter 5. Untuk mengatasi
 Hasil pemeriksaan EKG pasien NSTEMI pasien ada
dalam mengenai pemberian isosorbid angina/nyeri dada,
 Pasien diberikan oksigen 3 Liter/menit dinitrat 1x5Mg/hari (Sublingual) mengurangi terjadinya
sebagai maintenance rentang 0,5 –
0,1 Ng/ml , Aspilet 1x160 Mg/hari (Oral), iskemik, mencegah dan
 Foto thorax bronchovaskular dalam batas Clopidogrel 1x300Mg/hari mengatasi pembekuan
normal  Pemeriksaan
EKG normal (Oral), Farsorbid 3x10Mg/hari darah, menurunkan
 Terdapat cardiomegaly dengan dilatasi (Oral), Arixtra 1x2,5Mg/24jam kolesterol
aorta (SC), Simvastatin 1x20Mg/hari

16
(Oral)
2. Gangguan pertukaran gas b.d gangguan aliran Setelah dilakukan 1. Batasi aktifitas merokok 1. Untuk mencegah
darah ke alveoli d.d pasien sesak perawatan 3x24 serangan jantung
DS : jam diharapkan berulang
intoleransi 2. Pertahankan kepatenan jalan 2. Agar pasien bisa
 Pasien mengatakan merasa sesak napas aktivitas dapat napas mendapatkan kebutuhan
DO : teratasi, dengan oksigen yang tak
kriteria hasil : terpenuhi
 Nafas pasien tampak tersengal – sengal  Pasien tak 3. Anjurkan pasien setengah duduk 3. Membuka jalan nafas
 Nafas cuping hidung lambat merasa sesak (Semi Fowler)
 Saat di auskultasi suara nafas pasien sedikit  Pasien 4. Monitor aliran oksigen 4. Memastikan alat
wheezing bernafas berfungsi
 Pasien terpasang O2 sebanyak 3 liter / dengan lega 5. Kolaborasi dengan dokter 5. Membantu melegakan
menit  Suara nafas mengenai pemberian Oksigen 3 pernafasan pasien
 TD 110/80 mmHg vesicular liter / menit
 RR 24x/ menit  TTV normal

3. Defisiensi pengetahuan b.d kurangnya Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien 1. Untuk mengetahui
informasi d.d ketidaksadaran pasien mengenai perawatan 3x24 terkait proses penyakit yang seberapa jauh tingkat
sebab dari kedatangan penyakitnya jam diharapkan spesifik pemahaman pasien
DS : intoleransi 2. Berikan informasi pada pasien 2. Untuk membantu pasien
aktivitas dapat mengenai kondisinya, sesuai menambah referensi
 Selalu merokok 1 bungkus dalam 2 hari teratasi, dengan kebutuhan mengenai penyakitnya
 Pasien mengatakan selalu makan – kriteria hasil : 3. Instruksikan pasien mengenai 3. Untuk memastikan
makanan berlemak tinggi dan sulit  Pasien tindakan untuk mencegah/ pasien tahu tanda ketika
menghilangkan kebiasaan itu memahami meminimalkan gejala, sesuai serangan terjadi,
DO : faktor kebutuhan sehingga memudahkan
 Pasien tak menyadari kalau penyakitnya pemicu petugas kesehatan untuk
muncul karena kebiasaannya yang selalu serangan bertindak cepat.
merokok dan makan – makanan berlemak jantung 4. Kolaborasi dengan dokter 4. Untuk mengatasi
tinggi  Pasien tidak mengenai pemberian kecemasan
 Pasien tampak bingung kebingungan Alprazolam 1x0,5 Mg/hari via

17
 Pasien tampak menyesal karena memiliki  Pasien oral
gaya hidup yang tidak sehat mengetahui
informasi
lebih banyak

D. Implememtasi Keperawatan

NO TANGGAL / WAKTU DX IMPLEMENTASI PARAF


1. 26 September 2020 1 Memonitor TTV Rizqi
Pukul 07.00 WIB e/
 TD : 110 / 80 mmHg
 N : 92x / Menit
 RR : 24x / Menit
 S : 36,5oC
2. 26 September 2020 1 Berkolaborasi dengan dokter mengenai pemberian isosorbid dinitrat 1x5Mg/hari Rizqi
Pukul 08.00 WIB (Sublingual) , Aspilet 1x160 Mg/hari (Oral), Clopidogrel 1x300Mg/hari (Oral),
Farsorbid 3x10Mg/hari (Oral), Arixtra 1x2,5Mg/24jam (SC), Simvastatin
1x20Mg/hari (Oral)
e/ Pasien diberikan obat sesuai dosis dan instruksi dokter, tak ada keluhan saat
diberikan obat oral dan sublingual pasien meminum obat tanpa ada mual atau
keluhan lainnya, ketika diberikan obat injeksi via SC tak terjadi pembengkakakn
atau keluhan lainnya
3. 26 September 2020 3 Berkolaborasi dengan dokter mengenai pemberian Alprazolam 1x0,5 Mg/hari via Rizqi
Pukul 08.10 WIB oral
e/ Pasien diberikan obat sesuai dosis dan instruksi dokter, tak ada keluhan saat
diberikan obat
4. 26 September 2020 1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif yang melipti lokasi, karakteristik, Rizqi
Pukul 09.00 WIB onset/durasi, frekuensi, kualitas,intensitas serta apa yang mengurangi nyeri dan
faktor yang memicu

18
e/ pasien mengeluh kadang terasa nyeri seperti saat masuk RS, nyeri berkurang saat
beristirahat dan bertambah apabila posisinya terlentang. Nyeri di rasakan seperti
tertekan. Nyeri terasa hingga ke bagian belakang dan menjalar dari rahang ke
lengan kiri. Nyerinya berada pada skala 5/10. nyeri nya hilang timbul. Pasien juga
mengeluh merasa lemah dan mudah lelah .
5. 26 September 2020 1 Mengajarkan pasien teknik relaksasi nafas dalam Rizqi
Pukul 09.10 WIB e/ Pasien mengikuti instruksi dan arahan perawat, dan dapat melakukannya secara
mandiri
6. 26 September 2020 2 Berkolaborasi dengan dokter mengenai pemberian Oksigen 3 liter / menit Rizqi
Pukul 10.00 WIB e/ Alat bantu pernafasan terpasang dengan baik dan berfungsi, tak ada keluhan
7. 26 September 2020 2 Menganjurkan pasien setengah duduk (Semi Fowler) Rizqi
Pukul 10.05 WIB e/ Pasien tampak tidak sesak dan menjadi lebih nyaman
8. 26 September 2020 2 Mengkaji pernafasan pasien Rizqi
Pukul 10.10 WIB e/ Nafas pasien tampak tersengal – sengal, nafas cuping hidung lambat, saat di
auskultasi suara nafas pasien sedikit wheezing, jumlah RR 24x/ menit
9. 26 September 2020 2 Mempertahankan kepatenan jalan napas Rizqi
Pukul 10.15 WIB e/ Hidung berfungsi dengan baik, pernafasan cuping hidung kuat
10. 26 September 2020 1 Memonitor adanya ketidakadekuatan perfusi arteri coroner (Perubahan ST dalam Rizqi
Pukul 11.00 WIB EKG, peningkatan enzim jantung) sesuai kebutuhan
e/
 Terdapat perubahan ST dalam EKG
 Troponin 1,6 Ng/ml (Nilai normal<0,05)
11. 26 September 2020 3 Mengkaji tingkat pengetahuan pasien terkait proses penyakit yang spesifik Rizqi
Pukul 12.00 WIB e/ Pasien menyadari penyakitnya datang dari kebiasaannya makan – makanan
berlemak. Pasien mengatakan paham sebaiknya membiasakan diri untuk makan –
makanan bergizi dan tidak berlemak tinggi, pasien mengatakan bahwa kebiasaan
merokoknya juga harus dikurangi
12. 26 September 2020 2 Membatasi aktifitas merokok Rizqi
Pukul 12.00 WIB e/ Pasien berhenti merokok selama di RS
13. 26 September 2020 3 Memberikan informasi pada pasien mengenai kondisinya, sesuai kebutuhan Rizqi
Pukul 13.00 WIB e/ Pasien menerima informasi dengan baik dan mendengarkan secara seksama
14 26 September 2020 3 Menginstruksikan pasien mengenai tindakan untuk mencegah/ meminimalkan Rizqi

19
1. 27 September 2020 1 Memonitor TTV Rizqi
Pukul 07.00 WIB e/
 TD : 110 / 75 mmHg
 N : 89x / Menit
 RR : 20x / Menit
Pukul 13.30 WIB 
gejala, 36,0oCkebutuhan
S :sesuai
2. 27 September 2020 1 Berkolaborasi denganinformasi
e/ Pasien menerima dokter mengenai
dengan baikpemberian isosorbidjika
dan memahami dinitrat
merasa 1x5Mg/hari
sesak dan Rizqi
Pukul 08.00 WIB (Sublingual) , Aspilet
nyeri hebat segera melapor1x160 Mg/harikesehatan
ke petugas (Oral), Clopidogrel 1x300Mg/hari (Oral),
Farsorbid 3x10Mg/hari (Oral), Arixtra 1x2,5Mg/24jam (SC), Simvastatin
1x20Mg/hari (Oral)
1. 28 September 2020 1 e/ Pasien diberikan
Memonitor TTV obat sesuai dosis dan instruksi dokter, tak ada keluhan saat Rizqi
Pukul 07.00 WIB diberikan
e/ obat oral dan sublingual pasien meminum obat tanpa ada mual atau
keluhan lainnya,
 TD : 110 / 70 mmHg ketika diberikan obat injeksi via SC tak terjadi pembengkakakn
atau keluhan lainnya
 N : 80x / Menit
3. 27 September 2020 3 Berkolaborasi
 dengan dokter mengenai pemberian Alprazolam 1x0,5 Mg/hari via
RR : 18x / Menit Rizqi
Pukul 08.10 WIB oral
 S : 36,0 C o

2. 28 September 2020 1 e/ Pasien diberikan


Berkolaborasi dengan obat sesuaimengenai
dokter dosis danpemberian
instruksi isosorbid
dokter, takdinitrat
ada keluhan saat
1x5Mg/hari Rizqi
Pukul 08.00 WIB diberikan obat
(Sublingual) , Aspilet 1x160 Mg/hari (Oral), Clopidogrel 1x300Mg/hari (Oral),
4. 27 September 2020 1 Melakukan pengkajian nyeri
Farsorbid 3x10Mg/hari (Oral), secara
Arixtrakomprehensif
1x2,5Mg/24jam yang(SC),
melipti lokasi,
Simvastatin Rizqi
Pukul 09.00 WIB karakteristik, onset/durasi,
1x20Mg/hari (Oral) frekuensi, kualitas,intensitas serta apa yang mengurangi
nyeri dan faktor
e/ Pasien yangobat
diberikan memicusesuai dosis dan instruksi dokter, tak ada keluhan saat
e/
diberikan obat oral dan nyeri
: Pasien mengatakan berkurang
sublingual pasienketika beristirahat.
meminum Pasienada
obat tanpa mengatakan
mual atau
nyeri dada nya berangsur membaik. Pasien mengatakan nyeri
keluhan lainnya, ketika diberikan obat injeksi via SC tak terjadi pembengkakakn pada dada nya
dirasakan seperti
atau keluhan lainnya tertekan benda berat . Nyeri yang dirasakan pasien muncul secara
3. 28 September 2020 3 terus menerus, dengan
Berkolaborasi dan durasi nyerimengenai
dokter dirasakanpemberian
lumayan lama hingga <1x0,5
Alprazolam 15 menit. Pasien
Mg/hari via Rizqi
Pukul 08.10 WIB mengatakan
oral nyeri di bagian dada. Pasien mengatakan nyeri sangat jarang muncul
dan dirasakannya.
e/ Pasien diberikan obatPasiensesuai
mengatakan
dosis dannyeri ada dokter,
instruksi pada tak skalaada4/10. Pasien
keluhan saat
mengatakan
diberikan obat nyerinya hilang timbul dengan durasi nyeri <15 menit namun
4. 28 September 2020 1 sekarang
Melakukan intensitas
pengkajiannyerinyeri
dirasakan
secarasangat berkurang
komprehensif danmelipti
yang jarang lokasi,
dirasakan.
karakteristik, Rizqi
5. 27 September
Pukul 2020
09.00 WIB 1 Mengajarkan
onset/durasi, pasien teknik
frekuensi, relaksasi nafas dalam
kualitas,intensitas serta apa yang mengurangi nyeri dan Rizqi
Pukul 09.10 WIB e/ Pasien
faktor mengatakan
yang memicu telah melakukannya secara mandiri
6. 27 September 2020 2 Menganjurkan pasien setengah
e/ Pasien mengatakan duduk
nyeri hilang. (Semimengatakan
Pasien Fowler) tak nyeri dada sehingga tak Rizqi
Pukul 10.05 WIB e/
ada perasaan yang memberatkan diri pasien. nyaman
Pasien tampak tidak sesak dan menjadi lebih Pasien mengatakan tak nyeri dada
7. 27 September 2020 2 Mengkaji pernafasan pasien
Nyeri tak datang lagi.Tak ada bagian dada yang terasa nyeri lagi. Pasien Rizqi
Pukul 10.10 WIB e/ Nafas pasien
mengatakan nyeriagak tersengal
tidak muncul – sengal, nafas cuping
dan dirasakannya hidung
lagi. agak
Pasien lambat, saat
mengatakan di
nyeri
auskultasi suara3/10.
ada pada skala nafasPasien
pasienmengatakan
sayup sedikit wheezing,
nyeri jumlah RR 20x/ menit
tidak muncul.
8.
5. 27
28 September
September 2020
2020 21 Mempertahankan
Memonitor adanya kepatenan jalan napasperfusi arteri coroner (Perubahan ST dalam
ketidakadekuatan Rizqi
Rizqi
Pukul 10.15 WIB e/ Hidung berfungsi dengan baik, pernafasan cuping hidung kuat
9. 27 September 2020 1 Memonitor adanya ketidakadekuatan perfusi arteri coroner (Perubahan ST dalam Rizqi 20
Pukul 11.00 WIB EKG, peningkatan enzim jantung) sesuai kebutuhan
e/
 Terdapat perubahan ST dalam EKG
 Troponin 0,5 Ng/ml (Nilai normal<0,05)
Pukul 11.00 WIB EKG, peningkatan enzim jantung) sesuai kebutuhan
e/
 Tak terdapat perubahan ST dalam EKG
 Troponin 0,5 Ng/ml (Nilai normal<0,05)
6. 28 September 2020 2 Menganjurkan pasien setengah duduk (Semi Fowler) Rizqi
Pukul 10.05 WIB e/ Pasien tampak tidak sesak dan menjadi lebih nyaman
7. 28 September 2020 2 Mengkaji pernafasan pasien Rizqi
Pukul 10.10 WIB e/ Nafas pasien lega, nafas cuping hidung kuat, saat di auskultasi suara nafas pasien
vesicular tak ada suara tambahan lainnya, jumlah RR 18x/ menit
8. 28 September 2020 2 Mempertahankan kepatenan jalan napas Rizqi
Pukul 10.15 WIB e/ Hidung berfungsi dengan baik, pernafasan cuping hidung kuat
9. 28 September 2020 3 Mengkaji tingkat pengetahuan pasien terkait proses penyakit yang spesifik Rizqi
Pukul 12.00 WIB e/ Pasien menyadari penyakitnya datang dari kebiasaannya makan – makanan
berlemak. Pasien mengatakan paham sebaiknya membiasakan diri untuk makan –
makanan bergizi dan tidak berlemak tinggi, pasien mengatakan bahwa kebiasaan
merokoknya juga harus dikurangi
10. 28 September 2020 3 Memberikan informasi pada pasien mengenai kondisinya, sesuai kebutuhan Rizqi
Pukul 13.00 WIB e/ Pasien menerima informasi dengan baik dan mendengarkan secara seksama
E. Evaluasi Keperawatan

NO TANGGAL / WAKTU DX PERKEMBANGAN PARAF


1. 28 September 2020 1 S: Rizqi
Pukul 09.00 WIB dan - Pasien mengatakan nyeri berkurang dan tidak sering timbul
Pukul 12.00 WIB - pasien mengatakan skala nyeri 3/10
O:
- Pasien tampak segar dan bertenaga
- pasien tak meringis kesakitan, pasien tidak memegangi lagi dadanya,
- skala nyeri pasien 3/10

21
- hasil pemeriksaan EKG pasien tidak ada kelainan, tak ada pembesaran jantung,
nilai hasil pemeriksaan Troponin 0,5 Ng/ml (Nilai normal <0,05)
A: Masalah teratasi
P:Intervensi dihentikan

2. 28 September 2020 2 S: Rizqi


Pukul 10.10 WIB - Pasien mengatakan tak merasa sesak lagi dan merasa nafasnya lebih lega
O:
- Nafas pasien lega,
- nafas cuping hidung kuat
- saat di auskultasi suara nafas pasien vesicular tak ada suara tambahan lainnya,
- jumlah RR 18x/ menit
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

3. 28 September 2020 3 S: Rizqi


Pukul 11.00 WIB - Pasien mengatakan sadar bahwa penyakitnya datang dari kebiasaannya makan –
makanan berlemak.
- Pasien mengatakan paham sebaiknya membiasakan diri untuk makan –
makanan bergizi dan tidak berlemak tinggi, pasien mengatakan bahwa kebiasaan
merokoknya juga harus dikurangi
- pasien mengatakan akan mengikuti anjuran yang di berikan

22
O:
- Pasien memahami faktor pemicu yang menyebabkan dirinya terjangkit serangan
jantung,
- pasien tak tampak kebingungan lagi, pasien menyesali kebiasaan tidak sehatnya
itu dan membuat resolusi untuk hidup jauh lebih sehat lagi untuk kedepannya
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

23
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, Heather. Kamitsuru, Shigemi (2018) NANDA – I Diagnosis Keperawatan


Definisi dan Klasifikasi 2018 – 2020. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC

Nurarif, Huda A. Kusuma, Hardhi (2015) Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC – NOC jilid 2 . Yogyakarta : Percetakan
Mediaction Publishing Yogyakarta

Nurjannah, Intansari (2018) Klasifikasi Luaran Keperawatan Nursing Outcomes


Classification (NOC) Pengukuran Outcome Kesehatan. United Kingdom
Elsevier

Nurjannah, Intansari (2018) Klasifikasi Luaran Keperawatan Nursing Interventions


Classification (NIC) United Kingdom : Elsevier

24

Anda mungkin juga menyukai