Anda di halaman 1dari 9

Vol.1/No.

1, Juni 2013, hlm 81-89 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN 81

Literasi Informasi Kesehatan Lingkungan pada Masyarakat


Pedesaan: Studi Deskriptif di Desa Nagrog Kecamatan
Cicalengka
Encang Saepudin
Departemen Ilmu Informasi dan Perpustakaan Fikom Unpad
Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor 45363
Email: encang_saepudin@yahoo.com

factor. Rural communities’ information seeking behavior


Abstrak - Penelitian ini mengkaji tentang Literasi has not been systematically in information seeking, and
Informasi Kesehatan Lingkungan pada Masyarakat there are three information search pattern that are
Pedesaan di Desa Nagrog Kecamatan Cicalengka passive attention, passive search, and active search.
Kabupaten Bandung. Tujuan kajian ini adalah untuk
mengetahui faktor yang memotivasi kebutuhan Keywords: Information literacy, environmetal health,
informasi kesehatan lingkungan, perilaku pencarian rural communities.
informasi, dan pola pencarian informasi kesehatan
lingkungan di masyarakat Desa Nagrog Kecamatan
Cicalengka Kabupaten Bandung. Metode yang
digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan PENDAHULUAN
kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan Latar Belakang Masalah
adalah angket, wawancara, observasi, dan studi
Setiap orang membutuhkan informasi sebagai
pustaka. Teknik analisis data yang digunakan yakni
analisis interaktif. Luaran hasil kajian ini adalah bagian dari tuntutan kehidupannya, penunjang
tergambarnya literasi informasi kesehatan lingkungan kegiatannya, dan pemenuhan kebutuhannya. Rasa
yang terjadi di Desa Nagrog Kecamatan Cicalengka
Kabupaten Bandung. Hasil kajian menunjukkan bahwa
ingin tahu seseorang timbul karena ia ingin selalu
faktor yang mendorong masyarakat dalam mencari berusaha menambah pengetahuannya. Krech,
informasi kesehatan lingkungan yakni faktor ekstrinsik. Crutchfield, dan Ballachey (Yusup 1995, 8) lebih
Perilaku pencarian informasi masyarakat belum
sitstematis dalam mencari informasi, dan pola jauh menjelaskan karena adanya kebutuhan untuk
pencarian informasinya terdapat tiga yakni perhatian memecahkan masalah-masalah sosial, seseorang
pasif, pencarian pasif, dan pencarian aktif. termotivasi untuk mencari pengetahuan,
Kata kunci: Literasi informasi, kesehatan lingkungan, bagaimana caranya agar dapat memecahkan
masyarakat pedesaan. masalah tersebut. Salah satu cara adalah mencari
tambahan pengetahuan melalui membaca berbagai
Abstract – This research determined the Information
Literacy of Environmental Health in rural communities media bahan bacaan yang sebagian besar tersedia
in Nagrog Village, Cicalengka sub-district, Bandung di perpustakaan-perpustakaan.
Counties. The purpose of this study is to find out the
factors that motivated the information needs, information Kebutuhan informasi akan terjadi apabila
seeking behavior, and information search patterns of timbul keadaan tidak menentu sebagai akibat
environmental health in rural communities in Nagrog terjadinya kesenjangan atau gap dalam diri manusia
Village, Cicalengka sub-district, Bandung Counties.
Method used in this research is descriptive with antara pengetahuan yang dimiliki dengan informasi
kuantitative approach. Data collection techniques used in yang dibutuhkannya. Pemakai akan mencari
this research is questionaires, interviews, observations,
and literature studies. Data analysis technique in this
informasi untuk memenuhi kebutuhannya karena
research is interactive analysis. The result of this study is adanya kesenjangan tersebut, manusia
a description of information literacy of environmental menggunakan atau berusaha menggunakan
health happens in rural communities in Nagrog Village,
Cicalengka sub-district, Bandung Counties. The result of berbagai sumber informasi (Chen dan chernon
this study showed that the factor motivate community in dalam Pannen 1990, 31).
seeking environmental health information is external
Salah satu informasi yang dibutuhkan oleh
masyarakat termasuk masyarakat pedesaan adalah

ISSN: 2303-2677 / © 2013 JKIP


82 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
Saepudin
informasi mengenai kesehatan lingkungan. Ada bagaimana mengolahnya, dan bagaimana
beberapa pemahaman tentang kesehatan memanfaatkan informasi-informasi tersebut.
lingkungan diantaranya yang dikemukakan oleh
HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan TUJUAN PENELITIAN
Indonesia) yakni “Suatu kondisi lingkungan yang Kajian mengenai literasi informasi kesehatan
mampu menopang keseimbangan ekologi yang lingkungan pada masyarakat pedesaan ini
dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk bertujuan:
mendukung tercapainya kualitas hidup manusia 1. Mengetahui kebutuhan informasi kesehatan
yang sehat dan bahagia.” Sedangkan menurut lingkungan masyarakat Desa Nagrog
Menurut WHO (World Health Organization) ialah Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung.
“Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada 2. Mengetahui tahapan pencarian informasi
antara manusia dan lingkungan agar dapat kesehatan lingkungan masyarakat Desa Nagrog
menjamin keadaan sehat dari manusia.” (Kesmas Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung.
2011). 3. Mengetahui pola pencarian informasi
Barkaitan dengan hal tersebut, masyarakat kesehatan lingkungan masyarakat Desa Nagrog
pedesaan pada umumnya telah menyadari akan Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung
kesehatan lingkungan dimana mereka tinggal.
Salah satu contoh berkaitan dengan pengelolaan METODE PENELITIAN
sampah. Masyarakat pedesaan sudah memahami Metode yang digunakan adalah metode
secara turun temurun bahwa sampah organik penelitian kuantitaif. Menurut Sugiyono (2007, 8)
dipisahkan dengan non-organik. Sampah organik metode penelitian kuantitatif dapat diartikan
pada umumnya dimusnahkan dengan cara dibakar, sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada
sedangkan sampah non-organik dibuang ke kolam filsafat positivime, digunakan untuk meneliti
sebagai pakan ikan. Berkaitan dengan pengelolaan populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
sampah ini sangat berkaitan dengan UU No 23 menggunakan instrumen penelitian analisis data
tahun 1992 tentang Ruang Lingkup Kesehatan bersifat kuantitatif / statistik, dengan tujuan untuk
Lingkungan terutama pasal 22 ayat 3 yang memuat menguji hipotesis yang ditetapkan.
8 hal pokok kesehatan lingkungan yakni, Metode ini digunakan karena penelitian ini
1) Penyehatan air dan udara akan mengungkapkan Literasi Informasi Kesehatan
2) Pengamanan limbah padat/sampah Lingkungan pada Masyarakat Pedesaan dengan
3) Pengamanan limbah cair berbagai sub variabel. Variabel dalam penelitian ini
4) Pengamanan limbah gas dapat diukur, maka penelitian menggunakan
5) Pengamanan radiasi pendekatan kuantitatif dengan menggunakan
6) Pengamanan kebisingan perhitungan matematis dan angket sebagai salah
7) Pengamanan vektor penyakit satu instrumen penelitian. Selain itu, metode ini
8) Penyehatan dan pengamanan lainnya: misal dipilih karena kajian ini menunjukkan hubungan
pasca bencana. antara variabel, mencari generalisasi yang
Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan mempunyai nilai prediktif, dan untuk melihat hasil
di atas tentang pencarian informasi kesehatan pengukuran berdasarkan variabel yang
lingkungan sebagai bentuk literasi informasi dioperasionalkan dengan menggunakan instrumen.
terutama yang terjadi di lingkungan masyarakat
pedesaan ini sangat penting untuk mengetahui VARIABEL PENELITIAN
tentang apa yang dibutuhkan, dimana bisa Variabel dalam penelitian ini adalah langkah-
ditemukan, dengan cara apa memperolehnya, langkah pencarian informasi yang didasarkan pada
konsep Big6 yakni:
Vol.1/No.1, Juni 2013, hlm 81-89 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN 83

1. Merumuskan masalah rumus Slovin, dengan tingkat presisi ± 10% dan


Merumuskan masalah. tingkat kepercayaan ± 90%, yaitu sebagai berikut:
Mengidentifikasikan informasi yang
N
dibutuhkan. n
N .d 2 1
2. Mengembangkan strategi pencarian
informasi
Keterangan:
Menentukan sumber.
Memilih sumber terbaik. n : jumlah sampel
3. Lokasi dan akses N : jumlah populasi
Mengalokasikan sumber secara fisik dan d : tingkat perkiraan kesalahan 10%
virtual. 10.521
n
Menemukan informasi di dalam sumber- 10.521(0.10) 2 1
sumber tersebut.
4. Memanfaatan informasi 10.521
n
Membaca, mendengar. 106.21
Memilih informasi yang relevan.
5. Mensintesiskan informasi n 99,05
Mengorganisasikan informasi dari
Berdasarkan pada hasil perhitungan tersebut
berbagai sumber.
maka jumlah sampelnya adalah 100 orang.
Mempresentasikan informasi tersebut.
6. Mengevaluasi informasi
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
dari seluruh proses yang telah dilakukan.
dikumpulkan dengan teknik pengumpulan data
sebagai berikut:
POPULASI DAN SAMPEL
1. Observasi
1. Populasi
Melakukan kegiatan pengumpulan data
Populasi adalah objek atau subjek yang
di lapangan dengan melakukan pengamatan
berada pada suatu wilayah dan memenuhi
terhadap objek penelitian dan melakukan
syarat-syarat tertentu dan berkaitan dengan
pencatatan. Dalam penelitian ini yang
masalah penelitian (Ridwan 2003, 8).
menjadi objek penelitian adalah perilaku
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
pencarian informasi kesehatan lingkungan
masyarakat Desa Nagrog Kecamatan
masyarakat pedesaan. Dalam hal ini yakni
Cicalengka Kabupaten Bandung yang
Masyarakat di Desa Nagrog Kecamatan
berjumlah 10.521 jiwa.
Cicalengka Kabupaten Bandung.
2. Sampel
2. Angket
Sampel adalah bagian dari populasi yang
Membagikan kuisioner kepada
diambil melalui cara tertentu yang juga
responden yang berisikan daftar pertanyaan
memiliki karakteristik tertentu, jelas dan
yang berhubungan dengan penelitian.
lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi
Responden dalam penelitian ini adalah
(Hasan 2002, 58).
masyarakat Desa Nagrog Kecamatan
Untuk memperoleh ukuran sampel yang Cicalengka Kabupaten Bandung.
representatif, maka tim peneliti untuk menentukan 3. Wawancara
jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan Teknik pengumpulan data dengan cara
tanya jawab secara lisan dengan maksud

ISSN: 2303-2677 / © 2013 JKIP


84 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
Saepudin
memperoleh data yang masih kurang jelas diperoleh harus benar, bukan benar menurut
yang diperoleh dari kuisioner/ angket. identifikator tetapi benar dan sesuai dengan apa
Wawancara ini dilakukan dengan yang dimaksud pengguna (Sankarto dan Permana
masyarakat Desa Nagrog Kecamatan 2008, 10).
Cicalengka Kabupaten Bandung terutama Motivasi terbesar masyarakat pedesaan untuk
mereka yang sedang melakukan pencarian mencari informasi kesehatan lingkungan yakni
informasi, baik secara kelembagaan faktor ekstrinsik yaitu pendorong kebutuhan yang
maupun secara perorangan. Baik dalam bersumber dari luar diri para responden seperti
konteks formal maupun informal. Maksud kebutuhan akan air bersih, kebutuhan informasi
wawancara ini adalah sebagai bahan pengelolaan sampah, atau ketika sakit, baik dirinya
masukan untuk memperkuat data-data yang maupun anggota keluarganya. Salah satu contoh
telah didapat dari hasil angket maupun kebutuhan informasi kesehatan lingkungan
obsevasi lapangan. dipengaruhi oleh kebutuhan ekstrinsik yakni
4. Studi pustaka kebutuhan responden akan mencari informasi
Studi pustaka dilakukan untuk tentang air bersih di rumah ketika musim kemarau
memperoleh rujukan teoritis yang berjumlah 27 orang (27%), musim penghujan
menjelaskan gejala-gejala empiris yang berjumlah 8 orang (8%), Angota keluarga ada
didapat di lapangan. yang terkena diare berjumlah 5 orang (5%), dan
sumber air di rumah tidak jernih berjumlah 60
HASIL PENELITIAN orang (60%). Data tersebut menunjukkan bahwa
Faktor yang Mendorong Kebutuhan Informasi masrakat akan mencari informasi tetang air bersih
Identifikasi kebutuhan informasi merupakan ketika memperoleh masalah tentang hal tersebut.
langkah awal dalam menentukan jenis informasi Hal ini sejalan dengan konsep perilaku atau
apa yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. aktivitas yang ada pada individu atau organisme itu
Informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai
akan tergantung pada keberhasilan dalam akibat dari stimulus yang diterima oleh organisme
melakukan identifikasi kebutuhan informasi. yang bersangkutan baik stimulus eksternal maupun
Identifikasi kebutuhan informasi yang tidak tepat stimulus internal. Namun demikian, sebagian besar
akan menghasilkan informasi yang tidak berguna. dari perilaku organisme itu sebagi respon terhadap
Menurut Sankarto dan Permana, identifikasi stimulus eksternal.
kebutuhan informasi adalah ”sebuah proses untuk Langkah-langkah Pencarian Informasi
mendapatkan informasi yang sesuai kebutuhan dan Ada ahli yang memandang bahwa perilaku
diinginkan pengguna”. Dalam proses identifikasi, sebagai respon terhadap stimulus, akan sangat
kedua belah pihak yaitu pihak pengguna informasi ditentukan oleh keadaan stimulusnya, dan individu
dan pihak penyedia informasi terlibat aktif pada atau organisme seakan-akan tidak mempunyai
tahap ini. Informasi yang diperoleh dari pengguna kemampuan untuk menentukan perilakunya,
menjadi acuan bagi penyedia informasi sebagai hubungan stimulus dan respon seakan-akan
bahan pertimbangan menyediakan informasi yang bersifat mekanistis. Pandangan semacam ini pada
tepat. Tiga faktor yang harus dipenuhi ketika umumnya merupakan pandangan yang bersifat
melakukan identifikasi kebutuhan informasi yaitu behavioristis. Sedangkan aliran kognitif
lengkap, detail, dan benar. Lengkap, artinya semua memandang perilaku individu merupakan respon
informasi yang diharapkan pengguna didapatkan dari stimulus, namun dalam diri individu itu ada
oleh pihak yang melakukan identifikasi. Detail, kemampuan untuk menentukan perilaku yang
adalah informasi yang terkumpul terinci sampai diambilnya. Ini berarti individu dalam kedaan aktif
hal-hal yang kecil. Benar, yaitu semua data yang dalam menentukan perilaku yang diambilnya.
Vol.1/No.1, Juni 2013, hlm 81-89 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN 85

Langkah-langkah pencarian informasi tidak merumuskan kebutuhan informasi sebelum


kesehatan lingkungan Masyarakat Pedesaan melakukan proses pencarian informasi.
didasarkan kepada konsep Big6 yang terdiri atas
Namun, pada saat proses perumusan informasi
enam langkah. Big6 ini merupaka salah satu model
yang akan dicari, tidak semua responden
Literasi Informasi yang paling banyak digunakan di
merumuskannya sendiri. Akan tetapi meminta
sekolah-sekolah dan di lembaga pendidikan.
bantuan pihak lain baik itu teman dekat atau pun
Keunikan dari model the Big6 ini antara lain adalah
kerabatnya. Bentuk bantuan ini lebih pada proses
karena model ini diklaim oleh pembuatnya sebagai
konsultasi atau berdiskusi. Hal ini terlihat dari
sebuah model “problem solving” dalam
jawaban responden yang yang mencapai 79 %
menyelesaikan masalah informasi. Karena itu,
mereka meminta bantuan orang lain dalam
maka model ini sifatnya lebih fleksibel dari model-
merumuskan kebutuhan informasinya.
model literasi informasi lainnya, karena model ini
Secara teknis proses perumusan informasi
bisa diterapkan pada hampir semua masalah
yang dilakukan oleh para responden ada dua cara
manusia yang berkaitan dengan pengambilan
yakni dengan dicatat secara rinci mengenai
keputusan yang menggunakan informasi sebagai
kebutuhan informasinya dan yang kedua adalah
dasar pengambilan keputusannya.
hanya cukup diingat saja. Kedua teknik perumusan
Tahapan-tahapan dalam model ini yaitu
kebutuhan ini berimplikasi kepada lengkap atau
merumuskan masalah, mengembangkan strategi
tidaknya kebutuhan informasi yang akan dicari.
pencarian informasi, penentuan lokasi dan akese
Data tersebut menggambarkan bahwa
informasi, memanfaatkan informasi, mensistesiskan
sebagaian besar responden pernah merumuskan
informasi, dan mengevaluasi informasi.
permasalahan terlebih dahulu sebelum melakukan
a. Merumuskan masalah atau kebutuhan proses pencarian informasi lebih lanjut. Namun,
Informasi proses perumusan belum bisa dilakukan secara
Menurut Sumadi (1987), tidak ada aturan mandiri. Dalam arti proses perumusan masih
umum mengenai cara merumuskan masalah akan dibantu oleh orang lain.
tetapi setiap orang dalam merumuskan masalah Seperti dikemukakan sebelumnya bahwa
disarankan supaya memperhatikan hal-hal berikut: perumusan kebutuhan informasi ini sangat
1. Perumusan masalah hendaknya dalam bentuk bermanfaat dalam membatasi informasi yang akan
kalimat tanya dicari dalam arti ketika proses pencarian informasi
2. Perumusan masalah hendaknya padat dan jelas dilakukan akan lebih fokus. Namun dalam
3. Perumusan masalah hendaknya mengaitkan merumuskan masalah para responden lebih banyak
hubungan antara dua hal atau lebih yang memilih diingat saja dan meminta bantuan
4. Perumusan masalah hendaknya memberikan orang lain. Hal ini menggambarkan kemandirian
petunjuk kemungkinan mengumpulkan data dalam merumuskan masalah masih belum kuat.
untuk menjawab pertanyaan yang dibuat dalam
b. Mengembangkan Strategi Pencarian
perumusan masalah itu.
Informasi
Pada dasarnya masyarakat pedesaan pernah
Pencarian informasi pada dasarnya sebuah
merumuskan kebutuhan informasinya sebelum
usaha seseorang atau sekelompok orang dalam
melakukan proses pencarian informasi yang
memperoleh informasi yang dibutuhkannya. Proses
dibutuhknnya. Hal ini terlihat dari data yang
pencarian informasi yang dilakukan antara orang
menggambarkan bahwa responden yang
yang satu dengan orang yang lainnya pasti
menyatakan merumuskan kebutuhan infomsi
berbeda. Hal itu bergantung kepada beberapa
sebelum melakukan pencarian informasi berjumlah
faktor yakni informasi yang dibutuhkan, bentuk
60 orang (60%), sedangkan 40 responden (40%)
atau wujud informasi, pengalaman, pengetahuan,

ISSN: 2303-2677 / © 2013 JKIP


86 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
Saepudin
dan bebepara faktor lain. Oleh karena itu dalam berupa OPAC (Online Public Access Catalog),
pengembangan strategi pencarian pun akan sangat begitupun internet dengan search engine-nya.
beragam. Artinya setiap orang akan memiliki corak Dengan kemampuan menggunakan indeks ini,
tersendiri dalam pengembangan strategi tersebut. maka pencarian informasi yang tersimpan dalam
Berdasarkan data yang diperoleh dapat berbagai sumber informasi dapat dilakukan dengan
digambarkan mengenai strategi mencari informasi lebih efektif dan efisien.
yang disiapkan oleh responeden pada saat akan Strategi yang dilakukan responden dalam
mencari informasi yakni bertukar pendapat dengan penelusuran informasi yakni atas dasar penulis/
orang dekat berjumlah 40 orang (40%), responden pengarang berjumlah 8 orang (8%), responden
yang menyatakan bertanya kepada ahlinya yang menyatakan atas dasar judul berjumlah 15
berjumlah 28 orang (28%), responden yang orang (15%), dan responden yang menyatakan
menyatakan mencari sendiri sumber informasi yang berdasarkan pokok masalah berjumlah 77 orang
dibutuhkan berjumlah 23 orang (23%), dan dengan presentase 77%.
responden yang menyatakan datang ke Data ini menggambarkan bahwa indeks yang
perpustakaan/ pusat informasi berjumlah 9 orang digunakan oleh sebagian responden adalah indeks
(9%). subjek. Data tersebut menggambarkan 77%
Data ini menggambarkan bahwa masyarakat responden dalam menelusur informasi yang
pedesaan di desa Nagrog Kecamatan Cicalengka digunakan adalah indeks subjek.
ini belum literer dalam melakukan/ mempersiapkan Sedangkan informasi awal tentang subjek
cara pencarian informasi kesehatan lingkungan. yang akan dicari oleh responden pertama kali
Berdasarkan keragaman strategi yang dipersiapkan diketahui dengan cara melakukan pencarian
dengan cara mencari sendiri dan datang ke informasi dari teman berjumlah 40 orang (40%),
perpustakaan menempati urutan ketiga dan dari media massa berjumlah 36 orang (36%), dan
keempat. Datang ke perpustakaan haya 9 orang responden yang menyatakan mendapat informasi
atau 9% saja. Sedangkan pedekatan atau strategi dari Perpustakaan/ Sumber Informasi berjumlah 24
dengan bertukar pendapat dengan orang lain orang (24%).
sangat tinggi atau menempati urutan pertama Data tersebut menggambarkan hampir
dengan jumlah responden 40 orang atau 40% dari setengah atau 40% dari responden lebih suka
jumlah responden. Hal ini menggambarkan menelusur informasi dengan batuan teman/ teman
kebiasaan masyarakat dalam mencari informasi dekat.
lebih suka secara lisan dengan bertanya kepada
d. Memanfaatkan informasi
orang yang mereka percayai. Pada tahap ini kita dihadapkan pada masalah
c. Lokasi dan Akses Informasi pemilihan cara yang efektif untuk menyaring
Pada prinsipnya tahap ini merupakan tahap informasi yang banyak jumlahnya tersebut menjadi
dimana pencari informasi harus memiliki informasi yang terseleksi dan siap dipakai dalam
kemampuan untuk menggunakan indeks. Hampir berbagai permasalahan kita. Jika kasusnya adalah
semua informasi yang tersedia di dunia ini tersusun menulis, maka pada tahap keempat ini kita
dalam indeks, agar memungkinkan untuk dihadapkan pada tahap dimana semua informasi
ditemukan kembali dengan cepat. Buku-buku teks sudah berada di tangan kita dan kita harus
biasanya memiliki indeks di bagian belakang menyeleksi informasi tersebut.
halamannya. Ensiklopedia, baik umum maupun Hasil penelitian yang berkaitan dengan
khusus juga memiliki indeks yang biasanya pemanfaatan informasi yang telah diperoleh
merupakan volume terakhir dari jajaran semua responden dilihat dari dua komponen, yakni
volumnya. Perpustakaan juga memiliki indeks pemahaman terhadap informasi dengan membaca
seluruh bahan bacaan/ informasi dan informasi
Vol.1/No.1, Juni 2013, hlm 81-89 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN 87

yang diperoleh dapat membantu memecahkan informasi yang tersimpan dalam produk
permasalahan yang dihadapai atau tidak. kita kepada orang lain. Hal ini bisa
Berkaitan dengan informasi yang diperoleh dilakukan dengan berbagai cara, tergantung
apa dipahami atau tidak dapat dilihat dari konteksnya. Misalnya presentasi
penyataan responden yakni informasi yang powerpoint, data statistik, tabel,
diperoleh responden selalu dibaca/ didengar perbandingan, cerita, narasi, bentuk-bentuk
sampai tuntas. Hal ini terlihat bahwa responden sastra seperti puisi, cerpen, dan sebagainya.
yang menyatakan ya yakni informasi yang Data penelitian tentang proses mensintesiskan
diperoleh responden selalu dibaca/ didengar informasi yang diperoleh oleh responden
sampai tuntas berjumlah 70 orang (70%), menggambarkan bahwa tindakan responden dalam
sedangkan responden yang menyatakan tidak merumuskan informasi yang diperoleh diketahui
yakni informasi yang diperoleh responden tidak bahwa responden yang menyatakan membaca
dibaca/ didengar sampai tuntas berjumlah 30 semua informasi yang diperoleh dan
orang (30%). mengevaluasinya berjumlah 74 orang (74%), dan
Data ini menggambarkan bahwa informasi responden yang menyatakan langsung merumuskan
yang diperoleh oleh responden dipahami dengan informasi dalam sebuah catatan berjumlah 26
cara dibaca/ didengar secara seksama sampai orang (26%).
tuntas. Artinya informasi itu dimanfaatkan secara Sedangkan bentuk rumusan informasi yang
kognitif karena pengetahuan para responden dibuat oleh responden adalah dalam bentuk
menjadi bertambah tentang informasi kesehatan laporan kajian berjumlah 31 orang (31%),
lingkungan. dirumuskan dalam bentuk artikel popular
Selain itu, informasi yang diperoleh responden berjumlah 13 orang (13%), dan responden yang
dapat membantu menyelesaikan permasalah yang menyatakan tidak dirumuskan kembali atau apa
dihadapi responden. Hal ini didasarkan data adanya/ tetap sesuai aslinya berjumlah 56 orang
bahwa responden menyatakan informasi yang (56%). Data ini menggambarkan bahwa para
diperoleh dapat membantu menyelsaikan responden mesih kesulitan untuk merumuskan
permasalah yang dihadapi berjumlah 68 orang kembali informasi yang diperolehnya. Sebagian
(68%), dan responden yang menyatakan tidak besar responden ketika memperoleh informasi
membantu menyelesaikan masalah berjumlah 32 langsung dipergunakan apa adanya tanpa melalui
orang (32%). proses perumusan apapun.
Seperti telah dipaparkan pada bagian
e. Mensintesiskan Informasi
sebelumnya bahwa kemampuan mensintesiskan
Pada tahap ini, para responden atau pencari
informasi adalah kemampuan mengorganisasikan
informasi melakukan penggabungan berbagai
berbagai sumber yang terpisah-pisah menjadi satu
informasi yang telah diperoleh. Hal yang perlu
bentuk produk/ hasil yang sitematis. Untuk itu,
diperhatikan pada tahap ini yakni:
dalam tahap ini beberapa keahlian harus dimiliki
a. Mengorganisasikan berbagai sumber yang
oleh para pencari informasi seperti menulis,
terpisah-pisah menjadi satu bentuk produk/
membuat “outline” karangan, dan berbagai tips
hasil yang sitematis. Untuk itu, dalam tahap
untuk membuat kalimat yang efektif atau
ini beberapa keahlian harus dimiliki oleh
menggunakan ilustrasi dan sebagainya.
para pencari informasi seperti menulis,
Tahap selanjutnya dari proses mensintesiskan
membuat “outline” karangan, dan berbagai
informasi adalah mempresentasikan informasi yang
tips untuk membuat kalimat yang efektif
diperoleh yaitu menunjukkan hasil pengolahan
atau menggunakan ilustrasi dan sebagainya.
informasi oleh yang bersangkutan dalam produk
b. Mempresentasikan hasil pengolahan
baru. Hasil penelitian menggambarkan bahwa
informasi yaitu menunjukkan, menyebarkan

ISSN: 2303-2677 / © 2013 JKIP


88 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
Saepudin
ketika responden telah merumuskan kembali perhatian pasif, pencarian pasif, dan pencarian
informasi yang diperoleh maka informasi tersebut aktif.
disimpan untuk kepentingan pribadi berjumlah 19
Perhatian pasif yakni perilaku responden yang
orang (19%), disebarkan kepada pihak yang
menggambarkan ketidaksengajaan dalam
berpekentingan berjumlah 60 orang (60%) dan
memperoleh informasi. Dalam hal ini responden
diberikan hanya kepada yang membutuhkan/
tidak bermaksud untuk mencari informasi secara
meminta saja berjumlah 21 orang (21%).
khusus namun secara tidak disengaja memperoleh
f. Mengevaluasi Informasi informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Hal
Pada tahapan ini yang diharapkan adalah para ini seperti mendengarkan radio atau menonton
pencari informasi dapat memberikan penilaian program televisi. Perilaku ini ditandai dengan
terhadap hasil/ produk dan proses yang sudah kekurangmampuan responden dalam merumuskan
berhasil dilakuinya. Evaluasi produk yaitu evaluasi kebutuhan informasinya, tidak memiliki strategi
mengenai bentuk hasil/produk dari kegiatan khusus untuk menelusur informasi bahkan tidak
pencarian informasi yang dilakukan, dalam hal ini mengetahui lokasi dan cara mengakses informasi
informasi yang telah diperoleh dirumuskan atau tersebut.
disintesiskan kembali menjadi sebuah hasil Pencarian pasif yakni suatu perilaku pencarian
pemikiran dari si pencari informasi. Sedangkan informasi yang kebetulan relevan dengan
Evaluasi proses yaitu evaluasi yang lebih mengarah kebutuhan individu. Dalam hal ini responden tidak
pada cara dan proses pencarian informasi yang jauh berbeda dengan kondisi perhatian pasif hanya
dilakukan oleh si pencari informasi. saja pada pola ini responden sudah mengetahui dan
Data hasil penelitian yang berkaitan dengan bisa merumuskan masalah atau informasi yang
proses evaluasi informasi yang dilakukan oleh para dibutuhkannya.
responden dalam proses pencarian informasi Pencarian aktif merupakan literasi yang biasa
adalah responden yang menyatakan mengecek dilakukan seorang individu secara aktif mencari
kebenaran informasi yang didapat berjumlah 79 informasi. Pada pola ini pencari informasi secara
orang (79%), responden yang menyatakan menilai sistematis melakukan proses pencarian informasi
informasi yang didapat berjumlah 13 orang (13%) mulai dari tahap perumusan kebutuhan,
dan responden yang menyatakan langsung percaya menentukan strategi pencarian, memahami lokasi
terhadap isi informasi yang di dapat berjumlah 8 dan cara akses informasi, memanfaatkan informasi,
orang (8%). mensistesiskan informasi, dan sampai pada tahap
Data tersebut menggambarkan bahwa para mengevaluasi informasi. Tahapan-tahapan tersebut
responden sudah melalukan proses penilaian dilalui sehingga proses pencarian informasi menjadi
terhadap kebenaran informasi yang diperoleh. lebih efektif dan berhasil guna. Dalam hal ini
Dalam hal ini para responden mencoba mengecek pencari informasi bisa mendapatkan informasi yang
(cek dan kroscek) baik secara langsung pada dibutuhkan dalam waktu yang lebih singkat dengan
sumber informasi maupun kepada sumber lain yang informasi yang akurat.
memiliki sumber informasi yang hampir sama.
Pola Pencarian Informasi Masyarakat SIMPULAN
Pedesaan Berdasarkan pada data hasil kajian yang telah
Berdasarkan kepada langkah-langkah diuraikan pada bagian terdahulu dapat disimpulkan
pencarian informasi yang dilakukan oleh responden sebagai berikut:
dalam kajian ini yakni masyarakat Desa Nagrog 1. Faktor yang paling mempengaruhi terhadap
Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung dapat pencarian informasi kesehatan lingkungan bagi
digambarkan kedalam tiga pola atau model yaitu masyarakat pedesaan di Desa Nagrog
Vol.1/No.1, Juni 2013, hlm 81-89 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN 89

Kecamatan Cicalengka adalah faktor eksternal melalui teknik pengamatan, wawancara, dan
yaitu hal-hal yang terjadi di luar diri responden angket. Diakses dari
seperti lingkungan yang kurang sehat, air http://pfi3pdata.litbang.deptan.go.id/laporan
minum kurang jernih, udara di rumah apek dan /one/26/file/01-04-2010.
sebagainya. Sumadi, Suryabrata. 1987. Psikologi
2. Proses pencarian informasi kesehatan Pendidikan. Rajawali: Jakarta.
lingkungan yang dilakukan oleh masyarakat
pedesaan di Desa Nagrog Kecamatan Yusup, Pawit M. 2009. Ilmu informasi,
Cicalengka Kabupaten Bandung belum Komunikasi dan Kepustakaan. Jakarta: Bumi
sistematis. Hal ini terlihat dari langkah-langkah aksara.
pencarian informasi yang dilakukan yakni Kesehatan Masyarakat Indonesia. 2011. Profesi
sebagian masyarakat belum bisa merumuskan Sanitarian dan Masalah Kesehatan
masalah atau kebutuhan informasi, belum bisa Lingkungan. Diakses dari http://www
memilih strategi pencarian secara tepat, belum .indonesian-
publichealth.com/2013/07/profesi-kesehatan-
bisa menentuka lokasi dan cara akses informasi
lingkungan.html
secara benar, sebagian belum bisa
memanfaatkan informasi secara maksimal,
sebagian belum bisa mensintesiskan informasi
yang diperoleh, dan sebagaian tidak melakukan
evaluasi terhadap informasi yang didapat.
3. Berdasarkan kepada lengkah-langkah
pencarian informasi yang dilakukan oleh
masyarakat pedesaan di Desa Nagrog
Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung
maka pola model pencarian informasi dapat
digolongkan menjadi tiga model yakni
perhatian pasif, pencarian pasif, dan pencarian
aktif.

DAFTAR PUSTAKA
Hasan, M. Iqbal. 2002. Metodologi Penelitian dan
Aplikasinya. Bogor: Ghalia Indonesia.
Pannen, Paulina. 1990. A Study in information
seeking and use behaviors of resident
students and non resident students in
Indonesian tertiary education. Disertasi.
Syracuse: Syracuse University.
Ridwan. 2003. Metode dan Teknik Menyusun
Laporan Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2007. Statistika untuk penelitian.
Bandung: Alfabeta
Sankarto, Bambang S. dan Maman Permana.
2008. Identifikasi kebutuhan informasi

ISSN: 2303-2677 / © 2013 JKIP

Anda mungkin juga menyukai