yang diperoleh dapat membantu memecahkan informasi yang tersimpan dalam produk
permasalahan yang dihadapai atau tidak. kita kepada orang lain. Hal ini bisa
Berkaitan dengan informasi yang diperoleh dilakukan dengan berbagai cara, tergantung
apa dipahami atau tidak dapat dilihat dari konteksnya. Misalnya presentasi
penyataan responden yakni informasi yang powerpoint, data statistik, tabel,
diperoleh responden selalu dibaca/ didengar perbandingan, cerita, narasi, bentuk-bentuk
sampai tuntas. Hal ini terlihat bahwa responden sastra seperti puisi, cerpen, dan sebagainya.
yang menyatakan ya yakni informasi yang Data penelitian tentang proses mensintesiskan
diperoleh responden selalu dibaca/ didengar informasi yang diperoleh oleh responden
sampai tuntas berjumlah 70 orang (70%), menggambarkan bahwa tindakan responden dalam
sedangkan responden yang menyatakan tidak merumuskan informasi yang diperoleh diketahui
yakni informasi yang diperoleh responden tidak bahwa responden yang menyatakan membaca
dibaca/ didengar sampai tuntas berjumlah 30 semua informasi yang diperoleh dan
orang (30%). mengevaluasinya berjumlah 74 orang (74%), dan
Data ini menggambarkan bahwa informasi responden yang menyatakan langsung merumuskan
yang diperoleh oleh responden dipahami dengan informasi dalam sebuah catatan berjumlah 26
cara dibaca/ didengar secara seksama sampai orang (26%).
tuntas. Artinya informasi itu dimanfaatkan secara Sedangkan bentuk rumusan informasi yang
kognitif karena pengetahuan para responden dibuat oleh responden adalah dalam bentuk
menjadi bertambah tentang informasi kesehatan laporan kajian berjumlah 31 orang (31%),
lingkungan. dirumuskan dalam bentuk artikel popular
Selain itu, informasi yang diperoleh responden berjumlah 13 orang (13%), dan responden yang
dapat membantu menyelesaikan permasalah yang menyatakan tidak dirumuskan kembali atau apa
dihadapi responden. Hal ini didasarkan data adanya/ tetap sesuai aslinya berjumlah 56 orang
bahwa responden menyatakan informasi yang (56%). Data ini menggambarkan bahwa para
diperoleh dapat membantu menyelsaikan responden mesih kesulitan untuk merumuskan
permasalah yang dihadapi berjumlah 68 orang kembali informasi yang diperolehnya. Sebagian
(68%), dan responden yang menyatakan tidak besar responden ketika memperoleh informasi
membantu menyelesaikan masalah berjumlah 32 langsung dipergunakan apa adanya tanpa melalui
orang (32%). proses perumusan apapun.
Seperti telah dipaparkan pada bagian
e. Mensintesiskan Informasi
sebelumnya bahwa kemampuan mensintesiskan
Pada tahap ini, para responden atau pencari
informasi adalah kemampuan mengorganisasikan
informasi melakukan penggabungan berbagai
berbagai sumber yang terpisah-pisah menjadi satu
informasi yang telah diperoleh. Hal yang perlu
bentuk produk/ hasil yang sitematis. Untuk itu,
diperhatikan pada tahap ini yakni:
dalam tahap ini beberapa keahlian harus dimiliki
a. Mengorganisasikan berbagai sumber yang
oleh para pencari informasi seperti menulis,
terpisah-pisah menjadi satu bentuk produk/
membuat “outline” karangan, dan berbagai tips
hasil yang sitematis. Untuk itu, dalam tahap
untuk membuat kalimat yang efektif atau
ini beberapa keahlian harus dimiliki oleh
menggunakan ilustrasi dan sebagainya.
para pencari informasi seperti menulis,
Tahap selanjutnya dari proses mensintesiskan
membuat “outline” karangan, dan berbagai
informasi adalah mempresentasikan informasi yang
tips untuk membuat kalimat yang efektif
diperoleh yaitu menunjukkan hasil pengolahan
atau menggunakan ilustrasi dan sebagainya.
informasi oleh yang bersangkutan dalam produk
b. Mempresentasikan hasil pengolahan
baru. Hasil penelitian menggambarkan bahwa
informasi yaitu menunjukkan, menyebarkan
Kecamatan Cicalengka adalah faktor eksternal melalui teknik pengamatan, wawancara, dan
yaitu hal-hal yang terjadi di luar diri responden angket. Diakses dari
seperti lingkungan yang kurang sehat, air http://pfi3pdata.litbang.deptan.go.id/laporan
minum kurang jernih, udara di rumah apek dan /one/26/file/01-04-2010.
sebagainya. Sumadi, Suryabrata. 1987. Psikologi
2. Proses pencarian informasi kesehatan Pendidikan. Rajawali: Jakarta.
lingkungan yang dilakukan oleh masyarakat
pedesaan di Desa Nagrog Kecamatan Yusup, Pawit M. 2009. Ilmu informasi,
Cicalengka Kabupaten Bandung belum Komunikasi dan Kepustakaan. Jakarta: Bumi
sistematis. Hal ini terlihat dari langkah-langkah aksara.
pencarian informasi yang dilakukan yakni Kesehatan Masyarakat Indonesia. 2011. Profesi
sebagian masyarakat belum bisa merumuskan Sanitarian dan Masalah Kesehatan
masalah atau kebutuhan informasi, belum bisa Lingkungan. Diakses dari http://www
memilih strategi pencarian secara tepat, belum .indonesian-
publichealth.com/2013/07/profesi-kesehatan-
bisa menentuka lokasi dan cara akses informasi
lingkungan.html
secara benar, sebagian belum bisa
memanfaatkan informasi secara maksimal,
sebagian belum bisa mensintesiskan informasi
yang diperoleh, dan sebagaian tidak melakukan
evaluasi terhadap informasi yang didapat.
3. Berdasarkan kepada lengkah-langkah
pencarian informasi yang dilakukan oleh
masyarakat pedesaan di Desa Nagrog
Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung
maka pola model pencarian informasi dapat
digolongkan menjadi tiga model yakni
perhatian pasif, pencarian pasif, dan pencarian
aktif.
DAFTAR PUSTAKA
Hasan, M. Iqbal. 2002. Metodologi Penelitian dan
Aplikasinya. Bogor: Ghalia Indonesia.
Pannen, Paulina. 1990. A Study in information
seeking and use behaviors of resident
students and non resident students in
Indonesian tertiary education. Disertasi.
Syracuse: Syracuse University.
Ridwan. 2003. Metode dan Teknik Menyusun
Laporan Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2007. Statistika untuk penelitian.
Bandung: Alfabeta
Sankarto, Bambang S. dan Maman Permana.
2008. Identifikasi kebutuhan informasi