Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

A. PROSES ADATASI PSIKOLOGIS PADA MASA BAYI


Dalam masa hidupnya manusia akan selalu mengalami perubahan diantaranya
perubahan struktur maupun fungsi, karena itu perubahan ini tergantung pada hal-
hal yang dialami sebelumnya dan akan mempengaruhi hal-hal yang terjadi
sesudahnya.
Pertumbuhan, diartikan sebagai perubahan yang bersifat kuantitatif (Soemantri,
2005). Pendapat tersebut memperkuat pernyataan Monks, dkk (1998) bahwa
pertumbuhan, khusus dimaksudkan untuk menunjukkan bertambah besarnya
ukuran badan dan fungsi fisik yang murni. Dari dua pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa sifat dari pertumbuhan adalah evolutif.
Berdasar uraian di atas, maka perkembangan psikologi merupakan suatu
proses yang dinamis, yang dalam proses tersebut sifat individu dan sifat
lingkungan menentukan tingkah laku apa yang akan menjadi actual dan terwujud,
dimana dalam proses tersebut setiap individu memerlukan adanya adaptasi.
1. Tahap Adaptasi
Pieter (2011) mengatakan bahwa, adaptasi adalah suatu proses penyesuaian
diri seseorang yang berlangsung terus-menerus untuk memenuhi segala
kebutuhannya dengan tetap memelihara hubungan harmonis pada situasi
lingkungannya. Tahapan adaptasi antara lain :
a. Adaptif
Menurut Mansur (2011: 12) mengatakan bahwa “Manusia sebagai
makhluk hidup mempunyai daya upaya untuk menyesuaikan diri secara
aktif maupun pasif. Pada dasarnya seseorang secara aktif melakukan
penyesuaian diri bila keseimbangannya terganggu. Manusia akan merespon
dari tidak seimbang menjadi seimbang. Ketidakseimbangan tersebut
ditimbulkan frustasi dan konflik.”
b. Frustasi
Dalam mencapai tujuan, seseorang terkadang justru mengalami kendala
sehingga tujuan tersebut gagal dicapai. Hal tersebut akan menyebabkan
kecewa atau frustasi. Ini berarti bahwa frustasi timbul karena adanya
Iblocking dari perilaku yang disebabkan adanya kendala yang
menghadangnya.
c. Konflik
Salah satu sumber frustasi adalah adanya konflik antara beberapa motif
dalam diri individu yang bersangkutan. Motif-motif itu tidak dapat
dikompromikan satudengan yang lain, tetapi harus mengambil pilihan dari
bermacam-macam motif tersebut. Keadaan ini dapat menimbulkan konflik
dalam diri individu yang bersangkutan.

d. Maladaptif
Frustasi dan konflik yang terjadi pada individu merupakan sumber atau
penyebab stres psikologis. Dengan demikian, individu harus melakukan
adaptasi dengan menggunakan Mekanisme Mempertahankan Ego.
Mekanisme pertahanan ego antara lain:
1) Rasionalisasi (berpikir rasional)
2) Menarik diri
3) Identifikasi
4) Regresi
5) Kompensasi
6) Represi
7) Mengisar

2. Proses Adaptasi Psikologis pada Masa Bayi


Masa bayi berlangsung selama dua tahun pertama kehidupan setelah
periode bayi baru lahir selama dua minggu.
Masa bayi neonatal merupakan masa terjadinya penyesuaian radikal. Ini
adalah suatu peralihan dari lingkungan (kandungan) ke lingkungan luar.
Seperti halnya semua peralihan, hal itu memerlukan penyesuaian.
Penyesuaian diri radikal pada bayi neonatal antara lain:
a. Menyesuaikan terhadap perubahan suhu.
b. Menyesuaikan diri terhadap cara bernafas.
c. Menyesuaikan diri terhadap pola makan.
d. Menyesuaikan diri terhadap sistem ekresi.

Kemudian beralih kemasa terhentinya perkembangan untuk sementara


waktu kira-kira 1 minggu, seperti berkurangnya berat badan dan selalu sakit-
sakitan. Pada akhir periode neonate perkembangan dan kesehatan bayi akan
berjalan seperti semula. Sebenarnya terhentinya perkembangan dan
pertumbuhan bayi tersebut merupakan ciri khas dari periode neonatal dan
dianggap normal.

Setelah mengalami penyesuaian tahap neonatal bayi mengalami periode babyhood


secara umum adalah usia 2 minggu hingga 2 tahun. Periode babyhood merupakan
dasar pembentukan sikap, perilaku dan pola ekspresi. Adanya ketidakmampuan
penyesuaian diri pada masa dewasa merupakan efek pengalaman periode
babyhood dan masa kana-kanak yang kurang baik. Pada periode babyhood ini bayi
sudah memahami senyum, merangkak dan berdiri. Selain itu bayi senang
memegang mainan dengan kedua tangannya sembari melihat kesana-kemari dan
berusaha untuk mencari-cari suara atau musik yang didengarnya. Bayi juga sudah
mampu membedakan suara ibunya dengan suara orang lain. Pada akhir periode
babyhood bayi seringkali takut didekati orang yang tidak dikenalnya namun bayi
akan merasa senang dengan anak lain. Kemudian bayi biasanya akan selalu
menolak untuk ditidurkan, karena mereka lebih suka menghabiskan waktunya
dengan bermain

B. Penyesuaian diri radikal pada bayi neonatal


Masa bayi neonate adl : permulaan atau periode awal keberadaan individu dan
bukan sebagai parasit di dalam tubuh ibu.Selama periode ini keadaan bayi sama
sekali tidak berdaya namun kemudian lambat laun akan meningkat
kemandiriannya.
Tahap penyesuaian bayi neonatal
Empat penyesuaian yang harus dilakukan bayi neonatal sebelum dapat
melanjutkan perkembangan mereka yaitu :
1. Perubahan suhu (didalam rahim suhunya tetap, yaitu 100 F sedangkan dirumah
sakit berkisar 60-70F)
2. Bernafas ( ketika tali pusar diputus bayi mulai bernafas secara mandiri)
3. Menghisap dan menelan (refleks ini belum berkembang pada waktu lahir dan
bayi seringkali tidak cukup memperoleh makanan yang diperlukan sehingga
berat badannya menurun)
4. Pembuangan (alat pembuangan mulai berfungsi setelah dilahirkan sebelumnya
dilakukan melalui tali pusar)
Penyesuaian terhadap 4 hal tersebut merupakan tugas yang sangat berat bagi
neonatal, sehingga banyak kali neonatal yang mengalami kesulitan dalam hal
ini. Kesulitan-kesulitan dalam penyesuain diri ditandai sebagai berikut :
1. Berkurangnya berat badan
2. Adanya perilaku yang tidak teratur, misalnya dalam bernafas, sering
kencing, dan berak, serta muntah-muntah
3. Terjadinya kematian pada bayi

C. Faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologis wanita dimulai dari bayi


sampai remaja
1. PERKEMBANGAN MASA BAYI
Masa bayi neonatal merupakan periode yang tersingkat dari semua periode
perkembangan dimulai dari kelahiran dan berakhir saat bayi menjelang dua minggu.
Masa bayi disebut sebagai periode vital, karena kondisi fisik dan psikologis bayi
merupakan fondasi yang kokoh bagi perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya.
Masa bayi berlangsung dalam 2 tahun pertama dari periode pascanatal.
a. Perkembangan kognitif
teori perkembangan kognitif Piaget adalah salah satu teori yang menjelaskan
bagaimana anak beradaptasi dan menginterpretasikan objek dan kejadian-
kejadian sekitarnya. Bagaimana anak mempelajari ciri-ciri dan fungsi dari
objekobjek seperti mainan, perabot, dan makanan serta objek-objek sosial
seperti diri, orangtua dan teman. Bagaimana cara anak mengelompokan objek-
objek untuk mengetahui persamaan-persamaan dan perbedaanperbedaannya,
untuk memahami sebab terjadinya perubahan dalam objek-objek dan perisiwa-
peristiwa dan untuk membentuk perkiraan tentang objek dan peristiwa tersebut.
Piaget berpendapat bahawa anak memainkan peranan aktif dalam menyusun
pengetahuannya mengenai realiti. Walaupun proses berfikir dalam konsepsi
anak mengenai realiti telah dimodifikasi oleh pengalaman dengan dunia
sekitarnya, namun anak juga berperanan aktif dalam menginterpretasikan
informasi yang diperolehnya melalui pengalaman, serta dalam
mengadaptasikannya pada pengetahuan dan konsepsi mengenai dunia yang
telah dipunyai olehnya. Skema (struktur kognitif) adalah proses atau cara
merespon berbagai-bagai pengalaman. Dengan kata lain, skema adalah suatu
pola sistematis daripada tindakan, fikiran, dan strategi pemecahan masalah yang
memberikan suatu kerangka pemikiran dalam menghadapi pelbagai tentangan
dan jenis situasi. Adaptasi (struktur fungsional) adalah sebuah istilah yang
digunakan oleh Piaget untuk menunjukkan pentingnya pola hubungan individu
dengan lingkungannya dalam proses perkembangan kognitif. Menurut Piaget,
adaptasi ini terdiri dari dua proses yang saling melengkapi, yaitu asimilasi dan
akomodasi.
Asimilasi terjadi ketika individu menggabungkan informasi baru ke dalam
pengetahuan mereka yang sudah ada. Sedangkan akomodasi adalah terjadi ketika
individu menyesuaikan diri dengan informasi baru. Piaget mengatakan bahwa kita
melampui perkembangan melalui empat tahap dalam memahami dunia. Masing-
masing tahap terkait dengan usia dan terdiri dari cara berpikir yang berbeda. Pada
masa bayi berada pada Tahap sensorimotor (Sensorimotor stage), yang terjadi dari
lahir hingga usia 2 tahun. Pada tahap ini, perkembangan mental ditandai oleh
kemajuan yang besar dalam kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan
mengkoordinasikan sensasi (seperti melihat dan mendengar) melalui gerakan-
gerakan dan tindakan-tindakan fisik. Pada tahapan ini anak menggunakan
penginderaan dan aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya. Diawali dengan
modifikasi refleks yang semakin lebih efisien dan terarah, dilanjutkan dengan reaksi
pengulangan gerakan yang menarik pada tubuhnya dan keadaan atau objek yang
menarik, koordinasi reaksi dengan cara menggabungkan beberapa skema untuk
memperoleh sesuatu, reaksi pengulangan untuk memperoleh hal-hal yang baru,
serta permulaan berpikir dengan adanya ketetapan objek. Pada masa sensorimotor,
berkembang pengertian bahwa dirinya terpisah dan berbeda dengan lingkungannya.
Anak berusaha mengkoordinasikan tindakannya dan berusaha memperoleh
pengalaman melalui eksplorasi dengan indera dan gerak motorik. Jadi,
perkembangan skema kognitif anak dilakukan melalui gerakan refleks, motorik, dan
aktivitas indera. Selanjutnya, anak juga mulai mampu mempersepsi ketetapan objek.
Piaget Membagi Tahap Sensorimotor dalam Enam Periode, Yaitu:
a. Periode 1 : Refleks (umur 0 – 1 bulan)
Periode paling awal tahap sensorimotor adalah periode refleks. Ini berkembang
sejak bayi lahir sampai sekitar berumur 1 bulan. Pada periode ini, tingkah laku
bayi kebanyak bersifat refleks, spontan, tidak disengaja, dan tidak terbedakan.
Tindakan seorang bayi didasarkan pada adanya rangsangan dari luar yang
ditanggapi secara refleks.
b. Periode 2 : Kebiasaan (umur 1 – 4 bulan)
Pada periode perkembangan ini, bayi mulai membentuk kebiasankebiasaan
pertama. Kebiasaan dibuat dengan mencoba-coba dan mengulang-ngulang suatu
tindakan. Refleks-refleks yang dibuat diasimilasikan dengan skema yang telah
dimiliki dan menjadi semacam kebiasaan, terlebih dari refleks tersebut
menghasilkan sesuatu. Pada periode ini, seorang bayi mulai membedakan
benda-benda di dekatnya. Ia mulai mengaakan diferensiasi akan macam-macam
benda yang dipegangnya. Pada periode ini pula, koordinasi tindakan bayi mulai
berkembang dengan penggunaan mata dan telinga. Bayi mulai mengikuti benda
yang bergerak dengan matanya. Ia juga mulai menggerakkan kepala kesumber
suara yang ia dengar. Suara dan penglihatan bekerja bersama. Ini merupakan
suatu tahap penting untuk menumbuhkan konsep benda. Menurut Valett (1974),
menyatakan bahwa nak mampu melihat tanpa kesulitan dapat memegang benda
dari suatu jarak tertentu, Merupakan proses psycho physical yang
mengintegrasikan kekuatan gravitasi, conceptual ideation, spatial perceptual
orientation dan fungsi bahasa. Anak perlu dilatih dengan nayak pengalaman
visual.
c. Periode 3 : Reproduksi kejadian yang menarik (umur 4 – 8 bulan)
Pada periode ini, seorang bayi mulai menjamah dan memanipulasi objek apapun
yang ada di sekitarnya (Piaget dan Inhelder 1969). Tingkah laku bayi semakin
berorientasi pada objek dan kejadian di luar tubuhnya sendiri. Ia menunjukkan
koordinasi antara penglihatan dan rasa jamah. Pada periode ini, seorang bayi
juga menciptakan kembali kejadiankejadian yang menarik baginya. Ia mencoba
menghadirkan dan mengulang kembali peristiwa yang menyenangkan diri (reaksi
sirkuler sekunder). Piaget mengamati bahwa bila seorang anak dihadapkan pada
sebuah benda yang dikenal, seringkali hanya menunjukkan reaksi singkat dan
tidak mau memperhatikan agak lama. Oleh Piaget, ini diartikan sebagai suatu
“pengiaan” akan arti benda itu seakan ia mengetahuinya.
d. Periode 4 : Koordinasi Skemata (umur 8 – 12 bulan)
Pada periode ini, seorang bayi mulai membedakan antara sarana dan hasil
tindakannya. Ia sudah mulai menggunakan sarana untuk mencapai suatu hasil.
Sarana-sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan atau hasil diperoleh dari
koordinasi skema-skema yang telah ia ketahui. Bayi mulai mempunyai
kemampuan untuk menyatukan tingkah laku yang sebelumnya telah diperoleh
untuk mencapai tujuan tertentu. Pada periode ini, seorang bayi mulai
membentuk konsep tentang tetapnya (permanensi) suatu benda. Dari kenyataan
bahwa dari seorang bayi dapat mencari benda yang tersembunyi, tampak bahwa
ini mulai mempunyaikonsep tentang ruang.
e. Periode 5 : Eksperimen (umur 12 – 18 bulan)
Unsur pokok pada perode ini adalah mulainya anak memperkembangkan cara-
cara baru untuk mencapai tujuan dengan cara Periode 3 : Reproduksi kejadian
yang menarik (umur 4 – 8 bulan) Periode 4 : Koordinasi Skemata (umur 8 – 12
bulan) Periode 5 : Eksperimen (umur 12 – 18 bulan) 26 mencoba-coba
(eksperimen) bila dihadapkan pada suatu persoalan yang tidak dipecahkan
dengan skema yang ada, anak akan mulai mecoba-coba dengan Trial and Error
untuk menemukan cara yang baru guna memecahkan persoalan tersebut atau
dengan kata lain ia mencoba mengembangkan skema yang baru. Pada periode
ini, anak lebih mengamati benda-benda disekitarnya dan mengamati bagaimana
bendabenda di sekitarnya bertingkah laku dalam situasi yang baru. Menurut
Piaget, tingkah anak ini menjadi intelegensi sewaktu ia menemukan kemampuan
untuk memecahkan persoalan yang baru. Pada periode ini pula, konsep anak
akan benda mulai maju dan lengkap. Tentang keruangan anak mulai
mempertimbangkan organisasi perpindahan bendabenda secara menyeluruh
bila benda-benda itu dapat dilihat secara serentak.
f. Periode Refresentasi (umur 18 – 24 bulan)
Periode ini adalah periode terakhir pada tahap intelegensi sensorimotor.
Seorang anak sudah mulai dapat menemukan cara-cara baru yang tidak hanya
berdasarkan rabaan fisis dan eksternal, tetap juga dengan koordinasi internal
dalam gambarannya. Pada periode ini, anak berpindah dari periode intelegensi
sensori motor ke intelegensi refresentatif. Secara mental, seorang anak mulai
dapat menggambarkan suatu benda dan kejadian, dan dapat menyelesaikan
suatu persoalan dengan gambaran tersebut. Konsep benda pada tahap ini sudah
maju, refresentasi ini membiarkan anak untuk mencari dan menemukan
objekobjek yang tersembunyi. Sedangkan konsep keruangan, anak mulai sadar
akan gerakan suatu benda sehingga dapat mencarinya secara masuk akal bila
benda itu tidak kelihatan lagi.
2. PERKEMBANGAN MASA KANAK-KANAK
Periode awal kanak-kanak berlangsung dari umur 2 sampai 6 tahun dan periode
akhir dari 6 sampai tiba saatnya anak matang secara seksual. Dengan demikian, awal
masa kanak-kanak dimulai sebagai penutup masa bayi, usia dimana ketergantungan
secara praktis sudah dilewati, diganti dengan tumbuhnya kemandirian dan berakhir
di sekitar usia masuk sekolah dasar.
Perkembangan Kognitif
pada masa ini, anak mulai memperhatikan hal-hal kecil yang tadinya tidak
diperhatikan. Dengan demikian, anak-anak tidak lagi bingung kalau menghadapi
benda-benda, situasi atau orang-orang yang memilki unsur-unsur yang sama. Piaget
menamakan tahap berpikir praoperasional, suatu tahap yang berlangsung dari usia 2
atau 3 tahun sampai 7 atau 8 tahun. Piaget membagi perkembangan kognitif tahap
praoperasi dalam dua bagian:
a. Umur 2-4 tahun dicirikan oleh perkembangan pemikiran simbolis.
b. Umur 4-7 tahun, dicirikan oleh perkembangan intuitif.
Periode ini ditandai dengan berkembangnya representasional atau symbolic
function, yaitu kemampuan menggunakan sesuatu untuk mewakili sesuatu yang lain
dengan menggunakan simbol-simbol (bahasa, gambar, tanda/isyarat, benda, gesture
atau peristiwa) untuk melambangkan suatu kegiatan, benda yang nyata atau
peristiwa. Melalui kemampuan di atas, anak mampu berimajinasi atau berfantasi
tentang berbagai hal. Adapun kemampuan anak berimajinasi dengan menggunakan
peristiwa adalah tampak dalam permainannya bermain peran seperti sekolah-
sekolahan, perang-perangan, dan lain sebagainya. Pada akhir periode ini ditandai
dengan pemikiran intuitif, yaitu persepsi langsung akan dunia luar tanpa dinalar
terlebih dahulu. Begitu seorang anak berhadapan dengan suatu hal, ia mendapatkan
gagasan/gambaran dan langsung digunakan. Maka, intuisi merupakan pemikiran
imajinasi atau sensasi langsung tanpa dipikir terlebih dahulu. Karakteristik anak anak
pada tahap praoperasional adalah mereka menanyakan serentetan pertanyaan.
Pertanyaan mereka memberi petunjuk akan perkembangan mental mereka dan
mencerminkan rasa ingin tahu intelektual. Pertanyaan ini menandai munculnya
minat anak anak akan penalaran dan penggambaran mengapa sesuatu seperti itu.
Perkembangan kognitif dan Bahasa anak anak tidak berkembang dalam suatu situasi
social yang hampa. Lev Vygotsky (1896 – 1934) menyampaikan konsep penting
tentang Zona Perkembangan Proximal (Zone of Proximal Development) dimana
tugas tugas yang terlalu sulit untuk dikuasai sendiri oleh anak anak, tetapi yang
dapat dikuasai dengan bimbingan dan bantuan dari orang orang dewasa atau anak
anak yang lebih terampil. Batas ZPD yang lebih rendah ialah level pemecahan
masalah yang dicapai oleh seorang anak yang bekerja secara mandiri. Batas yang
lebih tinggi ialah level tanggungjawab tambahan yang dapat diterima oleh anak
dengan bantuan seorang instruktur yang mampu. Penekanan Vygotsky pada ZPD
menegaskan keyakinannya tentang 57 pentingnya pengaruh social terhadap
perkembangan kognitif dan peran pengejaran terhadap perkembangan anak.

3. Masa Kanak-Kanak Akhir


Perkembangan Kognitif yang terjadi pada periode ini:
Pada usia ini anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual atau melaksanakn
tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual (membaca, menulis dan
menghitung). Periode ini ditandai dengan tiga kemampuan atau kecakapan baru,
yaitu mengelompokkan, menyusun atau menghubungkan /menghitung angka atau
bilangan. Disamping itu, pada akhir masa ini, anak sudah memiliki kemampuan
memecahkan masalah (problem solving) yang sederhana. Piaget mengatakan bahwa
pada masa kanak
a). negasi sebagai kemampuan anak dalam mengerti proses yang terjadi di antara
kegiatan dan memahami hubungan antara keduanya;
b). resiprokasi sebagai kemampuan untuk melihat hubungan timbal balik; serta
c). identitas dalam mengenali benda-benda yang ada. Dengan demikian, pada tahap
ini anak sudah mampu berpikir konkret dalam memahami sesuatu sebagaimana
kenyataannya, mampu mengkonservasi angka, serta memahami konsep melalui
pengalaman sendiri dan lebih objektif.

4. PERKEMBANGAN MASA REMAJA


Menurut Hurlock (1981) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun.
Monks, dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut
Stanley Hall (Santrock, 2003) usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun.
Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya
masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Bahkan
ada yang dikenal juga dengan istilah remaja yang diperpanjang, dan remaja yang
diperpendek.
Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.
Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan;
biasanya mulai dari usia 14 pada pria dan usia 12 pada wanita. Transisi ke masa
dewasa bervariasi dari satu budaya ke kebudayaan lain, namun secara umum
didefinisikan sebagai waktu dimana individu mulai bertindak terlepas dari orang tua
mereka.
Perkembangan Kognitif
Kekuatan pemikiran remaja yang sedang berkembang membuka cakrawala kognitif
dan cakrawala sosial yang baru. Pemikiran mereka semakin abstrak, logis, dan
idealistis; lebih mampu menguji pemikiran diri sendiri, pemikiran orang lain dan apa
yang orang lain dan apa yang oranglain pikirkan tentang mereka. Perkembangan
anak sangat dipengaruhi oleh stimulus yang di berikan pada anak tersebut, semakin
banyak anak mendapatkan stimulus, semakin banyak anak belejar hal baru dan
mengakibatkan semakin kuat juga sinapsis neuron yang ada di dalam otak anak, hal
tersebut dapat merangsang anak tumbuh dengan kemampuan yang jauh lebih baik
dan optimal.
Pemikiran operasional formal Piaget yakin bahwa pemikiran operasional formal
(formal operational stage), berlangsung antara usia 11-15 tahun. Pemikiran
operasional formal lebih abstrak, idealistis, dan logis daripada pemikiran operasional
konkret. Piaget yakin bahwa remaja semakin mampu menggunakan pemikiran
deduktif hipotesis yaitu konsep operasional formal piaget, yang menyatakan bahwa
remaja memiliki kemampuan kognitif untuk mengembangkan hipotesis, atau dugaan
terbaik, mengenai cara memecahkan masalah, seperti persamaan aljabar. Kemudian
mereka menarik kesimpulan secara sistematis, atau menyimpulkan pola mana yang
diterapkan dalam memecahkan masalah. Jadi, pada tahap ini anak sudah mampu
meninjau masalah dari berbagai sudut pandang dan mempertimbangkan alternatif
atau kemungkinan dalam memecahkan masalah, bernalar berdasarkan hipotesis,
menggabungkan sejumlah informasi secara sistematis, menggunakan rasio dan
logika dalam abstraksi, memahami arti simbolik, dan membuat perkiraan di masa
depan. Dengan mengetahui tahap perkembangan kognitif tersebut, diharapkan
orang tua dan guru dapat mengembangkan kemampuan kognitif dan intelektual
anak dengan tepat sesuai dengan usia perkembangan kognitifnya. Peserta didik usia
SD/MI, misalnya, berada pada tahap konkret operasional. Untuk mengembangkan
kemampuan koginitifnya, terutama pembentukan pengertian dan konsep, dilakukan
dengan menggunakan benda-benda konkret atau menggunakan alat peraga dalam
pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai