Anda di halaman 1dari 6

MUHAMMAD YASIN M

A031181318

RMK KERANGKA KONSEPTUAL


PERIKATAN ASURANSI
Definisi dan Tujuan Perikatan Asurans
“Perikatan Asurans” berarti perikatan dimana praktisi menyatakan kesimpulan untuk
meningkatkan kepercayaan pemakai yang dituju terhadap hasil evaluasi. Hasil pengevaluasian
atau pengukuran atas hal pokok adalah informasi yang dihasilkan dari penerapan kriteria
terhadap hal pokok. Sebagai contoh :
Pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan yang disajikan dalam laporan keuangan
sebagai hasil penerapan kerangka pelaporan keuangan.
Suatu asersi tentang efektivitas pengendalian internal sebagai hasil penerapan suatu
kerangka untuk mengevaluasi efektivitas proses pengendalian internal dengan menggunakan
kriteria. “Informasi hal pokok” digunakan dalam arti hasil pengevaluasian atau pengukuran suatu
hal pokok. Salah saji dapat ditemukan dalam informasi hal pokok, karena tidak menyediaka
materi secara wajar dan benar.
Pada perikatan berbasis asersi, pihak yang bertanggung jawab akan melakukan evaluasi
dan pengukuran atas hal pokok. Laporan disajikan dalam bentuk laporan asersi. Sedangkan,
pada perikatan pelaporan langsung, praktisi yang melakukan evaluasi dan pengukuran secara
langsung atas hal pokok.
Ada dua tipe perikatan yaitu perikatan yang memberikan keyakinan memadai dan perikatan yang
memberikan keyakinan terbatas.
Ruang Lingkup Kerangka
Perikatan selain perikatan asurans :
1. Perikatan yang dicakup dalam Standar Jasa Terkait (SJT)
2. Penyusunan surat pemberitahuan pajak yang tidak ada kesimpulan
3. Perikatan jasa konsultasi
Kerangka ini hanya relevan terhadap bagian ansurans dari perikatan yang lebih besar.
Perikatan di bawah ini, yang tercantum dalam paragraf 7 tidak perlu dilakukan sesuai dengan
kerangka ini:
1. Perikatan untuk memberi kesaksian dalam perkara hukum yang terkait dengan akuntansi
dsb.
MUHAMMAD YASIN M
A031181318

2. Perikatan yang mencakup pemberian opini, pandangan atau kata-kata profesional yang
dijadikan penggunanya sebagai basis untuk memperoleh keyakinan
Laporan atas Perikatan Nonasurans
1. Laporan praktisi yang tidak melakukan perikatan asurans harus dibedakan dengan laporan
yang dihasilkan dari perikatan asurans.
2. Praktisi dan pihak yang bertanggung jawab mungkin setuju untuk menerapkan prinsip-
prinsip kerangka dalam perikatan yang di dalamnya tidak ada pemakai laporan lainnya
selain pihak yang bertanggung jawab.
Penerimaan Perikatan
Praktisi menerima perikatan asurans jika pengetahuannya menunjukkan bahwa:
a. Etika profesi yang relevan
b. Perikatan memiliki karakteristik yang telah ditentukan
Jika suatu perikatan tidak dapat dikategorikan sebagai perikatan asurans karena tidak
memiliki karakteristik yang telah tercantum dalam kerangka perikatan asurans, pihak yang
melakukan perikatan dapat membuat perikatan lain yang memenuhi kebutuhan pemakai laporan.
Unsur-unsur Suatu Perikatan Asurans
Unsur-unsur perikatan asurans :
a. Hubungan tiga pihak (praktisi, pihak yang bertanggung jawab, dan pemakai
b. Suatu hal pokok yang semestinya
c. Kriteria yang sesuai
d. Bukti yang cukup dan tepat
e. Laporan asurans memberikan keyakinan memadai atau keyakinan terbatas
Hubungan Tiga Pihak
Perikatan asurans melibatkan tiga pihak. Pihak yang bertanggung jawab dan pemakai
yang dituju bisa berasal dari entitas yang sama atau berbeda. Selain itu, bisa dipandang dalam
konteks perikatan spesifik dan mungkin berbeda dari tanggung jawab yang ditentukan secara
tradisonal.
Praktisi
Praktisi dapat diminta untuk melakukan perikatan asurans atas berbagai hal pokok. Jika
pengetahuan praktisi terbatas karena ada bidang yang tidak dikuasai, praktisi boleh meminta
bantuan kepada tenaga ahli.
MUHAMMAD YASIN M
A031181318

Pihak yang Bertanggung Jawab


Pihak yang bertanggung jawab adalah pihak yang ;
a. Dalam perikatan pelaporan langsung, bertanggung jawab atas hal pokok
b. Dalam perikatan berdasrkan asersi, bertanggung jawab atas informasi hal pokok (asersi)
dan mungkin bertanggung jawab atas informasi hal pokok.
Pihak yang bertanggung jawab memberikan praktisi representasi tertulis yang
mengevaluasi atau mengukur kesesuaian hal pokok terhadap criteria yang diidentifikasi.
Pemakai yang Dituju
Pemakai yang dituju adalah individu atau kelompok dalam laporan asurans yang
diterbitkan oleh praktisi. Jika dimungkinkan, laporan asurans ditujukan kepada semua pemakai
yang dituju, namun dalam beberapa kondisi dapat ditujukan kepada pihak lain. Jika
memungkinkan, pemakai yang dituju dilibatkan dengan praktisi dan pihak yang bertanggung
jawab dalam menentukan ketentuan perikatan.
Dalam beberapa kasus, pemakai yang dituju memberlakukan suatu ketentuan atas, atau
meminta pihak yang bertanggung jawab untuk membuat suatu pengaturan atas perikatan asurans
yang dilaksanakan untuk tujuan tertentu.
Hal Pokok
Hal pokok perikatan asurans dapat memiliki berbagai bentuk seperti:
a. Kinerja atau kondisi keuangan
b. Kinerja atau kondisi non keuangan
c. Karakteristik fisik
d. Sistem dan proses
e. Perilaku
Hal pokok memiliki karakteristik yang berbeda, mencakup seberapa kualitatif atau
kuantitatif, objektif atau subjektif, dan historis atau prospektif informasi tentang hal pokok
tersebut dan apakah informasi tersebut terkait dengan waktu.
Suatu hal pokok yang tepat adalah hal yang:
a. Dapat diidentifikasi, dievaluasi aau diukur secara konsisten
b. Prosedur dapat diterapkan atas informasi tentang hal pokok untuk pengumpulan bukti yang
cukup dan tepat dalam membuat kesimpulan
MUHAMMAD YASIN M
A031181318

Kriteria
Kriteria adalah pembanding yang digunakan untuk mengevaluasi atau mengukur hal
pokok. Kriteria dapat bersifat formal seperti dalam penyusunan laporan keuangan dan kriteria
yang tidak terlalu formal seperti kode etik.
Kriteria yang tepat diperlukan dalam melakukan evaluasi yang konsisten atau pengukuran
atas hal pokok dalam konteks pertimbangan profesional. Kriteria yang tepat adalah kriteria yang
tergantung terhadap konteks (relevan dengan perikatan).
Kriteria yang sesuai menggambarkan karakteristik sebagai berikut :
a. Relevan
b. Kelengkapan
c. Keandalan
d. Kenetralan
e. Dapat dipahami
Praktisi menentukan ketetapan kriteria untuk suatu perikatan tertentu dengan mempertimbangkan
apakah kritera tersebut mencerminkan karakteristik. Keutamaan setiap karakteristik perikatan
bersifat relatif. Kriteria yang ditetapkan adalah seperti yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan.
Kriteria tersedia bagi pemakai yang dituju melalui satu atau lebih caara berikut :
a. Publikasi
b. Pencamtuman yang jelas dalam informasi hal pokok
c. Pencamtuman yang jelas dalam laporan asurans
d. Merupakan pemahaman umum
Bukti
Praktisi merencanakan dan melaksanakan perikatan asurans dengan suatu sikap
skeptisisme professional untuk memperoleh bukti. Praktisi mempertimbangkan materialitas,
resiko perikatan asurans, serta kuantitas dan kualitas bukti.
 Skeptisisme Profesional
Sikap skeptisisme professional berarti praktisi membuat suatu penilaian kritis dengan pikiran
yang selalu mempertanyakan tentang validias bukti yang diperoleh, dan waspada terhadap
bukti yang kontradiktif atau keandalan dokumen yang diberikan oleh pihak yang
MUHAMMAD YASIN M
A031181318

bertanggung jawab. Praktisi bukanlah pakar alam autentikasi namun praktisi


mempertimbangkan keandalan informasi yang akan digunakan sebagai bukti.
 Kecukupan dari Ketepatan Bukti
Kecukupan adalah ukuran kuantitas bukti. Ketepatan adalah ukuran kualitas bukti (relevansi
dan keandalan bukti). Keandalan bukti dipengaruhi oleh sumber dan sifatnya, serta
tergantung pada kondisi ketika bukti diperoleh. Praktisi memperoleh keyakinan yang lebih
dari bukti-bukti yang konsisten yang diperoleh dari sumber atau memiliki sifat yang berbeda
dari bukti yang dipertimbangkan secara individual. Perolehan bukti dari sumber atau sifat
yang berbeda mungkin mengindikasikan bahwa bukti tidak dapat diandalkan.
Dalam pemerolehan bukti yang cukup dan tepat, pada umumnya pemerolehan keyakinan
atas informasi hal pokok yang mencakup suatu periode lebih sulit daripada informasi hal
pokok pada waktu tertentu. Praktisi mempertimbangkan hubungan antara biaya perolehan
bukti dengan kegunaan informasi yang diperoleh. Praktisi mengunakan pertimbangan dan
menerapkan skeptisisme professional dalam mengevaluasi kuantitas dan kualitas bukti.
 Materialitas
Materialitas adalah relevan ketika praktisi menentukan sifat, waktu, dan luas prosedur
pengumpulan bukti, dan ketika menilai apakah informasi hal pokok bebas dari salah saji
material.
 Resiko Perikatan Asurans
Resiko perikatan asurans adalah resiko yang timbul sebagai akibat praktisi menyatakan
kesimpulan yang tidak tepat ketika terjadi salah saji material atas informasi hal pokok.
Resiko perikatan asurans diwakili oleh unsure-unsur berikut ini :
a. Resiko bahwa terdapat salah saji material atas informasi hal pokok (resiko inheren dan
resiko pengendalian)
b. Resiko deteksi
 Sifat, Waktu, dan Luas Prosedur Pengumpulan Bukti
Sifat, waktu, dan luas yang eksak dari prosedur pengumpulan bukti akan berbeda dari satu
perikatan ke perikatan yang lain. Keyakinan memada adalah suatu konsep yang
berhubungan dengan pengumpulan bukti yang diperlukan oleh praktisi untuk membuat
kesmpulan atas informasi hal pokok secara keseluruhan.
MUHAMMAD YASIN M
A031181318

Keyakinan memadai adalah kurang dari keyakinan absolut. Penurunan resiko perikatan
asurans menjadi tidak ada sama sekali sangat jarang tercapai atau menfaat yang diterima
tidak sepadan dengan biaya yang dikeluarkan. Perikatan yang memberikan keyakinan
memadai maupun yang memberikan keyakinan terbatas memerlukan penerapan keahlian
dan teknik asurans dan pengumpulan bukti yang cukup dan tepat sebagai bagian dari proses
perikatan yang berulang dan sistematis.
 Kuantitas dan Kualitas Bukti yang Tersedia
Kuantitas atau kualitas bukti dipengaruhi oleh karakteristik hal pokok dan konsisi perikatan
selain karakteristik hal pokok. Suatu kesimpulan wajar tanpa pengecualian tidak tepat
dierikan untuk kedua jenis perikatan asurans ketika terdapat pembatasan material.
Laporan Asurans
Praktisi membuat laporan tertulis yang berisi kesimpulan yang menyampaikan keyakinan
yang diperoleh tentang informasi hal pokok. Dalam perikatan berbasis asersi, kesimpulan
praktisi dapat dinyatakan melalui salah satu dari cara berikut; asersi pihak yang bertanggung
jawab dan secara langsung.
Dalam perikatan yang memberikan keyakinan memadai, praktisi menyatakan
kesimpulannya dalam bentuk positif. Dalam perikatan yang memberikan keyakinan terbatas,
praktisi menyatakan kesimpulannya dalam bentuk negatif. Praktisi tidak menyatakan kesimpulan
wajar tanpa pengecualian untuk kedua jenis perikatan asurans ketika terdapat kondisi seperti
yang tercantum dalam kerangka ada.
Penggunaan Nama Praktisi yang Tidak Semestinya
Praktisi dikaitkan dengan suatu hal pokok ketika praktisi melaporkan informasi tentang
hal pokok atau menigizinkan penggunaan nama praktisi dala suatu ubungan professional dengan
hal pokon tersebut.
Perpektif Sektor Publik
Kerangka in relevan bai semua akuntan profesioal yang berada dalam sector public yang
independen terhadap entitas.

Anda mungkin juga menyukai