TINJAUAN PUSTAKA
melindungi kebersihan subyeknya seperti mencuci tangan dengan air bersih dan
makanan secara keseluruhan (Depkes RI, 2004). Hygiene juga mencakup upaya
perawatan kesehatan diri, termasuk ketepatan sikap tubuh dan juga perlindungan
bagi pekerja yang terlibat dalam proses pengolahan makanan agar terhindar sakit,
baik yang disebabkan oleh penyakit pada umumnya, penyakit kerja yang tidak
memadai. Apabila ditinjau dari segi kesehatan lingkungan pengertian hygiene itu
Praktek hygiene menurut (Depkes RI, 2001) adalah suatu sikap yang
secara keseluruhan.
untuk keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah agar sampah tidak
dibuang sembarangan (Depkes RI, 2004). Sanitasi adalah suatu cara untuk
makanan tersebut tidak dikelola secara higienis (Depkes RI, 2001). Menurut
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
(Depkes, 2010).
dan minuman yang berasal dari proses penanganan makanan dan minuman yang
dan minuman.
1. Golongan A
a. Golongan A1
karyawan yang membantu. Hal ini seperti usaha sambilan yang hanya beroperasi
a. Golongan A2
b. Golongan A3
Dapur golongan ini sudah terpisah dengan dapur rumah tangga dan sudah
bisnis perusahaan. Untuk jenis pelayanan ini makanan yang dihidangkan banyak
sekali tergantung dari menu yang ditawarkan, sehingga konsumen dapat memilih
menyediakan masakan yang sudah matang dan siap saji, tetapi ada juga restoran
2. Golongan B
c) Perusahaan
3. Golongan C
Jasa boga yang melayani kebutuhan alat angkutan umum internasional dan
pesawat udara. Jasa boga golongan C ini sudah menngunakan dapur khusus dan
Rumah makan adalah setiap tempat usaha komersial yang ruang lingkup
penyajian, didalam 1 (satu) tempat tetap yang tidak berpindah (Depkes, 2003).
Selain itu dikategorikan sebagai rumah makan bila luas ruang makan minimal 25
1988).
Hygiene dan sanitasi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain karena
erat kaitannya. Misalnya hygiene sudah baik karena mau mencuci tangan, tetapi
sanitasinya tidak mendukung karena tidak cukup tersedia air bersih, maka
makanan, hygiene pekerja, sanitasi peralatan, sanitasi ruang produksi, sanitasi air,
sanitasi hama dan lingkungan. Pengolahan makan adalah kegiatan yang meliputi
produk pangan. Hygiene rumah makan dapat dilihat dari penjamah makanan atau
yang terdapat pada kulit, hidung, mulut, saluran pencernaan, rambut, kuku dan
10
(Fathonah, 2005).
akan menjadi media tempat penularan penyakit patogen apabila tidak diolah dan
ditangani dengan baik karena dalam penanganan makanan dapat memasukkan dan
dalam pengolahan makanan yang aman dan sehat. Dengan demikian, penjamah
pada makanan yang ditanganinya. Prosedur yang penting bagi pekerja pengolahan
2001).
No942/Menkes/SK/VII/2003) :
11
7. Tidak sambil merokok, menggaruk anggota badan (telinga, hidung, mulut atau
bagian lainnya)
8.Tidak batuk atau bersin di hadapan makanan jajanan yang disajikan dan atau
Aspek personal hygiene menurut Kepmenkes No. 1098 tahun 2003 yaitu :
Escherichia coli yang diakibatkan oleh tangan penjamah yang kotor, kuku
penjamah yang kotor, tidak mencuci tangan dengan sabun dan tidak menggunakan
alat saat menangani makanan dan sebagainya sehingga penjamah makanan dapat
12
memenuhi syarat air dapat diminum. Secara fisik air yang dapat digunakan untuk
pengolahan makanan adalah air tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau dan
jernih dengan suhu baik dibawah suhu udara sehingga menimbulkan rasa nyaman.
Bila salah satu syarat fisik tidak terpenuhi, maka kemungkinan beasar air tersebut
tidak sehat (zat kimia, zat organik dapat merubah warna, bau, rasa dan kejernihan
air). Sebaliknya jika semua syarat terpenuhi belum tentu baik untuk diminum,
adanya pencemaran tinja dalam air adalah bakteri dengan kelompok Coliform dan
Escherichia coli. Pencemaran air dengan tinja dapat memasukkan berbagai jenis
bakteri patogen, virus, protozoa dan cacing yang ditularkan kepada manusia, jika
2. Sanitasi Peralatan
dijaga dalam kondisi yang baik dan seringkali dibersihkan serta didesinfeksi.
b. Proses pencucian yang kurang baik. Terutama metode pencucian yang kurang
13
terhindar dari pencemaran yang diakibatkan oleh debu atau asap, tidak ada lalat
disekitarnya, terdapat tempat sampah yang memenuhi syarat yaitu dibuat dari
bahan kedap air, tidak mudah berkarat, mempunyai tutup sehingga tidak dapat
dihinggapi lalat. Tempat penjualan yang bersih dipelihara dengan baik akan
lingkungan yang lembab dan hangat, mengandung zat gizi yang baik seperti pada
bahan makanan dan lingkungan yang kotor. Oleh karena itu, bahan makanan
mudah sekali diserang mikoorganisme terutama buah dan sayuran jika berada
dari segala bahaya yang dapat menganggu atau merusak kesehatan, melalui dari
pengangkutan, penjualan, sampai pada saat dimana makanan tersebut siap untuk
14
pengamanan makanan seperti sirkulasi udara yang kurang baik, temperatur rungan
3. faktor mikrobiologis karena adanya kontaminasi oleh bakteri, virus, jamur, dan
parasit.
Sanitasi air minum dapat dilihat dari proses pengolahan air minum. Pada
pengurangan kadar bahan-bahan kimia terlarut dalam air sampai batas yang
serta memisahkan gas-gas terlarut yang dapat menganggu estetika dan kesehatan.
koagulan. Bahan koagulan yang sering dipakai adalah alum (tawas). Untuk
15
usaha harus jauh dari sumber pencemaran. Pembagian ruang minimal terdiri dari
dapur, gudang, ruang makan, toilet, ruang karyawan dan ruang administrasi.
Setiap ruangan mempunyai batas dinding serta ruangan satu dan lainnya
sehingga memudahkan arus tamu, arus karyawan, arus bahan makanan dan
makanan (Depkes,2003).
1. WC umum
16
5. Tempatnya harus bebas debu dan dihindarkan dari adanya lalat. Sebab lalat
6. Lingkungan sekitar rumah makan secara estetis harus menarik dan bersih.
Dapur harus dalam keadaan bersih dan cukup ventilasinya agar asap dapat
keluar dengan leluasa. Ventilasi dapur berupa jari-jari atau terali, jendela atau
lubang asap, cerobong asap, dan exhauster untuk dapur mewah. Material lantai
dan dinding dapur harus terbuat dari bahan yang berkualitas baik. Tersedia dua
macam tempat sampah untuk sampah kering dan sampah basah. Tempat sampah
kering dapat dibuat dari kayu atau plastik, sedangkan tempat sampah basah harus
dibuat dari logam yang tahan karat, kuat, tidak mudah rusak. Meja dapur untuk
kerja harus dibuat dari bahan yang licin, tidak mudah rusak, dan mudah
dibersihkan, serta peralatan yang digunakan di dapur selalu dalam keadaan bersih.
Pengaturan barang didapur termasuk bumbu masak harus sedemikian rupa agar
mudah dibersihkan dan tidak mudah terkontaminasi. Persediaan air bersih yang
cukup untuk mencuci peralatan memasak dan makan dan juga mempunyai saluran
pembuangan air kotor serta tidak meletakkan zat-zat yang berbahaya (misalnya
17
2. Pintu yang berhubungan dengan halaman dibuat rangkap, pintu bagian luar
5. Rumah makan dan restoran yang tidak mempunyai dinding harus terhindar
dari pencemaran
berlaku
10. Lantai, dinding dan langit-langit harus selalu bersih, warna terang
12. Perlengkapan set kursi tidak boleh mengandung kutu busuk/kepinding dan
Semua bahan makanan harus disimpan dengan baik agar tidak terjadi
18
Kepmenkes No.1098 Tahun 2003 yang harus dipenuhi dalam bangunan gudang :
2. Gudang bahan makanan tidak boleh untuk menyimpan bahan lain selain
makanan.
Makanan jadi memerlukan persyaratan yang cukup ketat pula agar sehat
berikut :
19
dari rasa, bau, berlendir, berubah warna, berjamur, berubah aroma atau adanya
pengotoran lainnya.
3. Harus bebas dari Escherichia coli pada makanan tersebut (0/gram makanan)
minuman
5. Jumlah kandungan logam berat dan residu bahan pestisida tidak boleh
Makanan yang dibutuhkan manusia adalah makanan yang sehat dan sudah
oleh teknik atau cara pengolahan makanan. Cara pengolahan makanan sehat yaitu
(Mukono, 2004) :
dengan :
a. Menggunakan apron/celemek
20
a. Tidak merokok
keperluannya
g. Selalu memakai pakaian kerja yang bersih dan tidak dipakai di luar jam
kerja
1. Bahan yang disimpan berupa bahan padat dan ketebalan maksimum 10 cm.
2. Makanan cepat busuk disimpan dalam suhu 65,50C/atau lebih atau disimpan
3. Makanan cepat busuk dan digunakan dalam waktu lama (lebih dari 6 jam),
21
sebagai berikut :
Peralatan harus terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan, mudah kering
peralatan yang terbuat dari timah hitam (Pb), cadmium (Cd), dan logam berbahaya
lainnya. Papan pemotong daging harus terbuat dari bahan sintetik/kayu yang tidak
cepat rusak dan meja yang khusus digunakan untuk menyiapkan makanan tidak
boleh dalam keadaan rusak serta harus ditutup dengan bahan tertentu sehingga
gampang dikelola.
kontaminasi bakteri pada makanan. Hygiene sanitasi makanan dapat dilihat dari
22
plastik atau lemari yang berbeda. Makanan disimpan dalam ruangan penyimpanan
sedemikian hingga terjadi sirkulasi udara dengan baik agar suhu merata keseluruh
Bahan mentah harus terpisah dari makanan siap santap, makanan berbau
tajam harus ditutup dengan kantong plastik yang rapat dan dipisahkan dari
makanan lain, makanan yang disimpan tidak lebih dari 2 atau 3 hari harus sudah
dengan suhu cukup sejuk. Penempatan dan pengambilan barang diatur dengan
system FIFO (First In First Out) artinya makanan yang masuk terlebih dahulu
menjadi makanan yang siap santap. Pengolahan makanan yang baik adalah yang
b. Bebas dari penyakit menular (TBC, tifus, kolera, dan carrier penyakit)
23
b. Lapisan permukaan alat tidak mudah larut dalam asam/basa atau garam
b. Arsenikum (As)
c. Tembaga (Cu)
d. Seng (Zn)
e. Cadmium (Cd)
f. Antimon (Stibium)
2008).
1. Bahan peralatan
24
cuprum, stibium atau arsenium. Logam ini dapat berakumulasi sebagai penyakit
2. Keutuhan peralatan
Tidak boleh patah, tidak mudah berkarat, gompel, penyok tergores atau retak
karena menjadi sarang bakteri. Peralatan yang tidak utuh tidak mungkin dapat
3. Fungsi
- Setiap bahan tidak boleh di campur aduk karena mempunyai fungsi tersendiri.
Contoh: gagang pisau warna biru/hitam untuk memasak dan gagang pisau warna
4. Letak
Peralatan yang bersih dan siap digunakan sudah berada pada tempat masing-
mempengaruhi kualitas makanan yang disajikan penjamah yang sedang sakit flu,
demam atau diare sebaiknya tidak dilibatkan dahulu dalam proses pengolahan
25
tangan.
7. Tidak merokok, menggaruk anggota badan (telinga, hidung mulut dan bagian
lainnya)
8. Tidak batuk atau bersin dihadapan makanan jajanan yang disajikan dan atau
Makanan yang telah dimasak dan tidak habis sekali makan atau karena
mungkin dimasak dalam jumlah yang banyak (pada restoran) maka makanan ini
biasanya disimpan. Menurut Depkes (2006), beberapa hal yang perlu dperhatikan
1. Makanan yang disajikan panas harus tetap disimpan dalam suhu diatas 60oC.
26
a. Makanan yang akan disajikan lebih dari 6 jam dari waktu pengolahan
harus diatur suhunya pada suhu dibawah 4oC atau dalam keadaan beku
0oC.
b. Makanan yang akan disajikan kurang dari 6 jam dapat diatur suhunya
dengan suhu kamar asal makanan segera dikonsumsi dan tidak menunggu.
tidak sampai tercemar dan tidak sampai rusak.Pencemaran makanan selama dalam
beracun (B3) seperti pupuk, obat hama atau bahan kimia lain.
27
2. Wadah yang digunakan harus utuh, kuat dan ukurannya memadai dengan
makanan yang ditempatkan dan terbuat dari bahan anti karat atau anti bocor.
3. Pengangkutan untuk waktu yang lama harus diatur suhunya agar tetap panas
4. Wadah selama dalam perjalanan tidak boleh selalu dibuka dan tetap dalam
keperluan lain
umumnya untuk acara keluarga atau pertemuan kelompok dengan jumlah terbatas
santap pada tempat pengolahan makanan termasuk rumah makan (Permenkes No.
28
sehingga menarik. Juga menambah selera makan, dan terhindar dari kontaminasi
tahap dari rantai peredaran makanan dari petani sampai meja makan guna
menurunkan bahaya yang diakibatkan oleh makanan tersebut. Titik kritis dalam
6. Hygiene penjamah,
Timbulnya food and water borne disease serta gangguan kesehatan lainnya
dapat disebabkan oleh rendahnya kualitas fisik dan biologis dari restoran/rumah
29
tersebut diantaranya adalah kebersihan ruangan termasuk lantai dan meja makan
serta tempat cuci tangan. Meja makan yang ergonomik akan membuat tamu
restoran dapat menikmati makanan dengan posisi tubuh yang benar. Kualitas
mikroorganisme dan racun yang berbahaya serta tiadanya lalat dan kecoak juga
cemaran/bahaya, yaitu bahaya fisik, bahaya kimia, dan bahaya biologi. Pangan
disease).
berikut :
kesehatan.
30
Data KLB keracunan pangan Badan POM tahun 2010 menyatakan bahwa
agen penyebab keracunan yaitu mikroba 9,82% dan kimia 13,50%. Berdasarkan
data tersebut diatas terlihat bahwa praktek hygiene santasi masih harus
pertama adalah keracunan pangan akibat toksin yang diproduksi oleh mikroba.
Dalam hal ini, mikroba yang tumbuh akan memproduksi senyawa yang
bersifat larut dan beracun yang dikeluarkan ke dalam pangan dan menyebabkan
penyakit bila pangan tersebut dikonsumsi. Dalam keracunan pangan akibat toksin
toksinnya saja.
jenis keracunan pangan seperti ini antara lain adalah Staphylococcus aureus, C.
yang terjadi seringkali melibatkan pangan yang berasal dari hewani seperti daging
tumbuhm berkembang biak dan menimbulkan penyakit. Dalam infeksi seperti ini,
toksin juga diproduksi ketika mikroba sedang tumbuh, tetai gejala penyakit yang
utama bukan dihasilkan oleh adanya senyawa toksin dalam pangan ketika
31
infeksi melalui pangan antara lain adalah Brucella sp., Escherichia coli,
Salmonella sp., Shigella sp., Streptococcus grup A, Vibrio cholera dan virus
hepatitis A.
1. Parameter Fisika
tersebut. Parameter fisika meliputi bau, kekeruhan, rasa, suhu, warna, dan jumlah
Air yang baik idealnya tidak berbau. Air yang berbau busuk tidak menarik
dipandang dari sudut pandang esetetika. Selain itu juga bau busuk bisa disebabkan
Air yang baik idealnya harus jernih. Air yang keruh mengandung partikel
padat tersuspensi yang dapat berupa zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan.
32
Air yang baik idealnya tidak memiliki rasa/tawar. Air yang tidak tawar
disebabkan adanya garam-garam tertentu di dalam air, begitu juga rasa asam
disebabkan adanya asam didalam air dan rasa pahit disebabkan adanya basa dalam
air tersebut.
Selain itu juga, air yang baik tidak boleh memiliki perbedaan suhu yang
mencolok dengan udara sekitar (udara ambien). Di Indonesia, suhu air minum
Padatan terlarut total (Total Dissolved Solid, TDS) adalah bahan bahan
terlarut (diameter < 10-6) dan koloid (diameter 10-6 – 10-3 mm) yang berupa
(True Color Unit), syarat zat padat terlarut air yang diperbolehkan pada air minum
500 mg/l (lima ratus miligram per liter), Kadar maksimum yang diperbolehkan
(Depkes, 2010).
2. Parameter Kimiawi
organik. Dalam standard air minum di Indonesia zat kimia anorganik dapat berupa
logam, zat-zat reaktif, zat-zat berbahaya dan beracun serta derajat keasaman (pH)
sedangkan zat kimia organik dapat berupa insektisida dan herbisida, zat kimia
33
oksigen.
Sumber logam dalam air dapat berasal dari industri, pertambangan ataupun
proses pelapukan secara alamiah. Korosi dari pipa penyalur air minum dapat juga
sel darah merah, system saraf dan ginjal manusia.Tembaga merupakan indikator
terjadinya perkaratan. Konsentrasi Fluor yang terlalu tinggi dalam air minum
dapat menimbulkan ganggguan pada gigi. Nitrit pada air minum pada air minum
adalah bahan kimia yang bersifat karsinogen bagi manusia.Kategori III adalah
bahan kimia yang dapat menyebabkan penyakit kronis tanpa ada fakta karsinogen.
Kadar arsen yang diperbolehkan pada air minum, 0,01 mg/l (miligram per
liter), Fluorida 1,5 mg/l (miligram per liter),total kromiun 0,05 mg/l (miligram per
liter), deterjen 0,05 mg/l (miligram per liter), dan lain-lain (Depkes, 2010).
3. Persyaratan Mikrobiologi
menunjukkan bakteri Coliform dari tinja, tanah, atau sumber alamiah lainnya.
34
dari tinja manusia atau hewan berdarah panas lainnya. Penentuan parameter
minum.
Syarat Escherichia coli yang diperbolehkan pada air minum, 0 per 100 ml
(nol per 100 mililiter) sampel, Total bakteri coliform,0 per 100 ml (nol per 100
4. Parameter Radioaktivitas
kerusakan pada sel yang terpapar. Kerusakan dapat berupa kematian dan
sel dapat beregenerasi dan apabila tidak seluruh sel mati.Perubahan genetis dapat
jaringan tubuh. Sinar Alpha sulit menembus kulit dan sinar Gamma dapat
menembus sangat dalam. Kerusakan yang terjadi ditentukan oleh intensitas serta
hewan. Bakteri Escherichia coli dapat berubah menjadi oportunis patogen bila
hidup di luar usus, misalnya pada infeksi saluran kemih, infeksi luka dan mastitis
(Ganiswarna, 1995). Pada umumnya, bakteri ini hidup dalam tinja dan dapat
35
kontaminasi air yang digunakan. Bahan makanan yang sering terkontaminasi oleh
a. Daging
Bahan pangan yang berasal dari hewan merupakan sumber utama bakteri
hidup dapat terbawa ke dalam daging segar dan mungkin bertahan selama proses
yang satu ke yang lainnya. Demikian juga penggilingan daging dalam pembuatan
tersebut atau dari lingkungan pengolahan. Jika ikan tersebut diperoleh dari laut
pada ikan dan makanan laut lainnya terutama dari perairan Asia Timur. Bakteri ini
36
parahemolyticus, clostridia dan virus. Bakteri dapat dihilangkan dengan cara ini
c. Telur
ayam dan mungkin mengkontaminasi isi telur pada waktu telur dipecahkan. Di
S. enteritidis yang berasal dari telur yang telah terinfeksi. Departemen kesehatan
d. Produk-produk Susu
Susu yang telah mengalami pengolahan yang benar, misalnya pasteurisasi dan
sterilisasi, merupakan produk yang aman. Akan tetapi susu segar yang diperoleh
dari hewan sehat bisa terkontaminasi dari hewan yang menyusui atau dari
dengan sayuran atau bahan pangan yang lain yang kontak langsung dengan tanah.
37
bahan pangan nabati. Penggunaan air dari irigasi yang tercemar dan penggunaan
virus. Pencucian dan pembilasan dengan air yang mengandung semua bakteri
kecuali sporanya.
f. Makanan kering
Clostridium dan Bacillus. Spora kedua bakteri ini dapat bertahan pada proses
memungkinkan bakteri seperti salmonella dan Escherichia coli tetap ada setelah
akan tetapi jika direhidrasi maka harus diperlakukan seperti halnya makanan
pemanasan.
pendek yang memiliki panjang sekitar 2 μm, diameter 0,7 μm, lebar 0,4-0,7μm
dan bersifat anaerob fakultatif. Escherichia coli membentuk koloni yang bundar,
Menurut WHO (2000), bakteri Escherichia coli adalah salah satu bakteri
38
suhu dan lingkungan yang cocok, satu bakteri akan berkembang biak lebih dari
500.000 sel dalam 7 jam dan dalam 9 jam telah berkembang menjadi 2.000.000
(dua juta) sel, dalam 12 jam sudah menjadi 1.000.000.000 (satu milyar) sel.
Bakteri Escherichia coli tidak bisa bertahan pada tempat yang kering dan kena
pembasmi hama, dan akan mati pada suhu 60 0 C selama 30 menit. Bila dilihat
secara makroskopik terlihat kilau metalik disekitar media (Depkes RI, 1991).
suhu optimum untuk pertumbuhannnya adalah 37°C. Escherichia coli dapat mati
berkembang biak pada makanan dengan nilai aktivitas air minimum 0,95.
Escherichia coli dapat hidup di lingkungan makanan yang asam pada pH dibawah
menyimpan makanan pada suhu rendah (Supardi dan Sukamto, 1999). Makanan
yang masih dijamin aman dikonsumsi paling lama dalam waktu 6 jam, karena
setelah itu kondisi makanan sudah tercemar berat (Depkes RI, 2004).
pada manusia. Gejala timbul 18-48 jam setelah memakan makanan yang tercemar,
berupa diare nyeri dan diare, terkadang disertai oleh demam serta muntah.
39
Superdominan : Phylogenetica
Filum : Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Esherichia
dan tidak membahayakan pada sebagian orang dewasa. EPEC melekat pada sel
mukosa usus kecil. Akibat dari infeksi EPEC adalah diare cair. Masa inkubasinya
1-6 hari dengan rata-rata 12-36 jam. Gejala yang dapat ditimbulkan apabila
terinfeksi Escherichia coli jenis ini antara lain : muntah, diare, sakit perut, dan
ETEC penyebab yang sering dari “diare wisatawan” dan penyebab diare
pada bayi di negara berkembang. Faktor kolonisasi ETEC yang spesifik untuk
manusia menimbulkan pelekatan ETEC pada sel epitel usus kecil. ETEC
40
berat. Masa inkubasinya 1-3 hari dengan rata-rata 10-12 jam. Gejala yang dapat
ditimbulkan apabila terinfeksi Escherichia coli jenis ini antara lain : diare (tanpa
demam hingga diare berat yang mirip dengan kolera namun tanpa darah-lendir),
kram perut, muntah, berlanjut sebagai dehidrasi dan syok (Arisman, 2009).
Penyakit yang paling sering pada anak-anak di negara berkembang dan para
wisatawan yang menuju negara tersebut. Galur EIEC bersifat non-laktosa atau
melakukan fermentasi laktosa dengan lambat serta bersifat tidak dapat bergerak.
EIEC menimbulkan penyakit melalui invasinya ke sel epitel mukosa usus. Masa
inkubasinya 1-3 hari dengan rata-rata 10-18 jam. Gejala yang dapat ditimbulkan
adalah demam, sakit perut hebat, dan muntah dengan diare berair (<10% kasus,
sel Vero, suatu ginjal dari monyet hijau Afrika. Bakteri ini sangat berbahaya
karena hidup dalam daging mentah, pada air limbah rumah potong ayam. Bentuk
diare sangat berat dengan sindroma uremia hemolitik, suatu penyakit akibat gagal
kolitis hemoragik dan komplikasinya dapat dicegah dengan memasak daging sapi
sampai matang.
41
berkembang. Bakteri ini ditandai dengan pola khas pelekatannya pada sel
manusia. Bahaya terbesar sehubungan dengan air minum tersebut telah tercemar
oleh buangan atau kotoran manusia atau hewan berdarah panas. Bila pengotoran
semacam baru saja terjadi, dan bila hal tersebut disebabkan oleh penderita atau
pembawa penyakit menular seperti demam usus atau disentri, air tersebut
Ada Jumlah
Kandungan E.coli E. coli
Makanan dan E. coli pada
Air Minum makanan
Rumah Makan dan air
minum Tidak ada
E.coli
Pemeriksaan
laboratorium
42