NIM :
AD 0 , AD 1, AD 2 : permintaan agregat
Y : pendapatan nasional
P : tingkat harga
Andaikan pada mulanya kurva penawaran agregat adalah AS1. Dengan demikian
pada mulanya keseimbangan negara tercapai paa pendapatan nasional Y 1, yaitu
pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh, dan tingkat harga adalah pada P1
. Pada tingkat kesempatan kerja yang tinggi perusahaan-perusahaan sangat
memerlukan tenaga kerja. Keadaan ini cenderung akan menyebabkan kenaikan upah
dan gaji karena :
i. Perusahaan –perusahaan akan berusaha mencegah perpindahan tenaga kerja
dengan menaikkan upah dan gaji.
ii. Usahaa untuk memperoleh pekerja tambahan hanya akan berhasil apabila
perusahaan-perusahaan menawarkan upah dan gaji yang lbih tinggi.
Kenaikan upah aka menaikkan biaya, kenaikan biaya akan memindahkan fungsi
penawaran agregat ke atas, yaitu dari AS1 menjadi AS2. Akibatnya tingkat harga dari
P1 menjadi P2. Harga barang yang tinggi ini mendorong para pekerja menuntut
kenaikan upah lagi, maka biaya produksi akan semakin tinggi. Pada akhirnya ini
akan menyebabkan kurva penawaran agregat bergeser dari AS2 menjadi AS3.
Perpindahan ini menaikkan harga dari P2 ke P3. Dalam proses kenaikan harga yang
disebabkan oleh kenaikan upah dan kenaikan penawaran agregat ini pendapatan
nasional riil terus mengalami penurunan, yaitu dari Y F atau Y 1 menjadi Y 2 dan Y 3.
Berati akibat dari kenaikan upah tersebut kegiatan ekonomi akan menurun di bawah
tingkat kesempatan kerja penuh. Andaikan setelah AS1 ke AS2 permintaan agregat
AD menjadi AD 1. Harga lebih tinggi dari P2. Apabila proses kenaikan upah berlaku,
penawaran agregat akan bergerak dari AS2 ke AS3. Diikuti kenaikan permintaan
agregat menjadi AD 2 maka tingkat kesempatan kerja penuh masih tetap tercapai,
tetapi harga-harga akan mencapai tingkat yang lebih tinggi dari P3 yaitu menjadi P4 .
c) Inflasi Di Impor
Inflasi juga berasal dari kenaikan harga-harga barang yang di impor. Inflasi akan
terjadi apabila barang-barang impor yang mengalami kenaikan harga mempunyai
peranan yang penting dalam kegiatan pengeluaran perusahaan-perusahaan.
Pengertian
Fluktuasi atau perubahan yang terjadi dalam kegiatan perekonomian dari
waktu ke waktu disebut sebagai konjungtur atau business cycle. Yang menjadi pokok
permasalahan timbulnya konjungtur menurut teori moneter adalah jumlah uang yang
beredar di masyarakat. Apabila masyarakat banyak memegang uang, maka akan
timbul kecenderungan mempergunakan uangnya untuk keperluan konsumsi dan
investasi, sedangkan sebaliknya, apabila uang sulit diperoleh, maka pengeluaran dunia
bisnis dan masyarakat juga akan berkurang. Pengurangan jumlah uang sampai pada
tingkat minimum ini akan menghalangi upaya dari perusahaan untuk melakukan
ekspansi.
Kecenderungan masyarakat untuk mengurangi tingkat konsumsinya dan lebih
banyak melakukan kegiatan menabung akan menyebabkan pengeluaran total tidak
akan mencukupi untuk mempekerjakan semua angkatan kerja. Besarnya tingkat
tabungan masyarakat ini, walaupun bisa dijadikan sebagai sumber investasi tapi
kurang menguntungkan karena adanya tabungan masyarakat tersebut diikuti dengan
rendahnya tingkat konsumsi masyarakat. Investasi sebagai kekuatan pendorong yang
menentukan konjungtur akan berpengaruh terhadap gerakan konjungtur.
Penyebab
Jevons dan Moore (1923):
Fluktuasikegiatanekonomiterjadikarenaadanyaperubahanalam
Pigou (1927):
Fluktuasikegiatanekonomiterjadikarenaadanyafaktorpsikologisparapelakub
isnis (harapanpesimistisatauoptimistis)
Malthus (1936):
penyebabmunculnyakrisisekonomikarenaadanyakekurangankonsumsi
(under consumption). Alasan:
sektorindustrimanufakturmakinberkembangdanmasyarakatlebihbanyakmel
akukankegiatanekonomipadasektortersebut.
Mitchell (1951):
Fluktuasikegiatanekonomitidakdapatdilepaskandarisistemekonomikapitalis
-liberalis.
Hawtrey (1928) dan Friedman (1957):
Fluktuasiekonomidisebabkanolehsistemmoneterdansistemkredit.
Shcumpeter (1934)
menyebutpenyebabutamatidakstabilnyainovasiteknologi.
Lucas danBarro (1976), Fisher (1979), dan Phelps (1997):
Ekspektasimasyarakat yang rasionalsebagaipenyebabfluktuasiekonomi.
Keynes: Sistemmoneterdankreditbukanpenyebab, tetapimerupakanakibat.
Penyebabutamaadalahtidakstabilnyainvestasi.
1.2. MACAM- MACAM INFLASI
1. Berdasarkan Asalnya
Inflasi yang berasal dari dalam negeri
Terjadi karena defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak
uang baru, gagalnya pasar yang berakibat harga bahan pokok menjadi mahal,
dan terjadi pembatasan kredit untuk produksi.
1) Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah dalam mengatur penawaran uang
( jumlah uang beredar ) dan tingkat bunga. Kebijakan ini dilakukan oleh oleh Bank
Sentral. Melalui kebijakan ini pemerintah dapat mempertahankan, menambah,
mengurangi jumlah uang beredar dalam upaya mempertahankan kemampuan
pertumbuhan ekonomi, sekaligus mengendalikan inflasi.
KEBIJAKAN MONETER KUANTITATIF
Adalah kebijakan umum yang bertujuan untuk mempengaruhi jumlah uang beredar
dan tingkat bunga dalam perekonomian. Kebijakan moneter yang bersifat kuantitatif
terbagi menjadi tiga jenis :
o Kebijakan Diskonto
2) Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah langkah untuk memengaruhi penerimaan dan pengeluaran
pemerintah guna mencapai kestabilan ekonomi. Kebijakan ini dapat memengaruhi
tingkat inflasi. Kebijakan fiskal antara lain :
o Menghemat Pengeluaran Pemerintah
Pemerintah dapat menekan inflasi dengan cara mengurangi
pengeluaran, sehingga permintaan akan barang dan jasa berkurang yang pada
akhirnya dapat menurunkan harga.
o Menaikkan Tarif Pajak
Untuk menekan inflasi, pemerintah dapat menaikkan tarif pajak. Naiknya
tarif pajak untuk rumah tangga dan perusahaan akan mengurangi tingkat
konsumsi. Pengurangan tingkat konsumsi dapat mengurangi permintaan
barang dan jasa, sehingga harga dapat turun.
3) Kebijakan Lainnya
Untuk memperbaiki dampak yang diakibatkan inflasi, pemerintah menerapkan
kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Tetapi selain kebijakan moneter dan
fiskal, pemerintah masih mempunyai cara lain. Cara lain dalam mengendalikan
inflasi adalah sebagai berikut :
Meningkatkan Produksi & Menambah Jumlah Barang di Pasar
Untuk menambah jumlah barang, pemerintah dapat mengeluarkan perintah
untuk meningkatkan produksi. Hal itu dapat ditempuh dengan memberi
premi atau subsidi pada perusahaan yang dapat memenuhi target tertentu.
Selain itu, untuk menambah jumlah barang yang beredar, pemerintah juga
dapat melonggarkan keran impor. Misalnya, dengan menurunkan bea
masuk barang impor.
Menetapkan Harga Maksimum untuk Beberapa Jenis Barang.
Penetapan harga tersebut akan mengendalikan harga yang ada sehingga
inflasi dapat dikendalikan. Tetapi penetapan itu harus realistis. Kalau
penetapan itu tidak realistis, dapat berakibat terjadi pasar gelap (black
market).
Dari gambar diatas diketahui bahwa tinngkat inflasi dan tingkat pengangguran
memiliki hubungan yang negatif. Artinya jika tingkat inflasi tinggi maka
pengangguran akan rendah atau sebaliknya pengangguran akan semakin tinggi jika
perekonomian suatu negara mengalami inflasi yang rendah.
1.7. KONJUNGTUR
https://www.jurnal.id/id/blog/2017/3-cara-mengatasi-inflasi-dengan-kebijakan-yang-tepat
https://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-makro/pengaruh-inflasi-terhadap-pengangguran-kurva-
phillips/