Anda di halaman 1dari 11

Nama :

NIM :

Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi Makro Kelas C

INFLASI DAN KONJUNGTUR

1.1. Pengertian dan Sebab-sebab


INFLASI
 Pengertian
Pada awalnya inflasi diartikan sebagai kenaikan jumlah uang beredar atau kenaikan
likuiditas dalam suatu perekonomian. Pengertian tersebut mengacu pada gejala umum
yang ditimbulkan oleh adanya kenaikan jumlah uang beredar yang diduga telah
menyebabkan adanya kenaikan harga- harga.
Menurut Boediono (1999) inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk
menaik secara menyeluruh dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang
saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas atau mengakibatkan
kenaikan pada sebagian besar harga barang-barang lain yaitu harga makanan, harga
makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau, harga sandang, harga kesehatan, harga
pendidikan, rekreasi, dan olahraga, harga transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan.
Dari definisi tersebut, ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan terjadi
inflasi, yaitu :
1) Kenaikan harga, yaitu apabila harga suatu komoditas menjadi lebih tinggi dari harga
periode sebelumnya.
2) Bersifat umum, yaitu kenaikan harga komoditas secara umum yang dikonsumsi
masyarakat bukan merupakan kenaikan suatu komoditas yang tidak menyebabkan
harga naik secara umum.
3) Berlangsung terus menerus, kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan
memunculkan inflasi, jika terjadi sesaat misalnya kenaikan harga pada saat lebaran
atau tahun baru bukan merupakan inflasi.
 Penyebab
a) Inflasi Tarikan Permintaan ( Demand Pull Inflation )
Terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan sehingga terjadi perubahan
pada tingkat harga. Bertambahnya permintaan terhadap barang dan jasa
mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi.
Meningkatnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi itu kemudian menyebabkan
harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam
permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full
employment.
AS : penawaran agregat

AD 0 , AD 1, AD 2 : permintaan agregat

Y : pendapatan nasional

P : tingkat harga

Misalkan mulanya permintaan agregat adalah AD 0. Maka pendapatan nasional adalah


Y 0 dan tingkat harga adalah P0. Perekonomian yang berkembang pesat mendorong kepada
kenaikan permintaan agregat,yaitu menjadi AD 1. Akibatnya pendapatan nasional mencapai
tingkat kesempatan kerja penuh, yaitu Y 1 dan tingkat harga naik dari P0 menjadi P1. Ini berati
telah terjadi inflas. Apabila masyarakat masih tetap menambah pengeluarannya maka
permintaan agregat menjadi AD 2. Kenaikan produksi nasional melebihi kesempatan kerja
penuh akan menyebabkan kenaikan harga yang lebih cepat, yaitu dari P1 ke P2.

b) Inflasi Desakan Biaya ( Cost Push Inflation )


Terjadi akibat meningkatnya biaya produksi ( input ) sehingga mengakibatkan
harga-harga ( output ) yang dihasilkan ikut naik. Meningkatnya biaya produksi
dapat disebabkan karena kenaikan harga misalnya kenaikan gaji PNS akan
mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan harga barang-barang.

Andaikan pada mulanya kurva penawaran agregat adalah AS1. Dengan demikian
pada mulanya keseimbangan negara tercapai paa pendapatan nasional Y 1, yaitu
pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh, dan tingkat harga adalah pada P1
. Pada tingkat kesempatan kerja yang tinggi perusahaan-perusahaan sangat
memerlukan tenaga kerja. Keadaan ini cenderung akan menyebabkan kenaikan upah
dan gaji karena :
i. Perusahaan –perusahaan akan berusaha mencegah perpindahan tenaga kerja
dengan menaikkan upah dan gaji.
ii. Usahaa untuk memperoleh pekerja tambahan hanya akan berhasil apabila
perusahaan-perusahaan menawarkan upah dan gaji yang lbih tinggi.

Kenaikan upah aka menaikkan biaya, kenaikan biaya akan memindahkan fungsi
penawaran agregat ke atas, yaitu dari AS1 menjadi AS2. Akibatnya tingkat harga dari
P1 menjadi P2. Harga barang yang tinggi ini mendorong para pekerja menuntut
kenaikan upah lagi, maka biaya produksi akan semakin tinggi. Pada akhirnya ini
akan menyebabkan kurva penawaran agregat bergeser dari AS2 menjadi AS3.
Perpindahan ini menaikkan harga dari P2 ke P3. Dalam proses kenaikan harga yang
disebabkan oleh kenaikan upah dan kenaikan penawaran agregat ini pendapatan
nasional riil terus mengalami penurunan, yaitu dari Y F atau Y 1 menjadi Y 2 dan Y 3.
Berati akibat dari kenaikan upah tersebut kegiatan ekonomi akan menurun di bawah
tingkat kesempatan kerja penuh. Andaikan setelah AS1 ke AS2 permintaan agregat
AD menjadi AD 1. Harga lebih tinggi dari P2. Apabila proses kenaikan upah berlaku,
penawaran agregat akan bergerak dari AS2 ke AS3. Diikuti kenaikan permintaan
agregat menjadi AD 2 maka tingkat kesempatan kerja penuh masih tetap tercapai,
tetapi harga-harga akan mencapai tingkat yang lebih tinggi dari P3 yaitu menjadi P4 .

c) Inflasi Di Impor
Inflasi juga berasal dari kenaikan harga-harga barang yang di impor. Inflasi akan
terjadi apabila barang-barang impor yang mengalami kenaikan harga mempunyai
peranan yang penting dalam kegiatan pengeluaran perusahaan-perusahaan.

Permintaan agregat dalam ekonomi adalah AD sedangkan pada mulanya


penawaran agregat adalah AS1. Pada mulanya pendapatan nasional adalah Y 1.
Pendapatan ini dapat dicapai di bawah pendapatan pada kesempatan kerja penuh Y F
maka jumlah pengangguran adalah tinggi. Kenaikan harga barang impor menyebabkan
biaya produksi naik, dan ini mengakibatkan perpindahan kurva penawaran agregat dari
AS1 menjadi AS2. Pendapatan menurun dari Y 1 mnjadi Y 2, dan tingkat harga naik P1
menjadi P2. Ini berati secara serentak perekonomian mengalami masalah inflasi dan
pengangguran yang semakin buruk ini dinamakan stagflasi. Stagflasi adalah keaaan
dimana kegiatan ekonomi semakin menurun, pengangguran semakin tinggi, dan
kenaikan harga-harga semakin bertambah cepat.
KONJUNGTUR

 Pengertian
Fluktuasi atau perubahan yang terjadi dalam kegiatan perekonomian dari
waktu ke waktu disebut sebagai konjungtur atau business cycle. Yang menjadi pokok
permasalahan timbulnya konjungtur menurut teori moneter adalah jumlah uang yang
beredar di masyarakat. Apabila masyarakat banyak memegang uang, maka akan
timbul kecenderungan mempergunakan uangnya untuk keperluan konsumsi dan
investasi, sedangkan sebaliknya, apabila uang sulit diperoleh, maka pengeluaran dunia
bisnis dan masyarakat juga akan berkurang. Pengurangan jumlah uang sampai pada
tingkat minimum ini akan menghalangi upaya dari perusahaan untuk melakukan
ekspansi.
            Kecenderungan masyarakat untuk mengurangi tingkat konsumsinya dan lebih
banyak melakukan kegiatan menabung akan menyebabkan pengeluaran total tidak
akan mencukupi untuk mempekerjakan semua angkatan kerja. Besarnya tingkat
tabungan masyarakat ini, walaupun bisa dijadikan sebagai sumber investasi tapi
kurang menguntungkan karena adanya tabungan masyarakat tersebut diikuti dengan
rendahnya tingkat konsumsi masyarakat. Investasi sebagai kekuatan pendorong yang
menentukan konjungtur akan berpengaruh terhadap gerakan konjungtur.

 Penyebab
 Jevons dan Moore (1923):
Fluktuasikegiatanekonomiterjadikarenaadanyaperubahanalam
   Pigou (1927):
Fluktuasikegiatanekonomiterjadikarenaadanyafaktorpsikologisparapelakub
isnis (harapanpesimistisatauoptimistis)
  Malthus (1936):
penyebabmunculnyakrisisekonomikarenaadanyakekurangankonsumsi
(under consumption). Alasan:
sektorindustrimanufakturmakinberkembangdanmasyarakatlebihbanyakmel
akukankegiatanekonomipadasektortersebut.
 Mitchell (1951):
Fluktuasikegiatanekonomitidakdapatdilepaskandarisistemekonomikapitalis
-liberalis.
 Hawtrey (1928) dan Friedman (1957):
Fluktuasiekonomidisebabkanolehsistemmoneterdansistemkredit.
  Shcumpeter (1934)
menyebutpenyebabutamatidakstabilnyainovasiteknologi.
 Lucas danBarro (1976), Fisher (1979), dan Phelps (1997):
Ekspektasimasyarakat yang rasionalsebagaipenyebabfluktuasiekonomi.
 Keynes: Sistemmoneterdankreditbukanpenyebab, tetapimerupakanakibat.
Penyebabutamaadalahtidakstabilnyainvestasi.
1.2. MACAM- MACAM INFLASI
1. Berdasarkan Asalnya
 Inflasi yang berasal dari dalam negeri
Terjadi karena defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak
uang baru, gagalnya pasar yang berakibat harga bahan pokok menjadi mahal,
dan terjadi pembatasan kredit untuk produksi.

Inflasi yang berasal dari luar negeri


Adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini
bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya
kenaikan tarif impor barang.
2. Berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga
Inflasi Tertutup ( Closed Inflation )
Terjadi apabila kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau
dua barang tertentu.
Inflasi Terbuka ( Open Inflation )
Terjadi apabila kenaikan harga terjadi pada seemua barang secara umum.
Inflasi Yang Tidak Terkendali ( Hiperinflasi )
Terjadi apabila serangan inflasi sangat hebat sehingga setiap saat harga-harga
terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih
lama disebabkan nilai uang yang terus merosot.
3. Berdasarkan keparahan inflasi
 Inflasi ringan : < 10% per tahun.
 Inflasi sedang : antara 10% sampai 30% per tahun.
 Inflasi berat : antara 30% sampai 100% per tahun.
 Hiperinflasi : > 100% per tahun

1.3. PENGARUH INFLASI TERHADAP PEREKONOMIAN


i. Inflasi menurunkan pendapatan riil orang-orang berpendapatan tetap.
ii. Inflasi mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang, karena nilai riil uang akan
menurun apabila terjadi inflasi.
iii. Memperburuk pembagian kekayaan karena pendapatan tetap akan menghadapi
kemerosotan dalam nilai riil pendapatannya, dan pemilik kekayaan bersifat keuangan
mengalami penurunan dalam nilai riil kekayaannya.
iv. Inflasi menyebabkan orang-orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang
yang semakin menurun. Memang tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat
inflasi di atas bunga nilai uang tetap saja turun. Bila orang enggan untuk menabung,
dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang.
v. Bagi orang yang meminjam uang kepada bank ( debitur ) inflasi menguntungkan
karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur nilai uang lebih rendah
dibandingkan pada saat meminjam.
vi. Kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan menglami kerugian karena nilai
uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat meminjam.
vii. Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan apabila pendapatan yang diperoleh
lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Apabila hal ini terjadi produsen akan
terdorong untuk meningkatkan produksinya. Sebaliknya apabila inflsasi
menyebabkan naiknya biaya produksi hingga akhirnya merugikan, produsen enggan
untuk meneruskan produksinya. Apabila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, saha
produsen tersebut akan bangkrut.
viii. Mendorong penanaman modal secara spekulatif. Antara lain yujuan ini dicapai
dengan membeli harta-harta tetap seperti tanah, rumah, bangunan, dll. Karena
pengusaha lebih suka dengan kegiatan investasi yang bersifat spekulatif ini, investasi
produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi mengalami penurunan.
ix. Defisitnya neraca pembayaran
x. Merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
xi. Kegagalan dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi.

1.4. CARA- CARA MENGATASI INFLASI

1) Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah dalam mengatur penawaran uang
( jumlah uang beredar ) dan tingkat bunga. Kebijakan ini dilakukan oleh oleh Bank
Sentral. Melalui kebijakan ini pemerintah dapat mempertahankan, menambah,
mengurangi jumlah uang beredar dalam upaya mempertahankan kemampuan
pertumbuhan ekonomi, sekaligus mengendalikan inflasi.
KEBIJAKAN MONETER KUANTITATIF
Adalah kebijakan umum yang bertujuan untuk mempengaruhi jumlah uang beredar
dan tingkat bunga dalam perekonomian. Kebijakan moneter yang bersifat kuantitatif
terbagi menjadi tiga jenis :

o Operasi Pasar Terbuka

Bank sentral dapat melakukan perubahan atas jumlah uang beredar


dengan cara melakukan jual beli surat-surat berharga. Pada saat inflasi untuk
mengurangi kegiatan ekonomi yang berlebih-lebihan, uang beredar harus
dikurangi. Tindakan yang dilakukan oleh Bank Sentral adalah menjua surat-surat
berharga. Semakin banyak jumlah surat-surat berharga yang terjual, jumlah uang
beredar akan berkurang sehingga dapat mengurangi tingkat inflasi.

o Kebijakan Diskonto

Bunga diskonto adalah tingkat bunga yang ditetapkan pemerintah atas


bank-bank umum yang meminjam ke bank sentral. Untuk mengatasi inflasi,
bank sentral dapat menerapkan kebijakan diskonto dengan cara meningkatkan
nilai suku bunga. Tujuannya adalah agar masyarakat terdorong untuk menabung.
Dengan demikian, diharapkan jumlah uang yang beredar dapat berkurang
sehingga tingkat inflasi dapat ditekan.

o Kebijakan Penetapan Persediaan Kas ( Tingkat cadangan Minimum )


Bank sentral dapat mengambil kebijakan untuk mengurangi uang
yang beredar dengan jalan menetapkan persediaan uang yang beredar
dan menetapkan persediaan uang kas pada bank-bank umum. Dengan
mengurangi jumlah uang beredar, inflasi dapat ditekan.

2) Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah langkah untuk memengaruhi penerimaan dan pengeluaran
pemerintah guna mencapai kestabilan ekonomi. Kebijakan ini dapat memengaruhi
tingkat inflasi. Kebijakan fiskal antara lain :
o Menghemat Pengeluaran Pemerintah
Pemerintah dapat menekan inflasi dengan cara mengurangi
pengeluaran, sehingga permintaan akan barang dan jasa berkurang yang pada
akhirnya dapat menurunkan harga.
o Menaikkan Tarif Pajak
Untuk menekan inflasi, pemerintah dapat menaikkan tarif pajak. Naiknya
tarif pajak untuk rumah tangga dan perusahaan akan mengurangi tingkat
konsumsi. Pengurangan tingkat konsumsi dapat mengurangi permintaan
barang dan jasa, sehingga harga dapat turun.
3) Kebijakan Lainnya
Untuk memperbaiki dampak yang diakibatkan inflasi, pemerintah menerapkan
kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Tetapi selain kebijakan moneter dan
fiskal, pemerintah masih mempunyai cara lain. Cara lain dalam mengendalikan
inflasi adalah sebagai berikut :
 Meningkatkan Produksi & Menambah Jumlah Barang di Pasar
Untuk menambah jumlah barang, pemerintah dapat mengeluarkan perintah
untuk meningkatkan produksi. Hal itu dapat ditempuh dengan memberi
premi atau subsidi pada perusahaan yang dapat memenuhi target tertentu.
Selain itu, untuk menambah jumlah barang yang beredar, pemerintah juga
dapat melonggarkan keran impor. Misalnya, dengan menurunkan bea
masuk barang impor.
 Menetapkan Harga Maksimum untuk Beberapa Jenis Barang.
Penetapan harga tersebut akan mengendalikan harga yang ada sehingga
inflasi dapat dikendalikan. Tetapi penetapan itu harus realistis. Kalau
penetapan itu tidak realistis, dapat berakibat terjadi pasar gelap (black
market).

1.5. PERTUMBUHAN EKONOMI

Pertumbuhan ekonomi proses kenaikan output yg dihasilkan, yg disebabkan oleh


penggunaan input yg semakin meningkat.

Keyness menyatakan, peranan pembelanjaan agregat dalam menentukan tingkat


kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja dalam suatu perekonomian pembelanjaan agregat
dibedakan menjadi empat komponen yaitu; pengeluaran konsumsi rumah tangga, investasi
swasta, pengeluaran pemerintah, dan ekspor bersih. Teori keynes menekankan bahwa
pembelanjaan agregat menetukan tingkat kegiatan perekonomian.

Dalam upaya memaksimalkan pertumbuhan ekonomi, tentunya dipahami bahwa


perekonomian tidak selalu berkembang secara teratur dari satu periode ke periode lainnya.
Ia selalu mengalami masa naik dan turun. Adakalanya kegiatan perekonomian
berkembang dengan sangat pesat sehingga menimbulkan kenaikan harga-harga. Pada
periode lainnya perekonomian mengalami perlambatan dalam perkembangannya dan
adakalanya ia merosot dan berada di tingkat yang lebih rendah dari periode sebelumnya.
Pergerakan naik turun kegiatan perusahaan-perusahaan di dalam jangka panjang
dinamakan konjungtur atau siklus kegiatan perusahaan (business cycle).

1.6. INFLASI DAN PENGANGGURAN


Tingkat inflasi menunjukkan persentase dari perubahan tingkat harga rata-rata
tertimbang untuk barang dan jasa dalam perekonomian suatu negara. Sedangkan tingkat
pengangguran menunjukkan persentase dari individu-individu yang ingin bekerja namun
tidak memiliki pekerjaan. Seseorang dianggap menganggur jika tidak bekerja namun
masih menunggu untuk mendapatkan pekerjaan.
Angkatan kerja didefinisikan sebagai jumlah antara indivu yang memiliki
pekerjaaan dan pengangguran. Tingktat pengangguran dihitung berdasarkan rasio antara
jumlah penganggur dengan angkatan kerja.
Para ekonom berpendapat bahwa tingkat inflasi yang terlalu tinggi merupakan
indikasi awal memburuknya perekonomian suatu negara. Tingkat inflasi yang tinggi dapat
mendorong Bank Sentral menaikkan tingkat bunga. Hal ini menyebabkan terjadinya
kontraksi atau pertumbuhan negatif di sektor riil. Dampak yang lebih jauh adalah
pengangguran menjadi semakin tinggi. Dengan demikian, tingkat inflasi dan tingkat
pengangguran merupakan parameter yang dapat digunakan untuk mengukur baik
buruknya kesehatan ekonomi yang dihadapi suatu negara. Hubungan antara tingkat inflasi
untuk jangka pendek dapat dijelaskan menggunakan Kurva Phillip yang dikemukakan
oleh ekonom bernama A.W. Phillips.

Dari gambar diatas diketahui bahwa tinngkat inflasi dan tingkat pengangguran
memiliki hubungan yang negatif. Artinya jika tingkat inflasi tinggi maka
pengangguran akan rendah atau sebaliknya pengangguran akan semakin tinggi jika
perekonomian suatu negara mengalami inflasi yang rendah.

Gambar tersebut menunjukkan kurva phillip untuk negara Amerika Serikat


pada kurun waktu dari Januari 2008 sampai Oktober 2009. Karena kedua variabel ini
memiliki hubungan yang negatif, maka usaha untuk menurunkan tingkat inflasi dapat
menimbulkan peningkatan pengangguran

1.7. KONJUNGTUR

Menurut Sadono, konjungtur adalah kenyataan yang berlaku dalam


perekonomian yang menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi tidak berkembang secara
teratur tetapi mengalami kenaikan atau kemunduran yang selalu berubah-ubah dari
waktu ke waktu. Gambaran atau grafik mengenai konjungtur adalah suatu grafik yang
menunjukkan perubahan pendapatan nasional dan kegiatan ekonomi dari satu wkatu
ke waktu lain.
Gelombang Konjungtur dibagi menjadi 4 tahap:

1. Tahap Depresi : Kemerosotan. Yaitu kemerosotan yang disebabkan antara lain


banyak produksi berkurang, banyak pabrik tutup, banyak terjadi pengangguran
(baisse atau konjungtur rendah). Tetapi akhirnya keadaan berubah lagi (titik balik
bawah/trough). Ciri-cirinya perekonomian pada kondisi depresi:
a) Tingginya pengangguran
Indonesia pernah mencapai tingkat pengangguran 40% dari angkatan kerja.
b) Kapasitas produksi yang menganggur
cenderung tidak beroperasi daripada mengalami kerugian besar..
c) Resiko tinggi
2. Tahap Recovery : Pemulihan. Yaitu tahap yang mulai pulih kembali normal.Ciri-
cirinya perekonomian pada kondisi recovery :
 Membaiknya indikator ekonomi
Suku bunga turun, inflasi berhasil dikendalikan, gejolak buruh turun, nilai
mata uang mulai stabil
 Meningkatnya investasi
Adanya stimulus rangsangan ekonomi (melalui pengeluaran pemerintah),
bagusnya indikator makro, pelaku usaha mulai optimis akan hari kedepannya
dan perusahaan mulai mengkaji investasi baru.
3. Tahap Ekspansi : Kegiatan ekonomi cepat. Yaitu tahap kegiatan ekonomi dalam
perkembangan atau pertumbuhan yang cepat sampai tercapainya puncak kegiatan
(masa “boom” atau “hausse” = konjungtur tinggi). Ciri-ciri perekonomian pada
kondisi booming:
 Tingkat permintaan agregat kuat dan naik
  Peningkatan permintaan untuk barang-barang impor & jasa
 Pendapatan pajak pemerintah akan meningkat dengan cepat
 Meningkatnya investasi dan keuntungan perusahaan, dan
 Meningkatnya produtivitas
4. Tahap Resesi : Kelesuan. Yaitu semula kemacetan yang timbul menyebabkan laju
pertumbuhan ekonomi terhenti (stagnasi) dan/atau mundur sedikit. Jika
berlangsung lama dan hebat, dimana semua sektor ekonomi ikut lesu maka
kelesuan menjadi kemrosotan. Ciri-ciri perekonomian pada kondisi resesi :
 Turunnya daya beli
Akibat inflasi yang tinggi, harga naik, daya beli turun, masyarakat mengurangi
belanja, dan memilih untuk lebih banyak menabung.
 Turunnya investasi
Akibat turunnya konsumsi, produksi berlebihan, investasi tidak diperlukan.
 Turunnya kesempatan kerja
Akibat investasi turun, lowongan kesempatan kerja tidak ada ,pengangguran
menjadi meningkat
DAFTAR PUSTAKA

Sukirno,Sadono.2015.MAKROEKONOMI TEORI PENGANTAR. Jakarta :


Rajawali Pers.

Tim Penulis Ganesha Operation.2018.BUKU PELAJARAN REVOLUSI


BELAJAR KODING Sukses Ujian Nasional XII IPS. Bandung :
Ganesha Operation
Https://Eprints.Uny.Ac.Id/28799/2/BAB%20II.Pdf

https://www.jurnal.id/id/blog/2017/3-cara-mengatasi-inflasi-dengan-kebijakan-yang-tepat

https://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-makro/pengaruh-inflasi-terhadap-pengangguran-kurva-
phillips/

Anda mungkin juga menyukai