Anda di halaman 1dari 12

Nama : Aldi Syahrain

Stambuk : 601190054

Kelas : Reg A1 Hukum

Jurusan : Ilmu Hukum

Dosen : Dince A. Kodai S.H, M.H

Tugas : Hukum Internasional

RESUME SUBJEK – SUBJEK HUKUM INTERNASIONAL

1. Pengertian Subjek Hukum


Subjek hukum dapat diartikan sebagai pemegang hak-hak dan kewajiban menurut
hukum internasional, namun lebih dari itu, subjek hukum internasional juga memiliki arti
berupa pemegang hak istimewa procedural untuk mengajukan tuntutan dimuka pengadilan
internasional, dan Pemilik kepentingan-kepentingan yang telah ditetapkan oleh ketentuan
hukum internasional.
2. Macam – Macam Subjek Hukum Internasional

Macam – Macam subjek hukum internasional meliputi:

1) Negara
2) Organisasi Internasional
3) Palang Merah Internasional
4) Tahta Suci atau Vatikan
5) Perusahaan sebagai badan hukum internasional otorita
6) Pihak Berperang
7) Individu

Subjek hukum internasional yang paling pokok adalah Negara, setelah itu baru ada subjek-
subjek lainnya seperti organisasi internasional, palang merah internasional, tahta suci/vatikan,
perusahaan sebagai badan hukm internasional otorita, pihak berperang dan individu.

1) Negara
Hukum internasional baik ditinjau secara historis maupun secara faktual. Secara
historis, yang pertama-tama merupakan subyek hukum internasional pada awal mula lahir dan
pertumbuhan hukum internasional adalah negara
Peranan negara sebagai subyek hukum internasional lama kelamaan juga semakin
dominan oleh karena bagian terbesar dari hubungan-hubungan internasional yang dapat
melahirkan prinsip-prinsip dan kaedah-kaedah hukum internasional dilakukan oleh negara-
negara. Unsur tradisional suatu Negara terdapat dalam Pasal 1 Montevidio (Pan American)
Convention on Rights And Duties of State of 1933. Pasal Tersebut Berbunyi sebagai berikut :

“The State as person of international law should posses the following qualification :

a) A permanent population
b) A defined territory

1
c) A government; and
d) A capacity to enter into relations with other State.”

Di antara unsur-unsur negara tersebut sebenarnya unsur kemampuan untuk


mengadakan hubungan dengan negsara-negara lain kurang penting, karena negara mungkin
dapat berdiri tanpa adanya kemampuan untuk mengadakan hubungan dengan negara-negara
lain, sehingga disebut juga dengan unsur non phisik. Mengenai kemampuan mengadakan
hubungan dengan negara lain ini ada kaitannya dengan pengakuan baik hukum nasional
maupun internasional mengakui adanya kekuasaan dan kewenangan tersebut.

Unsur atau persyaratan seperti yang disebut diatas adalah hal yang paling penting 
dari segi hukum internasional. Ciri-ciri diatas juga membedakan negara dengan unit-unit 
yang lebih kecil seperti anggota-anggota federasi atau protektorat-protektorat yang tidak
menangani sendiri urusan luar negerinya dan tidak diakui oleh negara-negara lain sebagai
anggota masyarakat internasional yang mandiri. Bahkan hukum   itu sendiri boleh dikatakan
bagian terbesar terdiri atas hubungan hukum antara negara dengan negara.

2) Organisasi Internasional
Organisasi internasional dalam arti yang luas pada hakikatnya meliputi tidak saja
organisasi internasional public (Public International Organization) tetapi juga organisasi
privat (Privat International Organization). Organisasi semacam itu meliputi juga organisasi
regional dan organisasi sub-regional. Ada pula organisasi yang bersifat universal
(organization of universal character).
Dilihat dari pembentukannya, organisasi internasional mempunyai tiga aspek yaitu
administrasi, aspek filosofis, dan aspek hukum:
 Aspek administrasi
Menyangkut perlunya dibentuk suatu sekretariat tetap (permanent secretariat) yang
lokasinya berada di wilayah salah satu negara anggotanya yang ditetapkan melalui
persetujuan antara organisasi internasional tersebut dengan negara tuan rumah (Head
quarters Agreement). Di samping itu juga diperlukan adanya staf personalia
(International civil servant).
Dari aspek administrasi ini organisasi juga membutuhkan anggaran belanja yang akan
ditanggung bersama oleh semua anggota. Pasal 17 piagam PBB misalnya menyebut
bahwa pembiayaan PBB akan di tanggung oleh anggotanya sesuai dengan skala
penilaian (Scale of Assessment) yang akan ditetapkan oleh Majelis Umum PBB yang
menurut pasal 18 melalui 2/3 suara.
 Aspek filosofi
Pembentukan organisasi internasional akan dipengaruhi oleh filsafah kehidupan
bangsa-bangsa di sesuatu kawasan dimana organisasi tersebut akan didirikan.
Misalnya dalam pembentukan Organisasi Persatuan Afrika juga telah melihat sejarah
bangsa afrika yang berasal dari penjajahan, karena itu tema yang diambil adalah
kerjasama untuk membebaskan belenggu penjajahan, masalah penentuan nasib
sendiri dan kemerdekaan nasional maupun dasar falsafah organisasi tersebut.
 Aspek hukum
Organisasi internasional dibentuk melalui suatu perjanjian dari tiga negara atau lebih
sebagai pihak. Suatu organisasi hakekatnya merupakan suatu kesatuan yang menurut
hukum dipisahkan dari setiap organisasi lainnya dan akan terdiri dari satu badan atau
lebih. Badan-badan tersebut merupakan suatu kumpulan berbagai wewenang yang

2
dikelompokkan di bawah satu nama. Misalnya: Majelis Umum, Dewan Perwakilan,
Mahkamah Internasional dan sekretariat merupakan badan-badan utama yang
mempunyai wewenang sendiri tetapi semuanya dikelompokkan dalam suatu
organisasi yang disebut PBB.
Agar dapat diakui statusnya di dalam hukum internasional, organisasi
internasional harus memenuhi tiga syarat, yaitu :
a) Adanya persetujuan internasional seperti instrument pokok itu akan membuat
prinsip-prinsip dan tujuan, struktur maupun cara organisasi itu bekerja.
b) Organisasi internasional haruslah mempunyai paling tidak satu badan.
c) Organisasi internasional haruslah dibentuk dibawah hukum internasional.

Berkaitan dengan implikasi hukum keterlibatan Indonesia dalam organisasi


perdagangan internasional sehingga kebijakan pemerintah tentunya selain mampu
menyentuh kepentingan masyarakat luas, diharapkan dapat menjamin rasa aman, dan
keadilan dalam dunia perdagangan lintas Negara.

3) Palang Merah Internasional


Palang Merah Internasional berkendudukan di Jenewa (austria) memiliki tempat
tersendiri dalam sejarah hukum internasional. Bahkan dapat dikatakan bahwa Palang Merah
Internasional sebagi subjek hukum (dalam arti terbatas) lahir karena sejarah; walaupun pada
akhirnya badan ini keberadaannya dan statusnya dikukuhkan dengan suatu perjanjian
Internasional (konvensi), yang sekarang adalah konvensi-konvensi Jenewa 1949 tentang
perlindungan korban perang. Berdasarkan pada konvensi-konvensi Jenewa 1949 ini Palang
Merah Internasioanl memiliki kedudukan sebgai subjek hukum internasional, sekalipun
dengan ruang lingkup terbatas.

4) Tahta Suci atau Vatikan


Tahta Suci (Vatican) merupakan suatu contoh dari suatu subjek hukum internasional
yang telah ada disamping negara. Hal ini merupakan peninggalan/kelanjutan sejarah sejak
jaman dahulu, ketika Paus bukan hanya bertindak sebagai kepala gereja Roma tetapi memiliki
pula kekuasaan duniawi. Walaupun hanya berkaitan dengan persoalan keagamaan (katolik),
Tahta Suci merupakan subjek hukum dalam arti penuh dan kedudukan sejajar dengan negara.
Hal ini terjadi terutama setelah dibuatnya perjanjian antar Italia dan Tahta Suci pada
di Roma kepada Tahta Suci yang selanjutnya dengan perjanjian ini dibentuk negara Vatikan,
sekaligus di akui oleh Italia. Hingga sekarang Tahta Suci memiliki perwakilan diplomatic
yang kedudukannya sejajar dengan perwakilan diplomatic suatu negara di berbagai negara
penting didunia, termasuk di Indonesia.

5) Perusahaan Sebagai Badan Hukum Internasional Otorita


Pada hakikatnya perusahaan multinasional itu merupakan badan hukum(nasional)
byang terdaftar disuatu negara, maka sebenarnya perusahaan multinasional hanya merupakan
subyek hukum nasional, dan bukan subyek hukum internasional.
Lain halnya dengan perusahaan yang merupakan badan hukum internasional Otorita,
menurut penulis ia merupakan subyek hukum internasional (dalam arti terbatas). Adapun
landasan hukumnya diatur dalam pasal 170 konvensi PBB tentang Hukum Laut (KHL 1982),
yang menentukan sebagai berikut:

3
 Perusahaan adalah badan otorita yang harus melaksanakan kegiatan-kegiatan di
kawasan secara langsung, sesuai dengan pasal 153 ayat 2 a , maupun pengangkutan,
pengolahan dan pemasaran mineral-mineral yang dihasilkan dari kawasan.
 Perusahaan dalam rangka bertindak sebagai badan hukum internasional Otorita,
memiliki kewenangan hukum sebagaimana ditetapkan dalam statuta seperti diatur
dalam lampiran IV.
 Perusahaan bertindak sesuai dengan konvensi ini dan ketentuan-ketentuan, peraturan-
peraturan dan prosedur Otorita maupun kebijaksanaan-kiebijaksanaan umum yang
ditetapkan oleh Majelis dan tunduk pada pengarahan dan pengawasan dewan.
Perusahaan ini memiliki kantor pusat yang berada ditempat kedudukan Otorita.

Sebagai badan hukum Internasional Otorita dan sesuai dengan Anggaran Dasar
perusahaan yang merupakan Lampiran IV KHL 1982, ia memiliki status hukum, hak-hak
istimewa, dan kekebalan. Dalam kaitan ini pasal 13 anggaran Dasar Perusahaan menentukan ;

a) Agar perusahaan dapat melaksanakan fungsinya, status, hak-hak istimewa dan


kekebalan-kekebalan yang ditetapkan dalam pasal ini harus diberikan kepada
perusahaan dalam wilayah-wilayah negara negara peserta dimana perlu dapat
mengadakan perjanjian-perjanjian khusus.
b) Perusahaan memiliki kapasitas hukum yang diperlukan untuk melaksanakan fungsi-
fungsinya, dan untuk mencapai tujuan-tujuannya ia memiliki kapasitas;
c) Mengadakan kontrak-kontrak, pengaturan-pengaturan bersama atau pengaturan-
pengaturan lainnya, termasukperjanjian-perjanjian dengan negara-negara dan
organisasi-organisasi internasional.
d) Mendapatkan, menyewa, mengusai dan  menjual kekayan baik yang bergerak
maupun yang tidak bergerak.
e) Menjadi pihak dalam proses hukum.

Berdasarkan pada uraian diatas, maka tidak ada keraguan lagi bahwa perusahaan
sebagai badan hukum internasional Otorita merupakan subjek hukum internasional. Sebab ia
memiliki status hukum (pribadi hukum Internasional), memiliki hak-hak istimewa dan
kekebalan-kekebalan didalam wilayah negara-negara peserta otorita, memiliki kapasitas
membuat kontrak-kontrak dan perjanjian-perjanjian dengan negara-negara dan organisasi-
organisasi internasional, serta ia dapat menjadi pihak dalam proses hukum.

6) Pihak Berperang
Berperang tidak semata-semata karena pernyataan suatu pihak untuk melakukan perang,
namun lebih identik dengan suatu “pemberontakan” terhadap Negara tertentu. Dalam
lingkung hukum Internasional kata “pemberontakan” dalam bahasa Inggris terdapat tiga
istilah, yaitu insurrection,rebellion dan revolution. Schuman memberikan definisi mengenai
ketiga istilah sebagai berikut ;
“In general an Uprising directed toward a radical modification of the existing political or
social order throughout the whole teritority of a state is reffered to as a revolution, while the
word rebellion is more frequently confined to efforts on the part of portion of a state to throw
off the authority of the remainder. Insurrection usually refers to movements smaller in scope
and purpose than those described by the other terms”.
Secara umum dapat diterjemahkan, revolusi bertujuan untuk merombak secara radikal
suatu susunan politik atau sosial diseluruh wilayah negara, rebeli adalah perjuangan sebagian

4
wilayah negara untuk menggulingkan kekuasaan di wilayah lainnya dan insurreksi adalah
kegiatan-kegiatan yang luas dan tujuannya lebih sempit dari revolusi dan rebellion.
Berdasarkan uraian Schuman tersebut diatas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
timbulnya suatu pihak berperang (belligerent) dalam suatu negara didahului dengan
adanya insurrection (pemberontakan dengan scoup yang kecil) , yang kemudian meluas
menjadi rebellion (rebelli) selanjutnya rebelli ini untuk dapat berubah statusnya menjadi
pihak berperang harus memenuhi syarat-syarat (obyektif).
Apabila para pemberontak itu belum dapat memenuhi syarat-syarat obyektif di atas,
maka para pemberontak baru berada pada taraf rebelli (rebellion). Apabila pada taraf ini ada
negara ketiga yang memberikan dukungan atau pengakuan, maka tindakan tersebut dianggap
tergesa-gesa dan dapat dipandang sebagai mencampuri urusan dalam negeri negara lain.
Sebab dalam keadaan demikian, pemerintah yang memulihkan keadaan dan
keamanan di wilayah seperti semula. Sebaliknya apabila para pemberontak berdasarkan
penilaian objektif telah memeuhi syarat-syarat sebagai pihak berperang, maka negara ketiga
berdasarkan pertimbangan subjektif (biasanya bersifat politis) akan memberikan pengakuan
terhadap kelompok rebelli, yang selanjutnya dengan tindakan pengakuan in rebelli tersebut
berubah statusnya menjadi belligerent.
Pemberian pengakuan bellegerensi kepada rebelli membawa akibat hukum bagi
rebelli maupun negara yang memberikan pengakuan, yaitu :
a) Kapal-kapal belligerent diijinkan untuk memasuki pelabuhan negara-negara yang
memberikan pengakuan.
b) Belligerent dapat meminjam dana (keuangan) kepada negara-negara yang
memberikan pengakuan, yang akan dikembalikan apabila tujuan belligerent tercapai
(terbentuk negara baru).
c) Belligerent memiliki hak untuk melakukan penggeledahan diatas kapal-kapal di
lautan, menyita barang-barang kontrabande dan untuk melakukan blockade

Dalam belligerent, terdapat contoh suatu konlfik non internasional yang kemudian
dianggap sebagai suatu konlifk internasional seperti “Internationalized internal armed
conflict” yang merupakan suatu konflik non international armed conflict yang dianggap telah
diinternasionalkan karena Negara yang diberontak mengakui pemberontakan sebagai
belligerent.

7) Individu
Individu Sebagai Subyek Hukum Internasional Individu sebagai subyek hukum
internasional dikenal sejak terjadinya Perang Dunia I atas dasar perjanjian perdamaian, sesuai
dengan yang dikemukakan oleh Chairul Anwar sebagai berikut:
Individu biasanya tersangkut secara tidak langsung dalam hukum internasional.
Hubungan individu dengan hukum internasional biasanya dilakukan melalui negara di mana
individu tersebut menjadi warga negara. Individu diberikan hak untuk mengajukan
tuntutantuntutan yang timbul dari Perjanjian Perdamaian Perang Dunia I, pada berbagai
pengadilan yang didirikan atas dasar perjanjian perdamaian tersebut.
Apabila memperhatikan uraian Chairul Anwar di atas menunjukkan bahwa individu
sebagai subyek hukum internasional merupakan pengembangan dari negara sebagai subyek
hukum internasional. Hal ini nampak dari kalimat “hubungan individu dangan hukum
internasional biasanya dilakukan melalui negara di mana individu tersebut menjadi warga
negara”. Sebagai individu mempunyai hak untuk mengajukan tuntutan-tuntutan yang timbul
akibat dari perjanjian perdamaian pada pengadilan-pengadilan yang didirikan atas dasar

5
perjanjian internasional. Kedudukan individu sebagai subyek hukum internasional merupakan
suatu perkembangan lebih lanjut dari negara sebagai subyek hukum internasional.

3. Negara Sebagai Subjek Hukum Utama Dalam Hukum Internasional


Negara merupakan subjek utama dari hukum internasional, baik ditinjau secara
historis maupun secara faktual. Secara historis yang pertama-tama merupakan subjek hukum
internasional pada awal mula lahir dan pertumbuhan hukum internasional adalah negara.
Peranan negara lama-kelamaan juga semakin dominan oleh karena bagian terbesardari
hubungan hubungan internasional yang dapat melahirkan prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah
hukum internasional dilakukan oleh negara-negara. Bahkan hukum internasional itu sendiri
boleh dikatakan bagian terbesar terdiri atas hubungan hukum antara negara dengan negara.

4. Karakteristik Negara
Negara Indonesia mempunyai luas wilayah daratan yakni 1.922.570 km persegi dan
luas perairan sekitar 3.257.483 km persegi. Sedangkan jumlah pulau yang dimilikinya ada
sekitar 17.504 pulau dengan 6.000 pulau adalah pulau tidak berpenghuni.
Secara astronomis Indonesia berada di antara 6 o LU – 11o08 LS dan berada di antara
95oBT – 141o45 BT. Selain itu Indonesia berbatasan dengan beberapa negara dan wilayah
perairan seperti:
 Utara berbatasan dengan: negara Malaysia, Singapura, Filipina, dan Laut Cina Selatan.
 Timur berbatasan dengan: Samudera Pasifik, Papua Nugini, dan Timor Leste.
 Selatan berbatasan dengan: Australia, Timor Leste dan Samudera Hindia.
 Barat berbatasan dengan: Samudera Hindia.

a. Penduduk Negara Indonesia


Jika dilihat dari asal usulnya, penduduk Indonesia sebagian besar berasal dari bangsa
Austronesia (95%), namun ada juga yang berasal dari suku Polinesia, Melanesia, dan
Mikronesia khusus di bagian Indonesia timur. Namun, sebagian besar masyarakat
Indonesia menganggap diri mereka sebagai kelompok suku yang lebih spesifik seperti
suku Jawa, Sunda, Dayak, Minangkabau dan lain sebagainya.

Indonesia juga termasuk sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di
dunia yakni 270.054.853 jiwa di tahun 2018. Sekitar lebih dari 50% atau 130 juta
penduduk berada di pulau Jawa. dalam kehidupan sehari – hari sebagian besar
masyarakat Indonesia menggunakan bahasa daerah atau bahasa ibu untuk
berkomunikasi. Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi dan bahasa yang bisa dikuasai
oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Mayoritas penduduk di Indonesia beragama Islam yakni sekitar 87% dan menjadi
negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia. Pemerintah Indonesia
juga mengakui 5 agama selain Islam antara lain:
 Protestan: 7%
 Katolik: 3%
 Hindu: 1,7%
 Buddha: 0,7%
 Konghucu dan lainnya: 0,5

6
b. Kekayaan Alam Negara Indonesia

Hampir setiap pulau merupakan daerah pertambangan di Indonesia dengan hasil


tambang berupa minyak bumi, batu bara, emas, gas alam, perak, besi dan masih
banyak lainnya. Tidak hanya itu saja, kekayaan alam yang lain berasal dari pertanian,
perkebunan, padang rumput, hutan, bahkan dengan jumlah perairan yang luas juga
memiliki daerah penghasil ikan terbesar di Indonesia.

Keanekaragaman makhluk hidup yang dimiliki Indonesia juga beragam, dengan hasil
penelitian ditemukan bahwa 12% mamalia, 10% tumbuhan, 17% burung, 16% reptil,
dan 25% ikan hidup dan berkembang biak di Indonesia. Dengan jumlah keragaman
makhluk hidup tersebut, menempatkan Indonesia sebagai urutan ketiga setelah hutan
Amazon di Brazil dan Republik Demokratik Kongo.

c. Ekonomi Negara Indonesia

 Di bidang ekonomi, Indonesia telah mengekspor hasil tambang berupa gas


alam ke beberapa negara dan menjadikan Indonesia sebagai pengekspor
terbesar kelima di dunia
 Tidak hanya itu saja, Indonesia juga melakukan ekspor terhadap hasil
pertanian seperti beras, kopi, rempah-rempah dan karet.
 Pendapatan negara terbesar berasal dari sektor jasa dengan menyumbang
sebesar 45,3%, kemudian disusul oleh sektor industri (40,7%) dan pertanian
sebanyak 14%.
 Bahkan Indonesia telah menjadi kerja sama dengan beberapa negara terkait
perdagangan dan negera tersebut yakni Malaysia, Singapura, Jepang,
Amerika Serikat, dan Australia.

Kondisi ekonomi nasional sangat bergantung terhadap kekuatan sektor konsumsi rumah
tangga, hal ini disebabkan karena sektor investasi dan pedagangan internasional belum dapat
berperan penuh terhadap pendapatan negara.

5. Macam – Macam Bentuk Negara Dan Kesatuan Bukan Negara

a) Bentuk Negara

 Negara Kesatuan (Unitarisme)

Macam macam bentuk negara yang pertama adalah negara kesatuan. Negara
kesatuan merupakan suatu negara yang merdeka dan berdaulat, di seluruh negara
yang berkuasa hanya ada satu pemerintahan (pusat) yang mengatur seluruh daerah.

Ciri-ciri negara kesatuan yaitu memiliki satu pemerintahan pusat yang


memegang seluruh kekuasaan pemerintahan. Hanya ada satu konstitusi (UUD), satu
kepala negera, satu parlemen dan dewan menteri. Hanya pemerintah pusat yang boleh
menarik pajak.

7
Tidak ada badan lain di luar pemerintah yang berdaulat. Adanya supremasi
parlemen pusat. Dalam dunia pendidikan, hanya ada satu kurikulum. Kedaulatan
negara meliputi kedaulatan ke dalam dan keluar yang ditandatangani oleh pemerintah
pusat.

Macam-macam bentuk negara kesatuan lainya ada dua yaitu: negara kesatuan
dengan sistem sentralisasi, yang mana segala sesuatu dalam negara itu langsung
diatur dan diurus oleh pemerintah pusat dan daerah-daerah tinggal melaksanakannya.

Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi, dimana kepala daerah


diberikan kesempatan dan kekuasaan untuk mengurus rumah tangganya sendiri
(otonomi daerah) yang dinamakan daerah Swatantra.

Negara yang memiliki bentuk negara kesatuan di antaranya Indonesia,


Jepang, Filipina, Belanda, Perancis dan Italia dan lainnya.

 Negara Serikat (federasi)

Macam macam bentuk negara yang kedua yaitu negara serikat atau federasi.
Negara serikat merupakan gabungan dari beberapa negara, yang menjadi negara-
negara bagian dari negara Serikat itu. Negara-negara bagian itu asal mulanya adalah
suatu negara yang merdeka dan berdaulat serta berdiri sendiri.

Dengan menggabungkan diri dalam suatu negara Serikat, maka negara yang
tadinya berdiri sendiri itu sekarang menjadi negara bagian, melepaskan sebagian
kekuasaan dan menyerahkannya kepada negara Serikat itu.

Kekuasaan yang diserahkan itu disebutkan satu demi satu (limitatif), hanya
kekuasaan yang disebutkan itu yang diserahkan kepada negara Serikat (delegated
powers). Contoh negara dengan negara serikat, diantaranya: Amerika Serikat,
Australia, Jerman, India, Malaysia, Swiss, dan Jerman.

 Negara Konfederasi

Bentuk Negara ini adalah bentuk Negara yang dibuat tidak permanen karena
adanya perjanjian antara Negara yang berkonfederasi untuk tujuan bersama yaitu
mempertahankan kedaulatan. Urusan di dalam Negara masing-masing tetap menjadi
urusan masing-masing pihak, namun untuk urusan bersama dilakukan karena adanya
perjanjian. Masalah yang ada dalam negeri yang bergabung dalam sebuah konfederasi
tidak boleh dicampur dengan kepentingan bersama dalam Negara-negara yang
melakukan konfederasi. Dulu Malaysia dan Singapura pernah menjalin kerjasama dan
bergabung menjadi Negara konfederasi karena adanya politik luar negeri yang terjadi
di Indonesia masa pemerintahan Presiden Soekarno.

b) Kesatuan Bukan Negara

 Negara Monarki

8
Negara monarki adalah bentuk Negara yang pemerintahannya hanya dilakukan oleh
satu orang saja. Hak dalam memerintah Negara dalam hal ini hanya dijalankan oleh
satu orang yang ditunjuk tersebut tanpa ada hal lain yang bisa mengganggu gugat.

 Negara Vassal

Suatu negara jajahan (vassal.state) adalah yang sepenuhnya berada di bawah


penguasaan negara lain yang secara internasional kemerdekaannya dibatasi, bahkan
hampir tidak ada sama sekali. Pada saat ini tidak terdapat lagi istilah vassalage.

 Negara Netral

Suatu negara netral (Netralized State) adalah negara yang kemerdekaan, integritas
politik dan wilayahnya dijamin secara permanen dengan perjanjian kolektif negara-
negara besar dengan syarat negara yang dijamin tersebut tidak akan pernah
menyerang negara lain -kecuali untuk membela diri dan tidak akan pernah membuat
traktat-traktat aliansi dan sebagainya yang dapat merusak sikap ketidak
memihakkannya atau menjerumuskannya dalam perang.

Tujuan netralisasi tersebut adalah untuk melindungi perdamaian dengan:

 Melindungi negara-negara kecil dari negara-negara kuat yang berdekatan dan


dengan cara itu memelihara keseimbangan kekuatan.
 Melindungi dan menjaga kemerdekaan negara-negara "penyangga" (buffer
State) yang terletak di antara negara-negara besar.

 Negara Dominion

Bentuk negara dominion pada dasarnya hanya berlaku dalam sejarah ketatanegaraan
Inggris. Dominion merupakan gabungan negara-negara merdeka yang mengingatkan
diri dalam apa yang disebut "The British Commonwealth of Nations". Penggabungan
negara-negara ke dalam bentuk dominion ini hanya mungkin terjadi pada negara
bekas jajahan lnggris yang telah memperoleh kemerdekaan.

Bergabung dalam dominion sama halnya dengan tetap tinggal dalam lingkungan
kerajaan Inggris. Tetapi perlu dicatat, bahwa kendatipun negara-negara yang
bersangkutan mengikatkan diri dalam lingkungan kerajaan Inggris, namun kedudukan
negara-negara yang bersangkutan tetap sebagai negara merdeka, yang berhak
menentukan serta mengurus kehidupan politiknya, dan bahkan berhak menarik diri
dari ikatan dominion tersebut. Dengan demikian, boleh dikatakan bahwa ikatan yang
ada dalam dominion tersebut lebih bersifat simbolis, dalam arti ikatan di antara
mereka hanya terdapat pada diri raja yang dianggap sebagai simbol persatuan di
antara negara-negara tersebut.

Jelas bahwa antara negara-negara dominion tersebut tidak lain merupakan


persekutuan yang otonom dalam lingkungan kerajaan Inggris, yang satu sama lain
mempunyai status yang sama, tidak ada yang lebih rendah atau yang lebih tinggi

9
walaupun dipersatukan oleh ikatan bersama kepada Mahkota, dan bersatu secara
bebas sebagai anggota "The British Commonwealth of Nations".

 Negara Condominium
Suatu kondominium ada apabila terhadap suatu wilayah tertentu dilaksanakan
penguasaan bersama oleh dua atau lebih negara luar.
Contoh:
 New Hebrides sampai tanggal 30 Juli 1980 dikuasai oleh Inggris dan Perancis
(kini bernama Republik Vanuatu);
 Antartika yang dikuasai oleh l2 negata, di antaranya Inggris, Amerika
Serikat, Italia, dan Australia.
 Negara Mandat
Negara mandat adalah negara-negara bekas jajahan, negara-negara yang kalah perang
dalam Perang Dunia I yang kemudian diatur oleh pemerintahan perwalian dengan
pengawasan komisi mandat Liga Bangsa-Bangsa.
Munculnya bentuk negara mandat ini adalah hasil perjanjian perdamaian di Versailles
dimana disepakati bahwa diadakan pemernitahan perwalian (mandat) yang dipegang
oleh negara-negara yang menang perang dengan pengawasan Komisi Mandat Liga
Bangsa-Bangsa. Tetapi, karena keterbatasan komisi mandat itu sendiri, maka tidak
jarang daerah mandat tersebut justru menjadi daerah jajahan baru, karena negara
mandararis lebih mendahulukan kepentingan negaranya sendiri daripada berusaha
rnenyelenggarakan kepentingan rakyat di daerah mandat.
 Negara Wilayah Koloni
Negara Koloni atau negara jajahan merupakan suatu negara yang tidak diperintah
sendiri oleh pemerinta negaranya, melainkan tunduk kepada kekuasaan pemerintahan
negara lain. Hanya persoalan-persoalan sepele yang boleh diatur oleh negara jajahan.
Contoh: Timor-Timur pra-1975 merupakan koloni Portugal.
 Negara Protektorat
Yang dimaksud dengan negara Protektorat, tidak lain adalah negara yang berada
dibawah perlindungan negara lain yang jauh lebih kuat. Negara Protektorat tidak
sama dengan negara koloni atau jajahan, karena hubungan antara negara pelindung
dengan negara yang dilindungi lebih banyak berdasarkan atas sesuatu perjanjian.
Dalam perjanjian itulah disepakati kekuasaan-kekuasaan yang akan ditangani sendiri
oleh negara protektorat, dan kekuasaan-kekuasaan yang diserahkan kepada negara
pelindungnya.
 Negara Wilayah Perwalian (Trust)
Negara Wilayah perwalian adalah negara-negara yang pemerintahannya diawasi oleh
Dewan Perwalian (Trusteeship Council) Perserikatan Bangsa-Bangsa. Adanya daerah
perwalian ini merupakan hasil perjanjian San Francisco sesudah Perang Dunia II.
Adapun yang menjadi daerah perwalian ini, sesuai dengan Piagam Perdamaian PBB,
ialah:
 Daerah-daerah mandat peninggalan Liga Bangsa-Bangsa
 Daerah-daerah yang dipisahkan dari negara-negara yang kalah dalam Perang
Dunia II.
 Daerah dari suatu negara yang oleh negaranya memang dengan sukarela
diserahkan kepada Dewan Perwalian

10
Contoh, Pra - 1970-an Marianas Utara (Northern Marianas), Kepulauan Marshall
(Marshall Islands), Negara Federasi Mikronesia (Federated States of Micronesia) dan kelompok
pulau Palau (Palau Island group) merupakan wilayah perwalian Amerika Serikat. Lalu tahun
1990-an meningkat statusnya menjadi negara/wilayah protektorat AS.

 Negara Uni
Yang dimaksud dengan Uni adalah gabungan beberapa negara yang dikepalai oleh
seorang Kepala Negara, yang biasanya adalah seorang Raja. Ada dua macam bentuk
negara Uni, yaitu Uni Riel dan Uni Personel. Gabungan negara-negara tersebut Uni
Riel, apabila negara-negara yang tergabung mengadakan suatu badan khusus yang
akan mengurus hubungan negara-negara anggota Uni tersebut dengan negara-negara
lain.
Terbentuknya Uni Riel ini biasanya diawali oleh perjanjian yang menyetujui
dibentuknya badan khusus untuk menyelenggarakan urusan-urusan tertentu anggota
Uni tersebut, yang biasanya tidak lebih dari masalah politik luar negeri dan persoalan
pertahanan keamanan. Kedaulatan masing-masing negara anggota Uni masih diakui,
tetapi kebebasannya dikurangi menurut bidang-bidang yang diserahkan kepada badan
khusus tersebut.
Sedangkan yang disebut Uni Personel, adalah apabila masing-masing anggota Uni
masih tetap mempunyai kemerdekaan untuk mengurusi semua persoalan negaranya,
baik persoalan dalam negeri maupun persoalan luar negeri. Uni Personel baru
terbentuk jika di antara negara-negara tersebut mempunyai satu Kepala Negara.
Dengan demikian, boleh jadi Uni Personel ini muncul secara kebetulan, yaitu jika di
antara beberapa negara kebetulan mempunyai ketentuan yang sama mengenai orang-
orang yang mempunyai hak untuk menjadi raja, yang biasanya didasarkan atas
keturunan. Contoh:
 Belanda-Luxemburg tahun 1838-1890;
 Inggris-Skotlandia tahun 1603-1797;
 Uni Ernirat Arab

6. Hak Untuk Melaksanakan Yurisdiksi Terhadap Wilayah Orang Dan Benda Yang Ada
Di Dalam Wilayahnya

Kata“yurisdiksi” dalam bahasa Indonesia berasal dari Kekuasaan, hak atau wewenang


untuk  terhadap orang, benda, atau peristiwa (hukum).wilayahnya & yang ada atau terjadi di
luar tersebut berada dalam wilayah negara.

Yurisdiksi merupakan kewenangan suatu negara untuk menetapkan dan memaksakan


ketentuan ketentuan hukum nasionalnya terhadap orang, benda atau peristiwa peristiwa
hukum. Yurisdiksi lahir dari adanya KEDAULATAN (kebebasan bertindak/freedom to act)
dari sebuah negara.

Pengertian yurisdiksi negara jauh lebih luas daripada pengertian kedaulatan negara,
sebab tidak hanya terbatas pada apa yang dinamakan yurisdiksi teritorial sebagai konsekuensi
adanya kedaulatan teritorial, akan tetapi juga mencakup yurisdiksi negara yang bukan
yurisdiksi teritorial (yurisdiksi ekstra teritorial atau extra territorial jurisdiction) yang

11
eksistensinya bersumber dari hukum internasional, seperti yurisdiksi negara pada jalur
tambahan, ZEE, landas kontinen, laut bebas, ruang angkasa dan sebagainya. Yurisdiksi
Negara dalam Hukum Internasional dapat lahir karena adanya tindakan: 1. Legislatif, yaitu
kekuasaan untuk membuat atau menetapkan peraturan atau keputusan-keputusan; 2.
Eksekutif, yaitu salah satu cabang pemerintahan yang mempunyai kekuasaan serta
bertanggung jawab untuk menerapkan hukum. Jenis Yurisdiksi perdata: kewenangan hukum
pengadilan negara terhadap perkara keperdataan, baik nasional maupun internasional;
Yurisdiksi pidana: kewenangan hukum pengadilan negara terhadap perkara kejahatan, baik
nasional maupun asing.

Aturan Umum: Suatu negara tidak akan melaksanakan yurisdiksinya yurisdiksinya di


negara lain (Par in parem non habit imperium). Prinsip umum bahwa suatu negara bebas
melaksanakan yurisdiksi yurisdiksi di luar wilayahnya, sepanjang tidak dilarang secara
khusus oleh hukum internasional. Aturan dasar pelaksanaan yurisdiksi oleh negara adalah
adanya “hubungan” atau kepentingan antara negara dengan orang atau benda atau peristiwa
tertentu. Masalah akan timbul bila terdapat terdapat dua atau lebih negara yang merasa
samasama memiliki hubungan terhadap terhadap orang atau benda yang sama.

Prinsip-prinsip Umum Yurisdiksi:

a. Asas Teritorial (Territorial Principle)


b. Asas Nasionalitas (Nationality Priciple)
c. Asas Personalitas Pasif (Pasive Personality Principle)
d. Asas Proteksi (Protective Principle)
e. Asas Universal (Universality Principle)

Dua prinsip yang pertama berlaku bagi pelaksanaan yurisdiksi pidana dan perdata,
sedangkan tiga prinsip yang terakhir hanya berlaku bagi pelaksanaan yurisdiksi pidana. Hak
yurisdiksi yakni suatu istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu keadaan dimana
status seseorang atau benda yang secara fisik terdapat di dalam suatu wilayah negara, tetapi
seluruhnya atau sebagian dikeluarkan dari yurisdiksi negara tersebut oleh ketentuan hukum
internasional.

12

Anda mungkin juga menyukai