Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

MASYARAKAT MADANI
DOSEN PENGAMPU : YULI INDARTI, S.KM. M.Kes.

Oleh :
1. Abdullah gasmal wahid fadaukas (204101040004)
2. Abdul hafidz khoiruddin (204101040016)
3. Adelia sukmaningrum (204101040026)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan Ilahi Rabbi atas curahan nikmat dan karunia-
Nya. Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah SAW beserta keluarga
(ahli bait). Aamiin

Makalah ini kami buat sebagian mengambil dari berbagai sumber yang ada kemudian
saya ambil hal-hal yang penting atau saya rangkum sesingkat mungkin, semoga makalah ini bisa
memberikan manfaat bagi orang yang membaca makalah ini. Aamiin

Semoga dengan terbitnya makalah ini memberikan nuansa dan gairah baru terhadap
proses Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Universitas Islam KH. AHMAD SIDHIQ
JEMBER. Akhirnya kami menyadari segala kekurangan yang melekat pada makalah ini.Untuk
itu kritik dan saran dari semua Dosen dan Mahasiswa merupakan suatu hal yang diharapkan
semoga segala ikhtiar kita di Ridhoi Allah SWT. Aamiin

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jember, 03 Maret 2021

Penulis

[Date]
1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................. 1

DAFTAR ISI................................................................................................................ 2

BAB I

PENDAHULUAN......................................................................................................... 3

A. LATAR BELAKANG........................................................................................... 3

B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................... 3

C. TUJUAN PENULISAN........................................................................................ 3

BAB II

PEMBAHASAN............................................................................................................

A. PENGERTIAN DAN SEJARAH PERKEMBANGAN MASYARAKAT MADANI..4

B. KARAKTERISTIK MASYARAKAT MADANI................................................. 5

C. PILAR PENEGAK MASYARAKAT MADANI.................................................. 7

D. MASYARAKAT MADANI DI INDONESIA........................................................ 9

BAB III

PENUTUP........................................................................................................................ 11

KESIMPULAN................................................................................................................. 11

SARAN............................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 12

[Date]
2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Wacana civil society ini merupakan produk sejarah dan lahir di masyarakat Barat
modern.Ia muncul bersamaan dengan proses modernisasi, terutama pada saat terjadi transformasi
dari masyarakat feodal menuju masyarakat Barat modern.Civil society atau yang lebih dikenal
dengan masyarakat madani pada mulanya merupakan sebuah konsep filsafat yang berkenaan
dengan sistem kenegaraan.Masyarakat madani atau civil society ini memiliki karakteristik untuk
menjelaskan bahwa dalam merealisasikan wacana civil society diperlukan prasyarat-prasyarat
yang menjadi nilai universal dalam penegakan civil society, dan juga memiliki pilar-pilar untuk
menegakan dan terwujudnya civil society atau masyarakat madani.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dan bagaimana sejarah perkembangan masyarakat madani ?

2. Bagaimana karakteristik masyarakat madani ?

3. Apa pilar penegak masyarakat madani ?

4. Bagaimana masyarakat madani di Indonesia ?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui pengertian dan sejarah perkembangan masyarakat madani.

2. Mengetahui karakteristik masyarakat madani.

3. Mengetahui pilar-pilar penegak masyarakat madani.

4. Mengetahui masyarakat madani di Indonesia.

[Date]
3
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DAN SEJARAH PERKEMBANGAN MASYARAKAT MADANI

Wacana civil society ini merupakan produk sejarah dan lahir di masyarakat Barat
modern.Ia muncul bersamaan dengan proses modernisasi, terutama pada saat terjadi transformasi
dari masyarakat feodal menuju masyarakat Barat modern. Dalam tradisi Eropa (sekitar
pertengahan abad XVIII), pengertian civil society dianggap sama dengan pengertian negara
(state) yakni suatu kelompok/kekuatan yang mendominasi seluruh kelompok masyarakat lain.
Akan tetapi pada paruh abad XVIII, terminologi ini mengalami pergeseran makna. State dan
civil society dipahami sebagai dua buah entintas yang berbeda, sejalan dengan proses
pembentukan sosiala (social formation) dan perubahan-perubahan struktur politik di Eropa
sebagai pencerahan (enlightenment) dan modernisasi dalam mengahadpi persoalan duniawi
(Hikam, AS, 1999). Seabagai sebuah wacana kotemporer, maka sampai saat ini belum ada satu
kesepakatan rumusan teoritis dan konsep yang baku tentang konsep civil society. Oleh karena
itu, dalam mendefinisikan terma civil society ini sangat bergantung pada kondisi sosio-kultural
suatu bangsa.Karena bagaimanapun konsep civil society merupakan bangunan terma yang lahir
dari sejarah pergulatan bangsa Eropa Barat.

Civil society atau yang lebih dikenal dengan masyarakat madani pada mulanya
merupakan sebuah konsep filsafat yang berkenaan dengan sistem kenegaraan.Secara historis,
konsep ini bermula dari pemikiran Aristoteles yang kemudian dikembangkan oleh Marcus
Tullius Cicero, seorong filosof Romawi Kuno (106-43 SM).Beberapa filsuf dan pemikir sosial
politik sejak abad ke 17 sampai sekarang telah mengembangkan civil society menjadi sebuah
konsep penting dalam ilmu sosial dan politik. Konsep ini sejalan dengan perkembangan
pemikiran mengenai bentuk gerakan masyarakat yang otonom dan mandiri dalam menentukan
arah dan perkembangannya tanpa campur tangan total dari pemerintah. Pemikiran tentang civil
society dalam ilmu sosial mulai marak dibahas setelah perang dunia II Terutama dalam dekade
50-80 an. Pada abad ke 20, muncul berbagai gerakan masyarakat yang tidak percaya lagi kepada

[Date]
4
upaya pemerintah atau negara dalam menjamin dan membangun masyarakat yang bebas, maju
dan makmur. Pada abad ke 20 ini pula,

istilah civil society (masyarakat madani) secara konseptual dikembangkan dari pengalaman era
pencerahan Eropa Barat pada abad ke 1 yaitu pada masa munculnya kembali Eropa Timur pada
dasawarsa 1980-an sebagai jawaban terhadap negara dengan sistem paratai sosialis (tunggal)
yang otoriter yang kemudian dapat dijatuhkan. Civil society (masyarakat madani) pada
perkembangan berikutnya ternyata masuk kedalam wacana lembaga multilateral..sebagai
contoh : The inter American Development Bank (bank pembangunan antar amerika) merintis
sebuah proyek penguatan civil society di Amerika latin pada dasawarsa 1990-an. Dari fakta ini,
istilah civil society telah berkembang dari sekedar konsep menjadi gerakan.

Terjemah civil society menjadi masyarakat madani pertama kali dikemukakan oleh Dato
Seri Anwar Ibrahim untuk menyifati masyarakat yang sudah memiliki peradaban maju.Istilah
madani sendiri mempunyai hubungan yang erat dengan istilah tamadun atau peradaban. Dengan
demikian, civil society atau masyarakat madani bisa diartikan sebagai kota peradaban atau
masyarakat kota, suatu masyarakat beradab yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,
penegakan nilai-nilai demokrasi, dan penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia.Lebih lanjut
Anwar Ibrahim menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan masyarakat madani adalah sistem
sosial yang subur yang diasaskan kepada prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara
kebebasan perorangan dengan kestabilan masyarakat. Penerjemahan civil society menjadi
masyarakat madani ini dilatarbelakangi oleh konsep kota ilahi, kota peradaban atau masyarakat
kota. Di sisi lain, pemaknaan masyarakat madani ini juga dilandasi oleh konsep tentang Al-
Mujtama’ Al-Madani yang diperkenalkan oleh Prof. Naquib al-Attas, yang secara definitif
masyarakat madani merupakan konsep masyarakat ideal yang mengandung dua komponen bear
yakni masyarakat kota dan masyarakat yang beradab. Dan pada prinsipnya konsep masyarakat
madani (civil society) adalah sebuah tatanan komunitas masyarakat yang mengedepankan
toleransi, demokrasi, dan berkeadaban. Di sisi lain masyarakat madani mensyaratkan danya
toleransi dan menghargai akan adanya pluralisme (kemajemukan).

B. KARAKTERISTIK MASYARAKAT MADANI

[Date]
5
Masyarakat madani (civil society) dicirikan dengan masyarakat terbuka, bebas dari
pengaruh kekuasaan dan tekanan negara kritis dan berpartisipasi aktif serta egaliter.Pada
dasarnya, masyarakat madani berkaitan dengan peradaban universal.Penyebutan karakteristik
civil society sendiri dimaksudkan untuk menjelaskan bahwa dalam merealisasikan wacana civil
society diperlukan prasyarat-prasyarat yang menjadi nilai universal dalam penegakan civil
society. Prasyarat ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain atau hanya mengambil salah satunya
saja, melainkan merupakan satu kesatuan yang integral yang menjadi dasar dan nilai bagi
eksistensi civil society. Karakteristik tersebut antara lain :

1. Free Public Sphere

Yang dimaksud dengan Free Public Sphere adalah adanya ruang publik yang bebas
sebagai sarana dalam mengemukakan pendapat.Lebih lanjut dikatakan bahwa ruang publik
secara teoritis bisa diartikan sebagai wilayah dimana masyarakat sebagai warga negara memiliki
akses penuh terhadap setiap kegiatan publik.Waraga negara berhak melakukan kegiatan secara
merdeka dalam menyampaikan pendapat, berserikat, berkumpul, serta mempublikasikan
informasi kepada publik. Free Public Sphere menjadi salah satu bagian yang harus diperhatikan
untuk mengembangkan dan mewujudkan civil society, maka akan memungkinkan terjadinya
pembungkaman kebebasan warga negara dalam menyalurkan aspirasinya yang berkenaan
dengan kepentingan umum oleh penguasa yang tiranik dan otoriter.

2. Demokratis

Demokratis adalah salah satu entitas yang menjadi penegak wacana civil society, dimanadalam
menjalani kehidupan, warga negara memiliki kebebasan penuh untuk menjalankan aktivitas
kesehariannya, termasuk dalam berinteraksi dengan lingkungannya.Demokratis berarti
masyarakat dapat berlaku santun dalam pola hubungan interaksi dengan masyarakat sekiatarnya
dengan tidak mempertimbangkan suku, ras, dan agama. Demokrasi atau demokratis merupakan
salah satu syarat mutlak bagi penegakan civil society. Penekanan demokrasi atau demokratis
dapat mencakup sebagai bentuk aspek kehidupan seperti politik, sosial, budaya pendidikan,
ekonomi, dan sebagainya.

3. Toleran

[Date]
6
Toleran merupakan sikap yang dikembangkan dalam civil society untuk mewujudkan
sikap saling menghargai dan menghormati aktivitas yang dilakukan oleh orang lain. Toleransi ini
memungkinkan akan adanya kesadaran masing-masing individu untuk menghargai dan
menghormati pendapat serta aktivitas yang dilakukan oleh kelompok masyarakat lain yang
berbeda. Azyumardi Azra menyebutkan bahwa masyarakat madani atau civil society lebih dari
sekedar gerakan-gerakan prodemokrasi.Masyarakat madani juga mengacu ke kehidupan yang
berkualitas dan tamaddun (civility), yakni kesediaan individu-individu untuk menerima
pandanagn-pandangan politik dan sikap sosial yang berbeda.

4. Pluralisme

Seabagai sebuah prasyarat penegakan civil society, maka pluralisme harus dipahami
secara mengakar. Menurut Nurcholis Madjid, konsep pluralisme ini merupakan prasyarat bagi
tegaknya civil society. Pluralisme menutunya adalaha pertalian kebhinekaan dalam ikatan-ikatan
keadaban. Bahkan pluralisme adalah juga suatu keharusan bagi keselamatan umat manusia antara
lain melalui mekanismepengawasan dan pengimbangan (check and balance). Lebih lanjut,
Nurcholis mengatakan bahwa sikap penuh pengertian kepada orang lain itu diperlukan dalam
masyarakat yang majemuk, yakni masyarakat yang tidak monolitik. Apalagi sesungguhnya
kemajemukan masyarakat itu sudah merupakan dekrit Allah dan design-Nya untuk umat
manusia. Jadi tidak ada masyarakat yang tunggal, monolitik, sama dan sebangun dalam segala
segi.

5. Keadaan Sosial ( social justice)

Keadilan dimaksudkan untuk menyebutkan keseimbangan dan pembagian yang


proporsional terhadap hak dan kewajiban setiap warga negara yang mencakup seluruh aspek
kehidupan.Hal ini memungkinkan tidak adanya monopoli dan pemusatan salah satu aspek
kehidupan pada satu kelompok masyarakat. Secara esensial, masyarakat memiliki hak yang sama
dalam memperoleh kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah (penguasa).

[Date]
7
C. PILAR PENEGAK MASYARAKAT MADANI

Yang dimaksud dengan pilar penegak civil society adalah institusi-institusi yang menjadi
bagian dari social control yang berfungsi mengkritisi kebijakan-kebijakan penguasa yang
diskriminatif serta mampu memperjuangkan aspirasi masyarakat yang tertindas.Dalam
penegakan civil society pilar-pilar tersebut menjadi prasyarat mutlak bagi terwujudnya kekuatan
civil society. Pilar-pilar tersebut antara lain :

1. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) adalah institusi sosial yang dibentuk oleh swadaya
masyarakat yang tugas esensinya adalah membantu dan memperjuangkan aspirasi dan
kepentingan masyarakat yang tertindas.Selain itu, LSM dalam konteks civil society juga bertugas
mengadakan empowering (pemberdayaan) kepada masyarakat mengenai hal-hal yang signifikan
dalam kehidupan sehari-hari, seperti advokasi, pelatihan dan sosialisasi program-program
pembangunan masyarakat.

2. Pers

Pers merupakan institusi yang penting dalam penegakan civil society, karena
memeungkinkannya dapat mengkritisi dan menjadi bagian dari social control yang dapat
menganalisa serta mempubilkasikan berbagai kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan
warga negaranya.Hal tersebut pada akhirnya mengarah pada adanya independensi pers serta
mampu menyajikan berita secara objektif dan transparan.

3. Supremasi Hukum

Setiap waraga negara, baik yang duduk dalam formasi pemerintahan maupun sebagai
rakayat, harus tunduk kepada (aturan) hukum.Hal tersebut berarti bahwa perjuangan untuk
mewujudkan hak dan kebebasan antar waga negara dan antar warga negaradan pemerintah
haruslah dilakukan dengan cara-cara yang damai dan sesuai dengan hukum yang berlaku. Selain
itu, supremasi hukum juga memberikan jaminan dan perlindungan hak asasi manusia, sehingga
terpola bentuk kehidupan yang civilized.

4. Perguruan Tinggi

[Date]
8
Sebagai bagian dari pilar penegak civil society, maka perguruan tinggi memiliki tugas
utama mencari dan menciptakan ide-ide slternatif dan konstruktif untuk dapat menjawab
problematika yang diahadapi oleh masyarakat. Di sisi lain perguruan tinggi memiliki “Tri
Dharma Perguruan Tinggi” yang harus dapat diimplementasikan berdasarkan kebutuhan
masyarakat (public).

5. Partai Politik

Partai politik merupakan wahan bagi warga negara untuk dapat menyalurkan aspirasi
politiknya. Sekalipun memiliki tendensi politis dan rawan akan hegemoni negara, tetapi
bagaimanapun sebagai sebuah tempat ekspresi politik warga negara, maka partai politik ini
menjadi prasyarat bagi tegaknya civil society.

D. MASYARAKAT MADANI DI INDONESIA

Masyarakat madani (civil society) jika dipahami secara sepintas merupakan format
kehidupan alternatif yang mengedepankan semangat demokrasi dan menjunjung tinggi nilai-nilai
hak asasi manusia.Disinilah kemudian, konsep civil society menjadi alternatif pemecahan,
dengan pemberdayaan dan penguatan daya kontrol masyarakat terhadap kebijakan-kebijakan
pemerintah yang pada akhirnya nanti terwujud kekuatan masyarakat sipil yang mampu
merealisasikan dan menegakan konsep hidup yang demokratis dan menghargai hak-hak asasi
manusia.

Mengenai kemungkinan berkembangnya civil society di Indonesia diawali dengan kasus-


kasus pelanggaran HAM untuk mengemukakan pendapat di muka umum kemudian dilanjutkan
dengan munculnya berbagai lembaga-lembaga non pemerintah yang mempunyai kekuatan dan
bagian dari social control. Selain banyak terjadi pengambilalihan hak tanah rakyat oleh penguasa
dengan alasan pembangunan, juga merupakan bagian dari penyelewengan dan penindasan hak
asasi manusia, karena hak atas tanah yang secara sah memang dimiliki oleh rakyat, dipaksa dan
diambil alih oleh penguasa hanya karena alasan pembangunanyang sebenarnya bersifat semu.
Melihat itu semua, maka secara esensial Indonesia memang membutuhkan pemberdayaan dan
penguatan masyarakat secara komprehensif agar memiliki wawasan dan kesadaran demokrasi
yang baik serta mampu menjunjung tinggi nilai-nilai hak asasi manusia. Untuk itu, maka

[Date]
9
diperlukan pengembangan civil society dengan menerapkan strategi pemberdayaan sekaligus
agar proses pembinaan dan pemberdayaan itu mencapai hasilnya secara optimal.

Secara historis, masyarakat madani (civil society) di Indonesia telah muncul ketika proses
transformasi akibat modernisasi terjadi yang menghasilkan pembentukan masyarakat baru yang
berbeda dengan masyarakat tradisional. Dengan demikian, akar civil society di Indonesia bisa
dirunut secara historis semenjak terjadinya perubahan sosial ekonomi pada masa kolonial
Belanda. Hal tersebut mendorong terjadoinya pembentukan masyarakat baru lewat proses
industrialisasi, urbanisasi, dan pendidikan modern. Dalam perjalanannya, pertumbuhan civil
society di Indonesia pernah mengalami suatu masa yang cukup menjanjikan bagi
pertumbuhannya.Hal ini terjadi sejak kemerdekaan smpai dengan 1950-an, yaitu pada saat
organisasi-organisasi sosial dan politik dibiarkan tumbuh bebas dan memperoleh dukungan kuat
dari warga masyarakat yang baru saja merdeka.Oleh karena itu, terciptalah kekuatan masyarakat
yang mampu menjadi penyeimbang dan pengawas terhadap kekuatan negara.Namun sayang
sekali iklim demikian itu tidak tidak berlangsung lama karena ormas-ormas dan lembaga-
lembaga sosial berubah menjadi alat bagi meretaknya aliran politik dan pertarungan berbagai
ideologi.

Dalam hal ini, menurut Dawam ada 3 strategi yang salah stunya dapat digunakan sebagai
strategi dalam memberdayakan civil society di Indonesia, yaitu :

1. Strategi yang lebih mementingkan integrasi nasional dan politik. Strategi ini berpandangan
bahwa sistem demokrasi tidak mungkin berlangsung dalam masyarakat yang belum memiliki
kesadaran berbangsa dan bernegara yang kuat. Bagi penganut paham ini, pelaksanaan demokrasi
liberal hanya akan menimbulkan konflik dan karena itu menjadi sumber instabilitas politik.

2. Strategi yang lebih mengutamakan reformasi politik demokrasi. Strategi ini berpandangan
bahwa untuk membangun demokrasi tidak usah menunggu rampungnya tahap pembangunan
ekonomi. Sejak awal dan secara bersama-sama diperlukan proses demokratisasi yang pada
esensinya adalah memperkuat partisipasi politik. Jika kerangka kelembagaan ini diciptakan,
maka akan dengan sendirinya timbul civil society yang mampu mengontrol terhadap negara.

3. Strategi yang memilih membangun civil society sebagai basis yang kuat ke arah
demokratisasi. Strategi ini muncul akibat kekecewaan terhadap realisasi dari strategi pertama dan

[Date]
10
kedua. Dengan begitu strategi ini lebih mengutamakan pendidikan dan penyadaran politik,
terutama pada golongan menengah yang makin luas.

Ketiga model strategi pemberdayaan civil society tersebut dipertegas oleh Hikam bahwa
di era transisi ini harus dipikirkan prioritas-prioritas pemberdayaan dengan cara memahami
target-target grup yang paling strategis serta penciptaan pendekatan-pendekatan yang tepat
didalam proses tersebut.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan dari makalah yang telah kami selesaikan ini dapat disimpulkan bahwa
sampai saat ini belum ada satu kesepakatan rumusan teoritis dan konsep yang baku tentang
konsep civil society. Namun, menurut Dato Seri Anwar Ibrahim menyebutkan bahwa civil
society atau masyarakat madani bisa diartikan sebagai kota peradaban atau masyarakat kota,
suatu masyarakat beradab yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, penegakan nilai-nilai
demokrasi, dan penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia.Sedangkan karakteristik civil
society atau masyarakat madani ini antara lain adalah Free Public Sphere, Demokratis, Toleransi,
Pluralisme, dan Keadilan Sosial (social justice). Dalam penegakan civil society pilar-pilar yang
menjadi prasyarat mutlak bagi terwujudnya kekuatan civil society adalah Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM), Pers, Supremasi Hukum, Perguruan Tinggi, dan Partai Politik. Di Indonesia
sendiri, civil society atau masyarakat madani secara historis telah muncul ketika proses
transformasi akibat modernisasi terjadi yang menghasilkan pembentukan masyarakat baru yang
berbeda dengan masyarakat tradisional. Dengan demikian, akar civil society di Indonesia bisa
dirunut secara historis semenjak terjadinya perubahan sosial ekonomi pada masa kolonial
Belanda.

[Date]
11
B. SARAN

Di akhir dalam makalah ini kiranya pembaca dapat menjelaskan konsep civil society,
mengaplikasikan nilai-nilainya, mengenalisa posisi civil society dalam negara serta pembaca
dapat mengkritisi segala bentuk fenomena yang menyimpang dari nilai-nilai civil society,
terutama fenomena yang terjadi dan berkembang di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Ubaidillah, Abdul Rozak, dkk. 2000. Pendidikan Kewarganegaraan Demokrasi, HAM, &
Masyarakat Madani. Jakarta. IAIN Jakarta Press

Muchtar Ghazali, Abdul Majid. 2016. PPKn Materi Kuliah di Perguruan Tinggi Islam.
Bandung. PT Remaja Rosdakarya

Andeas Doweng Bolo, dkk. 2012. Pancasila Kekuatan Pembebas. Yogyakarta. Kanisius
(Anggota IKAPI)

Sunarso, dkk. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta. UNY Press

[Date]
12

Anda mungkin juga menyukai