Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH PERADABAN ISLAM DAN ISLAM NUSANTARA

DINASTI UMAYYAH (661-750 M)


DOSEN PENGAMPU : ABDUL KARIM S.Pd., M.Pd.I.

Oleh :
1. ANISAH ZIANAH ZAIN (204101040018)
2. AINAH ASMAUL HUSNA (204101040020)
3. (204101040026)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T karena berkat rahmat-Nyalah kami
semua berhasil menyelesaikan MAKALAH yang berjudul “DINASTI UMAYYAH (661-750
M)”.

Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing “ABDUL KARIM S.Pd.,
M.Pd.I.” yang telah memberikan bimbingannya dalam penulisan makalah ini. Ucapan terima
kasih juga tidak lupa kami ucapkan kepada teman-teman kelompok 5 dalam partisipasinya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah dengan judul “DINASTI UMAYYAH (661-750 M)” yang kami susun untuk
memberikan informasi tentang pengertian Dinasti umayyah (661-750 M).

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Terdapat banyak kekurangan
dan kesalahan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun demi
perbaikan makalah ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jember, 04 Maret 2021

Penulis

March 4, 2021
1
DAFTAR ISI.....................................................................................................................

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG...............................................................................................

B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................

C. TUJUAN MAKALAH...............................................................................................

BAB II

PEMBAHASAN.................................................................................................................

· MENGETAHUI DINASTI UMAYYAH ( 661-750 M)..........................................

· SIAPA PENDIRI DINASTI UMAYYAH...............................................................

· BAGAIMANA POLA PEMERINTAHAN DINASTI UMAYYAH.......................

· EKSPANSI WILAYAH DINASTI UMAYYAH.....................................................

· BAGAIAMANA PERADABAN ISLAM PADA MASA DINASTI UMAYYAH..

BAB III

PENUTUP.............................................................................................................................

A. KESIMPULAN............................................................................................................

B. SARAN.........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................

March 4, 2021
2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berakhirnya kekuasaan khalifah Ali bin Abi Thalib mengakibatkan lahirnya kekuasan
yang berpola Dinasti atau kerajaan. Pola kepemimpinan sebelumnya (khalifah Ali) yang masih
menerapkan pola keteladanan Nabi Muhammad, yaitu pemilihan khalifah dengan proses
musyawarah akan terasa berbeda ketika memasuki pola kepemimpinan dinasti-dinasti yang
berkembang sesudahnya. Bentuk pemerintahan dinasti atau kerajaan yang cenderung bersifat
kekuasaan turun temurun, hanya untuk mempertahankan kekuasaan, adanya unsur otoriter,
kekuasaan mutlak, kekerasan, diplomasi yang dibumbui dengan tipu daya, dan hilangnya
keteladanan Nabi untuk musyawarah dalam menentukan pemimpin merupakan gambaran umum
tentang kekuasaan dinasti sesudah khulafaur rasyidin. Dinasti Umayyah merupakan kerajaan
Islam pertama yang didirikan oleh Muawiyah Ibn Abi Sufyan.

B. RUMUSAN MASALAH

Ø DInasti umayyah ( 661-750 M)

Ø Pendiri Dynasti umayyah

Ø Pola pemerintahan Dynasti umayyah

Ø Ekspansi wilayah Dynasti umayah

Ø Peradaban Islam pada masa Dinasti umayah

B. TUJUAN MAKALAH

· Mengetahui Dynasti umayyah ( 661-750 M)

· Siapa Pendiri Dynasti umayyah

· Bagaimana Pola pemerintahan Dynasti umayyah

· Ekspansi wilayah Dynasti umayyah

March 4, 2021
3
· Bagaimana Peradaban Islam pada masa Dynasti umayyah

BAB II

PEMBAHASAN

A. DINASTI UMAYYAH

Ø Pendiri Dinasti umayah

Proses terbentuknya kekhalifahan Bani Umayyah dimulai sejak khalifah Utsman bin
Affan tewas terbunuh oleh tikaman pedang Humran bin Sudan pada tahun 35 H/656 M. Pada
saat itu khalifah Utsman bin Affan di anggap terlalu nepotisme (mementingkan kaum kerabatnya
sendiri) dalam menunjuk para pembantu atau gubernur di wilayah kekuasaan Islam.
Pengangkatan Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah keempat oleh masyarakat madinah dan
sekelompok masyarakat pendukung dari Kuffah ternyata ditentang oleh sekelompok orang yang
merasa dirugikan. Misalnya Muwiyah bin Abi Sufyan gubernur Damaskus, Syiria, dan Marwan
bin Hakam yang ketika pada masa Utsman bin Affan, menjabat sebagai sekretaris khalifah.

Penolakan Muawiyah bin Abi Sufyan dan sekutunya terhadap Ali bin Abi Thalib
menimbulkan konflik yang berkepanjangan antara kedua belah pihak yang berujung pada
pertempuran di Shiffin dan dikenal dengan perang Sifin, Pertempuran ini terjadi di antara dua
kubu yaitu, Muawiyah bin Abu Sufyan (sepupu dari Usman bin Affan) dan Ali bin Abi Talib di
tebing Sungai Furat yang kini terletak di Syria (Syam) pada 1 Shafar tahun 37H/657 M
Muawiyah tidak menginginkan adanya pengangkatan kepemimpinan umat Islam yang baru.
Wafatnya khalifah Ali bin Abi Thalib pada tanggal 21 Ramadhan tahun 40 H/661 M, karena
terbunuh oleh tusukan pedang beracun saat sedang beribadah di masjid Kufah, oleh kelompok
khawarij yaitu Abdurrahman bin Muljam, menimbulkan dampak politis yang cukup berat bagi
kekuatan umat Islam khususnya para pengikut setia Ali (Syi’ah). Oleh karena itu, tidak lama
berselang umat Islam dan para pengikut Ali bin Abi Thalib melakukan sumpah setia (bai’at) atas
diri Hasan bin Ali untuk di angkat menjadi khalifah pengganti Ali bin Abi Thalib.

Proses penggugatan itu dilakukan dihadapan banyak orang. Mereka yang melakukan
sumpah setia ini (bai’at) ada sekitar 40.000 orang jumlah yang tidak sedikit untuk ukuran pada
saat itu. Orang yang pertama kali mengangkat sumpah setia adalah Qays bin Sa’ad, kemudian

March 4, 2021
4
diikuti oleh umat Islam pendukung setia Ali bin Abi Thalib. Pengangkatan Hasan bin Ali di
hadapan orang banyak tersebut ternyata tetap saja tidak mendapat pengangkatan dari Muawiyah
bin Abi Sufyan dan para pendukungnya. Dimana pada saat itu Muawiyyah yang menjabat
sebagai gubernur Damaskus juga menobatkan dirinya sebagai khalifah.

Hal ini disebabkan karena Muawiyah sendiri sudah sejak lama mempunyai ambisi untuk
menduduki jabatan tertinggi dalam dunia Islam. Namun Al-Hasan sosok yang jujur dan lemah
secara politik. Ia sama sekali tidak ambisius untuk menjadi pemimpin negara. Ia lebih memilih
mementingkan persatuan umat. Hal ini dimanfaatkan oleh muawiyah untuk mempengaruhi
massa untuk tidak melakukan bai’at terhadap hasan Bin ali. Sehingga banyak terjadi
permasalahan politik, termasuk pemberontakan – pemberontakan yang didalangi oleh Muawiyah
bin Abi Sufyan. Oleh karena itu, ia melakukan kesepakatan damai dengan kelompok Muawiyah
dan menyerahkan kekuasaannya kepada Muawiyah pada bulan Rabiul Awwal tahun 41 H/661.
Tahun kesepakatan damai antara Hasan dan Muawiyah disebut Aam Jama’ah karena kaum
muslimn sepakat untuk memilih satu pemimpin saja, yaitu Muawiyah ibn Abu Sufyan. Meskipun
Muawiyah tidak mendapatkan pengakuan secara resmi dari warga kota Bashrah, usaha ini tidak
henti-hentinya dilakukan oleh Muawiyah sampai akhirnya secara defacto dan dejure jabatan
tertinggi umat Islam berada di tangan Muawiyah bin Abi Sufyan. Dengan demikian berdirilah
dinasti baru yaitu Dinasti Bani Umayyah (661-750 M).

B. Pola Pemerintahan Dinasti Bani Umayyah

“Aku tidak akan menggunakan pedang ketika cukup mengunakan cambuk, dan tidak
akan mengunakan cambuk jika cukup dengan lisan. Sekiranya ada ikatan setipis rambut
sekalipun antara aku dan sahabatku, maka aku tidak akan membiarkannya lepas. Saat mereka
menariknya dengan keras, aku akan melonggarkannya, dan ketika mereka mengendorkannya,
aku akan menariknya dengan keras”. (Muawiyah ibn Abi Sufyan).Pernyataan tersebut cukup
mewakili sosok Muawiyah ibn Abi Sufyan. Ia cerdas dan cerdik. Ia seorang politisi ulung dan
seorang negarawan yang mampu membangun peradaban besar melalui politik kekuasaannya.

Ia pendiri sebuah dinasti besar yang mampu bertahan selama hampir satu abad. Dia lah
pendiri Dinasti Umayyah, seorang pemimpin yang paling berpengaruh pada abad ke 7 H. Di

March 4, 2021
5
tangannya, seni berpolitik mengalami kemajuan luar biasa melebihi tokoh-tokoh muslim lainnya.
Baginya, politik adalah senjata maha dahsyat untuk mencapai ambisi kekuasaaanya. Ia wujudkan
seni berpolitiknya dengan membangun Dinasti Umayyah. Gaya dan corak kepemimpinan
pemerintahan Bani Umayyah (41 H/661 M) berbeda dengan kepemimpinan masa-masa
sebelumnya yaitu masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin. Pada masa pemerintahan Khulafaur
Rasyidin dipilih secara demokratis dengan kepemimpinan kharismatik yang demokratis
sementara para penguasa Bani Umayyah diangkat secara langsung oleh penguasa sebelumnya
dengan menggunakan sistem Monarchi Heredities, yaitu kepemimpinan yang di wariskan secara
turun temurun. Kekhalifahan Muawiyyah diperoleh melalui kekerasan, diplomasi dan tipu daya,
tidak dengan pemilihan atau suara terbanyak. Suksesi kepemimpinan secara turun temurun
dimulai ketika Muawiyyah mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia terhadap
anaknya, Yazid.

Muawiyah bermaksud mencontoh Monarchi di Persia dan Binzantium. Dia memang tetap
menggunakan istilah Khalifah, namun dia memberikan interprestasi baru dari kata-kata itu untuk
mengagungkan jabatan tersebut. Dia menyebutnya “Khalifah Allah” dalam pengertian
“Penguasa” yang di angkat oleh Allah.Karena proses berdirinya pemerintahan Bani Umayyah
tidak dilakukan secara demokratis dimana pemimpinnya dipilih melalui musyawarah, melainkan
dengan cara-cara yang tidak baik dengan mengambil alih kekuasaan dari tangan Hasan bin Ali
(41 H/661M) akibatnya, terjadi beberapa perubahan prinsip dan berkembangnya corak baru yang
sangat mempengaruhi kekuasaan dan perkembangan umat Islam.

Diantaranya pemilihan khalifah dilakukan berdasarkan menunjuk langsung oleh khalifah


sebelumnya dengan cara mengangkat seorang putra mahkota yang menjadi khalifah
berikutnya.Orang yang pertama kali menunjuk putra mahkota adalah Muawiyah bin Abi Sufyan
dengan mengangkat Yazib bin Muawiyah. Sejak Muawiyah bin Abi Sufyan berkuasa (661 M-
681 M), para penguasa Bani Umayyah menunjuk penggantinya yang akan menggantikan
kedudukannya kelak, hal ini terjadi karena Muawiyah sendiri yang mempelopori proses dan
sistem kerajaan dengan menunjuk Yazid sebagai putra mahkota yang akan menggantikan
kedudukannya kelak. Penunjukan ini dilakukan Muawiyah atas saran Al-Mukhiran bin Sukan,
agar terhindar dari pergolakan dan konflik politik intern umat Islam seperti yang pernah terjadi
pada masa-masa sebelumnya.Sejak saat itu, sistem pemerintahan Dinasti Bani Umayyah telah

March 4, 2021
6
meninggalkan tradisi musyawarah untuk memilih pemimpin umat Islam. Untuk mendapatkan
pengesahan, para penguasa Dinasti Bani Umayyah kemudian memerintahkan para pemuka
agama untuk melakukan sumpah setia (bai’at) dihadapan sang khalifah. Padahal, sistem
pengangkatan para penguasa seperti ini bertentangan dengan prinsip dasar demokrasi dan ajaran
permusyawaratan Islam yang dilakukan Khulafaur Rasyidin.Selain terjadi perubahan dalm
sistem pemerintahan, pada masa pemerintahan Bani Umayyah juga terdapat perubahan lain
misalnya masalah Baitulmal. Pada masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin, Baitulmal berfungsi
sebagai harta kekayaan rakyat, dimana setiap warga Negara memiliki hak yang sama terhadap
harta tersebut. Akan tetapi sejak pemerintahan Muawiyah bin Abi Sufyan, Baitulmal beralih
kedudukannya menjadi harta kekayaan keluarga raja seluruh penguasa Dinasti Bani Umayyah
kecuali Umar bin Abdul Aziz (717-729 M). Berikut nama-nama khalifah Dinasti Bani Umayyah
yang berkuasa:

1. Muawiyah bin Abi Sufyan (41-60 H/661-680 M)

2. Yazid bin Muawiyah (60-64 M/680-683 M)

3. Muawiyah bin Yazid (64-64 H/683-683 M)

4. Marwan bin Hakam (64-65 H/683-685 M)

5. Abdul Malik bin Marwan (65-86 H/685-705 M) dan sampai generasi ke 14.

C. EKSPANSI WILAYAH DINASTI BANI UMAYYAH

Ekspansi yang terhenti pada masa khalifah Usman dan Ali, dilanjutkan kembali oleh
dinasti ini. Di zaman Muawiyah,Tuniasia dapat ditaklukan. Disebelah timur, Muawiyah dapat
menguasai daerah Khurasan sampai ke sungai oxus dan Afghanistan sampai ke Kabul. Angkatan
lautnya melakukan serangan-serangan ke Ibukota Binzantium, Konstantinopel.ekspansi ke timur
yang dilakukan Muawiyah kemudian dilanjutkan oleh khalifah Abd al-Malik. Ia mengirim
tentara menyebrangi sungai Oxus dan dapat berhasil menundukkan Balkh, Bukhara, Khawarizm,
Ferghana dan Markhand. Tentaranya bahkan sampai ke India dan dapat menguasai Balukhistan,
Sind dan daerah Punjab sampai ke Maltan.Ekspansi ke barat secara besar-besaran dilanjutkan di

March 4, 2021
7
zaman Walid ibn Abdul Malik. Masa pemerintahan Walid adalah masa ketentraman,
kemakmuran, dan ketertiban. Umat Islam mersa hidup bahagia.

Pada masa pemerintahannya yang berjalan kurang lebih sepuluh tahun itu tercatat suatu
ekspedisi militer dari Afrika Utara menuju wilayah barat daya, benua Eropa, yaitu pada tahun
711 M. setelah al-Jajair dan Marokko dapat ditaklukan, Tariq bin ziyad, pemimpin pasukan
Islam,menyeberangi selat yang memisahkan antara Marokko dengan benua Eropa, dan mendapat
di suatu tempat yang sekarang dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Tariq). Tentara Spanyol
dapat ditaklukkan. Dengan demikian Spanyol menjadi sasaran ekspansi selanjutnya. Ibu kota
Spanyol, Kordova, dengan cepat dikuasai. Menyusul kota-kota lain seperti Seville, Elvira dan
Toledo yang dijadikan ibu kota Spanyol yang baru setelah jatuhnya Kordova.

Pada saat itu, pasukan Islam memperoleh kemenangan dengan mudah karena mendapat
dukungan dari rakyat setempat yang sejak lama menderita akibat kekejaman penguasa. Di zaman
Umar bin Abdul Aziz, serangan dilakukan ke Prancis melalui pegunungan Piranee. Serangan ini
dipimpin oleh Abdurahman ibn Abdullah al-Ghafiqi. Ia mulai menyerang Bordeau, Poitiers. Dari
sana ia menyerang Tours. Namun dalam peperangan di luar kota Tours, al-Qhafii terbunuh, dan
tentaranya mundur kembali ke Spanyol. Disamping daerah-daerah tersebut pulau-pulau yang
terdapat di Laut Tengah juga jatuh ke tangan Islam di zaman Bani Umayyah. Dengan
keberhasilan ekspansi ke beberapa daerah baik di Timur maupun Barat, wilayah kekuasaan Islam
masa Bani Umayyah sangat luas. Daerah-daerah tersrebut meliputi: Spanyol, Afrika Utara, Syria,
Palestina, jazirah Arabia, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang
disebut Pakistan, Purkmenia, Uzbek dan Kirgis di Asia Tengah (Nasution, 1985:62).

D. PERADABAN ISLAM PADA MASA DINASTI BANI UMAYYAH

Dinasti Umayyah telah mampu membentuk perdaban yang kontemporer dimasanya, baik
dalam tatanan sosial, politik, ekonomi dan teknologi. Berikut Prestasi bagi peradaban Islam
dimasa kekuasaan Bani Umayah didalam pembangunan berbagai bidang antara lain:

o Masa kepemimpinan Muawiyah telah mendirikan dinas pos dan tempat-tempat dengan
menyediakan kuda yang lengkap dengan peralatannya di sepanjang jalan.

March 4, 2021
8
o Menertibkan angkatan bersenjata.

o Pencetakan mata uang oleh Abdul Malik, mengubah mata uang Byzantium dengan Persia
yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Mencetak mata uang sendiri tahun 659 M
dengan memakai kata dan tulisan Arab.

o Jabatan khusus bagi seorang Hakim ( Qodli) menjadi profesi sendiri .

o Keberhasilan kholifah Abdul Malik melakukan pembenahan-pembenahan administrasi


pemerintahan Islam dan memberlakukan bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi
pemerintahan Islam. Keberhasilannya diikuti oleh putranya Al-Walid Ibnu Abdul Malik (705 –
719 M) yang berkemauan keras dan berkemampuan melaksanakan pembangunan.

o Membangun panti-panti untuk orang cacat. Dan semua personil yang terlibat dalam kegiatan
humanis di gaji tetap oleh Negara.

o Membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan suatu daerah dengan daerah lainnya.

o Membangun pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan, dan masjid-masjid yang megah.

March 4, 2021
9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN :

Dinasti umayyah diambil dari nama Umayyah Ibn ‘Abdi Syams Ibn ‘Abdi Manaf, Dinasti
ini sebenarnya mulai dirintis semenjak masa kepemimpinan khalifah Utsman bin Affan namun
baru berdiri pada tahun (661-750 M).Sistem pemerintahan Dinasti Bani Umayyah secara turun
temurun pada tahun 679 M.Pada masa kekuasannya yang hampir satu abad, dinasti ini mencapai
banyak kemajuan. Dintaranya adalah: kekuasaan territorial yang mencapai wilayah Afrika Utara,
India, dan benua Eropa, pemisahan kekuasaan, pembagian wilayah kedalam 10 provinsi,
kemajuan bidang administrasi pemerintahan dengan pembentukan dewan-dewan, organisasi
keuangan dan percetakan uang, kemajuan militer yang terdiri dari angkatan darat dan angkatan
laut, organisasi kehakiman, bidang sosial dan budaya, bidang seni dan sastra, bidang seni rupa,
bidang arsitektur, dan dalam bidangpendidikan.Kemunduran dan kehancuran Dinasti Bani
Umayyah disebabkan oleh banyak faktor, dinataranya adalah: perebutan kekuasaan antara
keluarga kerajaan, konflik berkepanjagan dengan golongan oposisi Syi’ah dan Khawarij,
pertentangan etnis suku Arab Utara dan suku Arab Selatan, ketidak cakapan para khalifah dalam
memimpin pemerintahan dan kecenderungan mereka yang hidup mewah, penggulingan oleh
Bani Abbas yang didukung penuh oleh Bani Hasyim, kaum Syi’ah, dan golongan Mawali.

B. SARAN :

Terimakasih kepada kelompok lima atas partisipasinya dalam penyusunan makalah ini
yang berjudul “DINASTI UMAYYAH”. makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok
kami pada mata kuliah “PERADABAN ISLAM DAN ISLAM NUSANTARA”. Manusia tidak
luput dari khilaf, apabila ada kesalahan pada penyusunan makalah ini maka kami mohon ma’af
dan mohon bimbingannya dari Dosen pembimbing untuk kesempurnaan penyusunan makalah
ini.

March 4, 2021
10
DAFTAR PUSTAKA :

Nawawi, Hadari. 1993. Sejarah peradaban islam. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta

Veithsal dan Deddy. 2010. Pola pemerintahan dinasti umayyah. PT. Raja Grafindo Persada:
Jakarta

Supardo, Susilo. 2006. Gaya kepemimpinan dynasti umayyah Andi: Yogyakarta

Asrori Ircham. 2010. Sejarah peradaban dynasti umayyah. IAIN Sulthan Thoha Syaifudin:
Jambi

March 4, 2021
11

Anda mungkin juga menyukai