Disusun oleh:
Aldira Nurul Laila (NIM 7111201204)
JURUSAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2021
1
ABSTRAK
2
BAB I
PENDAHULUAN
Pada awal tahun 2020 umat manusia saat ini sedang dilanda dengan pandemi
corona virus yang sudah menyebabkan satu juta orang lebih meninggal karena
virus covid-19 ini dan membuat kepanikan dimana-mana. WHO telah menyatakan
bahwa kesehatan dunia saat ini sudah masuk kedalam keadaan darurat global
akibat corona virus ini.
Pandemi covid-19 ini yang sedang melanda dunia terutama Indonesia telah
menyebabkan perubahan besar hampir semua bidang dalam kehidupan
bermasyarakat. Akibat pandemi covid-19 ini menyebabkan pemerintah
menerapkan untuk melakukan kegiatan bekerja dan sekolah dirumah dan juga
masyarakat diwajibkan untuk melakukan social distancing dan menjaga
3
Kesehatan tubuh serta jangan lupa memakai masker dan membawa hand
sanitazer. Hal ini bertujuan untuk menghindari penyebaran dan penularan virus
corona dengan melakukan aktivitas dirumah. Dalam hal ini pada sector
Pendidikan pemebelajaran dilakukan secara daring atau online. Sekolah maupun
perguruan tinggi dituntut untuk bisa menyelenggarakan pembelajaran secara
online atau daring.
4
kontra dengan pembelajaran daring ini. Bagi para pengajar, pembelajaran ini
hanya efektif dalam penugasan, namun bagi siswa atau mahasiswa pembelajaran
daring ini menjadikan mereka sulit akan memahami materi. Selain itu, banyak
sekali kendala dalam pembelajaran daring ini seperti koneksi internet yang tidak
memadai, perangkat yang tidak mendukung dan kuota internet yang harganya
lumayan menjadi penghambat pembelajaran daring. Dampak dari pembelajaran
daring lebih banyak mahasiswa yang fokusnya mudah teralihkan Sebagian dari
mahasiswa yang sedang menyimak pasti Sebagian ada yang fokusnya teralihkan,
entah itu kepada handphone ataupun ke keadaan sekitar. Tapi, ada juga
mahasiswa yang memiliki motivasi mereka akan melakukan berbagai cara agar
bisa fokus mereka Kembali lagi kepada laptop atau kepada materi yang sedang
disampaikan.
Dalam karya tulis ilmiah perlu adanya Batasan masalah agar pembahasan
dapat terarah. Adapun Batasan masalah dalam penulisan karya tulis ilmiah ini
sebagai berikut:
5
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
sebagai berikut:
Adapun manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam memperkaya wawasan
dan juga pengetahuan khusunya dalam pembelajaran daring.
2. Praktis
a. Bagi peneliti
Sebagai peneliti, penelitian ini menjadi pengalaman dalam meneliti
dan dalam meulis sebuah karya tulis ilmiah, serta diharapkan dapat
memberikan dan menambah ilmu serta wawasan yang lebih
mengenai pemahaman terhadap pola pembelajaran daring.
6
b. Bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pertimbangan
bagi mahasiswa dalam menghadapi pembelajaran daring dan bagi
masyarakat untuk memberi wawasan terhadap pembelajaran
daring.
Metode penulisan yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah metode
penelitian menggunakan penelitian desktitif dengan metode survey, menurut
Sugiyono (2012:29) metode deskritif meruapakn metode yang digunakan untuk
menganalisis suatu hasil dari penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pemahaman
2.1.1 Pengertian Pemahaman
Pemahaman berasal dari kata paham yang mempunyai arti mengerti benar,
sedangkan pemahaman adalah proses pembuatan cara memahami (Em Zul,
Fajri & Ratu Aprilia Senja, 2008: 607-608).
7
imbuhan me-i menjadi memahami; berarti; (1) mengetahui benar, (2)
pembuatan, (3) cara memahami atau memahamkan (mempelajari baik-baik
supaya paham) (Depdikbud, 1994: 74), sehingga dapat diartikan bahwa
pemahaman merupakan suatu proses, cara memahami, cara mempelajari baik-
baik supaya paham dan mengetahui banyak.
2.2 Mahasiswa
8
Menurut KBBI mahasiwa merupakan orang yang belajat diperguruan
tinggi baik di universitas maupun institut. Sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi Pasal 1 ayat (1) yang berbunyi : “Mahasiswa adalah peserta
didik pada jenjang Pendidikan tinggi”. Terdaftar sebagai mahasiswa disebuah
perguruan tinggi hanyalah syarat administratif menjadi mahasiswa.
Sebenarnya makna mahasiswa tidak sempit seperti itu, namun memiliki
makna mahasiswa yang lebih dalam lagi.
a. Aspek akademis
Menurut Kusumah (2007:16) yang dimaksud aspek akademis adalah:
“Tuntutan peran mahasiswa hanya satu: belajar. Belajar merupakan
tugas seorang mahasiswa karena konsekuensi identitas mahasiswa dalam
aspek lain merupakan derivate dari proses pembelajaran mahasiswa.
Mahasiswa sebagai bagian sivitas akademika harus menjadi insan yang
memiliki keunggulan intelektual karena itu merupakan modal dasar
kredebilitas intelektual. Tujuan awal semua mahasiswa masuk ke
perguruan tinggi adalah untuk belajar demi mendapatkan cita-cita yang
diinginkan”.
b. Aspek organisasional
9
Menurut Kusumah (2007:16) mengatakan bahwa:
“tidak semua hal bisa dipelajari di kelas dan laboratorium. Masih
banyak hal yang bisa dipelajari diluar kelas, terutama yang hanya bisa
dipelajari dalam organisasi. Organisasi kemahasiswaan menyediakan
kesempatan pengembangan diri yang luar biasa dalam beragam aspek,
seperti aspek kepemimpinan, manajemen keorganisasisan, membangun
human relation, tim building dan lain sebagainya. Organisasi juga
sekaligus menjadi laboratorium gratis ajang aplikasi ilmu yang didaptkan
dikelas kuliah”.
c. Aspek sosial politik
Menurut Kusumah (2007:16) “mahasiswa dituntut untuk melihat,
mengetahui, menyadari dan merasakan kondisi riil masyarakatnya yang
hari ini sedang dirundung krisis”. Kesadaran seperti ini harus dapat
dimiliki oleh setiap mahasiswa dan bisa terwujud dalam bentuk aksi nyata
atas permasalahan yang sedang terjadi.
10
Dapat disimpulkan dengan jelas bahwa mahasiswa merupakan peserta
didik yang menjalani dan terdaftar pendidikan di sebuah perguruan tinggi dan
setingkat lainnya dan berusia dari 18 tahun sampai 25 tahun.
Menurut Santrock (2002: 74) transisi dari sekolah dasar menuju sekolah
menengah pertama melibatkan perubahan dan kemungkinan akan mengalami
stres, begitupula dengan transisi dari sekolah menengah atas menuju
universitas. Transisi ini melibatkan gerakan menuju satu struktu sekolah yang
lebih besar dan bersifat pribadi, seperti interaksi dengan kelompok sebaya dari
daerah yang lebih beragam dan peningkatan perhatian pada prestasi dan
penilainnya.
11
dengan materi pelajaran yang diajarkan, sesuai dengan karakteristik peserta
didik, dan dipandang sangat efektif untuk menyampaikan informasi, sehingga
siswa bisa memahami dengan baik.
12
sumber daya yang diperlukan didalamnya. Pembelajaran daring bisa dilakukan
dimana saja dan kapan saja tergantung pada ketersediaan alat pendukung yang
digunakan.
BAB III
METODE PENELITIAN
13
3.2 Tempat dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dan dilaksanakan dikediaman penulis. Yang
berkediaman di Kp.Pabuaran RT 07 RW 01 Desa Cibolang Kecamatan
Gunungguruh Kabupaten Sukabumi Jawa Barat pada tanggal 30 Januari 2021.
Dengan melakukan memberi beberapa pertanyaan yang berbentuk kuisioner
(google form) melalui media social kepada mahasiswa di beberapa Universitas
yang ada di Indonesia.
14
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis data yang dibutuhkan dan
menyebarkan kuesioner pada mahasiswa.
3. Tahap penyelesaian
Semua data-data yang sudah diisi dan sudah dikumpulkan, serta akan
diolah menjadi sebuah laporan yang sesuai dengan tema atau judul
penelitian.
BAB IV
PEMBAHASAN
15
Dari jawaban diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang menjawab
“sangat paham” berjumlah satu orang dengan presentase 9,1%. Sedangkan
yang menjawab “paham” berjumlah dua orang dengan presentase 18,2 %.
Lalu yang menjawab “cukup paham” berjumlah enam orang dengan
presentase 54,5%. Dan yang terakhir yang menjawab tidak paham sebanyak
dua orang dengan presentase 18,2%. Maka dapat disimpulkan bahwa 2 dari 11
mahasiswa ini masih belum paham dengan pola pembelajaran daring ini. Dan
yang lainnya sudah paham dengan pola pembelajaran daring ini.
16
Dari jawaban diatas bida disimpulkan bahwa mahasiswa yang menjawab
rate 5 yaitu “sangat paham” sebanyak satu orang dengan presentase 9,1%. Lalu
yang menjawab “cukup paham” sebanyak 7 orang dengan presentase 63,6%. Lalu
yang terakhir yang menjawab “tidak paham” sebanyak tiga orang dengan
presentase 27,3%. Dapat disimpulkan bahwa 3 dari 11 mahasiswa tidak paham
dengan materi yang diajarkan saat pembelajaran daring.
6 Apakah ketika tidak belajar kembali anda menjadi lupa dengan materi yang
disampaikan?
17
Ya 9 81,8%
Tidak 2 18,2%
Dapat dilihat dari tabel diatas, bisa disimpulkan bahwa hamper
semua berpendapat jika tidak belajar kembali materi yang telah
disampaikan maka kita akan menjadi lupa.
7 Apa anda memiliki motivasi yang membuat anda menjadi tidak malas untuk
belajar?
8 Apakah anda menjadi stress, karena tidak paham dengan materi yang
disampaikan?
18
bertanya atau mencari materi dari buku ataupun sumber lainnya dan
memepelajarinya serta ada juga yang harus memiliki tempat yang tenang agar
tetap fokus saat perkuliahan berlangsung.
Disini berbagai pendapat dituangkan, ada yang lebih bisa paham Ketika
pembelajaran tatap muka langsung, konsentrasi kadang mudah hilang Ketika
pembelajaran daring, kadang Ketika bertanya kepada dosen server kita sedikit
terhambat membuat kita harus mencari lagi beberapa referensi lain dan
pemahaman menjadi sedikit lebih membutuhkan waktu untuk lebih paham.
4.2 Pembahasan
19
4.2.1 Bagaimana Cara Meningkatkan Pemahaman Terhadap Pola
Pembelajaran Daring Pada Mahasiswa?
Dari data yang telah diterima, banyak dari mahasiswa mudah kehilangan
fokus saat pembelajaran daring. Agar tetap fokus terhadap pembelajaran daring,
penulis akan memberi beberapa saran yaitu sebagai berikut:
20
3. Menyiapkan semua keperluan untuk belajar sejak awal. Cara ini agar
memudahkan untuk menjangkau keperluan saat belajar.
4. Sebisa mungkin membatasi penggunaan handphone. Karena hal ini dapat
menganggu seseorang menjadi kehilangan fokus dan malah fokus kepada
handphone.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
21
2. Banyak dari mahasiswa mengalami kendala saat pembelajaran daring
berlangsung, ada yang memiliki masalah terhadap jaringan ataupun
kehilangan fokus Ketika pembelajaran daring berlangsung.
3. Agar tetap fokus terhadap saat pembelajaran daring, maka mahasiswa
harus bisa memiliki sesuatu yang dapat membuat mahasiswa tetap fokus
terhadap saat pembelajaran daring. Sesuatu tersebut bisa berupa motivasi
ataupun mahasiswa memiliki gaya belajar yang membuat mereka nyaman
saat belajar.
5.2 Saran
Dari uraian diatas, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang bermanfaat,
antara lain:
22
Siyoto, S. S. (2015). DASAR METODOLOGI PENELITIAN. Yogyakarta : Literasi
Media Publishing .
23