Anda di halaman 1dari 23

KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PEMAHAMAN MAHASISWA MELALUI POLA


PEMBELAJARAN DARING

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi

Disusun oleh:
Aldira Nurul Laila (NIM 7111201204)

JURUSAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2021

1
ABSTRAK

Pembelajaran disekolah maupun diperguruan tinggi menjadi pembelajaran


secara jarak jauh atau daring akibat adanya pandemi covid-19 ini. Penelitian
dengan judul “Tingkat Pemahaman Mahasiswa Terhadap Pola Pembelajaran
Daring”, memiliki rumusan masalah bagaimana agar kita bisa fokus terhadap
pembelajaran daring ini. Tujuan penelitiannya yaitu untuk mendapatkan jawaban
atas permasalah tersebut.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Populasi


penelitian ini adalah mahasiwa yang mengalami pembelajaran dari dari berbagai
universitas yang ada di Indonesia yang berjumlah 11 orang mahasiswa.

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan


bahwa Sebagian mahasiswa menjadi tidak paham akan materi yang disampaikan
oleh pengajar dan juga Sebagian dari mereka ada yang mudah hilang
konsentrasinya akibat menatap laptop atau handphone.

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada awal tahun 2020 umat manusia saat ini sedang dilanda dengan pandemi
corona virus yang sudah menyebabkan satu juta orang lebih meninggal karena
virus covid-19 ini dan membuat kepanikan dimana-mana. WHO telah menyatakan
bahwa kesehatan dunia saat ini sudah masuk kedalam keadaan darurat global
akibat corona virus ini.

Pandemi covid-19 ini yang sedang melanda dunia terutama Indonesia telah
menyebabkan perubahan besar hampir semua bidang dalam kehidupan
bermasyarakat. Akibat pandemi covid-19 ini menyebabkan pemerintah
menerapkan untuk melakukan kegiatan bekerja dan sekolah dirumah dan juga
masyarakat diwajibkan untuk melakukan social distancing dan menjaga

3
Kesehatan tubuh serta jangan lupa memakai masker dan membawa hand
sanitazer. Hal ini bertujuan untuk menghindari penyebaran dan penularan virus
corona dengan melakukan aktivitas dirumah. Dalam hal ini pada sector
Pendidikan pemebelajaran dilakukan secara daring atau online. Sekolah maupun
perguruan tinggi dituntut untuk bisa menyelenggarakan pembelajaran secara
online atau daring.

Pendidikan merupakan aspek yang penting untuk menunjang kemajuan masa


depan bagi bangsa dan manusia sebagai subjek perlu dibangun untuk didik,
dibina, dan juga dikembangkan potensinya dengan tujuan terciptanya subjek yang
berkualitas. Salah satu sarana pendidikaan yaitu universitas. Hal yang penting
dalam berinteraksi dalam menunjang system Pendidikan di universitas adalah
mahasiswa. Fungsi dasar mahasiswa yaitu berkutat dengan ilmu pengetahuan dan
memberikan perubahan yang lebih baik yang berakal yang sudah mahasiswa
miliki selama menjalani pendidikan di universitas.

Pembelajaran dalam jaringan (daring) merupakan pelaksanaan dari Pendidikan


jarak jauh secara online. Pembelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan akses
bagi siswa atau mahasiswa agar memperoleh pembelajaran yang lebih baik akibat
pandemi covid-19 ini. Karena, dengan pembelajaran daring ini memberikan
kesempatan bagi siswa maupun mahasiswa untuk bisa mengikuti suatu pelajaran
atau mata kuliah tertentu dengan dirumah saja. Dimana saat ini penyebaran virus
corona yang sedang terjadi, banyak memicu dampak dibeberapa sektor terutama
di sektor Pendidikan. Virus corona ini penyebarannya sangat cepat dan membuat
pemerintah khawatir, khususnya dibidang Pendidikan yaitu Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan dan tidak lupa juga kekhawatiran orangtua dan juga
mahasiswa. Hal inilah yang membuat intansi Pendidikan dengan terpaksa harus
menghentikan sementara kegiatan belajar mengajar secara langsung atau tatap
muka didalam kelas. Hal ini dilakukan untuk menekan penyebaran dari virus
corona kepada mahasiswa.

Pembelajaran daring dianggap menjadi sebuah solusi yang terbaik terhadap


kegiatan belajar mengajar akibat pandemi covid-19 ini. Meskipun banyak pro

4
kontra dengan pembelajaran daring ini. Bagi para pengajar, pembelajaran ini
hanya efektif dalam penugasan, namun bagi siswa atau mahasiswa pembelajaran
daring ini menjadikan mereka sulit akan memahami materi. Selain itu, banyak
sekali kendala dalam pembelajaran daring ini seperti koneksi internet yang tidak
memadai, perangkat yang tidak mendukung dan kuota internet yang harganya
lumayan menjadi penghambat pembelajaran daring. Dampak dari pembelajaran
daring lebih banyak mahasiswa yang fokusnya mudah teralihkan Sebagian dari
mahasiswa yang sedang menyimak pasti Sebagian ada yang fokusnya teralihkan,
entah itu kepada handphone ataupun ke keadaan sekitar. Tapi, ada juga
mahasiswa yang memiliki motivasi mereka akan melakukan berbagai cara agar
bisa fokus mereka Kembali lagi kepada laptop atau kepada materi yang sedang
disampaikan.

Kondisi ini berpengaruh pada kemampuan berpikir kritis mahasiswa yang


dituntut untuk bisa beradaptasi dalam mengikuti perkuliahan dengan sistem baru,
mahasiwa dituntut untuk tetap aktif disosial media agar dapat mengikuti
pembelajaran. Karena setiap mahasiswa itu mempunyai keunikan dan mempunyai
perbedaan dengan mahasiswa lainnya. Setiap mahasiswa memiliki perbedaan di
tingkat kinerja, kecepatan belajar, dan gaya belajar.

1.2 Batasan Masalah

Dalam karya tulis ilmiah perlu adanya Batasan masalah agar pembahasan
dapat terarah. Adapun Batasan masalah dalam penulisan karya tulis ilmiah ini
sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan kepada mahasiswa yang ada dibeberapa universitas di


Indonesia yang merupakan teman penulis.
2. Cara meningkatkan pemahaman terhadap pola pembelajaran daring
dikalangan mahasiswa.

1.3 Rumusan Masalah

5
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
sebagai berikut:

1. Bagaimana cara meningkatkan pemahaman terhadap pola pembelajaran


daring pada mahasiswa?
2. Bagaimana cara agar tetap fokus saat pembelajaran berlangsung
dikalangan mahasiswa?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui cara meningkatkan pemahaman terhadap pola


pembelajaran daring pada mahasiswa.
2. Mengetahui cara agar tetap fokus saat pembelajaran berlangsung
dikalangan mahasiswa.
3. Mengetahui dampak dari pembelajaran daring.

1.5 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:

1. Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam memperkaya wawasan
dan juga pengetahuan khusunya dalam pembelajaran daring.

2. Praktis
a. Bagi peneliti
Sebagai peneliti, penelitian ini menjadi pengalaman dalam meneliti
dan dalam meulis sebuah karya tulis ilmiah, serta diharapkan dapat
memberikan dan menambah ilmu serta wawasan yang lebih
mengenai pemahaman terhadap pola pembelajaran daring.

6
b. Bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pertimbangan
bagi mahasiswa dalam menghadapi pembelajaran daring dan bagi
masyarakat untuk memberi wawasan terhadap pembelajaran
daring.

1.6 Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah metode
penelitian menggunakan penelitian desktitif dengan metode survey, menurut
Sugiyono (2012:29) metode deskritif meruapakn metode yang digunakan untuk
menganalisis suatu hasil dari penelitian.

Menurut Tika (1997:9) mengatakan bahwa “survey merupakan suatu metode


penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar data berupa
variabel, individu dalam waktu yang bersamaan, dan data yang dikumpulkan
melalui individua tau sampel tertentu dengan tujuan agar dapat menggeralisasikan
terhadap apa yang diteliti. Variable yang dikumpulkan bersifat fisik maupun
sosial”.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pemahaman
2.1.1 Pengertian Pemahaman

Pemahaman berasal dari kata paham yang mempunyai arti mengerti benar,
sedangkan pemahaman adalah proses pembuatan cara memahami (Em Zul,
Fajri & Ratu Aprilia Senja, 2008: 607-608).

Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya (1) pengertian;


pengetahuan yang banyak, (2) pendapat, pikiran, (3) aliran; pandangan, (4)
mengerti benar; tahu benar, (5) pandai dan mengerti benar, apabila mendapat

7
imbuhan me-i menjadi memahami; berarti; (1) mengetahui benar, (2)
pembuatan, (3) cara memahami atau memahamkan (mempelajari baik-baik
supaya paham) (Depdikbud, 1994: 74), sehingga dapat diartikan bahwa
pemahaman merupakan suatu proses, cara memahami, cara mempelajari baik-
baik supaya paham dan mengetahui banyak.

2.1.2 Definisi Pemahaman Menurut Para Ahli

Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (KBBI) Pemahaman


merupakan sesuatu yang dipahami dan dimengerti dengan benar.

Pemahaman menurut Sudirman mengatakan bahwa “pemahaman adalah


suatu kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan,
menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang
pengetahuan yang pernah diterimanya”.

Menurut Suharsimi menyatakan bahwa “pemahaman (comprehension)


adalah bagaimana seseorang mempertahankan, membedakan, menduga
(estimates), menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan,
memberi contoh, menuliskan Kembali, dan memperkirakan. Dengan
pemahaman, siswa diharapkan bisa membuktikan bahwa ia memahami
hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta atau konsep”.

Sedangkan menurut Poesprodjo (1987: 52-53) menyatakan bahwa


“pemahaman bukan kegiatan berpikir semata, melainkan pemindahan letak
dari dalam berdiri disituasi atau dunia orang lain. Mengalami Kembali situasi
yang dijumpai pribadi lain di dalam erlebnis ( sumber pengetahuan tentang
hidup, kegiatan melakukan pengalaman pikiran), pemahaman yang terhayati.
Pemahaman merupakan suatu kegiatan berpikir secara diam-diam,
menemukan dirinya didalam orang lain”.

2.2 Mahasiswa

8
Menurut KBBI mahasiwa merupakan orang yang belajat diperguruan
tinggi baik di universitas maupun institut. Sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi Pasal 1 ayat (1) yang berbunyi : “Mahasiswa adalah peserta
didik pada jenjang Pendidikan tinggi”. Terdaftar sebagai mahasiswa disebuah
perguruan tinggi hanyalah syarat administratif menjadi mahasiswa.
Sebenarnya makna mahasiswa tidak sempit seperti itu, namun memiliki
makna mahasiswa yang lebih dalam lagi.

Selain itu mahasiswa didefinisikan sebagai kategori pemuda tercerahkan


karena memiliki kemampuan intelektual yang tinggi. Mahasiswa juga
mendapatkan berbagai gelar yang menggelegar yaitu: ‘agent of change’,
director of change’, ‘creative minority’, ‘calon pemimpin bangsa’ dan lain
sebagainya”. Berbagai perubahan besar dalam sejarah dinegeri ini senantiasa
menempatkan mahasiswa dalam posisi terhormat sebagai pahlawannya,
bahkan gerakan yang dibangun mahasiswa disebut dengan pilar demokrasi
yang kelima. Hal demikian ditegaskan oleh kusumah (2007:16) yang
menyatakan bahwa “tiga aspek yang menjadi konsekuensi identitas mahasiswa
yakni aspek akademis, aspek organisasional, dan aspek sosial politik”. Ketiga
aspek tersebut diantaranya:

a. Aspek akademis
Menurut Kusumah (2007:16) yang dimaksud aspek akademis adalah:
“Tuntutan peran mahasiswa hanya satu: belajar. Belajar merupakan
tugas seorang mahasiswa karena konsekuensi identitas mahasiswa dalam
aspek lain merupakan derivate dari proses pembelajaran mahasiswa.
Mahasiswa sebagai bagian sivitas akademika harus menjadi insan yang
memiliki keunggulan intelektual karena itu merupakan modal dasar
kredebilitas intelektual. Tujuan awal semua mahasiswa masuk ke
perguruan tinggi adalah untuk belajar demi mendapatkan cita-cita yang
diinginkan”.
b. Aspek organisasional

9
Menurut Kusumah (2007:16) mengatakan bahwa:
“tidak semua hal bisa dipelajari di kelas dan laboratorium. Masih
banyak hal yang bisa dipelajari diluar kelas, terutama yang hanya bisa
dipelajari dalam organisasi. Organisasi kemahasiswaan menyediakan
kesempatan pengembangan diri yang luar biasa dalam beragam aspek,
seperti aspek kepemimpinan, manajemen keorganisasisan, membangun
human relation, tim building dan lain sebagainya. Organisasi juga
sekaligus menjadi laboratorium gratis ajang aplikasi ilmu yang didaptkan
dikelas kuliah”.
c. Aspek sosial politik
Menurut Kusumah (2007:16) “mahasiswa dituntut untuk melihat,
mengetahui, menyadari dan merasakan kondisi riil masyarakatnya yang
hari ini sedang dirundung krisis”. Kesadaran seperti ini harus dapat
dimiliki oleh setiap mahasiswa dan bisa terwujud dalam bentuk aksi nyata
atas permasalahan yang sedang terjadi.

Menurut Hartaji (2012:5) mahasiswa merupakan seseorang yang sedang


dalam proses menimba ilmu ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani
Pendidikan di salah satu perguruan tinggi yang terdiri dari akademik,
politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas.

Menurut Siswoyo (2007: 121) menyatakan bahwa “mahasiswa


didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan
tinggi, baik negeri maupun swasta atau Lembaga lain yang setara dengan
perguruan tinggi”. Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang
tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan kerencanaan dalam bertindak. Sidat
yang melekat disetia diri mahasiswa yaitu berpikir kritis dan bertindak dengan
cepat yang merupakan kombinasi yang saling melengkapi.

Seorang mahasiswa dikategorikan pada tahap perkembangan yang usianya


sampai 25 tahun. Tahap ini digolongkan pada akhir masa remaja sampai masa
dewasa awal dan dilihat dari segi perkembangan, tugas perkembangan pada
usia mahasiswa ialah pemantapan pendirian hidup (Yusuf, 2012:27).

10
Dapat disimpulkan dengan jelas bahwa mahasiswa merupakan peserta
didik yang menjalani dan terdaftar pendidikan di sebuah perguruan tinggi dan
setingkat lainnya dan berusia dari 18 tahun sampai 25 tahun.

Menurut Santrock (2002: 74) transisi dari sekolah dasar menuju sekolah
menengah pertama melibatkan perubahan dan kemungkinan akan mengalami
stres, begitupula dengan transisi dari sekolah menengah atas menuju
universitas. Transisi ini melibatkan gerakan menuju satu struktu sekolah yang
lebih besar dan bersifat pribadi, seperti interaksi dengan kelompok sebaya dari
daerah yang lebih beragam dan peningkatan perhatian pada prestasi dan
penilainnya.

Perguruan tinggi dapat menjadi masa penciptaan cendikiawan dan


pertumbuhan kepribadian. Mahasiswa dapat berubah Ketika merespon
terhadap kurikulum yang menawarkan wawasan dan cara berpikir baru
seperti ; terhadap mahasiswa lain yang berbeda dalam soal pandangan dan
nilai, terhadap kultur mahasiswa yang berbeda dengan kultur pada umumnya,
dan terhadap anggota fakultas yang memberikan model baru. Pilihan
perguruan tinggi dapat meakili penerjaan terhadap Hasrat yang menggebu atau
awal karir masa depan (Papalia dkk, 2008: 672).

2.3 Pembelajaran Daring


2.3.1 Pengertian Pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pembelajaran


didefinisikan sebgai suatu proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau
mahluk hidup belajar.

Secara sederhana pembelajaran diartikan sebagai kegiatan menyampaikan


informasi dari pengajar ke peserta didik. Menurut Azhar (2011) menjelaskan
bahwa pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat membawa informasi
dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan
peserta didik. Alat yang digunakan saat pembelajaran berlangsun sesuai

11
dengan materi pelajaran yang diajarkan, sesuai dengan karakteristik peserta
didik, dan dipandang sangat efektif untuk menyampaikan informasi, sehingga
siswa bisa memahami dengan baik.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pembelajaran


merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pendidik harus memenuhi kualifikasi sesuai
dengan tingkatan peserta didik yang akan diajar, mata pelajaran diampu, dan
ketentuan yang instruksional lainnya. Dan juga peserta didik harus bisa
menguasai sumber belajar dan metode pembelajaran agar tercapainya tujuan
pembelajaran.

Menurut Sagala (2010) menyatakan bahwa pembelajaran adalah


membelajarkan siswa menggunakan asas Pendidikan maupun teori belajar
yang merupakan penentu utama keberhasilan Pendidikan. Pembelajaran
merupakan proses komunikasi dua arah. Mengajar dilakukan oleh pihak guru
atau dosen sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik.

2.3.2 Pengertian Pembelajaran Daring

Pembelajaran daring saat ini dikenal oleh banyak masyarakat dengan


istilah pembelajaran online (online learning). Ataupun istilah yang umum
yaitu pembelajaran jarak jauh (learning distance). Pembelajaran daring
merupakan pembelajaran yang berlangsung didalam jaringan dimana pengajar
dan peserta didik bertatap muka tapi tidak secara langsung. Menurut Isman
(2016) pembelajaran daring merupakan pemanfaatan jaringan internet dalam
proses pembelajaran.

Sedangkan menurut Meidawati, dkk (2019) menyatakan bahwa


pembelajaran Daring Learning sendiri dapat dipahami sebagai Pendidikan
formal yang diselenggarakan oleh sekolah yang peserta didiknya dan
pendidiknya berada dilokasi yang terpisah sehingga memerlukan sistem
telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya dan berbagai

12
sumber daya yang diperlukan didalamnya. Pembelajaran daring bisa dilakukan
dimana saja dan kapan saja tergantung pada ketersediaan alat pendukung yang
digunakan.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Menurut Sugiyono,


metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada
umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012).

13
3.2 Tempat dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dan dilaksanakan dikediaman penulis. Yang
berkediaman di Kp.Pabuaran RT 07 RW 01 Desa Cibolang Kecamatan
Gunungguruh Kabupaten Sukabumi Jawa Barat pada tanggal 30 Januari 2021.
Dengan melakukan memberi beberapa pertanyaan yang berbentuk kuisioner
(google form) melalui media social kepada mahasiswa di beberapa Universitas
yang ada di Indonesia.

3.3 Objek Penelitian


Objek penelitian dalam penulisan penelitian ini adalah mahasiswa di
beberapa universitas yang ada di Indonesia. Mahasiswa yang dipilih sebagai
sampel penelitian ini merupakan mahasiswa yang pernah mengalami kuliah
online atau pembelajaran daring.

2.4 Instrumen Penelitian


Untuk instrumen penelitiannya sendiri ialah sebagai berikut:
1. Android, sebagai alat yang digunakan untuk membuat kuesioner di web
google form.
2. Pertanyaan berupa angket/ kuesioner, sebagai alat ukur penilaian dari
responden.

3.5 Prosedur Penelitian


1. Tahap persiapan
Pada tahap ini, peneliti melakukan perencanaan kegiatan yang akan
dilakukan, setelah sebelumnya telah menentukan permasalah dan tujuan
dari penelitian ini. Kuesioner sebagai alat untuk pengumpulan data dibuat
saat tahap ini, dan disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.
2. Tahap pelaksanaan

14
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis data yang dibutuhkan dan
menyebarkan kuesioner pada mahasiswa.
3. Tahap penyelesaian
Semua data-data yang sudah diisi dan sudah dikumpulkan, serta akan
diolah menjadi sebuah laporan yang sesuai dengan tema atau judul
penelitian.

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Analisis Hasil Penelitian

15
Dari jawaban diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang menjawab
“sangat paham” berjumlah satu orang dengan presentase 9,1%. Sedangkan
yang menjawab “paham” berjumlah dua orang dengan presentase 18,2 %.
Lalu yang menjawab “cukup paham” berjumlah enam orang dengan
presentase 54,5%. Dan yang terakhir yang menjawab tidak paham sebanyak
dua orang dengan presentase 18,2%. Maka dapat disimpulkan bahwa 2 dari 11
mahasiswa ini masih belum paham dengan pola pembelajaran daring ini. Dan
yang lainnya sudah paham dengan pola pembelajaran daring ini.

16
Dari jawaban diatas bida disimpulkan bahwa mahasiswa yang menjawab
rate 5 yaitu “sangat paham” sebanyak satu orang dengan presentase 9,1%. Lalu
yang menjawab “cukup paham” sebanyak 7 orang dengan presentase 63,6%. Lalu
yang terakhir yang menjawab “tidak paham” sebanyak tiga orang dengan
presentase 27,3%. Dapat disimpulkan bahwa 3 dari 11 mahasiswa tidak paham
dengan materi yang diajarkan saat pembelajaran daring.

3. Apakah anda menjadi mudah hilang konsentrasi saat sedang pembelajaran


berlangsung?

Jawaban Frekuensi Presentase


Ya 8 72,7%
Mungkin 3 27,3%
Tidak 0 0%
Dapat disimpulkan bahwa 8 dari 11 mahasiswa lebih mudah
kehilangan konsentrasi saat pembelajaran daring berlangsung.

5 Apakah anda sering belajar kembali setelah pembelajaran selesai?

Jawaban Frekuensi Presentase


Ya 2 18,2%
Kadang-kadang 3 27,3%
Jarang 6 54,5%
Tidak pernah 0 0%
Dapat disimpulkan bahwa dari 11 mahasiswa ada 6 mahasiswa
yang jarang belajar Kembali setelah pembelajaran usai, hal ini bisa saja
menyebabkan lupa lagi dengan materi yang sudah disampaikan.

6 Apakah ketika tidak belajar kembali anda menjadi lupa dengan materi yang
disampaikan?

Jawaban Frekuensi Presentase

17
Ya 9 81,8%
Tidak 2 18,2%
Dapat dilihat dari tabel diatas, bisa disimpulkan bahwa hamper
semua berpendapat jika tidak belajar kembali materi yang telah
disampaikan maka kita akan menjadi lupa.

7 Apa anda memiliki motivasi yang membuat anda menjadi tidak malas untuk
belajar?

Jawaban Frekuensi Presentase


Ya 10 90,9%
Tidak 1 9,1%
Jika dilihat dari tabel diatas 10 dari 11 mahasiswa memiliki
motivasi yang membuat mereka tidak malas untuk belajar. Dengan ini
mereka bisa bersemangat lagi dalam hal belajar.

8 Apakah anda menjadi stress, karena tidak paham dengan materi yang
disampaikan?

Jawaban Frekuensi Presentase


Ya 5 45,5%
Tidak 6 54,5%
Jika dilihat dalam tabel diatas maka, yang menjawab “ya”
sebanyak 5 orang dengan presentase 45,5%. Dan yang menjawab “tidak”
sebanyak 6 orang dengan presentase 54,5%. Dapat disimpulkan bahwa
Sebagian dari mereka tidak mengalami stress Ketika tidak paham materi
dan Sebagian lagi akan mengalami stress karena tidak paham dengan
materi.

9 Bagaimana cara anda agar paham dengan materi yang disampaikan?

Mahasiswa memiliki cara masing-masing dalam menghadapi agar paham


dengan materi yang disampaikan, seperti ada yang membuat jadwal harian,
mereview Kembali materi yang telah disampaikan dengan konsep sendiri,

18
bertanya atau mencari materi dari buku ataupun sumber lainnya dan
memepelajarinya serta ada juga yang harus memiliki tempat yang tenang agar
tetap fokus saat perkuliahan berlangsung.

Dapat dilihat bahwa setiap mahasiswa memiliki cara tersendiri untuk


memahami materi yang disampaikan oleh dosen.

10 Apa perbedaan pemahaman terhadap materi dari pembelajaran daring dan


pembelajaran tatap muka langsung?

Disini berbagai pendapat dituangkan, ada yang lebih bisa paham Ketika
pembelajaran tatap muka langsung, konsentrasi kadang mudah hilang Ketika
pembelajaran daring, kadang Ketika bertanya kepada dosen server kita sedikit
terhambat membuat kita harus mencari lagi beberapa referensi lain dan
pemahaman menjadi sedikit lebih membutuhkan waktu untuk lebih paham.

11 Apa penyebab tidak paham dengan materi yang disampaikan?

Beberapa penyebab mahasiswa tidak paham dengan materi yang telah


disampaikan adalah sebagai berikut:

 Mahasiswa menjadi tidak fokus ketika daring karena mereka Lelah


melihat laptop atau handphone.
 Banyaknya kendala seperti jaringan yang tidak stabil membuat mereka
seringkali ketinggalan materi yang sedang disampaikan.
 Ada juga yang pembelajaran daringnya hanya diberi materi berbentuk
pdf, tidak ada pembelajaran lewat Zoom atau Googlemeet sehingga
mereka tidak paham dan berakhir harus mencari lagi referensi lainnya.

4.2 Pembahasan

19
4.2.1 Bagaimana Cara Meningkatkan Pemahaman Terhadap Pola
Pembelajaran Daring Pada Mahasiswa?

Menurut data yang sudah diterima, dapat disimpulkan bahwa dengan


memiliki motivasi kita menjadi lebih bersemangat dalam melakukan pembelajaran
daring. Jika motivasi belajar rendah maka akan menimbulkan dampak negative
bagi mahasiswa. Motivasi belajar yang rendah juga dapat menyebabkan
rendahnya keberhasilan dalam belajar. Tentu setiap mahasiswa memiliki motivasi
tersendiri yang membuat mereka bersemangat akan belajar, jika motivasi belajar
tinggi maka tinggi juga akan keberhasilan dalam belajar, dan jika motivasi rendah
maka keberhasilanpun rendah. Lemahnya motivasi belajar akan melemahkan
prestasi belajar serta kegiatan belajar. Dan juga mahasiswa memiliki gaya
belajarnya masing-masing agar dapat memahami materi yang telah disampaikan.

4.2.2 Bagaimana Cara Agar Tetap Fokus Saat Pembelajaran Daring


Berlangsung Dikalangan Mahasiswa?

Akibat pandemi covid-19 ini sistem Pendidikan diubah menjadi


pembelajaran jarak jauh atau daring. Tentu banyak sekali gangguan ketika
pembelajaran daring ini, berbeda dengan pembelajaran tatap muka.

Dari data yang telah diterima, banyak dari mahasiswa mudah kehilangan
fokus saat pembelajaran daring. Agar tetap fokus terhadap pembelajaran daring,
penulis akan memberi beberapa saran yaitu sebagai berikut:

1. Mencari tempat yang membuat nyaman dan tenang Ketika pembelajaran


akan berlangsung.
2. Mengatur meja belajar. Karena tidak diperbolehkan untuk belajar sambal
bersantai dikasu karena akan membuat seseorang sulit untuk fokus pada
pelajaran.

20
3. Menyiapkan semua keperluan untuk belajar sejak awal. Cara ini agar
memudahkan untuk menjangkau keperluan saat belajar.
4. Sebisa mungkin membatasi penggunaan handphone. Karena hal ini dapat
menganggu seseorang menjadi kehilangan fokus dan malah fokus kepada
handphone.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas, penulis memiliki beberapa kesimpulan, sebagai


berikut:

1. Akibat dampak masa pandemi covid-19 ini pemerintah mengharuskan


masyarakat untuk melakukan kegiatan dirumah saja. Salah satunya yang
berdampak yaitu kepada sistem pendidikan yang mengharuskan
pembelajaran dilakukan dirumah dengan cara yaitu pembelajaran jarak
jauh atau daring.

21
2. Banyak dari mahasiswa mengalami kendala saat pembelajaran daring
berlangsung, ada yang memiliki masalah terhadap jaringan ataupun
kehilangan fokus Ketika pembelajaran daring berlangsung.
3. Agar tetap fokus terhadap saat pembelajaran daring, maka mahasiswa
harus bisa memiliki sesuatu yang dapat membuat mahasiswa tetap fokus
terhadap saat pembelajaran daring. Sesuatu tersebut bisa berupa motivasi
ataupun mahasiswa memiliki gaya belajar yang membuat mereka nyaman
saat belajar.

5.2 Saran

Dari uraian diatas, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang bermanfaat,
antara lain:

1. Bagi mahasiswa yang sedang menjalani perkuliahan secara daring,


diharapkan dapat mampu memiliki motivasi dan juga mempunyai gaya
belajar yang dapat meningkatkan pemahaman dan mempunyai mood yang
baik ketika pembelajaran berlangsung agar fokus tidak terpecahkan.
2. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian
lebih mendalam lagi agar hal lain apa yang kurang dari karya tulis ilmiah
ini.
DAFTAR PUSTAKA

Argaheni, N. B. (2020). SISTEMATIK REVIEW: DAMPAK PERKULIAHAN


DARING SAAT. PLACENTUM Jurnal Ilmiah Kesehatan dan
Aplikasinya, 8(2), 100-101.
Fahrina, A. ,. (2020). Minda Guru Indonesia: Guru Dan Pembelajaran Inovatif
Di Masa Pandemi COVID-19. Aceh : Syiah Kuala University Press.
Pohan, A. E. (2020). KONSEP PEMBELAJARAN DARING BERBASIS
PENDEKATAN ILMIAH. Grobongan, Jawa Tengah : CV Sarnu Untung .
Purnawanti, I. (2012). Kajian Pemahaman . pp. http://etheses.uin-
malang.ac.id/2258/6/08410049_Bab_2.pdf.

22
Siyoto, S. S. (2015). DASAR METODOLOGI PENELITIAN. Yogyakarta : Literasi
Media Publishing .

23

Anda mungkin juga menyukai