Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa kegiatan pengembangan KEK Pulau Morotai secara
keseluruhan mulai dari tahap prakonstruksi hingga operasi akan menimbulkan dampak 62
dampak penting dimana 27 merupakan dampak penting bersifat negatif dan 35 bersifat positif.
Dampak-dampak tersebut ditimbulkan oleh tiga komponen kegiatan pada tahap prakonstruksi,
5 komponen kegiatan pada tahap konstruksi dan 9 komponen kegiatan pada tahap operasi.
Komponen kegiatan yang paling banyak menimbulkan dampak penting adalah penerimaan
kerja baik pada tahap konstruksi maupun tahap operasi. Penerimaan tenaga kerja
menimbulkan 4 dampak langsung yakni perubahan jumlah komposisi penduduk, peningkatan
kesempatan atau lapangan kerja, menyebabkan kemungkinan terjadinya penurunan sanitasi
lingkungan dan penyebaran pravalensi penyakit yang baru yang berasal dari tenaga kerja
pendatang. Selanjutnya tenaga kerja tersebut membuka berbagai peluang usaha bagi
masyarakat setempat atau pendatang lain dalam rangka memenuhi kebutuhan sehari-hari
para pekerja seperti kebutuhan untuk pangan (makan, minum), kebutuhan akan tempat
tinggal (kontrakan), transportasi dan kebutuhan lainnya. Pada akhirnya hal ini meningkatkan
aktivitas perekonomian lokal.
Komponen lingkungan yang terbanyak terkena dampak penting komponen peluang usaha dan
aktivitas perekonomian lokal. Hampir semua komponen kegiatan pada tahap konstruksi hingga
operasi membuka peluang bagi masyarakat sekitar untuk berusaha di KEK Pulau Morotai.
Berbagai macam bentuk usaha dapat dilakukan baik dalam rangka pemenuhan kebutuhan
dasar maupun dalam rangka partisipasi dalam usaha di zona-zona industri yang ada.
Selain disebabkan oleh komponen kegiatan, dampak-dampak lingkungan yang terjadi juga
disebabkan dampak turunan dampak primer. Dampak primer yang banyak menimbulkan
dampak lanjutan adalah penurunan kualitas air sungai dan air laut yang memberikan dampak
lanjutan terhadap biota perairan (plankton, benthos, nekton) maupun terhadap terumbu
karang. Hal ini penting diperhatikan mengingat bahwa terumbu karang merupakan salah satu
objek wisata yang menjadi ’jualan’ dari pengembangan KEK Pulau Morotai. Selain itu,
penurunan kualitas air laut terutama di Zona Wayabula dan Dehegila harus dijaga kualitasnya
agar tetap dapat mendukung kegiatan budidaya lepas pantai (offshore mariculuture) yang
dikembangkan pada zona ini.
Dampak penting lainnya yang dapat mempengaruhi keberhasilan KEK adalah penurunan
kualitas udara terutama timbulnya bau pada industri perikanan (fish handling & processing).
Hal ini penting karena bau yang ditimbulkan dapat mengurangi kenyamanan bagi masyarakat
atau wisatawan dalam menikmasi wisata di Pulau Morotai. Selain bau ini dapat mengundang
datangnya lalat sebagai vektor penyakit yang pada akhirnya menurunkan minat wisatawan
untuk berkunjung.
Selanjutnya pravalensi penyakit yang mungkin dibawa oleh para pekerja pendatang atau
wisatawan yang bersifat ’carrier’ terhadap jenis-jenis penyakit tertentu. Penyakit tersebut
antara lain adalah malaria, demam berdarah, cikungunya, HIV yang saat ini hampir tidak ada di
Pulau Morotai.
Tabel 4.1. Matriks Dampak Penting Hipotetik Pembangunan KEK Pulau Morotai Pada Tahap Konstruksi
Komponen Kegiatan Tahap Pra Konstruksi Tahap Konstruksi Tahap Operasi
Operasional Pengel olaan
No Peneri maan Mobilisasi Pembangunan Pembangunan Penerimaan Operas ional Operasional Operasional Operas ional
Pengurusan Sosialis asi Pembebasan Pematangan Operasiona l Operas iona l Zona Limbah
Komponen Lingkungan Tenaga Kerja Perala tan dan Infrastruktur Pusat Bi sni s Tenaga Kerja Zona Zona Zona Zona Bere-
Perizinan Kegiatan Lahan Lahan Zona Daruba Zona Sopi Pandanga - Padat dan
Konstruksi Material Dasar dan Logistik Operas i Wayabula Dehegila Sangowo bere
Jua nga Cair
Iklim mikro 0 0 0 0 0 -P 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ikli m da n
1 Kualitas udara dan bau 0 0 0 0 -P T 0 T 0 T -P T -P T -P 0 -TP
Udara
Kebisingan 0 0 0 0 T 0 T 0 0 T 0 0 T 0 0 0 0
Fis iologi dan Erosi 0 0 0 0 0 -P 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2
Geologi Sedimentas i 0 0 0 0 0 -P 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Air lari an 0 0 0 0 0 -P -P 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Hidrologi dan Kualitas air s ungai 0 0 0 0 0 -P 0 0 0 -P -TP -P T T 0 0 T
3
Kualitas Ai r Kualitas air laut 0 0 0 0 0 -P 0 0 0 -P -P 0 0 -TP -TP T T
Kuantitas air tanah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 T 0 0 0 0 0 0 0
Lal ulintas darat 0 0 0 0 T 0 0 0 0 -P T -P T T T 0 0
4 Ruang
Lal u l intas laut 0 0 0 0 T 0 0 0 0 -TP -P T 0 T T T 0
5 Biologi
Flora da rat Flora 0 0 0 0 0 -TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Fauna dara t Fauna 0 0 0 0 0 -TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Biota Perairan Plankton, benthos , nekton 0 0 0 0 0 -TP 0 0 0 -TP -TP T T -TP -TP T 0
Terumbu
Tutupan terumbu karang hidup 0 0 0 0 0 -P 0 0 0 0 T 0 0 T T T 0
karang
Padang lamun Tutupan padang lamun hidup 0 0 0 0 0 T 0 0 0 0 T 0 0 0 0 T 0
Mangrove Komposi si mangrove 0 0 0 0 0 T 0 0 0 0 T 0 0 T T T 0
6 Sosial Ekonomi Budaya
Kependudukan 0 0 0 +P 0 0 0 0 +P 0 0 0 0 0 0 0 0
Demografi
Kesempatan kerja 0 0 0 +P 0 0 0 0 +P 0 0 0 0 0 0 0 0
Sosial Peluang usaha 0 0 0 +P 0 0 0 0 +P +P +P +P +P +P +P +P +P
Ekonomi Aktifi tas perekonomi an lokal 0 0 +P +P 0 0 0 0 +P +P +P +P +P +P +P +P 0
Proses sos ial 0 0 0 T 0 0 0 0 T 0 0 0 0 0 0 0 0
Sosial Budaya
Sikap da n persepsi ma syarakat 0 +P +/- P +P T 0 0 0 +P +P +P +P +P +P +P +P 0
Kesehatan Sanitas i lingkungan 0 0 0 -P 0 0 0 0 -P 0 0 0 0 0 0 0 +P
7
mas ya rakat Prevalensi penyakit 0 0 0 -P T T T 0 -P 0 -P 0 0 0 -P -P -P
Sumber : Hasil analisis, 2013
Keterangan : 0 : tidak ada interaksi TP : dampak tidak penting Dampak negatif penting : 27 dampak
T : bukan dampak penting hipotetik P : dampak penting Dampak positif penting : 35 dampak
+/-: sifat dampak positif atau negatif
- Pada tahap konstruksi, dampak peningkatan aktifitas perekonomian lokal terkait dengan
pengeluaran harian oleh para pekerja. Para pekerja ini akan membutuhkan barang
konsumsi, pakaian dan perumahan. Melihat kondisi masyarakat Pulau Morotai,
keperluan yang bisa dipenuhi secara langsung adalah kebutuhan perumahan dan
konsumsi. Sedangkan kebutuhan lainnya harus dipasok dari luar Pulau Morotai. Peluang
ini dapat dimanfaatka noleh masyarakat apabila masyarakat memiliki kemampuan (modal
dan kompetensi) dalam pemenuhan kebutuhan tersebut. Maka untuk diperlukan
pengelolaan yang melibatkan pemerintah, pemerintah daerah untuk memberikan
penguatan dan pendampingan (modal dan kompetensi) bagi masyarakat agar dapat
menikmati perputaran uang yang ada. Kalau hal ini dapat dilakukan maka tujuan
pengembangan KEK dapat mensejahterakan masyarakat dapat dicapai ini.
- Pada tahap operasi, aktivitas perekonomian lokal dibangkitkan oleh berbagai kegiatan
industry di masing-masing zona. Sebagian kegiatan dalam zona ini dapat diikuti oleh
masyarakat sekitar seperti penangkapan ikan untuk bahan baku industry perikanan, dan
budidaya rumput laut. Namun kegiatan ini memerlukan modal dan kompetensi. Untuk
a. Kegiatan pembangunan KEK Morotai disinkronkan dengan RTRW yang ada, dimana zona-
zona yang dikembangkan berada diluar kawasan lindung.
b. Kegiatan ini merupakan kegiatan dalam rangka mengembangkan tiga potensi Pulau
Morotai yakni potensi geostrategic, potensi bahari dan potensi perikanan yang pada
prinsipnya dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahtraan masyarakat.
c. Dampak-dampak negatif yang ditiimbulkan yaitu secara teknis dapat dikelola dan
diminimalkan sehingga masih memenuhi daya tampung dan daya dukung lingkungan.
f. Dampak positif yang ditimbulkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar dalam
rangka meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan.