Anda di halaman 1dari 7

DOKUMEN ANDAL

Pembangunan KEK Pulau Morotai

BAB IV. EVALUASI DAMPAK PENTING

4.1. Telaahan Holistik


Bab ini merupakan telaahan holistik berbagai beragam dampak penting lingkungan dengan
komponen kegiatan pembangunan KEK Pulau Morotai. Secara ringkas berbagai dampak
penting yang ditimbulkan oleh kegiatan pembangunan KEK Morotai diperlihatkan pada Tabel
4.1.

Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa kegiatan pengembangan KEK Pulau Morotai secara
keseluruhan mulai dari tahap prakonstruksi hingga operasi akan menimbulkan dampak 62
dampak penting dimana 27 merupakan dampak penting bersifat negatif dan 35 bersifat positif.
Dampak-dampak tersebut ditimbulkan oleh tiga komponen kegiatan pada tahap prakonstruksi,
5 komponen kegiatan pada tahap konstruksi dan 9 komponen kegiatan pada tahap operasi.
Komponen kegiatan yang paling banyak menimbulkan dampak penting adalah penerimaan
kerja baik pada tahap konstruksi maupun tahap operasi. Penerimaan tenaga kerja
menimbulkan 4 dampak langsung yakni perubahan jumlah komposisi penduduk, peningkatan
kesempatan atau lapangan kerja, menyebabkan kemungkinan terjadinya penurunan sanitasi
lingkungan dan penyebaran pravalensi penyakit yang baru yang berasal dari tenaga kerja
pendatang. Selanjutnya tenaga kerja tersebut membuka berbagai peluang usaha bagi
masyarakat setempat atau pendatang lain dalam rangka memenuhi kebutuhan sehari-hari
para pekerja seperti kebutuhan untuk pangan (makan, minum), kebutuhan akan tempat
tinggal (kontrakan), transportasi dan kebutuhan lainnya. Pada akhirnya hal ini meningkatkan
aktivitas perekonomian lokal.
Komponen lingkungan yang terbanyak terkena dampak penting komponen peluang usaha dan
aktivitas perekonomian lokal. Hampir semua komponen kegiatan pada tahap konstruksi hingga
operasi membuka peluang bagi masyarakat sekitar untuk berusaha di KEK Pulau Morotai.
Berbagai macam bentuk usaha dapat dilakukan baik dalam rangka pemenuhan kebutuhan
dasar maupun dalam rangka partisipasi dalam usaha di zona-zona industri yang ada.
Selain disebabkan oleh komponen kegiatan, dampak-dampak lingkungan yang terjadi juga
disebabkan dampak turunan dampak primer. Dampak primer yang banyak menimbulkan
dampak lanjutan adalah penurunan kualitas air sungai dan air laut yang memberikan dampak
lanjutan terhadap biota perairan (plankton, benthos, nekton) maupun terhadap terumbu
karang. Hal ini penting diperhatikan mengingat bahwa terumbu karang merupakan salah satu
objek wisata yang menjadi ’jualan’ dari pengembangan KEK Pulau Morotai. Selain itu,
penurunan kualitas air laut terutama di Zona Wayabula dan Dehegila harus dijaga kualitasnya
agar tetap dapat mendukung kegiatan budidaya lepas pantai (offshore mariculuture) yang
dikembangkan pada zona ini.
Dampak penting lainnya yang dapat mempengaruhi keberhasilan KEK adalah penurunan
kualitas udara terutama timbulnya bau pada industri perikanan (fish handling & processing).
Hal ini penting karena bau yang ditimbulkan dapat mengurangi kenyamanan bagi masyarakat

PT JABABEKA MOROTAI IV-1


DOKUMEN ANDAL
Pembangunan KEK Pulau Morotai

atau wisatawan dalam menikmasi wisata di Pulau Morotai. Selain bau ini dapat mengundang
datangnya lalat sebagai vektor penyakit yang pada akhirnya menurunkan minat wisatawan
untuk berkunjung.
Selanjutnya pravalensi penyakit yang mungkin dibawa oleh para pekerja pendatang atau
wisatawan yang bersifat ’carrier’ terhadap jenis-jenis penyakit tertentu. Penyakit tersebut
antara lain adalah malaria, demam berdarah, cikungunya, HIV yang saat ini hampir tidak ada di
Pulau Morotai.

PT JABABEKA MOROTAI IV-2


DOKUMEN ANDAL
Pembangunan KEK Pulau Morotai

Tabel 4.1. Matriks Dampak Penting Hipotetik Pembangunan KEK Pulau Morotai Pada Tahap Konstruksi
Komponen Kegiatan Tahap Pra Konstruksi Tahap Konstruksi Tahap Operasi
Operasional Pengel olaan
No Peneri maan Mobilisasi Pembangunan Pembangunan Penerimaan Operas ional Operasional Operasional Operas ional
Pengurusan Sosialis asi Pembebasan Pematangan Operasiona l Operas iona l Zona Limbah
Komponen Lingkungan Tenaga Kerja Perala tan dan Infrastruktur Pusat Bi sni s Tenaga Kerja Zona Zona Zona Zona Bere-
Perizinan Kegiatan Lahan Lahan Zona Daruba Zona Sopi Pandanga - Padat dan
Konstruksi Material Dasar dan Logistik Operas i Wayabula Dehegila Sangowo bere
Jua nga Cair
Iklim mikro 0 0 0 0 0 -P 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ikli m da n
1 Kualitas udara dan bau 0 0 0 0 -P T 0 T 0 T -P T -P T -P 0 -TP
Udara
Kebisingan 0 0 0 0 T 0 T 0 0 T 0 0 T 0 0 0 0
Fis iologi dan Erosi 0 0 0 0 0 -P 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2
Geologi Sedimentas i 0 0 0 0 0 -P 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Air lari an 0 0 0 0 0 -P -P 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Hidrologi dan Kualitas air s ungai 0 0 0 0 0 -P 0 0 0 -P -TP -P T T 0 0 T
3
Kualitas Ai r Kualitas air laut 0 0 0 0 0 -P 0 0 0 -P -P 0 0 -TP -TP T T
Kuantitas air tanah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 T 0 0 0 0 0 0 0
Lal ulintas darat 0 0 0 0 T 0 0 0 0 -P T -P T T T 0 0
4 Ruang
Lal u l intas laut 0 0 0 0 T 0 0 0 0 -TP -P T 0 T T T 0
5 Biologi
Flora da rat Flora 0 0 0 0 0 -TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Fauna dara t Fauna 0 0 0 0 0 -TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Biota Perairan Plankton, benthos , nekton 0 0 0 0 0 -TP 0 0 0 -TP -TP T T -TP -TP T 0
Terumbu
Tutupan terumbu karang hidup 0 0 0 0 0 -P 0 0 0 0 T 0 0 T T T 0
karang
Padang lamun Tutupan padang lamun hidup 0 0 0 0 0 T 0 0 0 0 T 0 0 0 0 T 0
Mangrove Komposi si mangrove 0 0 0 0 0 T 0 0 0 0 T 0 0 T T T 0
6 Sosial Ekonomi Budaya
Kependudukan 0 0 0 +P 0 0 0 0 +P 0 0 0 0 0 0 0 0
Demografi
Kesempatan kerja 0 0 0 +P 0 0 0 0 +P 0 0 0 0 0 0 0 0
Sosial Peluang usaha 0 0 0 +P 0 0 0 0 +P +P +P +P +P +P +P +P +P
Ekonomi Aktifi tas perekonomi an lokal 0 0 +P +P 0 0 0 0 +P +P +P +P +P +P +P +P 0
Proses sos ial 0 0 0 T 0 0 0 0 T 0 0 0 0 0 0 0 0
Sosial Budaya
Sikap da n persepsi ma syarakat 0 +P +/- P +P T 0 0 0 +P +P +P +P +P +P +P +P 0
Kesehatan Sanitas i lingkungan 0 0 0 -P 0 0 0 0 -P 0 0 0 0 0 0 0 +P
7
mas ya rakat Prevalensi penyakit 0 0 0 -P T T T 0 -P 0 -P 0 0 0 -P -P -P
Sumber : Hasil analisis, 2013
Keterangan : 0 : tidak ada interaksi TP : dampak tidak penting Dampak negatif penting : 27 dampak
T : bukan dampak penting hipotetik P : dampak penting Dampak positif penting : 35 dampak
+/-: sifat dampak positif atau negatif

PT JABABEKA MOROTAI IV-3


DOKUMEN ANDAL
Pembangunan KEK Pulau Morotai

4.2. Arahan Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pada prinsipnya seluruh dampak penting yang ditimbulkan oleh kegiatan pengembangan KEK
Pulau Morotai dapat dikelola dan ditangani sehingga dampak yang bersifat negative menjadi
berkurang baik terhadap besaran dampak maupun terhadap komponen lingkungan yang
terkena dampak, sedangkan dampak positif dapat dikembangkan. Untuk mengurangi dampak
tersebut arahan pengelolaan sebagai berikut:

4.2.1. Dampak Peningkatan Aktivitas Perekonomian Lokal


Dampak peningkatan aktivitas perekonomian lokal berbeda sumber pada tahap prakonstruksi,
konstruksi maupun operasi.

- Pada tahap pra-konstruksi, dampak terhadap perekonomian lokal terkait dengan


pembebasan lahan. Di satu pihak pemilik lahan akan mendapatkan dana segar (fresh
money) yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Selanjutnya dengan belanja ini
memberikan multiflyer effect terhadap perekonomian di Pulau Morotai dan sekitarnya.
Sebaliknya, akibat pembebasan lahan, pemilik lahan akan kehilangan sumber
pendapatannya (hasil dari lahan yang dibebaskan) seperti kehilangan panen kelapa,
cengkeh, pala atau kakao atau tanaman produktif lainnya. Melihat kebiasaan berkebun
tersebut, maka pendapatan ini hampir sepenuhnya merupakan passive income. Maka
pengelolaan dilakukan dalam rangka mengurangi dampak akibat hilangnya sumber
pendapatan tersebut seperti pemberian ganti rugi, memberi kesempatan kepada pemilik
lahan menjadi tenaga kerja atau rekanan dalam kegiatan pengembangan KEK Pulau
Morotai. Akan lebih baik lagi apabila pemilik lahan membentuk kelompok dan ikut serta
membuat usaha di zona-zona industry yang ada sehingga passive income yang hilang
dapat kembali. Apabila hal ini dilakukan maka dampak kehilangan sumber pendapatan
menjadi tidak ada

- Pada tahap konstruksi, dampak peningkatan aktifitas perekonomian lokal terkait dengan
pengeluaran harian oleh para pekerja. Para pekerja ini akan membutuhkan barang
konsumsi, pakaian dan perumahan. Melihat kondisi masyarakat Pulau Morotai,
keperluan yang bisa dipenuhi secara langsung adalah kebutuhan perumahan dan
konsumsi. Sedangkan kebutuhan lainnya harus dipasok dari luar Pulau Morotai. Peluang
ini dapat dimanfaatka noleh masyarakat apabila masyarakat memiliki kemampuan (modal
dan kompetensi) dalam pemenuhan kebutuhan tersebut. Maka untuk diperlukan
pengelolaan yang melibatkan pemerintah, pemerintah daerah untuk memberikan
penguatan dan pendampingan (modal dan kompetensi) bagi masyarakat agar dapat
menikmati perputaran uang yang ada. Kalau hal ini dapat dilakukan maka tujuan
pengembangan KEK dapat mensejahterakan masyarakat dapat dicapai ini.

- Pada tahap operasi, aktivitas perekonomian lokal dibangkitkan oleh berbagai kegiatan
industry di masing-masing zona. Sebagian kegiatan dalam zona ini dapat diikuti oleh
masyarakat sekitar seperti penangkapan ikan untuk bahan baku industry perikanan, dan
budidaya rumput laut. Namun kegiatan ini memerlukan modal dan kompetensi. Untuk

PT JABABEKA MOROTAI IV-4 I-4


DOKUMEN ANDAL
Pembangunan KEK Pulau Morotai

diperlukan peran pemerintah untuk penguatan peran masyarakat agar dapat


memanfaatkan peluang yang ada.

4.2.2. Peningkatan Kesempatan Kerja Dan Peluang Berusaha


Peningkatan kesempatan kerja dan peluang usaha merupakan dampak positif yang dapat
diterima oleh masyarakat.Masalah yang terjadi adalah masyarakat sekitar belum mampu
memenuhi kualifikasi atau spesifikasi pekerjaan. Maka untuk dilakukan pengelolaan dengan
cara meningkatkan kemampuan dan kualitas tenaga kerja dan kemampauan masyarakat. Hal
ini sesungguhnya merupakan tupoksi dari Dinas Tenaga Kerja dan UKM, namun karena
keterbatasan anggaran dan program maka pengelolaan ini dapat dilakukan melalui fasilitasi
oleh PT. Jababeka Morotai sebagai pihak yang turut berkepentingan dengan ketersediaan
tenaga kerja terutama dalam pelayanan terhadap tenant-tenant.

4.2.3. Perubahan Sikap Dan Persepsi Masyarakat


Persepsi masyarakat yang terbentuk saat ini adalah persepsi positif yang mendukung rencana
pengembangan KEK Pulau Morotai. Maka untuk mempertahankan dan mengembangkan
persepsi positif ini dilakuka pengelolaan dengan memberikan sosialisasi yang lebih sering
kepada masyarakat dan mengelola dampak-dampak primer yang ditimbulkan.

4.2.4. Penurunan Kualitas Udara Dan Bau


Penurunan kualitas udara berbeda antara tahap konstruksi dan operasi.Pada tahap kosntruksi
penurunan kualitas udara lebih banyak disebabkan oleh debu yang ditimbulkan oleh adanya
lahan yang terbuka.Maka pengelolaan dilakukan dengan melakukan penyiraman pada lahan
yang berdebu, segera melakuan penutupan (cover crop) terhadap lahan terbuka yang telah
selesai pembangunannya.Pada tahap operasi penurunan kualitas udara lebih banyak
disebabkan oleh bau yang ditimbulkan oleh pembusukan sisa-sisa tubuh dan darah ikan.Untuk
mengelola dampak ini tidak dapat diakukan pada sumber dampak, tetapi dilakukan
pemblokiran sebaran dampak.Cara ini adalah dengan membuat site plant dimana lokasi
pemrosesan ikan berada cukup jauh dari permukiman dan areal tersebut dibatasi dengan
green belt berupa tanaman berdaun lebat.

4.2.5. Penurunan Kualitas Air Sungai


Sifat dampak penurunan kualitas air sungai berbeda antara tahap konstruksi dengan tahap
operasi. Pada tahap konstruksi dampak terjadi akibat masuknya partikel tanah oleh erosi.Maka
pengelolaan dampak dilakukan mengelola dampak primer. Pada tahap operasi dampak
terhadap kualitas air sungai terjadi akibat masuknya limbah terolah ke dalam air sungai. Maka
pengelolaan dilakukan dengan mengontrol effluent IPAL kawasan.

4.2.6. Penurunan Kualitas Air Laut


Dampak penurunan kualitas air laut hampir sama dengan kualitas air sungai sifat dan prilaku
dampak, maka pengelolaan dilakukan seperti pengelolaan kualitas air sungai.

PT JABABEKA MOROTAI IV-5 I-5


DOKUMEN ANDAL
Pembangunan KEK Pulau Morotai

4.2.7. Gangguan Terhadap Terumbu Karang


Dampak penting terhadap terumbu karang hanya terjadi pada tahap konstruksi yang berupa
turunan dampak dari penurunan kualitas air laut. Maka pengelolaan dilakukan dengan
mengelola dampak primer.Apabila dampak primer dapat dikelola maka dampak terhadap
terhadap terumbu karang menjadi tidak ada.

4.2.8. Gangguan Terhadap Biota Perairan


Dampak terhadap biota perairan merupakan dampak turunan sehingga pengelolaan dilakukan
terhadap dampak primer.

4.2.9. Gangguan terhadap lalu lintas darat


Gangguan terhadap lalu lintas disebabkan oleh adanya peningkatan laju harian rata-rata
kendaraan dari kondisi semula yang sepi.Maka untuk itu dilakukan evaluasi secara progresif
terhadap kapasitas jalan, dan apabila telah mendekati tingkat kejenuhan maka dilakukan
peningkatan jalan.

4.2.10. Gangguan Terhadap Lalu Lintas Laut


Gangguan lalu lintas laut merupakan dampak langsung dari peningkatan armada kapal dan
transportasi laut yang akan berkunjung ke Pulau Morotai. Kapal-kapal yang akan singgah dan
berpangkalan di Pulau Morotai adalah kapal niaga dan kapal-kapal ikan. Maka pengelolaan
dilakukan dengan menetapkan alur pelayaran dan perairan untuk kapal niaga dan kapal
nelayan.

4.2.11. Penurunan Sanitasi Lingkungan


Penurunan sanitasi lingkungan lebih banyak disebabkan oleh tingkah laku para pekerja dan
masyarakat sekitar.Oleh karena itu, pengelolaan dilakukan dengan memberikan penyuluhan
kepada tenaga kerja untuk menjaga sanitasi lingkungan kerja.

4.2.12. Peningkatan Pravalensi Penyakit


Pravalensi penyakit disebabkan dua hal yakni simpul satu berupa kondisi lingkungan yang
dapat menyebabkan prevalensi penyakit seperti peningkatan debu, penurunan sanitasi
lingkungan. Simpul dua adalah adanya vector penyakit seperti berkembang biaknya tikus, lalat,
kecoa dan nyamuk. Maka pengelolaan dilakukan dengan meningkatkan ketersediaan sarana
kesehatan seperti puskesmas, klinik dan rumah sakit. Dan pada simpul ke empat dilakukan
pemberantasan vector penyakit seperti fogging, pemberantasan sarang nyamuk, sarang tikus.

4.2. Pertimbangan Kelayakan Lingkungan Hidup


Berbagai dampak yang terjadi akibat pengembangan KEK Morotai akan menimbulkan dampak
negatif dan positif. Dampak-dampak negatif dapat dikelola dengan menggunakan teknologi
yang sudah ada, sedangkan dampak-dampak sosial secara prinsip dapat dikelola dengan
baik.Berdasarkan hal tersebut maka rencana pengembangan KEK Morotai dapat dinyatakan
layak dari segi lingkungan hidup dengan dasar pertimbangan sebagai berikut:

PT JABABEKA MOROTAI IV-6 I-6


DOKUMEN ANDAL
Pembangunan KEK Pulau Morotai

a. Kegiatan pembangunan KEK Morotai disinkronkan dengan RTRW yang ada, dimana zona-
zona yang dikembangkan berada diluar kawasan lindung.

b. Kegiatan ini merupakan kegiatan dalam rangka mengembangkan tiga potensi Pulau
Morotai yakni potensi geostrategic, potensi bahari dan potensi perikanan yang pada
prinsipnya dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahtraan masyarakat.

c. Dampak-dampak negatif yang ditiimbulkan yaitu secara teknis dapat dikelola dan
diminimalkan sehingga masih memenuhi daya tampung dan daya dukung lingkungan.

d. Kegiatan ini secara sosial dapat diterima oleh masyarakat sekitar

e. Penanganan terhadap dampak-dampak yang ditimbulkan dapat dilakukan oleh


pemrakarsa maupun dengan dukungan dari instansi teknis yang berwenang.

f. Dampak positif yang ditimbulkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar dalam
rangka meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan.

PT JABABEKA MOROTAI IV-7 I-7

Anda mungkin juga menyukai