Arahan Dan Kebutuhan Penelitian Konservasi Jenis Ikan 12-1-11
Arahan Dan Kebutuhan Penelitian Konservasi Jenis Ikan 12-1-11
Perlindungan,
Memiliki tiga pilar yakni 3 P Pelestarian dan
(Perlindungan, Pelestarian dan
Pemanfaatan scr
Pemanfaatan scr berkelanjutan)
berkelanjutan
Save-it
Dilakukan dalam 3 tahapan
prioritas
Study-it Use-it
Pengelolaan Efektif : 4,5 Juta Ha
Target
No Indikator
2010 2011
Surat Dirjen KP3K kepada Dirjen Respon dari kemhut melalui surat
PHKA Nomor B. 283/ balasan Nomor S. 242/IV-
KP3K/II/2010 tanggal perihal KKH/2010 tanggal mengenai
tindaklanjut BAP terkait dengan perlunya membentuk tim
pengelolaan jenis ikan (12 Maret penyelarasan urusan sebagaimana
2010 ) telah dilakukan sebelumnya
(20 Mei 2010)
Draft SKB Dua Dirjen (KP3K & Rapat Pembentukan Tim Teknis
PHKA) tentang Tim Penyelarasan PenyelarasanUrusan KemKP
Urusan Konservasi Spesies dengan Kemhut di Bidang KSDI
Akuatik (Dalam Proses (9 Juli 2010)
Penandatanganan)
RENCANA AKSI (TAHUN 2011)
a. Pemagangan Pegawai KKP Pusat di PHKA
b. Pemagangan Pegawai UPT di BKSDA
SDM
c. Opsi pegawai BKSDA memperkuat BPSPL
d. Rekruitmen Pegawai untuk UPT dan Satker
e. Pelaksanaan Operasional MA CITES untuk
4 Jenis Ikan yang diprioritaskan
• Satker KALTIM
BPSPL 3 SDM Setiap Satker
• Satker KALSEL
PONTIANAK
• Satker SEMARANG
LPSPL • Satker LAMPUNG 3 SDM Setiap Satker
BANTEN • Satker CENGKARENG
• Satker MERAUKE
LPSPL • Satker AMBON 3 SDM Setiap Satker
SORONG
RENCANA AKSI (TAHUN 2012-2013)
a. Pemantapan Satker UPT KP3K dibeberapa
SDM provinsi prioritas
b. Pelatihan staf KKP dan UPT (30-60
orang/tahun)
c. Pegawai BKSDA memperkuat BPSPL
d. Rekruitmen Pegawai
e. Pelaksanaan Operasional MA CITES
a. Pengembangan BPSPL
Kelembagaan b. 24 Satker menjadi 33 Satker (setiap
provinsi)
c. Pembentukan Task Force di Setiap Provinsi
2 Ikan Naga Ikan ini masuk kedalam Appendiks I CITES dan daftar merah IUCN (EN). Di
Scleropages formosus Indonesia statusnya dilindungi (PP 7 Th 99) dan tersebar di wilayah lampung,
Palembang, Bangka-belitung, Riau dan Kalimantan Barat.
3 Hiu Gergaji Ikan unik ini mulai sulit dijumpai, karena itu ia masuk dalam daftar Red List.
Pristis microdon Ikan ini masuk kedalam Appendiks II CITES dan dilindungi secara nasional.
4 Selusur Maninjau Di Indonesia statusnya dilindungi (PP 7 Th 99) dan tersebar di Sumatera
Homaloptera gymnogaster
5 Ikan belida Merupakan ikan asli Indonesia yang tersebar di sungai-sungai besar di Pulau
Notopterus chitala Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Salah satu faktor penyebab kelangkaan,
selain pemanenan, adalah karena ikan ini sangat sensitif dengan lingkungan
sekitar sehingga sulit untuk melakukan pembenihan secara alami. Di
Indonesia statusnya dilindungi (PP 7 Th 99).
No Jenis Ikan Status
6 Ikan Pipih Saat ini sudah sulit ditemukan species ini karena rusaknya mutu sungai dan dan
Chitala lopis penangkapan yang tak terkendali. Di Indonesia statusnya dilindungi (PP 7 Th 99).
7 Wader Goa Jenis ikan air tawar ini merupakan endemik spesies ikan unik yang hidupnya di
Puntius microps dalam gua-gua khususnya di Jawa. Di Indonesia statusnya dilindungi (PP 7 Th 99).
8 Arwana papua Ikan endemik Papua ini banyak diperdagangkan sebagai ikan hias air tawar. Jenis
Scleropages jardinii ini belum terdaftar dalam Apendiks CITES dan masih diperdagangkan bebas
meskipun sudah ada pengaturan kuota tangkap.
9 Ikan napoleon Dimasukkan dalam Apendiks II CITES dan sudah ada pengaturan ukuran yang
Cheilinus undulatus diperdagangkan. Populasi menurun karena pemanenan berlebihan dengan cara
yang merusak (racun dan bom).
10 Hiu Paus Statusnya masuk kedalam Appendiks II CITES dan daftar merah IUCN (VU).
Rhincodon typus
11 Kardinal banggai Ikan endemik di laut perairan Pulau Banggai, di kawasan Teluk Tolo, Sulawesi dan
Pterapogon kauderni beberapa perairan laut di Maluku hingga Maluku Utara. Ancaman populasi berasal
dari pengambilan yang berlebihan, sementara daya dispersal dan laju
reproduksinya sangat rendah. Statusnya masuk kedalam daftar merah IUCN (VU)
dan pernah diusulkan masuk kedalam Appendiks II CITES.
12 Terubuk Ikan Terubuk merupakan jenis ikan endemik yang berada di perairan Bengkalis
Tenualosa macrura Riau dan Labuan Bilik Sumatera Utara, dimana merupakan dua spesies dari lima
spesies terubuk yang ada di dunia. Ikan Terubuk merupakan ikan yang amat
terkenal di Kabupaten Bengkalis, Riau dan Labuan Batu Sumatera Utara.
Populasinya semakin hari semakin menurun disebabkan tangkapan yang berlebih
saat memijah dan kerusakan habitat. Sudah ada SK Bupati tentang Suaka
Perikanan Terubuk.
No Jenis Ikan Status
13 Ikan batak Ikan endemik di Kabupaten Tapanuli Utara dan Toba Samosir, khususnya di
Neolissochillus Danau Toba dan hulu Sungai Asahan. Banyak dipanen dari alam untuk untuk
thienemanni berbagai acara pesta adat bagi masyarakat setempat. Populasi menurun karena
penangkapan yang berlebih dan pencemaran perairan. Dalam daftar merah
(Red Data Book) IUCN termasuk dalam kategori rentan (VU)
14 Hiu caping/martil Terdaftar pada daftar merah IUCN sebagai spesies yang terancam punah secara
Sphyrna lewini, global akibat penangkapan berlebih untuk pemanfaatan siripnya. Beberapa kali
S. mokarran, diusulkan masuk kedalam Appendiks II CITES. Di Indonesia, hiu caping/martil
S. zygaena banyak ditemukan di Taman Nasional Bunaken, Palu Barat, dan Sekotong
Lombok Barat.
15 Hiu lanyam Pemanfaatan sirip yang berlebih mennjadikannya terancam punah. Statusnya
Carcharhinus plumbeus, masuk kedalam daftar merah IUCN dan pada CoP 15 diusulkan masuk kedalam
C. obscures, Appendiks II CITES. populasinya banyak tersebar di perairan barat Sumatera,
Carcharhinus selatan Jawa, bali, dan NTT.
longimanus
MAMALIA
16 Pesut mahakam Dijumpai di perairan Sungai Mahakam, Danau Jempang, Danau Semayang dan
Orcaella brevirostris Danau Melintang. Populasi satwa ini terus menyusut akibat habitatnya
terganggu.
17 Duyung Banyak diburu untuk kulit, daging, tulang dan giginya. Populasinya menyusut
Dugong dugon dengan cepat dan jarang dapat di temukan lagi pada habitat aslinya. Dilaporkan
tahun 1970 populasi duyung mencapai 10.000 ekor dan tahun 1994 diperkirakan
hanya sekitar 1.000 ekor. Statusnya dilindungi secara nasional dan masuk
Appendiks I
No Jenis Ikan Status
18 Famili Balaenopteridae Statusnya dilindungi secara nasional (PP 7 Th 99) dan masuk kedalam
(3spesies) : appendiks I CITES. Ancaman populasi karena adanya perburuan dan kerusakan
habiitat. Famili Balaenopteridae (3spesies) : 1 Balaenoptera musculus (paus
biru), 2 Balaenoptera physalus (finback-whale), 3 Megaptera novaeangliae (Paus
Bongkok)
REPTIL
19 Kura-kura rote Endemik pada beberapa lokasi di Pulau Rote (Propinsi Nusa Tenggara Timur),
Chelodina mccordi populasi berkurang drastis karena pencemaran perairan di darat dan
perdagangan untuk hewan peliharaan. Laporan terakhir menyatakan bahwa
hewan ini sudah tidak ditemukan lagi di habitat aslinya. Dikategorikan CR pada
IUCN dan Apendiks II CITES. Diajukan untuk dilindungi.
20 Kura-kura bintang Diperdagangkan. Status dalam IUCN (Red List) Critically Endangered, masuk
Chitra chitra dalam Apendiks II CITES. Penyebaran di Thailand (di daerah pesisir
semenanjung), Myanmar dan Indonesia (Jawa).
21 Kura-kura irian Endemik di daerah rawa Asmat, Papua. Diperdagangkan untuk hewan
Chelodina gunaleni peliharaan. Data biologi, ekologi dan populasi tidak ada. Tidak dilindungi.
22 Kura-kura reimani Saat ini diketahui bahwa penyebaran hanya ada di satu lokasi yaitu di Merauke
Chelodina reimanni (Papua). Status pada IUCN adalah Lower Risk. Tidak dilindungi
23 Biuku Diperdagangkan. Status dalam IUCN (Red List) Critically Endangered, masuk
Batagur baska dalam Apendiks I CITES. Di Indonesia ditemukan di Sumatera.
24 Labi-Labi Diperdagangkan, statusnya masuk kedalam Appendiks II CITES dan daftar
Amyda cartilagenea merah IUCN. Tersebar di Sumatera, Kalimantan, Jawa, bali, Lombok dan
sulawesi
No Jenis Ikan Status
24 Penyu laut (6 Terdiri dari Penyu hijau Chelonia mydas, Penyu sisik Eretmochelys imbricata, Penyu
spesies) tempayan Caretta caretta, Penyu lekang Lepidochelys olivacea, Penyu belimbing
Dermochelys coriacea, Penyu pipih Natator depressus. Semua jenis penyu
dilindungi di Indonesia. Ancaman populasi terutama karena perburuan untuk
perdagangan (telur, daging dan karapasnya) dan karena kerusakan habitat,
khususnya habitat untuk bertelur. Semua jenis penyu sudah masuk ke Apendiks I
dan dilindungi di hampir seluruh negara.
25 Buaya siam Penyebaran luas di Asia tenggara meliputi Brunei Darussalam, Kambodja,
Crocodylus siamensis Indonesia (Kalimantan dan mungkin Jawa), Laos, Malaysia (Sabah, Serawak),
Myanmar, Thailand dan Vietnam, namun di kebanyakan negara ini kemungkinan
populasinya kecil atau bahkan punah. CR dalam IUCN, masuk dalam Apendiks I
CITES.
26 Buaya sinyulong Penyebaran di Indonesia terdapat di Sumatera dan Kalimantan pada hutan rawa.
Tomistoma schlegelii EN pada IUCN 2000. Apendiks I CITES. Beberapa informasi dasar tentang
bioekologi dan populasi telah ada. Dilindungi
Moluska
26 Kerang lola Memiliki lapisan mutiara pada cangkangnya yang dikenal sebagai “mother of
Trochus niloticus pearl”, yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku berbagai jenis industri
seperti cat, kancing, perhiasan. Belum ada regulasi dan upaya budidaya, namun
kegiatan pemanenan tinggi.
27 Siput mata bulan Dikenal juga sebagai Batu laga atau Siput hijau. Pemanenan sangat tinggi untuk
Turbo marmoratus hiasan dan koleksi, namun laju pertumbuhan sangat rendah. Sampai sekarang
belum ada upaya pengelolaan dan budidaya masih sedikit. Sudah dilindungi di
Indonesia
No Jenis Ikan Status
28 Kima raksasa Sejenis kima yang telah dimasukkan dalam Apendiks II CITES. Banyak dipanen
Tridacna gigas dan diperdagangkan. Siklus reproduksinya lambat. Jenis ini merupakan jenis
bivalvia terbesar, yang dapat mencapai panjang 2 m dan berat 220 kg.
29 Kima lain (selain Tridacna Di beberapa lokasi terdpat laporan bahwa populasi kima sudah menurun
gigas, 6 spesies) drastis. Seperti halnya kima raksasa, populasi 6 jenis kima lainnya juga
mengalami penurunan drastis karena pemanenan untuk daging dan
cangkangnya.
30 Nautilus Di seluruh dunia terdiri dari 6 spesies dan dapat ditemukan di perairan Indo-
Nautilus spp. Pasifik. Ancaman utama terhadap kelestarian populasi adalah pemanenan
yang berlebihan sementara laju reproduksi sangat rendah. Dilindungi.
Echinodermata
31 Teripang pasir Dikenal juga dengan nama timun laut. Merupakan komoditi bahari yang
Holothuria scabra dan 25 memiliki nilai ekonomis tinggi. Belum ada regulasi dan upaya budidaya,
spesies teripang lainnya namun kegiatan pemanenan tinggi.
Coelenterata
32 Ubur-ubur Pulau Endemik di danau berair payau di Pulau Kakaban, Kalimantan Timur. Jenis
Kakaban (Cassiopeia ubur-ubur ini memiliki keunikan, yaitu tidak memiliki sengat beracun sebagai
ornata, Mastigias papua, hasil evolusi akibat isolasi di danau air asin karena tidak ada hewan pemangsa
Aurelia aurita (predator). Kemungkinan ancaman adalah kerusakan habitat akibat turisme
danTripedalia cystophora) intensif
No Jenis Ikan Status
33 Akar Bahar Akar bahar, Koral hitam (semua jenis dari genus Anthiphates) statusnya dilindungi
Anthiphates spp. secara nasional dan masuk dalam Appendiks II CITES
34 Sceractinia spp. Karang hias banyak diperdagangkan untuk dijadikan ornamental akuarium .
(karang batu) Statusnya masuk kedalam Appendiks II CITES. 24 jenis direkomendasikan oleh
LIPI untuk dapat di transplantasikan. Ancaman dan penurunan populasi akibat
degradasi habitat , pengambilan yang merusak dan eksploitasi yang berlebihan
35 Bambu Laut Bambu laut (Isis hippuris) adalah jenis yang masuk kelompok gorgonian dan
Isis hippuris merupakan biota laut bagian dari terumbu karang. Bambu Laut saat ini
menghadapi kondisi pemanfaatan (perdagangan luar negeri) yang berlebihan,
dimana tidak ada kontrol, pengendalian dan pengawasan.
Crustacea
36 Kepiting kenari Dikenal juga dengan nama Ketam kelapa karena sering memakan kelapa, bersifat
Birgus latro nokturnal dan hidup di darat. Penyebarannya sempit, di Kepulauan Maluku
(Ternate, Talaud dan sekitarnya). Tidak masuk dalam daftar kelangkaan (buku
merah) IUCN karena dikategorikan sebagai kurang data (DD). Merupakan spesies
yang banyak dipanen dan diperjualbelikan. Di Indonesia statusnya dilindungi.
No Jenis Penelitian Rencana Tindak
Lanjut
1 Ikan napoleon Populasi, Penyebaran, habitat, Revisi SK Mentan,
Cheilinus undulatus Reproduksi/Pengembangbiakan Moratorium